HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA


contoh iklan makanan  - DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009

Risa Dona Emalia , Rini Mutahar , Fatmalina Febry

Abstract
Globalization give impact for changes of public consumption design. One of them is habit of consumption junk food has been new life style for teenagers. Promotion some kinds of food and drink product that plentiful by advertisement in mass media be one of big reason why junk food is very familiar with some teenagers. The objective of this research is to know correlation between food and drink advertisement in mass media with consumption of junk food for teenangers in SMU N 13 Palembang 2009.
This research is quantitative analytic study by cross sectional approximation. Sample of this research is students of SMU N 13 Palembang that totally 92 students. Technique to get sample by proportional stratified sampling.
The research result show that 51,1% of respondent  to last 14-15 years old and 60,9% is female. Some of respondent (77,2%) use electronic media as a source of information and 80,4% respondent saw food and drink advertisement ≥ 3 times in a day. The kind of advertisement that often they saw is snack with percentage 56,5% dan 41,3% respondent often consumption junk food. The bivariat analytic result show that there is no significant correlation between kind of mass media with frequency of consumption junk food, there is no significant correlation between frequency of saw advertisement with frequency of consumption junk food, there is no significant correlation between kind of advertisement that often they watch with frequency of consumption junk food and there is a significant correlation between advertisement attract with frequency of consumption junk food.
Suggestion of this research is to make a espionage about junk food for teenagers, in order to more selective choose snack and necessary for government to selection and to limit some advertisement that will published in mass media.

Key words : Advertisement, frequency of consumption junk food, teenagers nutrition




Abstrak
Globalisasi berperan terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat. Salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi junk food telah menjadi gaya hidup baru di kalangan remaja. Promosi berbagai jenis produk makanan dan minuman yang berlebihan melalui iklan di media massa menjadi alasan yang kuat mengapa junk food begitu akrab dengan para remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan iklan makanan dan minuman di media massa dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang Tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik melalui pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri 13 Palembang yang berjumlah 92 orang. Teknik pengambilan sampel secara proportional stratified sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 51,1% responden berumur 14-15 tahun dan 60,9% berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden (77,2%) menggunakan media elektronik sebagai sumber informasi dan 80,4% responden melihat iklan makanan dan minuman ≥ 3 kali sehari. Jenis iklan yang sering dilihat adalah snack dengan persentase 56,5 % dan 41,3% responden lebih tertarik dengan slogan atau pesan dalam iklan. 51,6% responden sering mengkonsumsi junk food. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis media massa, frekuensi melihat iklan, dan jenis iklan yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food. Sedangkan ada hubungan yang signifikan antara daya tarik iklan dengan frekuensi konsumsi junk food.
Saran penelitian ini sebaiknya perlu diadakan penyuluhan tentang junk food pada remaja, agar bisa lebih selektif dalam memilih makanan jajanan.

Kata kunci  : iklan, frekuensi konsumsi junk food, gizi remaja






Pendahuluan

Era globalisasi membawa kehidupan
manusia ke dalam gerbang modernisasi yang membawa dampak pada perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, sehingga mampu menciptakan kondisi yang konsumeristik dan menghasilkan trend atau gaya hidup baru.1 Perubahan gaya hidup
masyarakat inilah yang mendasari perubahan pola makan. Sebagai contoh, gaya hidup masyarakat masa kini adalah senang mengkonsumsi makanan yang siap saji atau lebih memilih makanan yang berjenis instant yang biasa dikenal dengan istilah junk food.2
Selain karena menjamurnya jenis-jenis junk food, faktor yang diduga sangat mempengaruhi konsumsi junk food di kalangan remaja adalah gencarnya iklan-iklan di media cetak dan elektronik yang dapat memberikan pengaruh besar dalam mempromosikan junk food ini.3
Pengaruh iklan pada remaja sangatlah kuat. Pada tahun 2004, hasil survei Consumer International menunjukkan sebagian besar remaja menyukai iklan dan mempercayai informasi yang dimuat di dalamnya. Sekarang ini, iklan-iklan junk food semakin banyak di media Hasil Survei Internasional menyatakan bahwa 67% siaran iklan di televisi 11 negara didominasi oleh jenis iklan junk food, atau dua per tiga dari total tayangan iklan makanan di televisi  adalah iklan junk food.4 Menurut Harian Kompas (2006), persentase iklan junk food di Indonesia bahkan mencapai 90%. Sedangkan hasil penelitian Raharjo (2008) menunjukkan persentase iklan junk food menduduki porsi sebesar 60–70% dari total penayangan iklan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan iklan makanan dan minuman di media massa dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang tahun 2009.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat analitik melalui pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri 13 Palembang yang berjumlah 92 orang. Teknik pengambilan sampel secara proportional stratified sampling.
    Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, dengan menggunakan kusioner dan FFQ (Food Frequency Questionnaire).


Hasil Penelitian
1.  Umur responden
No    Umur    Jumlah    %
1.    14-15 tahun    47    51,1
2.    16-17 tahun    44    47,8
3.    > 17 tahun    1    1,1
    Jumlah    92    100

Sumber : Data Primer

Distribusi responden yang paling banyak untuk kelompok umur 14-15 tahun, yaitu sebesar 51,1%. Sedangkan distribusi responden yang paling sedikit untuk kelompok umur di atas 17 tahun, yaitu sebesar 1,1%.

2.  Jenis Kelamin
   
No    Jenis Kelamin    Jumlah    %
1.    Laki-laki    36    39,1
2.    Perempuan    56    60,9
    Jumlah    92    100
Sumber : Data Primer

    Distribusi responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 60,9%. Sedangkan reponden laki-laki sebesar 39,1%.

3.  Jenis media yang digunakan

No    Media Massa    Jumlah    %
1.    Media cetak    21    22,8
2.    Media elektronik    71    77,2
    Jumlah    92    100
Sumber : Data Primer

    Sebagian besar responden (77,2%) menggunakan media elektronik sebagai sumber informasi untuk melihat iklan. Sedangkan 22,8% responden lainnya menggunakan media cetak.

4.  Frekuensi melihat iklan

No    Frekuensi    Jumlah    %
1.    < 3 kali/hari    18    19,6
2.    ≥ 3 kali/hari    74    80,4
    Jumlah    92    100
Sumber : Data Primer
   
    Sebagian besar responden (80,4%) melihat iklan makanan dan minuman lebih dari atau sama dengan 3 kali sehari dan selebihnya (19,6%) melihat iklan makanan dan minuman kurang dari 3 kali sehar






5. Iklan yang sering Dilihat

No    Jenis Iklan    Jumlah    %
1.    Fast food    4    4,3
2.    Snack    52    56,5
3.    Permen    12    13
4.    Coklat    8    8,7
5.    Soft drink    12    13
6.    Es krim    4    4,3
    Jumlah    92    100
Sumber : Data Primer

    Sebesar 56,5% responden sering melihat iklan snack. Sedangkan responden lainnya sebesar 13% sering melihat iklan permen dan soft drink, 8,7% responden sering melihat iklan coklat dan 4,3% responden sering melihat iklan fast food dan es krim.

6. Daya tarik iklan

No    Daya Tarik Iklan    Jumlah    %
1.    Kemasan produk    34    37
2.    Slogan/ iklan    38    41,3
3.    Model iklan    20    21,7
    Jumlah    92    100
Sumber : Data Primer

Sebesar 41,3% responden memilih slogan atau pesan dalam iklan sebagai daya tarik. Sedangkan 37% responden memilih kemasan produk dan 21,7% memilih public figure atau model iklan sebagai daya tarik.

7.  Frekuensi konsumsi junk food

No    Frekuensi    Jumlah    %
1.    Jarang     44    47,8
2.    Sering    48    52,2
    Jumlah    92    100
Sumber : Data Primer

    Sebesar 51,6% responden sering mengkonsumsi junk food. Sedangkan 47,3% lainnya jarang mengkonsumsi junk food.









8. Jenis junk food yang dikonsumsi
















    Jenis junk food yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah snack dengan rata-rata 44,3, sedangkan jenis junk food yang paling sedikit dikonsumsi oleh reponden adalah pizza dengan rata-rata 1,3.

8. Hubungan jenis media massa dengan frekuensi konsumsi junk food   

Sumber : Data Primer

Jenis
Media Massa    Frekuensi Konsumsi
Junk Food   
Jumlah   
p
 value
    Jarang    Sering       
    n    %    n    %    n    %   
Media cetak    9    42,9    12    57,1    21    100   
0,787
Media elektronik    35    49,3    36    50,7    71    100   
Jumlah    44    47,8    48    52,2    92    100   
   
    Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai p value (0,787) lebih besar dari α (0,1). Artinya Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis media massa dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang.









9.Hubungan frekuensi melihat iklan makanan dan minuman dengan frekuensi konsumsi junk food


Frekuensi    Frekuensi Konsumsi Junk Food   
Jumlah   
p value
    Jarang    Sering        
    n    %    n    %    n    %   
< 3kali/hari    11    61,1    7    38,9    18    100   
0,320
≥ 3 kali/hari    33    44,6    41    55,4    74    100   
Jumlah    44    47,8    48    52,2    92    100   
Sumber : Data Primer
   
    Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai p value (0,320) lebih besar dari α (0,1). Artinya Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi melihat iklan dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang.

10.    Hubungan jenis iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food


Jenis iklan    Frekuensi Konsumsi Junk Food   
Jumlah   
p value
    Jarang    Sering        
    n    %    n    %    n    %   
Fast food    1    25    3    75    4    100   


0,688
Snack    25    48,1    27    51,9    52    100   
Permen    5    41,7    7    58,3    12    100   
Coklat    3    37,5    5    62,5    8    100   
Soft drink    8    66,7    4    33,3    12    100   
Es krim    2    50    2    50    4    100   
Jumlah    44    47,8    48    52,2    92    100   
Sumber : Data Primer

    Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai p value (0,688) lebih besar dari α (0,1). Artinya Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang.

11.    Hubungan daya tarik iklan makanan dan minuman dengan frekuensi konsumsi junk food.


Daya Tarik
Iklan
    Frekuensi Konsumsi Junk Food   
Jumlah   
p value
    Jarang    Sering       
    n    %    n    %    n    %   
Kemasan produk    11    32,4    23    67,6    34    100   


0,050
Slogan/
pesan    20    52,6    18    47,4    38    100   
Public figure    13    65    7    35    20    100   
Jumlah    44    47,8    48    55,2    92    100   
Sumber : Data Primer

    Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai p value (0,050) lebih kecil dari α (0,1). Artinya Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara daya tarik iklan dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang.

Pembahasan
    Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis media massa dengan frekuensi konsumsi junk food. Hal ini sejalan dengan penelitian Adi (2004), yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara media iklan dengan pola makan pada anak di Surabaya.5 Tidak adanya hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa apapun jenis media massa yang digunakan untuk memperoleh informasi dari iklan makanan dan minuman tidak akan berpengaruh terhadap frekuensi konsumsi junk food. Media massa hanyalah sebagai perantara komunikasi antara konsumen dan produsen.6 Frekuensi konsumsi junk food pada remaja diduga dipengaruhi oleh variabel lainnya.   
    Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi melihat iklan dengan frekuensi konsumsi junk food. Penelitian Raharjo (2008) menunjukkan hasil yang berbeda. Dari 60 responden ternyata terdapat kecenderungan keterkaitan antara frekuensi menonton iklan makanan ringan di media dengan keinginan responden untuk membeli dan mengkonsumsi makanan tersebut.7 Tidak adanya hubungan yang signifikan memberikan asumsi apabila frekuensi melihat iklan makanan dan minuman di media massa meningkat, maka tidak akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan keinginan responden dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang dilihatnya. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa dengan melihat iklan saja tidak akan mempengaruhi frekuensi konsumsi junk food jika tidak disertai minat atau ketertarikan terhadap iklan tersebut.
    Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nurhaida (2007), kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis iklan yang sering dilihat dengan kebiasaan mengkonsumsi produk chips snack pada remaja di Lampung.8 Tidak adanya hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa apapun jenis iklan makanan dan minuman yang sering dilihat tidak akan berpengaruh terhadap frekuensi konsumsi junk food. Frekuensi konsumsi junk food pada remaja tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
    Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara daya tarik iklan dengan frekuensi konsumsi junk food. Hasil penelitian Arinda (2009) menunjukkan hasil yang serupa. Kesimpulan yang diperoleh ternyata ada hubungan yang signifikan antara daya tarik iklan berupa pesan dalam iklan dengan konsumsi soft drink.9 Adanya hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa daya tarik iklan di media massa akan mempengaruhi frekuensi konsumsi junk food. Daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan khalayak. Sebelum responden mengkonsumsi junk food, ada rasa tertarik terlebih dahulu pada iklan junk food tersebut.

Kesimpulan
1.    Tidak ada hubungan jenis media massa dengan frekuensi konsumsi junk food
2.    Tidak hubungan frekuensi melihat iklan makanan dan minuman dengan frekuensi konsumsi junk food
3.    Tidak ada hubungan jenis iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food
4.    Ada hubungan daya tarik iklan makanan dan minuman dengan frekuensi konsumsi junk food



Saran
1.    Perlunya penyuluhan tentang junk food pada remaja agar bisa lebih selektif dalam memilih makanan jajanan dan dapat mengontrol tingkat keseringan frekuensi konsumsi junk food.
2.    Perlunya peran orang tua di rumah untuk mengontrol frekuensi konsumsi junk food pada anaknya dan mengupayakan variasi makanan dalam keluarga agar anak tidak jajan berlebihan di luar rumah.
3.    Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, penelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan mengedapankan variabel frekuensi melihat iklan agar lebih dapat mengeneralisasi kesimpulan dari hasil penelitian yang berbeda. Selain itu, menambahkan variabel jenis iklan yang disukai sebagai faktor risiko terhadap frekuensi konsumsi junk food.

Daftar Pustaka
1.Sumartono. 2002,  Terperangkap Dalam Iklan. Alfabeta,  Bandung.
2.Herlanda, Maulidia dan Rusnadi Tirto Wijanarko. 2008, Karya Tulis Ilmiah-Bahaya Mengkonsumsi Junk Food Bagi Anak. Fakultas Ekologi Manusia IPB, Bogor.

3.Khomsan, Ali. 2003, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo, Jakarta.

4.Vieru, Tudor. 2009, Junk Food Ads Could Be Banned from TV, [online], Dari : http://news.softpedia.com/newsPDF/Junk-Food-Ads-Could-Be-Banned-from-TV-111178.pdf. [13 Juni 2009]

5.Adi, Anis Catur. 2004, Dampak Iklan Makanan terhadap Pola Makanan dan Status Gizi Balita (Studi di Daerah Perkotaan Kota Surabaya) [skripsi]. FKM Unair, Surabaya.

6.Widjaja. 1993, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, Jakarta.

7.Raharjo, Teguh Budi. 2008. Iklan Makanan Ringan terhadap Sikap Konsumtif Anak-anak SD-Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila2008.

8.Nurhaida, Ida. 2007, Kebiasaan Mengkonsumsi dalam Kaitannya dengan Sikap terhadap Iklan Televisi Produk Chips Snack pada Anak Sekolah Dasar di Pringsewu Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung [skripsi]. Universitas Lampung, Lampung.

9.Arinda, Nurma. 2009, Hubungan Pesan Iklan Melalui Media Televisi terhadap Sikap Konsumen dalam Membeli Soft Drink [Tesis]. Fakultas Ilmu Administrasi Niaga Universitas Dr. Soetomo, Surabaya.

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  contoh iklan makanan

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Bahasa Jawa dalam Register Iklan (Suatu Tinjauan Deskriptif Sosiolinguistik)

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


buka contoh marketing : eprints.unsri.ac.id/63/1/Abstrak7

No comments:

Post a Comment