Bahasa Jawa dalam Register Iklan (Suatu Tinjauan Deskriptif Sosiolinguistik)

Bahasa Jawa dalam Register Iklan (Suatu Tinjauan Deskriptif Sosiolinguistik)

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
Bahasa Jawa dalam Register Iklan (Suatu Tinjauan Deskriptif Sosiolinguistik)



contoh iklan dalam bahasa inggris  - BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk individu dan makluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia perlu berinteraksi dengan manusia lain. Dalam interaksi,  manusia menggunakan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang mereka maksudkan. Menurut Harimurti Kridalaksana (1993: 21) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Hal ini bisa dicermati bahwa bahasa merupakan unsur terpenting dalam sebuah komunikasi.
 Salah satu jenis alat komunikasi yaitu radio karena dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai hal kepada masyarakat. Bahasa Jawa yang digunakan untuk berkomunikasi di radio merupakan cerminan bahasa masyarakat. Hal ini dapat dipahami apabila kita memperhatikan dan menyimak jenis bahasa yang digunakan dalam siaran acara di radio. Bahasa yang merupakan cerminan bahasa dari masyarakat dapat menyebabkan gejala sosial, yang tidak dapat dilepaskan dari pemakaiannya.


Gejala sosial dalam pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik, antara lain faktor-faktor sosial dan faktor-faktor situasional. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa antara lain tingkat ekonomi, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan sebagainya. Pemakaian bahasa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional yaitu siapa yang berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana dan mengenai masalah apa. Hal tersebut dirumuskan secara singkat oleh Fishman (dalam Suwito, 1983:3) yaitu who speak, what language to whom and when ‘siapa yang berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, dan kapan’.
Salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari bahasa dengan berbagai macam hubungannya dengan manusia disebut sosiolinguistik. Sementara itu, Fishman (dalam Suwito, 1983:4) berpendapat bahwa sosiolingustik sebagai studi tentang sifat-sifat khusus (karakterisasi) variasi bahasa, sifat-sifat khusus fungsi bahasa dan sifat-sifat khusus pemakaian bahasa dalam jalinan interaksi suatu perubahan-perubahan antara ketiganya di masyarakat tuturnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa peristiwa alih kode, campur kode, dan interferensi saat penutur berganti-ganti bahasa atau ragam bahasa merupakan bagian dari kajian sosiolinguistik
Selain sebagai gejala sosial yang timbul dalam masyarakat, bahasa merupakan alat pengungkap yang baik dan dapat menimbulkan efek tertentu, bukan saja menggambarkan objek itu semirip mungkin tetapi dapat juga melahirkan setepat-tepatnya apa yang dimaksudkan. Selain memiliki kecermatan dan pemahaman, seseorang harus memiliki pula kemampuan untuk mempergunakan kata-kata yang tepat menggambarkan dengan seteliti-telitinya apa yang dikehendakinya. Lebih-lebih bila seseorang bertujuan mempengaruhi orang lain, misalnya dalam periklanan.
Iklan merupakan salah satu jenis dan bentuk siaran dalam radio yang biasanya diputar setiap jeda acara. Terutama pada acara yang memiliki rating tinggi. Terkadang iklan memberi hiburan tersendiri bagi pendengarnya dengan kemasan yang unik dan mudah diingat baik dari ilustrasi musik maupun bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa iklan di radio harus dapat menarik konsumen supaya orang yang mendengar dapat tertarik pada produk yang ditawarkan.
Iklan merupakan salah satu bentuk pesan. Dalam dunia usaha kebutuhan iklan bagi pengusaha merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan oleh persaingan produk yang semakin ketat. Untuk itulah pembuat iklan dituntut untuk mengemas iklan dengan semenarik mungkin. Salah satunya adalah dengan diksi (pemilihan kata-kata) yang tepat dan memberi efek tertentu pada pendengarnya, sehingga iklan tidak terasa monoton dan membosankan.
 Bahasa iklan merupakan hal yang sangat menarik untuk dijadikan bahan  penelitian oleh karena pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan terdapat adanya alih kode, campur kode, dan interferensi. Penelitian sebelumnya membahas tentang pemakaian bahasa Jawa dalam iklan di radio sebagai berikut.
Dwi Astuti BW pada tahun 1986 berupa skripsi dengan judul Bahasa Jawa dalam Register Iklan (Suatu Tinjauan Deskriptif Sosiolinguistik). Hasil penelitian ini mendeskripsikan latar belakang pembuatan register, komponen tutur dan pengaruh wacana iklan.
Agus Budiyono pada tahun 1999 yang berupa skripsi dengan judul Iklan Berbahasa Jawa di Radio Se-kodia Surakarta. Hasil penelitian ini mendeskripsikan jenis-jenis iklan, struktur kebahasaan iklan dan pemakaian gaya bahasa berdasarkan pilihan kata. Hal tersebut berbeda dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menekankan pada bentuk bahasa dalam penggunaan alih kode, campur kode, dan interferensi bahasa, faktor penentu bahasa serta fungsi bahasa Jawa dalam iklan di radio. Berdasarkan dari kenyataan-kenyataan tersebut di atas, maka penelitian ini berjudul Pemakaian Bahasa Jawa dalam Iklan Radio di Kota Pekalongan (Tinjauan Sosiolinguistik).
Adapun alasan penelitian ini didasarkan atas dua pertimbangan sebagai berikut. Pertama, radio merupakan salah satu alat komunikasi yang cukup komunikatif dan juga disukai oleh masyarakat.
Kedua, bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Pekalongan sangat unik karena kurang memperhatikan tingkat tutur bahasa Jawa yang ada. Hal ini dimungkinkan pada latar belakang masyarakatnya yang tidak begitu mempermasalahkan status sosial. Menurut mereka yang sebagian berwiraswasta di bidang kerajinan batik, kedudukan antara pekerja dengan pemilik modal adalah sama, sebagai mitra-kerja dalam usaha tersebut. Untuk itu penggunaan bahasa yang menggunakan tingkat tutur tidak menjadi ukuran dalam pergaulan mereka. Kecuali, mereka lebih memandang orang-orang yang memiliki ilmu agama dan perilaku keagamaan yang lebih baik daripada masyarakat pada umumnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan di Pekalongan hanya sebagai alat komunikasi saja merupakan identitas dari kelas sosial tertentu seperti pada masyarakat pada umumnya. Ketiga belum pernah ada yang mengkaji secara khusus dalam penelitian seperti ini di Kota Pekalongan.
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam suatu penelitian yang dapat memberikan ruang lingkup yang dikaji dalam penelitian itu. Mengingat suatu permasalahan selalu berkaitan dengan aspek-aspek yang melingkupinya, sehingga ruang lingkupnya bisa sangat luas. Moleong (1994:103) mengatakan bahwa “pembatasan yang cermat sangat menentukan keberhasilan penelitian”
    Penelitian ini membatasi kajian pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Pekalongan. Dalam hal ini wujud bahasa Jawa yang penulis soroti adalah penggunaan alih kode, campur kode, dan interferensi pada iklan di radio. Selain wujud bahasa penulis juga menyoroti fungsi bentuk bahasa Jawa dan faktor penentu.

1.3 Perumusan Masalah
Dalam suatu penelitian diperlukan masalah yang akan dikaji, untuk lebih mempertegas ruang lingkup yang akan diteliti. D. Edi Subroto menegaskan bahwa “masalah yang akan diteliti perlu diklasifikasikan secara lebih terinci dan dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan” (1992:88). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)    Bagaimanakah bentuk iklan radio berbahasa Jawa (tingkat tutur, interferensi, alih kode, dan campur kode,) di Kota Pekalongan ?
2)    Bagaimanakah fungsi bentuk bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan ?
3)    Apakah yang melatarbelakangi terjadinya alih kode, campur kode dan interferensi?
1.4 Tujuan Penelitian
 Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.
1)    Medeskripsikan tentang bentuk bahasa iklan (meliputi tingkat tutur, peristiwa interferensi, alih  kode, dan campur kode dalam bahasa Jawa) radio di Kota Pekalongan.
2)    Mendeskripsikan fungsi bentuk bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan.
3)    Mendeskripsikan latar belakang terjadinya interferensi, alih kode, dan campur kode yang terdapat dalam tuturan iklan radio di Kota Pekalongan.

1.5 Manfaat Penelitian
    Manfaat penelitian adalah suatu penelitian memberikan sumbangan baik ke arah pengembangan ilmu maupun pemecahan masalah yang bersifat praktis (D.Edi Subroto, 1992:91). Untuk itu diharapkan bagi penulis dari penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis.
1.  Manfaat teoretis dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang teori sosiolinguistik, khususnya pada penggunaan  alih kode, campur kode dan interferensi.
2.  Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a)    Dapat menambah pengetahuan tentang pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio.
b)    Menambah satu bacaan bagi dunia kepustakaan dalam khasanah sisi linguistik Jawa
c)    Memberi motivasi kepada mahasiswa yang mengadakan penelitian sejenis, agar dapat dikembangkan lebih lanjut.

1.6     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut.
Bab pertama, pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua, landasan teori yang berisi tentang pengertian iklan, tujuan iklan, klasifikasi iklan, fungsi iklan, media iklan, alih kode, campur kode, interferensi, dan faktor penentu pemakaian bahasa.
Bab ketiga, metode penelitian yang berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, alat penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode penyajian hasil analisis data.
Bab keempat, pembahasan yang berisi tentang hasil analisis dan pembahasan sesuai dengan masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan (suatu kajian sosiolinguistik).
Bab kelima, penutup yang berisi tentang simpulan dan saran sesuai dengan hasil dan pembahasan yang dilaksanakan dalam penelitian.






BAB II
LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini akan dibicarakan mengenai (1) iklan yang terdiri atas: pengertian iklan,  fungsi iklan, tujuan iklan dan jenis iklan, (2) wujud bahasa pada tingkat tutur, (3) interferensi, (4) alih kode yang terdiri atas: pengertian alih kode, sifat alih kode dan ciri-ciri alih kode, (5) campur kode yang terdiri atas: ciri-ciri campur kode dan wujud campur kode, (6) variasi bahasa, (7) fungsi bahasa, dan (8) faktor penentu dalam tuturan.

2.1 Pengertian Iklan, Fungsi Iklan dan Tujuan Iklan
2.1.1 Pengertian Iklan
Sebelum membahas iklan dengan lebih jelas, maka akan diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian iklan dari enam sumber. Asmah Binti Haji Omar mengartikan iklan adalah berisi sesuatu yang  disuguhkan, yang ditawarkan atau yang akan dijual (dalam Zaenal Arifin, 1992:2). Pendapat ini lebih menekankan pada iklan merupakan suatu bentuk penawaran produk yang akan dijual.   
Pengertian iklan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989:26), iklan adalah suatu bentuk pernyataan yang memuat pesan mengenai gagasan produk, atau jasa yang ditawarkan oleh kelompok perseorangan, kelompok perusahan, atau badan-badan pemerintahan dalam suatu harian penerbitan berkala atau barang cetakan yang diedarkan secara luas (seperti buku telepon, buku-buku pameran dan sebagainya) atas dasar kontrak pembayaran. Pada Ensiklopedi Nasional Indonesia pengertian iklan ini lebih menekankan  pada isi pesan iklan.
Baar dan Hollander (dalam Winardi, 1992:1) mendefinisikan iklan adalah suatu kekuatan yang menarik yang ditujukan kepada kelompok pembeli tertentu, yang dilakukan oleh produsen atau pedagang supaya dengan demikian dapat mempenggaruhi penjualan barang-barang atau jasa-jasa dengan cara yang menguntungkan baginya. Pengertian ini menekan pada iklan yang menarik dapat mempengaruhi penjualan barang sehingga produsen atau pedagang mendapat keuntungan.
Pada Ensiklopedi Umum (1973) iklan adalah suatu bentuk pemberitaan, penawaran barang-barang dagangan atau jasa-jasa kepada khalayak ramai dengan tujuan langsung atau tidak langsung, membantu menawarkan barang-barang dagangannya, mencari pekerjaan dan tenaga kerja. Pengertian iklan di atas menekankan pada  suatu bentuk pemberitaan yang disampaikan baik secara langsung atau tidak langsung kepada khalayak ramai.
Iklan menurut Dendi Sudiana (1986:1) adalah salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu bentuk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar mendapat sambutan baik.
 F. Rachmadi (1992:36) menyatakan bahwa iklan adalah pesan atau penawaran suatu produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak lewat suatu media. Iklan, selain menginformasikan juga bisa bersifat mendidik.
Berdasarkan definisi yang dikemukan di atas dapat ditarik simpulan bahwa iklan adalah bentuk komunikasi sebagai sarana promosi bagi perseorangan, perusahaan, organisasi ataupun lembaga pemerintahan untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat informatif maupun persuasif yang ditujukan kepada masyarakat atau khalyak ramai. Dalam pesan-pesannya tersebut tidak dikaitkan dengan keuntungan materi saja tetapi juga keuntungan moral, misalnya promosi menyangkut kebudayaan, pendidikan dan agama.
 
2.1.2 Fungsi Iklan
Rachmadi F. (1994:36) menyatakan bahwa iklan berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan pembelian.
Fungsi iklan sebagai sarana untuk meningkatkan pembelian, semakin dirasakan kegunaannya oleh berbagai perusahaan. Melalui iklan, perusahaan tidak hanya ingin meningkatkan penjualan, tetapi ingin pula menambah dan memperpanjang daur hidup suatu produk yang ditawarkan.
Sementara itu, Winardi (1992:4) menyatakan bahwa ada empat fungsi iklan yaitu sebagai berikut.
1)    Membantu memberikan penerangan kepada pihak konsumen,
2)    Membantu membesarkan produksi hingga meratakan jalan untuk produksi massa,
3)    Memperbesar kecepatan perutaran dalam bidang perniagaan, eceran, dan menentukan biaya distribusi per- kesatuan produk,
4)    Menstimulasi produsen untuk mempertahankan kualitas artikel-artikelnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum, fungsi iklan   untuk memberikan informasi atau pesan kepada khalayak tentang suatu produk dan meningkatkan barang pembelian masyarakat terhadap barang dan jasa. Maksud tersebut dapat terlaksanakan, apabila memperhatikan dua hal, yaitu iklan yang menarik dan meningkatkan kualitas sesuatu yang diiklankan.

2.1.3 Tujuan Iklan
Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi yang berisi informasi suatu  produk. Adanya kegiatan periklanan pastilah memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan iklan menurut Dendi Sudiana (1986:6) sebagai berikut.
Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merek (brand image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli suatu produk yang ditawarkan, menberi informasi.

Berdasarkan pendapat di atas, iklan tidak hanya memperkenalkan suatu produk saja. Iklan juga bertujuan untuk mempertahankan citra perusahan dan citra merek. Citra merek merupakan hal penting untuk menawarkan suatu produk.
Menurut F. Rachmadi (1992:36-37), tujuan penyajian iklan adalah sebagai berikut.
1)    Ingin menarik perhatian pembeli
2)    Mempertahankan perhatian yang telah ada
3)    Memanfaatkan perhatian yang telah ada tersebut untuk mengarahkan perilaku pembeli
Winardi (1992:181) menyebutkan tujuan iklan yaitu sebagai berikut.
1)    Menarik perhatian dan minat konsumen terhadap produk-produk baru dan perusahaan-perusahaan baru.
2)    Mengingatkan para pembeli dan para calon pembeli secara konstan tentang tersedianya produk-produk dan perusahaan yang ada dan bagaimana kiranya perbandingan dengan produk-produk serta perusahaan-perusahaan yang lain.
Pada tujuan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan iklan adalah timbulnya tindakan membeli dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Konsumen tidak hanya menuntut penyajian iklan yang mudah dibaca, didengar atau dilihat tetapi juga dapat dipercaya dan mudah dimengerti. Oleh karena itu, suatu iklan harus betul-betul dirasakan sebagai layanan praktis bagi konsumen. Bukan hanya itu, konsumen menginginkan pula agar produk yang diiklankan itu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas.
 
2.2 Wujud Bahasa Jawa dari Segi Tingkat Tutur
Soepomo Poedjosoedarmo dalam Maryono Dwiraharjo, 2001:37 menyatakan bahwa tingkat tutur (speech level) merupakan variasi bahasa yang perbedaan-perbedaannya ditentukan oleh anggapan penutur dan relasinya dengan orang yang diajak bicara. Relasi yang dimaksudkan dapat bersifat akrab, sedang, berjarak, menaik, mendatar, dan menurun. Relasi yang bersifat akrab, sedang, dan mendatar dapat disejajarkan dengan dimensi vertikal (hubungan asimestris).
Perngertian tingkat tutur itu mengisyaratkan adanya dua hal yang berkaitan, yaitu (1) penanda lingual, dan (2) faktor penentu nonlingual. Penanda lingual berupa variasi bahasa mengisyaratkan bentuk bahasa yang hiterogen, sedangkan faktor penentu nonlingual berupa anggapan orang yang diajak bicara mengisyaratkan relasi yang beraneka macam.
Pembicaraan tingkat tutur, khususnya mengenai bahasa Jawa yang berkisar pada bentuk tingkat tutur. Mengenai bentuk tingkat tutur dalam bahasa Jawa Soepomo Poedjosoedarmo membagi tingkat tutur bahasa Jawa menjadi tiga yaitu krama, madya, dan ngoko. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing tingkat tutur. 
1.Tingkat Tutur Krama
Tingkat tutur krama adalah tingkat tutur yang memancarkan arti penuh sopan santun. Tingkat tutur ini menandakan adanya perasaan segan (pekewuh) penutur terhadap lawan tutur, karena lawan tutur adalah orang yang belum dikenal, atau berpangkat, atau priyayi, berwibawa, dan lain-lain. (Soepomo Poedjosoedarmo, 1979: 14).
Tingkat tutur krama mengandung kata-kata tugas dari vokabuler krama. Jika kata tugas sudah krama, maka yang lainnya dapat berupa krama (kalau kata itu dapat dikaramakan). Tingkat tutur krama mempunyai beberapa tingkatan yang merupakan kontinum (kesinambungan) yaitu:
1)    Mudha Krama ialah tingkat yang paling sopan dan hormat biasanya dipakai oleh O1 terhadap O2 yang mempunyai kelas sosial tinggi atau terhormat dan kalimatnya mengandung kata-kata dan imbuhan krama serta mengandung pula krama inggil atau krama andhap.
2)    Kramantara ialah tingkat krama yang hanya mengandung kata-kata krama, sehingga tidak ditemukan adanya kata-kata krama inggil atau krama andhap di dalam kalimatnya.
3)    Wreda krama ialah tingkat krama yang tidak hanya mengandung krama inggil atau krama andhap, bahkan mengandung sufiks ngoko.
2. Tingkat Tutur Madya
 Kata madya berarti tengah. jadi, tingkat tutur madya berarti tingkat tutur menengah antara krama dan ngoko ini menunjukkan sikap sopan secara sedang-sedang saja (Suyatmi, 2000:63).
Tingkat madya ini banyak digunakan oleh orang terhadap lawan bicara yang perlu disikapi secara sopan, tetapi tidak setinggi seperti dalam tingkatan krama.
Suyatmi (2000:63-64) membagi  tingkat tutur madya menjadi tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1)    Madya ngoko (madya yang bertingkat rendah)
Pada tingkat ini banyak digunakan bentuk-bentuk kata ngoko.
Contoh (1)
Samang napa sampun ngrampungake tugas sing dhek wingi sore ?
‘ Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang kemarin sore’
Bentuk ngoko ditunjukan pada kata napa ‘apa’, ngrampungake  ‘menyelesaikan’, tugas sing dhek wingi sore ‘tugas yang kemarin sore’.


2)    Madyantara (madya yang bertingkat sedang)
Pada tingkatan ini terdapat kata-kata tugas madya, afiks ngoko, dan kata-kata lain dari krama.
Contoh (2)
Samang napa sampun ngrampungake tugas sing dhek wingi sonten?
 ‘ Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang kemarin sore?’
3)    Madya krama ( madya yang tingkat tinggi)
Tingkat ini berdiri  dari kata tugas madya, afiks ngoko dan kata-kata lainnya berbentuk krama inggil atau krama andhap. Semakin banyak kata-kata dalam bentuk  krama inggil / krama andhap yang terdapat dalam kalimat madya ini, maka semakin halus dan tinggi tingkatan ini.
Contoh (3)
Njenengan napa sampun ngrampungake tugas sing dhek wingi sonten?
 ‘ Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang kemarin sore?’
Bentuk krama inggil terdapat pada kata panjenengan ‘kamu’ dalam bentuk madya menjadi njenengan ‘kamu’ selain itu dalam bentuk krama kata ngrampungaken ‘menyelesaikan’ dalam bentuk madya menjadi ngrampungake ‘menyelesaikan’ tanpan diberi akhiran {-n}.
3. Tingkat Tutur Ngoko
Tingkat tutur ini mencerminkan rasa tidak berjarak antara pembicara terhadap lawan bicara. Pada tingkat tutur ini penutur tidak memiliki rasa segan terhadap lawan tutur. Suasana pembicaraan antara keduanya berjalan akrab (Soepomo Poedjosoedarmo, 1979: 14). Jadi seorang pembicara yang ingin menyatakan keakrabannya terhadap lawan bicaranya, tingkat tutur inilah yang seharusnya digunakan. Orang-orang yang berstatus sosial lebih tinggi akan menggunakan tingkat tutur ngoko untuk berbicara dengan orang yang berstatus sosial lebih rendah, misalnya antara seorang guru dengan muridnya. Tingkat tutur ngoko mempunyai tiga tingkatan yaitu sebagai berikut.
1)    Basa Antya.
Di dalam tingkat basa antya terdapat kata-kata bentuk ngoko, sebagian krama, dan sebagian krama inggil atau krama andhap. Afiks yang digunakan adalah afiks ngoko.
2)    Antya Basa.
Di dalam tingkat antya basa terdiri dari kata-kata ngoko, sebagian krama inggil atau krama andhap, dan afiksasi yang digunakan adalah afiks ngoko.
3)    Ngoko Lugu
Pada tingkat ngoko lugu semua kata, termasuk di dalamnya kata tugas dan afiksasinya adalah bentuk ngoko.

2.3 Pengertian Interferensi dan Jenis Interferensi
2.3.1 Pengertian Interferensi
Interferensi adalah peristiwa pemakaian unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain dalam diri penutur, hal ini diungkapkan oleh Suwito (1983: 54). Suwito juga menyatakan dalam proses interferensi  terdapat 3 unsur yang mengambil peran yaitu bahasa sumber, bahasa penyerapan (resepien) dan unsur serapannya. Dalam proses kontak bahasa pasti ada proses saling serap.
Hockeet (dalam Suwito, 1983: 54) menjelaskan bahwa interferensi merupakan salah satu mekanisme yang cukup frekuentif dalam perubahan bahasa. Jaman sekarang ini, persekutuan antara bahasa-bahasa makin kompleks, interferensi dapat dikatakan sebagai gejala perubahan bahasa terbesar. Harimurti menganggap interferensi merupakan kesalahan bahasa berupa unsur bahasa sendiri yang dibawa ke dalam bahasa atau dialog lain yang dipelajari (1993: 84). Pendapat Nababan bahwa interferensi sebagai suatu pengacauan saling masuk antar bahasa pada bilingualitas. (1993: 33).
Pendapat para ahli mengenai interferensi di atas, dapat disimpulkan bahwa interferensi dianggap sebagai gejala tutur (speech parole) yang hanya terjadi pada dwibahasawan dan peristiwanya dianggap sebagai penyimpangan. Penyimpangan tersebut dalam bentuk bahasa yang mengetahui norma bahasa yang dipakai.

2.3.2 Jenis Interferensi
Interferensi dapat terjadi dalam semua tataran kebahasaan. Ini berarti gejala semacam itu dapat mengenai bidang tata bunyi (fonologi), tata bentuk (morfologi), tata kalimat (sintaksis), tata makna (semantik) dan kosa kata (tata kata). Di dalam bahasa Jawa, interferensi unsur-unsur bahasa Indonesia (dalam bahasa lain) tampak antara lain dalam tataran bunyi, tataran bentuk, tataran kalimat, dan kosa kata.
1)    Interferensi Tata Bunyi
Interferensi tata bunyi terjadi pada penutur bahasa Jawa yang mengucapkan kata-kata nama tempat yang berawalan bunyi /b/, /d/, /g/, /j/ dengan penasalan didepannya, maka terjadilah interferensi tata bunyi bahasa Jawa di dalam bahasa Indonesia. Misal kata : mBogor, nDemak, ngGombong, nJambi.
2)    Interferensi Tata Bentuk (Morfologi)
Interferensi morfologi terjadi dalam pembentukan kata bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Dalam bahasa Indonesia misalnya sering terjadi penyerapan afiks-afiks {ke-}, {ke- / -an} dan {–an}  dari bahasa daerah (Jawa, Sunda) misalnya dalam kata-kata: kelanggar, kemahalan, bubaran. Bentukan afiks seperti itu sebenarnya tidak perlu, sebab telah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Untuk afiks {ke}, {ke-an} dan {-an} ada afiks {ter-} dan afiks {ber-} misal terlanggar, terlalu mahal, berpisah.
3)    Interferensi Tata Kalimat (Sintaksis)
Interferensi ini terjadi apabila bahasa menyerap struktur bahasa lain, tetapi kosakatanya berasal dari bahasa yang menyerap.
 Contoh (4)
 Rumahnya pamannya Ali yang paling besar di kampung itu. Penyimpangan struktur itu karena di dalam diri penutur terjadi kontak antara bahasa yang sedang diucapkannya (bahasa Indonesia) dengan bahasa lain yang dikuasainya (mungkin daerah atau bahasa asing) terjadinya penyimpangan itu dapat dikembalikan ke sumbernya, misalnya: Omahe paklike Ali sing gedhe  dhewe ing kampung iku (Jawa). Di samping interferensi stuktural di dalam tingkat kalimat (sintaksis) terdapat pula interferensi unsuriah, yaitu penyerapan unsur-unsur kalimat dari sesuatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Unsur-unsur serapan itu dapat berwujud kata, kelompok kata (frasa), atau klausa.
4)    Interferensi Kosa Kata (Tata Kata)
Interferensi kosa kata termasuk jenis interferensi yang paling tinggi frekuensinya. Interferensi leksikal terjadi apabila suatu bahasa menguasai juga bahasa yang lain, maka tuturannya sering terselip. Kosa kata bahasa lain contoh: lestari, lugas, tangguh (Jawa), brengsek, jorok (Jakarta), stop, start (Inggris), bioskop, klakson, kompor, stang (Belanda).
5)    Interferensi Tatamakna (semantik)
Interferensi semantik dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1.    Interferensi ekspansif terjadi karena bahasa repesien menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain penyerapan makna itu; misalnya konsep demokrasi, politik, revolusi dsb. dalam bahasa Indonesia (bahasa-bahasa lain) yang bersumber dari bahasa Yunani-Latin.
2.    Interferensi aditif terjadi karena bentuk baru muncul berdampingan dengan bentuk lama tetapi dengan tidak mengurangi nilai makna yang agak khusus, seperti munculnya kata ankel (dari kata bahasa Inggris uncle) di samping kata paman yang terdapat dalam bahasa Melayu Singapura, atau kata oom dan tante (dari bahasa Belanda) di sampaing kata paman dan bibi yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
3.    Interferensi replasif terjadi interferensi perubahan makna yang disebabkan oleh perubahan nilai makna kata-kata tertentu. Misalnya kata bapak dan ibu dalam bahasa Indonesia masih jelas berasal dari kata tuan nyonya, demikian pula pada kata saya berasal dari kata Melayu Lama sahaya yang mengalami perubahan nilai makna (Suwito, 1983:55-59).
2.4 Pengertian Alih Kode, Sifat Alih Kode, dan Ciri-Ciri Alih Kode
2.4.1 Pengertian Alih Kode
Pada waktu bertutur seseorang sering berganti kode bahasa. Pergantian kode dapat disadari maupun tidak disadari oleh penuturnya. Hal ini dapat terjadi dalam masyarakat yang memiliki penanda-penanda kode yang jelas. Peristiwa kode ini dapat tampak dengan sangat jelas dan menonjol pada masyarakat dwibahasawan.
Pemilihan varian tertentu pada waktu berkomunikasi menyebabkan peralihan dari varian yang satu ke varian yang lain. Suwito (1983: 68) menyebutkan peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain disebut alih kode. Apabila seorang penutur mula-mula menggunakan kode A (misalnya bahasa Indonesia) kemudian beralih menggunakan kode B (misalnya bahasa Jawa). Maka peristiwa peralihan pemakaian bahasa seperti itu disebut alih kode (code – switching).
Nababan (1993: 31) menerangkan konsep alih kode ini mencakup kejadian di mana kita beralih dari satu ragam fungsiolek (umpamanya ragam santai) ke ragam lain (umpamanya ragam formal) atau dari satu dialek ke dialek yang lain. Berbeda dengan pengertian di atas, Harimurti Kridalaksana (1993: 9) memberi pengertian bahwa alih kode sebagai penggunaan variasi bahasa yang lain atau bahasa untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain atau karena adanya partisipan lain.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai alih kode di atas dapat disimpulkan bahwa alih kode merupakan istilah umum untuk menyebutkan peralihan pemakaian bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain, dari variasi satu ke variasi lain atau beberapa gaya dari satu ragam bahasa.

2.4.2 Sifat Alih Kode
Peristiwa alih kode bersifat internal dan eksternal. Apabila alih kode terjadi antara bahasa-bahasa dalam satu bahasa nasional, atau antara dialek-dialek dalam suatu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya terdapat dalam satu dialek, alih kode seperti ini bersifat internal sedangkan apabila yang terjadi adalah antara bahasa asli dengan bahasa asing, maka disebut alih kode eksternal (Suwito, 1983:69).
Dalam prakteknya mungkin saja dalam satu peristiwa tutur tertentu terjadi alih kode internal dan eksternal secara berurutan, apabila fungsi kontekstual dan situasi relevansialnya dinilai oleh penutur cocok untuk dilakukan.

2.4.3 Ciri-ciri Alih Kode
Alih kode adalah peristiwa dari kode satu ke kode yang lain. Alih kode merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan bahasa (language dependency) di dalam masyarakat multilingual. Artinya, di dalam masyarakat multilingual hampir tidak mungkin seorang penutur menggunakan satu bahasa secara mutlah murni tanpa sedikitpun memanfaatkan bahasa atau unsur bahasa yang lain. Dalam alih kode penggunaan dua bahasa (atau lebih) itu ditandai sebagai berikut.
1)    Masing-masing bahasa masih mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai konteksnya.
2)    Fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan dengan perubahan konteks (Suwito,1983:69).
Ciri-ciri di atas oleh Kachru (dalam Suwito 1983:69) disebut ciri-ciri unit-unit konteksual (contextual units). Ciri-ciri itu menunjukkan bahwa di dalam alih  kode masing-masing bahasa masih mendukung fungsi tersendiri secara eksklusif, dan peralihan kode terjadi apabila penuturnya merasa bahwa situasinya relevan dengan peralihan kodenya. Dengan demikian maka alih kode menunjukkan suatu gejala adanya saling ketergantungan antara fungsi konteksual dan situasai relevansial  di dalam pemakaian dua bahasa atau lebih.

2.5 Pengertian Campur Kode, Ciri-ciri Campur Kode, dan Wujud Campur Kode 
2.5.1 Pengertian Campur Kode
Dalam masyarakat dwibahasawan maupun multilingual sering dijumpai adanya proses campur kode. Campur kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (language dependely). Di dalam masyarakat multilingual dan masyarakat dwibahasawan kemungkinan seorang penutur yang menguasai banyak bahasa akan mempunyai kesempatan bercampur kode lebih banyak dari penutur lain yang hanya menguasai satu bahasa atau dua bahasa saja. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa penutur yang menguasai lebih banyak bahasa selalu lebih banyak bercampur kode sebab yang hendak dicapai oleh penutur dengan tuturan itu yang sangat menentukan pilihan bahasanya.
Campur kode menurut pendapat Nababan (1993: 32) yaitu bila mana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindakan bahasa (speech act) tanpa ada sesuatu situasi berbahasa itu menentukan pencampuran bahasa itu.
Pendapat lain dari Kachru (dalam Suwito,1983:78) yang memberi batasan mengenai campur kode sebagai pemakaian dua bahasa atau lebih saling memasukan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Pendapat ini lebih menekankan pada pemakaian bahasa yang memasukan unsur-unsur bahasa satu ke dalam bahasa yang lain. Misalnya pemakaian bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Jawa. 
Theadender (dalam Suwito, 1983: 76) menjelaskan pendapat dari dari Kachru bahwa unsur-unsur bahasa yang terlibat dalam peristiwa campur (co occurance ) itu terbatas pada tingkat klausa yang sama maka peristiwa itu disebut campur kode. Pendapat ini menambahkan dari pendapatnya Kachru mengenai unsur-unsur bahasa hanya berupa tingkat klausa yang sama. 
Hal ini dapat dilihat batasan pengertian campur kode dari para ahli pada dasarnya sama yaitu penggunaan dua bahasa atau lebih dengan dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.



2.5.2 Ciri-Ciri Campur Kode
Campur kode merupakan salah satu aspek dari saling ketergantungan bahasa (language dependency) dalam masyarakat multilingual yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1)    Ciri-ciri ketergantungan ditandai oleh adanya hubungan timbal balik antara peranan dan fungsi kebahasaan.
2)    Unsur-unsur bahasa atau variasi-variasinya yang menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai fungsi sendiri.
3)    Dalam kondisi yang maksimal, campur kode merupakan konvergensi kebahasaan (linguistic convergence) yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa bahasa yang masing-masing telah meninggalkan fungsi bahasa yang disisipinya (Suwito, 1983:75).

2.5.3 Macam-Macam Wujud Campur Kode
Berdasarkan unsur-unsur kebahasaaan yang terlibat di dalamnya, campur kode menurut Suwito (1983:78-80) dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai beriku.
1)    Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata
contoh: Mangka sering kali sok ada kata-kata seolah-olah bahasa.
2)    Penyisipan unsur-unsur yang bewujud frasa
contoh: Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya tak teken.
3)    Penyisipan unsur-unsur yang berwujud bentuk baster
contoh: Banyak klap malam yang harus ditutup.
4)    Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan kata
contoh: Saya sih bolah-boleh saja, asal dia tidak tonya-tanya lagi.
5)    Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idio
contoh: Pada waktu ini kita hindari cara kerja alon-alon asal kelakon.
6)    Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa
contoh: Pemimpin yang bijaksana akan selalu bertindak ing ngarsa sung   tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

2.6 Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa secara umum sebagai alat komunikasi. Para ahli bahasa mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi bahasa. Finocchiaro (dalam Mansoer Pateda, 1991:82) membagi fungsi bahasa atas lima kelompok yaitu sebagai berikut.
1)    Fungsi personal mengacu kepada kemampuan pembicara/penulis untuk mengungkapkan pikiran, kemauan dan perasaanya,
2)    Fungsi interpersonal mengacu kepada penggunaan bahasa yang berakibat pada hubungan antara pendengar/pembaca,
3)    Fungsi direktif mengacu kepada penggunaan bahasa yang berisi permintaan, ajakan, bujukan, perintah dan larangan,
4)     Fungsi referensial mengacu kepada penggunaan yang berkaitan dengan dunia luar pembicara/penulis dan pendengar/pembaca dan
5)     Fungsi imajinatif mengacu kepada penggunaan bahasa yanag bersifat imajinatif, misalnya menyusun sajak, cerpen, novel.
Menurut Geory Keraf (2001:3) fungsi dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya adalah sebagai berikut.
1)    Untuk menyatakan ekspresi diri maksudnya bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadan kita,
2)     Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita untuk bekrja sama dengan sesama warga,
3)     Sebagai alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, bahasa sebagai pembauran dan penyesuaian diri terhadap masyarakat,
4)    Sebagai alat mengadakan kontrol sosial, bahasa sebagai usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain.
Pada sisi lain Nababan (1993:38) menyatakan adanya empat macam fungsi bahasa yaitu sebagai berikut.
1)    Fungsi kebudayaan, bahasa sebagai sarana inventarisasi dan pengembangan kebudayaan,
2)    Fungsi kemasyarakatan, bahasa sebagai media konfigurasi berbagai macam kepentingan dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa atau kelompok tertentu,
3)    Fungsi perseorangan, bahasa sebagai sarana individu untuk menyuruh, berinteraksi, memecahkan masalah, mengkhayal dan sebagainya.
Pendapat mengenai fungsi bahasa yang berbeda-beda tersebut sebenarnya mempunyai kesamaan yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Jadi apabila itu dapat dipilih menjadi dua. Fungsi utama bahasa sebagai alat komunikasi dan kedua merupakan fungsi tambahan.
 Alat untuk berkomunikasi tersebut dapat secara tertulis maupun komunikasi secara lisan. Komunikasi secara tertulis menimbulkan hubungan antara penulis dengan pembaca sedangkan komunikasi secara lisan menimbulkan adanya hubungan pembicara dengan pendengar (Maryono Dwiraharjo, 2001:45).

2.6.1 Fungsi Bahasa Jawa
 Fungsi bahasa Jawa dalam iklan radio adalah sebagai alat komunikasi   yang digunakan untuk mempengaruhi, membujuk dan menginformasikan sebuah produk kepada konsumen, yang menggunakan bahasa Jawa atau yang mengetahui bahasa Jawa. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi adalah bentuk ngoko karena bentuk ngoko mencerminkan makna tak berjarak. Makna tersebut mengisyaratkan tingkat keakraban hubungan (Maryono Dwiraharjo, 2001:46). Sehubungan dengan maknanya, maka fungsinya adalah untuk menunjukkan sifat hubungan yang akrab antara pembicara dengan pendengar.     

2.7 Variasi Bahasa 
Di dalam sosiolinguistik bahasa tidak hanya dipahami sebagai suatu sistem lambang, tetapi juga dipandang sebagai suatu sistem sosial, sistem komunikasi dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Bahasa sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami oleh semua penuturnya. Penutur bahasa yang juga anggota masyarakat mempunyai latar belakang sosial yang bermacam-macam. Para penutur memanfaatkan bahasa sebagai alat komunikasi dengan fungsi yang bermacam-macam pula.  Keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa sering menjadi penyebab timbulnya keragaman bahasa atau variasi bahasa (Abdul Chear, 1995:81). Oleh karena itu, penelitian bahasa dengan pendekatan sosiolinguistik selalu mempertimbangkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat.
Pemakaian bahasa di dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor sosial. Faktor situasi turut mempengaruhi pembicaraan terutama dalam pemilihaan kata-kata dan bagaimana caranya mengode. Faktor sosial juga menentukan bahasa yang dipergunakan seseorang. Faktor sosial misalnya, umur, jenis kelamin, latar belakang ekonomi, tempat tinggal dan sebagainya ( Mansoer Pateda, 1992:15-16). Fishman merumuskan faktor-faktor situasional dengan ‘who speak what language to whom and when’ ‘siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana dan mengenai masalah apa’ (dalam Suwito, 1983:5).
Variasi bahasa dapat dilihat dari segi penutur, pemakai, keformalan dan sarana (Abdul Chaer, 1995:84). Berikut ini akan dijelaskan dari masing-masing variasi bahasa yang dilihat dari segi penutur, pemakai, keformalan dan sarana.




2.7.1 Variasi dari Segi Penutur
 Variasi bahasa dilihat dari segi penuturnya mencakup idiolek dan dialek sosial atau disebut sosiolek. Idiolek adalah sifat khas tuturan seseorang yang berbeda-beda dengan tuturan orang lain (Suwito, 1983:21).
Abdul Chaer (1995:84-89) menjelaskan bahwa sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Variasi ini mencakup akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, ken dan prokem. Variasi bahasa tersebut masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:      
1)    Akrolek yaitu variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau bergengsi dari variasi lainnya. Sebagai contoh tampaknya dialek Jakarta cenderung semakin bergengsi sebagai salah satu ciri kota metropolitan, sebab para remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta.
2)    Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan dianggap kurang atau bahkan dianggap paling rendah. Misalnya, bahasa Jawa “Krama  ndesa”.
3)    Vulgar adalah variasi sosial yang ciri-ciri tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar atau dikalangan mereka yang tidak berpendidikan.
4)    Slang  yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Oleh karena itu, kosakata yang digunakan dalam slang ini berubah-ubah.
5)    Jargon  adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang digunakan seringkali tidak dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat diluar kelompoknya. Namun ungkapan-ungkapan itu tidak bersifat rahasia. Contoh, dalam kelompok montir ungkapan-ungkapan didongkrak, dices, dibalans dan dipoles.
6)    Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari misal dalam bahasa Indonesia seperti Dok (dokter), Prof (profesor), Let (letnan) dan sebagainya.
7)    Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan argot adalah pada kata-kata. Ungkapannya, dalam dunia kejahatan (pencuri, tukang copet) pernah digunakan barang arti 'mangsa', kacamata dalam arti 'polisi', daun dalam arti 'uang', gemuk dalam arti 'mangsa besar' dan tape dalam arti 'mangsa empuk'.
8)    Ken adalah variasi sosial tertentu yang bernada 'memelas' dibuat merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh pengemis.
Akrolek dan basikel ditandai oleh adanya perbedaan status sosial di antara para penuturnya. Vulgar ditandai oleh adanya perbedaan tingkat pendidikan atau kelas sosial para penuturnya. Slang ditandai oleh perbedaan pengungkapan golongan di antara para penuturnya. Kolokial ditandai oleh perbedaan pengungkapan sehubungan dengan ragam. Jargot dan argot adalah variasi sosial ditandai oleh adanya perbedaan bidang pekerjaan di antara para penuturnya. Faktor-faktor sosial tersebut berpengaruh dalam pemakaian bahasa sehingga terbentuklah variasi-variasi sosial.

2.7.2 Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi dari segi pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek. Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian menyangkut bahasa itu untuk keperluan apa atau bidang apa (Abdul Chear, 1995:89-90).
Suwito (1983:149) secara spesifik membedakan fungsiolek berdasarkan situasinya ada dua jenis yaitu (1) ragam baku, dipakai dalam situasi resmi dan (2) ragam tak baku dipakai pada situasi tidak resmi.

2.7.3 Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat kefolmalannya, Martin Joos (dalam Abdul Chaer, 1995:92-94) membagi variasi bahasa atas lima macam. (1) ragam beku (froze) adalah variasi bahasa yang paling formal yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat dan upacara-upacara resmi misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah di masjid, tata cara penambilan sumpah, kitab undang-undang, akte notaris dan surat-surat keputusan, (2) ragam resmi (formal) adalah variasi bahasa yang paling formal yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat menyurat, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran dan sebagainya, (3) ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah dan rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi (4) ragam santai atau ragam kasual adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga, teman karib pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi dan sebagainya. (5) ragam akrab atau intim adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubunganya sudah akrab.

2.7.4 Variasi dari Segi Sarana
Berdasarkan sarananya, variasi bahasa dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan adalah variasi bahasa yang diungkapankan dengan medium lisan dan ditandai oleh pengulangan-pengulangan, bentuk tegun, jeda dan sebagainya sedangkan bahasa tulis adalah variasi bahasa yang dipergunakan dengan medium tulisan dan sampai kepada sasaran secara visual.

2.8 Faktor Penentu dalam Tuturan
Di dalam setiap peristiwa interaksi verbal selalu terdapat beberapa faktor  (unsur) yang mengambil peranan dalam peristiwa itu. Faktor-faktor itu menurut Suwito (1983:30) yaitu: penutur (speaker), lawan bicara (hearer, receiver), pokok pembicaran (topic),tempat bicara (setting), suasana bicara (situation snece),dan sebagainya.
Namun hal tersebut diperjelas kembali oleh Dell Hymes dengan teorinya yang terkenal dengan akronim SPEAKING
S  : setting dan scene, berkenaan dengan waktu dan tempat berlangsungnya tuturan, scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologi pembicaraan.
P    :    participant, pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan meliputi penutur, mitra bicara dan pendengar.
E    :    ends yaitu tujuan pembicaraan.  
A    :    act sequence, berhubungan dengan bentuk ujaran, dan pesan atau berita.
K    :    key, nada suara dan ragam yang digunakan misalnya pada pembicaraan jenis ironi, serius, lucu, dan lain-lain.
I    :    instrumentalities, berhubungan dengan variasi bahasa, dan alat yang dipakai untuk menyampaikan pembicaraan .
N    :    norm, mengacu pada norma dan aturan berbicara.
G    :    genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian (Abdul Chaer, 1995:62-64).
        Maryono Dwiraharjo(2001:142) mempersempit pendapat di atas, menjadi lima hal faktor penentu pada suatu tuturan  yaitu:
1)    Penutur,
2)    Mitra tutur,
3)    Situasi tutur,
4)    Tujuan tutur,
5)    Hal yang dituturkan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menentukan suatu tuturan yang paling dominan adalah penutur dan mitra tutur. Berkenaan dengan hal tersebut penulis akan berpijak pada pendapat Maryono Dwiraharjo karena faktor penentu diluar kebahasaan dalam wacana iklan adalah penutur, mitra tutur, situasi tutur, tujuan tutur dan hal yang dituturkan.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metode penelitian akan dijelaskan mengenai tujuh hal, yaitu : (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data, (3) alat penelitian, (4) populasi dan sempel, (5) metode pengumpulan data, (6) metode analisis data, dan (7) metode penyajian data.

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu berusaha mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena yang muncul tanpa menggunakan hipotesa dan data dianalisis serta hasilnya berbentuk deskriptif, fenomena yang tidak berupa angka atau koefisien  tentang hubungan variabel (Aminudin, 1990:6). Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata bukan angka. Istilah deskriptif menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada faktor-faktor yang ada, fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya (Sudaryanto, 1993:62).

3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dipusatkan di Kota Pekalongan tepatnya di radio Candra Pop Frekuensi Modulation I (yang selanjutnya dapat disingkat dengan FM)  dan radio Radio Kota Batik (yang selanjutnya akan disingkat dengan RKB) FM. Radio Candra Pop FM terletak di sebelah timur alun-alun Kota Pekalongan yaitu di jalan Tondano no.5 Pekalongan sedangkan radio RKB berada di utara gedung DPR Pekalongan tepatnya di jalan Kurinci no.7 Pekalongan. Kedua radio ini berada di pusat kota dan merupakan sentral ekonomi masyarakat Pekalongan terutama industri batik.

3.3 Sumber Data dan Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari informan. Informan yang dimaksud adalah penyiar radio yang mengisi suara dalam iklan radio di Kota Pekalongan. Sumber data ini diambil melalui rekaman kaset dari radio-radio yang menyiarkan iklan berbahasa Jawa yang ada di Pekalongan.
Data adalah bahan penelitian (Sudaryanto, 1993:3). Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari sumber pertama, sedangkan data sekunder adalah data-data yang dapat melengkapi data primer (Sumadi Suryabrata, 1997:85). Data primer dalam penelitian ini berupa data lisan. Data ini diambil dari tuturan bahasa Jawa yang didalamnya terdapat variasi bahasa berupa ragam bahasa Jawa dari iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data tulis. Tuturan ini diambil dari iklan radio yang berbahasa Jawa di Pekalongan.

3.4 Alat Penelitian
Alat penelitian meliputi alat utama dan alat bantu. Disebut alat utama karena alat tersebut yang paling dominan dalam penelitian, sedangkan alat bantu berguna untuk memperlancar jalannya penelitian. Alat utama dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri, sedangkan alat bantu adalah alat tulis, buku catatan, radio tape,  kaset, komputer, kertas HVS, dan alat lain yang membantu jalannya penelitian.

3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah objek penelitian. Populasi pada umumnya adalah keseluruhan individu dari segi-segi tertentu bahasa (D.Edi Subroto,1992:32). Populasi dalam penelitian ini adalah semua tuturan berbahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan yaitu radio BSP FM, Candra Pop FM, Damasinta FM dan RKB FM.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian langsung (Sudaryanto, 1993:32). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara selekfif disesuaikan kebutuhan dalam sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sudaryanto, 1993:29). Sempel penelitian ini berupa tuturan yang berupa iklan berbahasa Jawa. Iklan ini diambil dari radio di Kota Pekalongan, yaitu  Radio Candra Pop FM dan Radio RKB FM, pengambilan data ini pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2004. Oleh karena radio ini yang menyiarkan iklan berbahasa Jawa yang berada di Kota Pekalongan.

3.6    Metode Pengumpulan Data 
 Penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak menyimak penggunaan bahasa Jawa dalam iklan di radio. Adapun teknik dasar menggunakan teknik sadap yaitu mendapatkan data dengan menyadap pembicaraan seseorang atau beerapa orang. teknik lanjutan menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC), teknik rekam, dan teknik catat (Sudaryanto, 1993:133)
Dalam teknik SBLC penulis tidak ikut serta dalam proses pembicaraan baik sebagai pembicara maupun lawan bicara, baik secara bergantian yang bersifat komunikasi (dua arah dan timbal balik), maupun yang bersifat kontak (satu arah).
Teknik rekam dilakukan bersamaan dengan teknik SBLC digunakan untuk mengabadikan data. Bersamaan dengan teknik rekam digunakan juga teknik catat yaitu mencatat semua data yang sudah terkumpul ditranskripsikan dan diklasifikasikan untuk dianalisis.

3.7 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode distribusional dan metode padan. Kedua metode ini digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data.

3.7.1 Metode Distribusional
Metode distibusional ialah metode analisis data yang alat penentunya adalah unsur dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Metode distribusional digunakan untuk menganalisis wujud bahasa Jawa yang berupa alih kode, campur kode, dan interferensi pada iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan.
    Teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik ini digunakan untuk membagi satuan lingual data menjadi beberapa unsur, sedangkan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ganti.
    Teknik ganti adalah teknik yang dilakukan  untuk menyelidiki adanya keparalelan atau kesejajaran distribusi atau satuan lingual atau antara bentuk lainnya (D.Edi Subroto, 1992:74). Kegunaan teknik ganti ini adalah untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti, khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti (Sudaryanto, 1993:48).
    Penerapan teknik analisis ini dapat dijelaskan pada contoh tuturan berikut.
P    : Lek Rus wingi bar ngirim pesenane bakul Solo. Jarene Lek Rus   ngirim barang lewat Sumber Jati Baru utawa SJB … pancen luwih cepet, aman tur ongkose ora larang. Tambah meneh paketane bisa njaluk dijupuk neng omah! Dadi … kowe ora usah repot-repot mrono.
M    : La…Kowe kok wis ngerti nek ngirim barang nganggo SJB servise pancen      sakpore, cepet, aman tur ongkose ora larang.
Terjemahan:
P    : ‘Lek Rus kemarin baru mengirimkan pesanan pedagang dari Solo. Kata Lek Rus mengirim lewat Sumber Jati Baru sangat cepat, aman dan harga tidak mahal. Kelebihannya paketan yang akan dikirim bisa minta diambil langsung di rumah..! Jadi kamu tidak perlu repot-repot ke sana.’
M    : ‘Na…kamu kok sudah tahu kalau mengirim barang lewat SJB servisnya memang oke…,cepat, aman dan harga tidak mahal.’ 
      
Pelaku tindak tutur pada dialog iklan di atas adalah Dila sebagai penutur (P) dan Arlan sebagai mitra tutur (M). Topik yang dibicarakan dalam dialog iklan di atas mengenai penggunaan jasa paket dan situasi pembicaraan bersifat informal  karena menggunakan kata-kata ora ‘tidak’, neng ‘di’, la..kowe ‘kamu’, wis ‘sudah’, nek ‘kalau’, pancen sakpore ‘memang’   dan  tur ‘dan’. Tuturan di rekam dari radio RKB FM pada bulan September 2003.
Dari kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur terjadi peristiwa campur kode dan interferensi. Peristiwa campur kode yang terjadi terlihat pada kata lewat, kata paketane dan kata servise . Padanan kata lewat dalam bahasa Jawa adalah saka, padanan kata paketane dalam bahasa Jawa adalah barang sing sing arep dikirim dan padanan kata servise dalam bahasa Jawa adalah ngladenane. Penggunaan kata-kata itu disebabkan, agar produk yang iklan dapat  menarik konsumen bila mendengar tanyangan iklan tersebut.  
    Interferensi yang terjadi pada kata servise berasal dari kata bahasa Inggris yaitu service kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata servise dan kata paketane merupakan interferensi tata bentuk atau morfologi karena afiks {e} yang melekat pada kata-kata itu  berasal dari bahasa Jawa. Sehingga kata-kata tersebut berkesan berbahasa Jawa dan iklan tersebut menjadi menarik.

3.7.2 Metode Padan
  Metode padan ialah metode analisis data yang penentunya di luar bahasa yakni berupa konteks dan situasional (Sudaryanto,1993:13). Metode padan digunakan untuk menganalisis tuturan bahasa Jawa dengan mempertimbangkan konteks sosialnya. Konteks sosial di sini maksudnya adalah produk yang diiklankan disesuaikan dengan konsumen yang akan membeli produk tersebut, misalnya dengan melihat jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, status sosial dan lain-lain.
Penerapan teknik analisis ini dapat dijelaskan pada tuturan berikut:
P    :  Lek Rus wingi bar ngirim pesenane bakul Solo. Jarene Lek Rus ngirim barang lewat Sumber Jati Baru utawa SJB … pancen luwih cepet, aman tur ongkose ora larang. Tambah meneh paketane bisa njaluk dijupuk neng omah! Dadi … kowe ora usah repot-repot mrono.
M     : La…Kowe kok wis ngerti nek ngirim barang nganggo SJB servise pancen      sakpore, cepet, aman tur ongkose ora larang.

Terjemahan:
P    : Lek Rus kemarin baru mengirimkan pesanan pedagang dari Solo. Kata Lek Rus mengirim lewat Sumber Jati Baru sangat cepat, aman dan harga tidak mahal. Kelebihannya paketan yang akan dikirim bisa minta diambil langsung di rumah..! Jadi kamu tidak perlu repot-repot ke sana.’
M    : Na…kamu kok sudah tahu kalau mengirim barang lewat SJB servisnya memang oke…,cepat, aman dan harga tidak mahal.’

Dapat dilihat pada iklan di atas bahwa iklan ini dibuat untuk kaum pedagang. Hal ini ditunjukan pada frasa ‘bakul Solo’.  Selain itu alasan yang diberikan untuk memilih produk jasa ini, seperti  terdapat dalam prinsip yang dipakai di dunia perdagangan, yaitu pelayanan yang memuaskan dan harga yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Terdapat dalam kalimat, ‘ngirim barang nganggo SJB servise pancen  sakpore, cepet, aman tur ongkose ora larang’.          

3.8 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
 Penelitian ini menggunakan metode informal dan formal untuk menyajikan hasil analisis data. Metode informal maksudnya perumusan hasil analisis datanya diwujudkan dengan kata-kata biasa sedangkan formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993:145). Analisis dengan penyajian metode informal digunakan untuk untuk mendeskripsikan adanya ragam bahasa dan bentuk-bentuk bahasa.
Hasil analisis data berupa kaidah-kaidah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kaidah yang ditemukan disajikan dalam bentuk rumusan yang disertai dengan contoh-contoh tentang pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan. Dengan demikian dapat mempermudah pemahaman terhadap kaidah-kaidah atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan. 








































BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka hasil analisis dan pembahasan meliputi, (1) bentuk iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan, (2) fungsi bentuk iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan, dan (3) faktor yang melatarbelakangi penggunaan bentuk iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan .

4.1    Bentuk Iklan Radio Berbahasa Jawa di Pekalongan
Iklan merupakan alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat informatif maupun persuasif yang ditujukan kepada masyarakat atau khalayak ramai, karena iklan merupakan bentuk komunikasi yang efektif untuk memperkenalkan sebuah  produk yang berupa barang atau jasa kepada calon konsumen. Selain untuk memperkenalkan sebuah produk iklan dapat juga berfungsi sebagai himbauan yang ditujukan kepada masyarakat (yang sering dikenal dengan iklan layanan masyarakat).
Bentuk iklan radio berbahasa Jawa yang ada di Kota Pekalongan dapat diklasifikasikan berdasarkan, (1) bentuk wacana yang mencakup wacana dialog dan wacana campuran (dialog dan monolog), (2) sifat wacana yang mencakup persuasif, deskriptif, dan argumentatif, (3) isi iklan yang ditawarkan berupa penawaran produk barang atau jasa serta iklan layanan masyarakat, (4) bentuk tingkat tuturan bahasa Jawa, (5) ragam bahasa, dan (6) pengaruh bahasa lain yang terdapat dalam iklan sehingga dapat menyebabkan terjadinya interferensi, alih kode dan campur kode. Hal ini dapat  dilihat dalam uraian sebagai berikut.
4.1.1    Bentuk Wacana Iklan Radio Berbahasa Jawa di Pekalongan
Bentuk wacana iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan berupa wacana dialog dan campuran (dialog dengan monolog). Kedua wacana tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

4.1.1.1 Wacana Dialog
Wacana dialog (dialogue discourse) merupakan wacana atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung. Wacana dialog yang terdapat dalam iklan radio di Pekalongan berupa percakapan antara penutur dengan mitra tutur yang menggunakan bahasa sehari-hari. Penggunaan bahasa sehari-hari dimaksudkan agar pesan yang akan disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh pendengar. Wacana dialog dapat diperhatikan pada data (1) sebagai berikut.
Data (1)  
P        : Pokoke saiki marem …!
M    : Marem apa ? Marem jajan!
P        : Jajan-jajan kon tah gaweane panganan bae tah!
M    : La … si apa?
P    : Ke dirungakaken …! Saiki aku marem nemen maca Koran Suara Merdeka. Mulai 1Juli 2004 terbit empat halaman. Keren nemen berita-beritane pantura ana kabeh tur komplet. Ragam beritane makin variatif. Ana Gardu yaiku berita kriminal, Kiprah berita seremonial terus ana maneh Kolom Kepriben ya kuwi kolom kritik utawa kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Uga ana informasi hiburan lan liyane. Pokoke suara pantura sing ana neng suara merdeka berita-berita panturane sip!!! Koran liyane sepi … !!
M    : Ya wis mulai saiki aku pak langganan Suara Merdeka sing ana suara panturane.
P        : Lha iya … kaya kuwi ya Jon … enggal cerdas!
(DI/Suara Merdeka/CPF/2004)
Terjemahan:
P        : Sekarang puas…!
M    : Puas apa? Puas makan jajan!
P        : Jajan-jajan …! Kamu yang dipikir makanan saja!
M    : Terus apa?
P    : Tolong dengarkan …! Sekarang saya merasa puas membaca Koran Suara Merdeka. Mulai 1 Juli 2004 terbit empat halaman. Keren banget berita-berita panturanya ada semua. Ragam beritanya makin variatif. Ada Gardu yaitu berita kriminal, Kiprah berita serimonial terus ada lagi Kolom Kepriben yaitu kolom kritik atau kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Ada juga informasi hiburan dan lain-lain. Suara pantura yang ada di Suara Merdeka berita-berita panturanya bagus!!! Koran yang lain sepi … !
M    : Ya sudah sekarang saya akan berlangganan Suara Merdeka yang ada suara panturanya.
P        : Begitu! Cerdas.

Data (1) di atas merupakan wacana iklan yang berbentuk dialog karena bersifat dua arah dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan dalam komunikasi. Di dalam dialog ini membicarakan tentang koran Suara Merdeka yang isi beritanya semakin lengkap terutama berita-berita daerah pantura (pantai utara).
Pada dialog di atas menggunakan bahasa daerah pantura (yang meliputi daerah Pekalongan sampai dengan daerah Tegal)  karena konsumen yang dituju oleh pihak pengiklan adalah masyarakat yang berada di daerah pantura. Penggunaan bahasa daerah pantura dalam dialog di atas dapat menarik perhatian pendengar terhadap produk barang yang ditawarkan oleh pengiklan karena dialog tersebut merupakan cerminan percakapan sehari-hari.

4.1.1.2 Wacana Campuran (Dialog dan Monolog)
Wacana campuran yang terdapat dalam iklan radio berbahasa Jawa berbentuk dialog dan monolog. Wacana monolog (monologue discourse) merupakan wacana yang disampaikan seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog biasanya terdapat di akhir setelah dialog iklan. Wacana monolog berfungsi sebagai penjelas dari dialog di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam data (2) sebagai berikut. 
Data (2)    
P    : Dil …delokke … penampilanku saiki keren tur gaul, kan?
M1    : Edan …ah! Kabul celanane anyar. Mereke apa  Bul?
P        : Legoss Jeans! Aku dioleh-olehi sedulurku dek Jakarta.
M1    : Delok … delok … delok bahane … alus ha …? Jahitane apike pok … maneh.
P    : Tur nek dinggo ndadeke PD. Regane terjangkau Dil. Awet maneh!
M1    : Bul …! Nyong pingin ra … Bul.
P        : Njupuk helm Dil tak ter … tuku neng Kalongan, be wis ana.
M1    : Nangendi Bul.
P         : Grossir Grammer Block C nomer 2, kae sih sing wetane terminal anyar Pekalongan.
M1    : Okre Man …!

Penyiar    : Pengin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. Melayani penjualan grossir atau eceran.
M2    : Aduh aku keri ke. Dila karoan Kabul wis dha nganggo Leggos Jeans! Mugak na mlakune legas-legos.
Penyiar    : Leggos Jeans tersedia model baru, standar dan cutbrai. Leggos Jeans Hight Quality.
(DI/Leggos Jeans/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Dil … lihat ini … penampilanku sekarang keren dan gaul, kan?
M1    : Gila … ah! Kabul celananya baru. Merknya apa  Bul?
P    : Leggos Jeans! Aku dapat oleh-oleh dari saudaraku dari Jakarta.
M1    : Lihat … lihat … lihat bahannya … halus ya …? Jahitannya bagus sekali.
P    : Dan kalau dipakai bikin PD. Harganya terjangkau Dil. Awet lagi!
M1    : Bul …! Aku mau dong … Bul.
P    : Ambil helm Dil saya antar … beli ke Pekalongan, di sana sudah ada.
M1    : Di mana Bul.
P    : Grossir Grammer Block C nomer 2, itu lho sebelah timur terminal baru Pekalongan.
M1    : Baik teman …!
Penyiar    : Ingin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. melayani penjualan grossir atau eceran.
M2    : Aduh aku ketinggalan nih. Dila dan Kabul sudah pakai Leggos Jeans! Makanya kalau jalan lenggak-lenggok.
Penyiar    : Leggos Jeans tersedia model baru, standar dan cutbrai. Leggos Jeans Hight Quality.

Pada data (2) bentuk wacana iklan berupa wacana campuran antara dialog dan monolog. Wacana dialog terjadi pada percakapan antara Kabul sebagai penutur dengan Dila sebagai mitra tutur pertama (M1). Wacana monolog terjadi  setelah dialog yang diucapakan oleh penyiar radio. Bahasa yang digunakan dalam wacana dialog yaitu bahasa Jawa ngoko karena bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari data (2a) yang merupakan contoh dari wacana dialog.
(2a)    P    : Dil … delok ke … penampilanku saiki keren tur gaul, kan?
M1    : Edan …ah! Kabul celanane anyar. Mereke apa  Bul?
P        : Leggos Jeans! Aku dioleh-olehi sedulurku dek Jakarta.
M1    : Delok … delok … delok bahane … alus ha …? Jahitane apike pok … maneh.
P    : Tur nek dinggo ndadeke PD. Regane terjangkau Dil. Awet maneh!
M1    : Bul …! Nyong pingin ra … Bul.
P        : Njupuk helm Dil tak ter … tuku neng Kalongan, be wis ana.
M1     : Nangendi Bul …
P    : Grossir Grammer Block C nomer 2, kae sih sing wetane terminal anyar Pekalongan .
M1    : Okre Man …!

  Percakapan tersebut membicarakan tentang celana Kabul yang baru Leggos Jeans dari saudaranya yang ada di Jakarta. Wacana ini disebut wacana dialog karena bersifat dua arah dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan dalam komunikasi.
Wacana monolog terjadi pada wacana data (2b).
(2b)   Pengin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. melayani penjualan grossir atau eceran.

Kalimat ini diucapkan oleh announcer (penyiar) dan tidak melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Announcer (penyiar) menggunakan bahasa Indonesia sebagai kata pengantarnya, kalimat ini berfungsi sebagai penjelasan dari dialog yang menggunakan bahasa Jawa. Penggunaan bahasa nasional dalam wacana iklan yang berupa monolog agar mudah dipahami dan diterima oleh semua kalangan masyarakat, tidak hanya masyarakat Jawa saja.

4.1.2    Isi Wacana Iklan Radio Berbahasa Jawa di Pekalongan
Wacana iklan radio di Pekalongan biasanya berisi persuasif karena tujuan dari iklan menarik perhatian pendengar agar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Kebanyakkan iklan radio yang ada di Pekalongan bersifat persuasif, di dalamnya terdapat iklan yang bersifat deskriptif, dan argumentatif. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing isi iklan tersebut.

4.1.2.1    Persuasif
Persuasif merupakan bentuk wacana yang isinya bersifat membujuk atau menyakinkan pendengar sebagai calon konsumen secara halus yang dikemas   secara menarik agar pendengar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan oleh pihak pengiklan dengan demikian dapat mempengaruhi penjualan barang-barang atau jasa-jasa.
Di dalam iklan radio di Pekalongan bentuk isi pesan yang disampaikan kepada pendengar bersifat persuasif. Barang atau jasa yang diiklankan disesuaikan dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat. Misalnya, iklan kendaran bermotor, pasar yang dituju adalah masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Iklan kompor, pasar yang dituju biasanya ibu rumah tangga tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditujukan oleh pedagang makanan siap saji. Selain itu iklan obat atau jamu, pasar penjualannya ditujukan untuk semua kalangan masyarakat, misalnya pada iklan jamu Jawa Dwipa. Iklan ini menyebutkan bahwa jamu Jawa Dwipa bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti encok, rematik, kadas, kudis, dan sesak napas. Semua penyakit yang telah disebutkan di atas bisa menyerang semua kalangan masyarakat sehingga sasaran pasar dari produk ini adalah semua kalangan masyarakat dari berbagai golongan.  
Data (3)
P    :  Melas … temen? Mrene-mrene Pak! Kok saben mulih kerja kok ngos-ngosan . Kena dipastike bar mulih kerja sampeyan mesthi kringete kucur-kucur.
M    : Ya … iya Bu! Wong mangkat mulih ngontel terus ok! Mbok cacak Bu! Luru informasi motor bekas pa-a. Tabungane pernahe wis cukup durung Bu!
P    : Cukup … ora! Cukup … Ora! Cukup … Ora!
M    : Wis ah … aja kesuwen mikir. Tuku kontan utawa kredit motor bekas pasrahke bae Toko Idjo Motor. Kabeh merek motor ana. Kredit lewat FIF entuk oli plus servis gratis ping telu.
P    : Ndhengaren Pak baline gasik tur ora kemringet!
M    : Ya jelas ha …! Wong ora ngontel maneh ok!
Penyiar    : Toko Idjo Motor, Jalan K.H.M. Mansyur nomer 43 B telepon 7911300. Selain melayani motor bekas juga melayani pinjaman isi ulang.
(DI/Toko Idjo Motor/ CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Kasihan … sekali? Kesini Pak! Kenapa setiap pulang kerja terengah-engah. Bisa dipastikan setelah pulang kerja kamu pasti berkeringat.
M    : Ya … benar Bu! Berangkat dan pulang kerja bersepeda terus! Coba Bu! Cari informasi motor bekas saja. Tabunganya sudah cukup belum Bu!
P    : Cukup … tidak! Cukup … tidak! Cukup … tidak!
M    : Sudah … tidak usah banyak berpikir. Beli kontan atau kredit motor bekas serahkan saja ke Toko Idjo Motor. Semua merk motor ada. Kredit lewat FIF mendapat oli ditambah servis gratis tiga kali.
P    : Tumben Pak pulang cepat dan tidak berkeringat!
M    : Ya jelas …! Sudah tidak bersepeda lagi!

Penyiar    : Toko Idjo Motor, Jalan K.H.M. Mansyur nomer 43 B telepon 7911300. Selain melayani motor bekas juga melayani pinjaman isi ulang.

Data (3) di atas merupakan bentuk wacana iklan yang berisi persuasif. Iklan ini menawarkan barang berupa motor bekas. Bentuk iklan tersebut adalah  dialog antara suami dan istri di rumah. Di dalam dialog tersebut diceritakan tentang seorang suami yang setiap berangkat dan pulang kerja selalu menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Sang istri merasa kasihan melihat suaminya setiap pulang bekerja selalu terengah-engah kecapekan. Kemudian mereka memutuskan untuk membeli motor bekas karena uang tabungan yang dimiliki tidak cukup untuk membeli motor baru. Berdasarkan isi dialog tersebut secara halus telah mempersuasif pendengar.
Kalimat yang menunjukkan bentuk iklan persuasif terdapat pada wacana berikut.
(3a)    Wis ah … aja kesuwen mikir. Tuku kontan utawa kredit motor bekas pasrahke bae Toko Idjo Motor. Kabeh merk motor ana. Kredit lewat FIF entuk oli plus servis gratis ping telu.

‘Sudah  … tidak usah banyak berpikir. Beli kontan atau kredit motor bekas serahkan saja ke Toko Idjo Motor. Semua merk motor ada. Kredit lewat FIF mendapat oli ditambah servis gratis tiga kali.’

Pada kalimat di atas menunjukkan bahwa di Toko Idjo Motor menjual motor bekas dari berbagai merk motor. Di toko tersebut motor dapat dibeli secara kontan maupun kredit. Bentuk penawaran iklan seperti ini ditujukan untuk golongan masyarakat ekonomi menengah ke bawah karena produk yang dijual adalah barang bekas dan cara pembeliannya dapat dilakukan secara kredit.
 Pembayaran kredit dapat dilakukan lewat FIF (Federal International Finance). Bagi pengguna jasa FIF akan mendapatkan bonus oli dan servis gratis tiga kali. Penawaran seperti ini dapat menarik pendengar sebagai calon konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan karena pengiklan memberikan cara mudah untuk mendapatkan motor dengan bonus yang menarik. Dapat dikatakan bahwa tidak hanya motor baru saja yang dapat dibeli dengan kredit, tetapi motor bekaspun bisa dibeli melalui kredit.

4.1.2.2    Deskriptif
Deskriptif merupakan bentuk wacana iklan yang isinya berupa pemaparan atau penggambaran mengenai produk iklan yang ditawarkan kepada pendengar dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan terinci sehingga pendengar dapat memahami produk yang ditawarkan dengan pemaparan yang jelas dan terinci. Hal ini dapat dilihat dari data (4) sebagai berikut. 
Data (4)
P    : TVne anyar ke ha …?  Edan! Beres temen. Tuku nangendi ke…???
M    : Iki  pok!!! Nang Maju Jaya  Elektronik  kang Sahlan.
P    :  Ngendi  kuwi.
M    : Nang Dungwuni! Barange komplet pak luru apa bae ana ? Tur sing penting maneh tokone amba … jembar ora sumpek dadi milihe gampang?
P    : Iya.. ho… nyawang lan milih-milihe barang bisa marem ora suk-sukan!
M    : La … iya nggak suk-sukan maneh. Nek tuku barang elektronik neng “Maju Jaya” bae marem wis…!!!

Penyiar    : Maju Jaya Elektronik menyediakan lemari es, mesin cuci, TV, radio tipe compo, VCD, kipas angin, pesawat telepon dan lain- lain. Dari berbagai merk terkenal.

M    : Eh ... kang Sahlan! Priye kang …!!!
P    : Nyong pingin tuku TV sing kaya nggon sampeyan kae si…? Tapi dhuwite durung kumpul !!!
M    : Gampang kang nang “Maju Jaya” elektronik tur syarate ora angel …!!
P    : Beres tah…!!!

Penyiar    : “Maju Jaya Elektronik” melayani pembelian cash atau kredit. Kredit tanpa jaminan, proses cepat, bunga ringan. Untuk informasi kredit bisa menghubungi “Maju Jaya Elektronik” jalan Raya Kedungwuni nomer 100 telepon 785309 Kedungwuni Pekalongan  atau bisa ke radio Candra Pop FM.
(DI/Maju Jaya Elektronik /CPF/2004)
Terjemahan:
P    : TVnya baru ya …?  Gila! Bagus sekali. Beli di mana …?
M    : Ini ya! Di “Maju Jaya  Elektronik”  Kang Sahlan.
P    : Di mana itu …
M    : Di Kedungwuni barangnya lengkap mau cari apa saja ada? Dan yang paling penting tokonya luas … lembar tidak sumpek jadi kalau mau pilih-pilih barang jadi mudah?
P    : Benar … melihat-lihat dan pilih-pilih barang bisa puas tidak berdesak-desakan!
M    : Benar … tidak berdesak-desakan lagi. Kalau beli barang eliktronik di “Maju Jaya” saja bisa puas…!
Penyiar    : “Maju Jaya Elektronik” menyediakan lemari es, mesin cuci, TV, radio tipe compo, VCD, kipas angin, pesawat telepon dan lain-lain. Dari berbagai merk terkenal.

M    : Eh ... kang Sahlan! Bagaimana Kang … !
P    : Saya ingin beli TV seperti yang kamu punya…? Tetapi uang saya belum cukup!
M    : Mudah kang di “Maju Jaya Elektronik” dan syaratnya tidak sulit …!
P    : Beres  ya  …!
Penyiar    : Maju Jaya Elektronik melayani pembelian tunai atau kredit. Kredit tanpa jaminan, proses cepat, bunga ringan. Untuk informasi kredit bisa menghubungi Maju Jaya Elektronik jalan Raya Kedungwuni nomer 100 telepon 785309 Kedungwuni Pekalongan  atau bisa ke radio Candra Pop FM.

Pada data (4) di atas isi wacana iklan berbentuk deskriptif persuasif. Iklan ini tidak menawarkan sebuah produk tertentu tetapi mengiklankan sebuah tempat yang menjual berbagai barang elektronik yang bisa didapat di tempat itu. Pendeskripsian tampak dalam iklan tersebut, terdapat dalam wacana berikut.
(4a)     Barange komplit pak luru apa bae ana? Tur sing penting maneh tokone amba … jembar ora sumpek dadi milihe gampang

‘Barangnya lengkap mau cari apa saja ada? Dan yang paling penting tokonya luas … lembar tidak sumpek jadi kalau mau pilih-pilih barang jadi mudah?’.

 Kalimat ini mendekripsikan barang yang dijual di toko Maju Jaya Elektronik lengkap dengan toko yang luas sehingga orang yang akan membeli produk barang dapat leluasa memilih barang elektronik yang diinginkan. Adanya penggambaran keadaan toko seperti di atas dapat menarik perhatian pendengar untuk datang ke Maju Jaya Elektronik dan membeli produk yang ditawarkan.
Dialog yang menunjukkan isi wacana persuasif terdapat pada wacana,
(4b)    Nyong pengin tuku TV sing kaya nggon sampeyan kae si…? Tapi dhuwite durung kumpul!
Gampang Kang nang “Maju Jaya Elektronik” tur syarate ora angel…!

‘Saya ingin beli TV seperti milikmu …? Tetapi uang saya belum cukup!’
‘Mudah Kang di Maju Jaya Elektronik dan syaratnya tidak sulit …!’

Kalimat ini membujuk secara halus kepada konsumen yang ingin membeli TV dan belum memiliki uang yang cukup. Pihak pengiklan memberikan tawaran kepada pendengar bahwa di Maju Jaya Elektronik, barang elektronik dapat dibeli secara kredit  dengan syarat yang mudah. Adanya kalimat di atas maka pesan yang disampaikan dapat menarik perhatian pendengar sebagai calon  konsumen.

4.1.2.3 Argumentatif
Wacana argumentasi merupakan wacana iklan yang bertujuan untuk menyakinkan pendengar dengan memberikan pendapat serta alasan yang kuat atas kebenaran iklan yang disampaikan. Adanya pendapat dan alasan yang kuat tersebut dapat membuat pendengar tertarik untuk melihat dan membuktikan kebenaran iklan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data (5) berikut ini.
Data (5)
P    : Kapok … kapok  aku jarene bar ndhaftar langsung mangkat kerja neng luar negeri … jebule ngantek nyahmene aku ijek ndhongkrok …! Aku rak mangkat-mangkat …!
M    : Kuwi rak jarene calo … , nek melu sing neng PT resmi ya butuh wektu kanggo proses…! Ora terus mangkat kaya pak blanja neng pasar tok…!
P    : La … terus aku kudu ndhaftar areng ngendi ? Jarene kabeh wong sing pak nawani aku ngakune PT resmi. Aku dadi bingung …?
M    : Tak kandani ciri-ciri PT sing resmi kuwi … siji ana surat ijin operasional sing disahke kadek Depnaker propinsi utawa kantor tenaga kerja setempat. Loro … ana job ordere sing ijek berlaku apa ora… ? Dadi sampeyan aman … ora bakal ketipu calo. Telu … utawa teka bae neng PT “Surya Jaya Utama” kuwi jelas PT resmi tur ora meragukan …!  
Penyiar    : Memang benar jika anda berminat kerja ke luar negeri baik pria maupun wanita datang segera ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan anda pria atau wanita untuk  bekerja disektor industri atau pabrik di negara Taiwan atau Malaysia. Bagi Pria juga ada sektor konstruksi atau bangunan, perkebunan, pabrik baja, pabrik keramik, tekstil konveksi atau garmen dan lain-lain. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan tenaga wanita ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu juga membutuhkan tenaga perawat khusus wanita untuk ditempatkan di negara Taiwan dengan biaya ringan dan gaji memuaskan. Ayo segera datang dan tanyakan ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” tidak mengobral dan janji manis tetapi bukti!
(DI/PT Surya Jaya Utama/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Jera … jera saya katanya setelah mendaftar langsung bisa berangkat kerja ke luar negeri … tetapi sampai sekarang kenyataannya saya masih tetap di sini! Tidak berangkat ke luar negeri.
M    : Itu kata calo ... kalau ikut PT yang resmi membutuhkan waktu untuk proses. Tidak langsung berangkat ke luar negeri, seperti pergi belanja ke pasar saja!
P    : Terus saya harus mendaftar ke mana? Semua orang yang menawari saya bekerja ke luar negeri mengaku PT resmi! Saya jadi bingung.
M    : Saya ingin memberitahukan bahwa ciri-ciri PT yang resmi itu … satu ada surat ijin operasional yang disahkan melalui depnaker atau kantor tenaga kerja setempat. Dua mempunyai atau memiliki job order yang masih berlaku apa tidak. Jadi anda aman … dan tidak akan tertipu oleh calo. Tiga atau datang saja ke PT “Surya Jaya Utama”, PT itu resmi dan tidak meragukan …!

Penyiar    : Memang benar jika anda berminat kerja ke luar negeri baik pria maupun wanita datang segera ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan anda pria atau wanita untuk  bekerja disektor industri atau pabrik di negara Taiwan atau Malaysia. Bagi Pria juga ada sektor konstruksi atau bangunan, perkebunan, pabrik baja, pabrik keramik, tekstil konveksi atau garmen dan lain-lain. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan tenaga wanita ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu juga membutuhkan tenaga perawat khusus wanita untuk ditempatkan di negara Taiwan dengan biaya ringan dan gaji memuaskan. Ayo segera datang dan tanyakan ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” tidak mengobral dan janji manis tetapi bukti!

Pada data dialog di atas merupakan penawaran iklan yang berupa jasa tenaga kerja dalam menawarkan produknya pihak pengiklan menggunakan wacana iklan yang bersifat argumentasi, hal ini terdapat pada  wacana (5a) sebagai berikut.
(5a)     Tak kandani ciri-ciri PT sing resmi kuwi … siji ana surat ijin operasional sing disahke kadek depnaker propinsi utawa kantor tenaga kerja setempat. Loro … ana job ordere sing ijek berlaku apa ora…? Dadi sampeyan aman … ora bakal ketipu calo. Telu … utawa teka bae neng PT “Surya Jaya Utama” kuwi jelas PT resmi tur ora meragukan …!

‘Saya ingin memberitahukan bahwa ciri-ciri PT yang resmi itu … satu ada surat ijin operasional yang disahkan melalui depnaker atau kantor tenaga kerja setempat. Dua mempunyai atau memiliki job order yang masih berlaku apa tidak. Jadi anda aman … dan tidak akan tertipu oleh calo. Tiga atau datang saja ke PT “Surya Jaya Utama”, PT itu resmi dan tidak meragukan …!’

 Kalimat ini memberikan argumentasi kepada pendengar bahwa PT yang resmi untuk menyalurkan tenaga ke luar negeri itu harus memiliki surat ijin operasional yang disahkan oleh depnaker propinsi dan memiliki job order yang masih berlaku. Dari argumentasi tersebut pendengar menjadi tahu antara PT yang resmi dan tidak resmi dalam menyalurkan jasa tenaga ke luar negeri. Argumentasi yang demikian dapat menarik perhatian pendengar terhadap produk jasa yang ditawarkan karena PT ini memiliki ciri-ciri sebagai PT resmi.

4.1.3    Bentuk Iklan Berdasarkan Jenis Penawaran
Jenis iklan radio di Pekalongan yang ditawarkan meliputi penawaran barang, jasa, dan iklan layanan masyarakat. Iklan penawaran barang yang ada di radio Pekalongan meliputi: pakaian, makanan, barang elektronik, kendaraan, emas, material bahan bangunan, studio foto, kompor, teh, koran, obat. Iklan penawaran jasa yang ada di radio Pekalongan meliputi: pengobatan, keuangan, kredit barang, tenaga kerja, travel dan iklan layanan masyarakat berupa iklan kelautan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis penawaran barang, jasa dan iklan layanan masyarakat.
4.1.3.1    Iklan Penawaran Barang
Iklan penawaran barang merupakan iklan yang menawarkan produk berupa barang kepada pendengar sebagai calon konsumen. Iklan tersebut bertujuan untuk menciptakan daya beli publik terhadap produk tertentu karena iklan ini menjual kualitas, citra pengguna dan pelayanan yang baik untuk memuaskan konsumen. Di dalam menawarkan sebuah produk barangnya, pihak pengiklan berusaha memberikan kesan baik dengan menyebutkan kelebihan-kelebihan barang yang diiklankan kepada pendengar. Adanya kesan yang baik terhadap produk barang yang ditawarkan maka pendengar tertarik untuk membeli. Hal ini dapat dilihat dari data (6) berikut.
Data (6)
P    : Dil … delok ke … penampilanku saiki keren tur gaul, kan?
M1    : Edan …ah! Kabul celanane anyar. Merke apa  Bul?
P    : Leggos Jeans! Aku dioleh-olehi sedulurku dek Jakarta.
M1    : Delok … delok … delok bahane … alus ha …? Jahitane apik                  
               pok…maneh!
P    : Tur nek dinggo ndadeke PD. Regane terjangkau Dil. Awet
               maneh!
M1    : Bul …! Nyong pingin ra … Bul.
P    : Njupuk helm Dil tak ter … tuku neng Kalongan, be wis ana.
M1    :  Nangdi Bul …
P    : Grossir Grammer Block C nomer 2, kae sih sing wetane terminal anyar Pekalongan.       
M1    : Okre Man …!
R    : Pengin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. melayani penjualan grossir atau eceran.

M2    : Adhuh aku keri ke. Dila karoan Kabul wis dha nganggo Leggos Jeans! Mugak na mlakune legas-legos.
R    : Leggos Jeans tersedia model baru, standar dan cutbrai. Leggos Jeans Hight Quality.
(DI/Leggos Jeans/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Dil … lihat ini … penampilanku sekarang keren dan gaul, kan?
M1    : Gila … ah! Kabul celananya baru. Merknya apa  Bul?
P    : Leggos Jeans! Saya dapat oleh-oleh dari saudaraku dari Jakarta.
M1    : Lihat … lihat … lihat bahannya … halus ya …? Jahitannya bagus sekali.
P    : Dan kalau dipakai jadi PD (percaya diri). Harganya terjangkau Dil. Awet lagi!
M1    : Bul …! Aku mau … Bul.
P    : Ambil helm Dil aku antar … beli ke Pekalongan, di sana sudah ada.
M1    : Di mana Bul.
P    : Grossir Grammer Block C nomer 2, itu sebelah timur terminal baru Pekalongan.
M1    : Baik teman …!
Penyiar    : Ingin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. melayani penjualan grossir atau eceran.
M2    : Aduh aku ketinggalan nih. Dila dan Kabul sudah pakai Leggos Jeans! Makanya kalau jalan lenggak-lenggok.
Penyiar      : Leggos Jeans tersedia model baru, standar dan cutbrai. Leggos Jeans Hight Quality.

Pada data (6) di atas merupakan salah satu jenis iklan yang menawarkan produk berupa barang. Iklan ini menawarkan sebuah produk celana jeans. Di dalam menawarkan produknnya, pihak produsen memberikan informasi mengenai keunggulan dari produk celana tersebut dengan menggunakan kata-kata yang memperuasif agar pendengar (sebagai sasaran konsumen) tertarik. Hal ini terdapat pada kalimat “Delok … delok … delok bahane … alus ha …? Jahitane apik pok … maneh” ‘Lihat … lihat … lihat bahannya … halus ya …? Jahitannya bagus sekali.’ Kalimat ini menunjukkan keunggulan dari kualitas celana jeans itu sendiri.
Selain itu kelebihan yang ditunjukan terdapat pada kalimat “Tur nek dinggo ndadeke PD. Regane terjangkau Dil. Awet maneh” ‘Dan kalau dipakai jadi PD (percaya diri). Harganya terjangkau Dil. Awet lagi.’ Dari kalimat ini menujukkan bahwa harga terjangkau dengan produk yang berkualitas sehingga dari pihak pengiklan mengharapkan konsumen tertarik membeli produk yang ditawarkan.

4.1.3.2    Iklan Penawaran Jasa
Iklan penawaran jasa merupakan iklan yang menawarkan sebuah produk yang berupa jasa, seperti jasa pengobatan, jasa angkutan, jasa keuangan, jasa kebersihan, jasa pengiriman barang dan jasa penitipan anak. Iklan ini bertujuan untuk mencari keuntungan dengan memberikan pelayanan jasa yang baik kepada calon konsumen.
Iklan radio di Pekalongan berbentuk penawaran jasa yang berupa jasa pengobatan, jasa angkutan dan jasa keuangan.  Hal ini dapat dilihat dalam data (7) berikut ini.
Data (7)
P    : Kang Rohim mobilku bayaren bae ke…! Aku butuh dhuwit ke…!
M    : Aku ke…ha pancen pengen tuku mobil … tapi nek kon mbayar kontan durung kongang ! wong recanane aku pak kredit neng “Amarda Finance”.
P    : La … terus priye …ya!
M    : Ya nek sampeyan pancen pak butuh cepet … ayo melu bae sisan
P    : Reng ngendi…?
M    : Reng Amarda Finance ra…ha, Amarda Finance kan melayani kredit nggo modal usaha. Jaminane cukup BPKB mobile sampeyan kae…? Ngidepi beres …wis ! sedina langsung cair.

Penyiar    : Kredit mobil dengan cara mudah dan cepat ya hanya di “Amarda Finance”. “Amarda Finance” melayani kredit untuk modal usaha. Cukup dengan jaminan BPKB dana langsung cair.

P    : Kok beres ya kang Rohim … ? Proses cepet.
M    : Iya … kanca-kancaku sing bangsane industri kecil, bos konveksi, pedagang nang pasar, pegawai, dokter ya … dha manfaatke “Amarda Finance” kok!
(DI/Amarda Finance/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Kang Rohim mobilku dibeli saja …! Aku butuh uang!
M    : Saya memang ingin membeli mobil … tetapi kalau dibayar secara kontan saya belum bisa! Rencana saya ingin kredit di “Armada Finance”.
P    : Terus bagaimana?
M    : Kalau kamu ingin butuh uang cepat ayo ikut saja.
P    : Ke mana?
M    : Ke “Armada Finance”. “Armada Finance” kan melayani kredit buat modal usaha. Jaminannya cukup BPKB mobil kamu. Dijamin beres! Sehari bisa cair.

Penyiar    : Kredit mobil dengan cara mudah dan cepat ya hanya di “Amarda Finance”. “Amarda Finance” melayani kredit untuk modal usaha. Cukup dengan jaminan BPKB dana langsung cair.
P    : Ternyata cepat beres Kang Rohim. Prosesnya cepat.
M    : Benar … teman-temanku yang termasuk golongan industri kecil, bos konveksi, pedagang di pasar, pegawai, dokter semua memanfaatkan “Armada Finance”.

Pada data iklan di atas merupakan jenis iklan penawaran jasa yang menawarkan jasa keuangan. Iklan ini menawarkan jasa keuangan kepada konsumen yang sedang mengalami kesulitan masalah keuangan, sehingga konsumen dapat menggunakan jasa ini untuk mengatasi masalah keuanganya tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam wacana (7a) berikut.
(7a)    Reng “Amarda Finance” ra…ha, Amarda Finance kan melayani kredit nggo modal usaha. Jaminane cukup BPKB mobile sampeyan kae…? Ngidepi beres …wis ! sedina langsung beres.

‘Ke “Armada Finance”. Armada Finance kan melayani kredit buat modal usaha. Jaminannya cukup BPKB mobil kamu. Dijamin beres! Sehari bisa selesai’
Kalimat ini menunjukkan bahwa Amarda Finance memberikan pelayanan jasa yang berupa kredit uang untuk modal usaha dengan cara mudah dan cepat hanya dengan memenuhi satu syarat yaitu memberikan surat berharga sebagai jaminan. Contoh barang jaminan dalam iklan ini adalah surat BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor) dengan adanya barang jaminan yang jelas maka uang yang diinginkan bisa dicairkan dalam waktu yang cepat (sehari).
Untuk menyakinkan konsumen tentang validitas atau kualitas manajemen perusahaan ini, maka pihak pengiklan membuktikan dengan menggunakan jasa ini. Hal ini dapat dilihat dalam wacana (7b) berikut.
(7b)     Iya … kanca-kancaku sing bangsane industri kecil, bos konvensi, pedagang nang pasar, pegawai, dokter ya … dha manfaatke Amarda Finance kok.

‘Iya … teman-temanku yang termasuk golongan industri kecil, bos konveksi, pedagang di pasar, pegawai, dokter … ya memanfaatkan “Amarda Finance”.’

Kalimat ini menunjukkan bahwa pengguna jasa ini tidak dibatasi, maksudnya semua kalangan masyarakat yang berbeda latar belakang profesinya, bisa memanfaatkan jasa ini bila membutuhkan uang dengan cepat. Hal ini merupakan bentuk pembuktian pihak pengiklan kepada konsumen agar tertarik  pada jasa yang ditawarkan.

4.1.3.3    Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang berisi tentang penyampaian kebutuhan sosial publik untuk menggalang atensi dan keperdulian (awareness) yang menyajikan keadaan sosial, solusi, dan harapan. Iklan layanan masyarakat bersifat nirlaba (nonprofit) tidak bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan dari khalayak tetapi bertujuan untuk memberikan informasi dan penerangan pendidikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan bersifat positif terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dalam data (8) berikut ini.
Data (8)
P        :“Mbok … iwake cepet didol neng TPI kana! Nyong ora tau-taune  kesel   kaya kiye.”
M    :“Ya wis tutup TPIne ra…ha. Salahe kawanen.”
P        :“Kawanen … Priye! Genah saiki anane iwak dadi adoh neng tengah laut kok.”
M    :“Lha mesthine ha, wong saiki nelayan cilik kudune neng tengah anggone neng pinggir  iwake wis padha wegah. Neng ngapa si … ya Kang.”
P    :“La kae wong-wong padha mbabati wit-witan sing dadi omahe iwak, padha mbuak kotoran neng laut, apa maneh lenga-lenga padha utah !”
M    :“Ya diomongi ra … ha? Ben aja padha kaya kuwi.”
P    :“La sapa sing kudune diomongi?”
M    :“Ya kabeh ra …ha.”
P    :“Ya kudune ha…!”
(DI/Kelautan/RKB/2004)
Terjemahan:
P    : Sana ikannya dijual di TPI. Padahal saya tidak pernah capek seperti ini!
M    : Ya sudah tutup TPInya. Salahnya sendiri kesiangan.
P    : Kesiangan bagaimana? Sekarang ini adanya ikan banyak di tengah-tengah laut. 
M    : Ya pasti, sekarang nelayan kecil harus ke tengah karena di pinggir laut ikan-ikan tidak ada. Kenapa ya Kang?
P    : Itu karena pohon-pohon yang dijadikan rumah ikan yang ada di pinggir laut banyak ditebangi, banyak yang membuang sampah di laut dan lagipula  minyak –minyak tumpah.
M    : Ya dinasehati. Biar tidak seperti itu.
P    : Terus siapa yang seharusnya dinasehati.
M    : Ya semuanya.
P    : Ya seharusnya.


Pada data (8) dialog di atas merupakan bentuk iklan layanan masyarakat yang sifatnya memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi ini dapat berupa himbauan atau ajakan yang ditujukan untuk masyarakat dan bermanfaat bagi masyarakat. Iklan layanan masyarakat di atas memberikan suatu himbauan kepada masyarakat tentang kelestarian laut yang sekarang ini kurang diperhatikan oleh masyarakat setempat. Hal ini dapat dilihat pada wacana (8a) sebagai berikut.
(8a)     “La kae wong-wong padha mbabati wit-witan sing dadi omahe iwak, padha mbuak kotoran neng laut, apa maneh lenga-lenga padha utah”

‘Itu karena pohon-pohon yang dijadikan rumah ikan yang ada di pinggir laut banyak ditebangi, banyak yang membuang sampah di laut dan lagipula  minyak–minyak tumpah.’

Kalimat ini menunjukkan bahwa kelestarian laut mulai terancam akibat dari penebangan pohon yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah di laut sehingga dapat mengancam kelestarian laut.
Perbuatan yang tidak bertanggungjawab tersebut dapat merugikan semua masyarakat baik masyarakat nelayan maupun bukan nelayan. Misalnya untuk masyarakat nelayan ikan yang didapat berkurang dan untuk masyarakat bukan nelayan akibat yang didapat adalah harga ikan tinggi karena penangkapan ikan yang berkurang. Diharapkan dengan melalui iklan ini dapat menghimbau kepada masyarakat agar saling bekerjasama untuk melestarikan lingkungan laut.

4.1.4 Bentuk Tingkat Tutur Bahasa Jawa
Bentuk tingkat tutur (Speech level) bahasa Jawa yang digunakan sebagai sarana komunikasi di dalam masyarakat Pekalongan, mengenal tiga tingkat tutur. Tingkat tutur yang dimaksud yaitu bentuk ngoko, madya dan krama. Bentuk ini digunakan di dalam percakapan sehari-hari. Pada bentuk tingkat tutur krama tidak digunakan dalam pemakaian iklan radio di Pekalongan sehingga tidak dibahas dalam analisis ini.  
Bentuk bahasa Jawa yang digunakan di dalam pemakaian bahasa iklan radio di Pekalongan menggunakan dua bentuk tingkat tutur yaitu tingkat tutur ngoko dan madya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kedua tingkat tutur yang ada di dalam bahasa iklan radio di Pekalongan tersebut.

4.1.4.1 Bentuk Tingkat Tutur Ngoko
Tingkat tutur ngoko mencerminkan rasa tidak berjarak (akrab) antara pembicara dengan mitra tutur. Tingkat tutur bentuk ngoko merupakan penanda ketidakformalan bahasa yang digunakan. Tingkat tutur ini digunakan dalam bahasa iklan radio di Pekalongan karena bahasa ngoko merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dapat diterima oleh semua kalangan sehingga mencerminkan suasana yang akrab dengan pendengar. Hal ini dapat kita lihat dalam data (9) berikut ini.
Data (9)
P    : Encok … rematik.
M1    : Nyindir…!
P    : Kadas kudis … sesak napas.
M2    : Nyindir maneh …!
P    : Apa sih…! ribut maneh ke! Nyong jek maca ke … ribut dhewe     …! Iki obat sing bisa nambani macem-macem tur tanpa efek samping!
M1&M2    : Obat apa si …?
P    : Jamu Jawa Dwipa cap Tangkur Buaya asli Banyuwangi.
M1    : Ndi … gawa mrene!
P    : Enak aja … tuku dhewe ra … !!!
Penyiar    : Jamu Jawa Dwipa cap Tangkar Buaya asli Banyuwangi tersedia botol besar dan botol kecil. Untuk botol besar berkhasiat berhasil untuk mengobati pegel linu, rematik, kadas kudis, sesak napas, kepala pusing, kencing manis, ambeyen, menambah sumsum yang bekerja berat dapat diminum untuk pria dan wanita kecuali wanita hamil. Untuk botol  kecil dapat mengobati asam urat, menurunkan kolesterol, darah tinggi, asam gula, rematik, kencing manis, menambah vitalitas dan anti penyakit pinggang, anti loyo, serta cocok untuk kesehatan. Dapatkan jamu Jawa Dwipa cap Tangkur Buaya di warung terdekat dan dapat dibeli langsung di Haji Sanadi Tanusi Sepait, Siwalan, Jalan Raya Sepait Sragi HP 08158639851 atau telepon 790642.
(DI/Jamu Jawa Dwipa/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Encok … rematik.
M1    : Menyindir …!
P    : Kadas kudis … sesak napas.
M2    : Menyindir lagi…!
P    : Apa …! Ramai lagi …! Saya sedang membaca kalian kenapa kalian ramai sendiri! Ini ada obat yang bisa mengobati bermacam-macam penyakit dan tanpa efek samping!
M1&M2 : Obat apa …?
P    : Jamu Jawa Dwipa asli Banyuwangi.
M1    : Mana … bawa ke sini!
P    : Enak saja … beli sendiri …!
Penyiar    : Jamu Jawa Dwipa cap Tangkar Buaya asli Banyuwangi tersedia botol besar dan botol kecil. Untuk botol besar berkhasiat berhasil untuk mengobati pegel linu, remati, kadas kudis, sesak napas, kepala pusing, kencing manis, ambeyen, menambah sumsum yang bekerja berat dapat diminum untuk pria dan wanita kecuali wanita hamil. Untuk botol  kecil dapat mengobati asam urat, menurunkan kolesterol, darah tinggi, asam gula, rematik, kencing manis, menambah vitalitas dan anti penyakit pinggang, anti loyo, serta cocok untuk kesehatan. Dapatkan jamu Jawa Dwipa cap Tangkur Buaya di warung terdekat dan dapat dibeli langsung di Haji Sanadi Tanusi Sepait, Siwalan, Jalan Raya Sepait Sragi HP 08158639851 atau telepon 790642.

Pada data (9) percakapan di atas bahasa yang digunakan bahasa Jawa ngoko. Dialog ini menceritakan tentang Jamu Jawa Dwipa asli Banyuwangi bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit (misalnya: encok, rematik, kadas, kudis, dan sesak napas) yang  tidak menyebabkan efek samping.
Bahasa Jawa ngoko yang digunakan pada iklan ini dimaksudkan agar produk yang ditawarkan mudah diterima dan dikenal pendengarnya sebagai calon konsumen. Iklan ini ditujukan untuk semua kalangan karena baik muda ataupun tua dengan status sosial yang tinggi maupun yang rendah karena harga yang terjangkau oleh semua kalangan. Hal ini ditunjukan adanya kalimat “Dapatkan jamu Jawa Dwipa cap Tangkur Buaya di warung terdekat” dari kalimat ini dapat diketahui bahwa harga jamu ini terjangkau oleh semua kalangan karena jamu ini bisa di dapat di warung terdekat. Adanya kata “warung terdekat” dalam kalimat di atas maka dapat diketahui harga terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

4.1.4.2 Bentuk Tingkat Tutur Madya
Tingkat tutur Madya merupakan tingkat tutur menengah antara krama dan ngoko. Tingkat tutur madya ini menunjukkan sikap yang sopan secara sedang-sedang saja. Di dalam bahasa iklan radio di Pekalongan menggunakan bentuk tingkat tutur madya. Hal ini dapat dilihat pada data (10) iklan dalam percakapan sebagai berikut.
Data (10)
P    : Kang Rohim mobilku bayaren bae ke…! Aku butuh dhuwit ke…!
M    : Aku ke…ha pancen pengen tuku mobil … tapi nek kon mbayar kontan durung kongang ! wong recanane aku pak kredit neng “Armada Finance”.
P    : La … terus priye …ya!
M    : Ya nek sampeyan pancen pak butuh cepet … ayo melu bae sisan …
P    : Reng ngendi …?
M    : Reng “Amarda Finance” ra…ha, “Armada Finance” kan melayani kredit nggo modal usaha. Jaminane cukup BPKB mobile sampeyan kae…? Ngidepi beres …wis! Sedina langsung cair.

R    : Kredit mobil dengan cara mudah dan cepat ya hanya di “Amarda Finance”. “Amarda Finance” melayani kredit untuk modal usaha. Cukup dengan jaminan BPKB dana langsung cair. ”

P    : Kok beres ya kang Rohim …? Proses cepet.
M    : Iya … kanca-kancaku sing bangsane industri kecil, bos konveksi, pedagang nang pasar, pegawai, dokter ya … dha manfaatke “Armada Finance” kok!
(DI/Armada Finance/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Kang Rohim mobilku dibeli saja …! Aku butuh uang!
M    : Saya memang ingin membeli mobil … tetapi kalau dibayar secara kontan saya belum bisa! Rencana saya ingin kredit di “Armada Finance”.
P    : Terus bagaimana?
M    : Kalau kamu ingin butuh uang cepat ayo ikut saja.
P    : Ke mana?
M    : Ke “Armada Finance”. “Armada Finance” kan melayani kredit buat modal usaha. Jaminannya cukup BPKB mobil kamu. Dijamin beres! Sehari bisa cair.

Penyiar    : Kredit mobil dengan cara mudah dan cepat ya hanya di “Amarda Finance”. “Amarda Finance” melayani kredit untuk modal usaha. Cukup dengan jaminan BPKB dana langsung cair.

Pada data (10) percakapan di atas penutur ingin menjual mobil kepada temannya Rohim karena ia membutuhkan uang. Rohim memberikan solusi agar mobil itu tidak dijual tetapi dijadikan sebagai jaminan untuk kredit uang di Armada Finance. Pada percakapan ini terdapat tingkat tutur bentuk madya yaitu pada “Ya nek sampeyan pancen pak butuh cepet … ayo melu bae sisan …” ‘Kalau kamu ingin butuh uang cepat ayo ikut saja.’ Tingkat tutur madya terdapat pada kata  “sampeyan” ‘kamu’ karena kata ‘sampeyan’ merupakan bentuk krama yang penggunaannya dicampur dengan bahasa Jawa ngoko. Penggunaan bentuk madya menunjukkan kesopanan yang sedang saja antara penutur kepada mitra tutur karena pada percakapan itu mitra tutur dianggap lebih tua oleh penutur. Hal ini terdapat pada kata “Kang” ‘Kak’ yang menunjukkan usia mitra tutur lebih tua daripada penutur.

4.1.5 Ragam bahasa
Bentuk ragam bahasa Jawa yang ditemukan dalam iklan radio di Pekalongan adalah ragam informal. Ragam informal merupakan bentuk ragam yang tidak resmi karena tahap situasional dari bahasa lisan, sebagian ditandai oleh penggunaan slang dan elipsis, dan dipergunakan dalam lingkungan yang akrab.
Bentuk ragam informal ini digunakan dalam iklan radio berbahasa Jawa di Kota Pekalongan, dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi letak geografis Kota Pekalongan sebagai daerah pesisir. Masyarakat Pekalongan menggunakan bahasa Jawa Pekalongan sebagai bahasa sehari-hari. Berbeda dengan bahasa Jawa yang masih dapat dijumpai di Kota Surakarta dan Yogyakarta yang merupakan pusat daerah penggunaan bahasa Jawa baku. Secara geografis, Kota Pekalongan jauh dari kedua kota tersebut.
Bentuk ragam informal dapat dilihat pada data (11) iklan berikut ini.
Data (11)
P    : He … pak nangendi? Esuk-esuk kok wis methinthing!
M    : Reng Radesa. Tuku emas nang “Toko Mas Gajah”.
P    : Kok kuwi be pijaran neng Radesa “Toko Mas Gajah”! 
M    : Ho…laa seje ra! Neng “Toko Mas Gajah” kuwi bisa puas! Tangga-tanggaku dek Kalongan be ngujo neng Radesa, langganan neng “Toko Mas Gajah”!
P    : Paham tah…! Maksudku saiki “Toko Mas Gajah” wis ana neng Pekalongan.
M    : Ah… apa iya? Cabange … pok!!
P    : Bener…! Tepate neng Jalan Hasanuddin nomer  41
M    : Beneran … tah ngirit wektu lan ongkos …!!
(DI/Toko Mas Gajah/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Hai … mau kemana? Pagi-pagi kenapa sudah rapi!
M    : Ke (wi)Radesa. Beli emas di “Toko Mas Gajah”.
P    : Seperti itu saja  sampai ke (wi)Radesa “Toko Mas Gajah”!
M    : Hai beda! Di “Toko Mas Gajah” bisa puas! Tetangga-tentanggaku yang dari (pe)Kalongan saja sengaja datang ke (wi)Radesa, berlangganan di “Toko Mas Gajah”
P    : Aku tahu …! Maksudku sekarang “Toko Mas Gajah” sudah ada di Pekalongan.
M    : Apa benar? Cabangnya!
P    : Benar …! Tepatnya di Jalan Hasanuddin nomer 41.
M    : Kebetulan sekali … hemat waktu dan biaya …!

Data (11) kata-kata yang bercetak tebal menunjukkan kata-kata ragam informal. Penanda ragam informal tampak pada kata pak(?) yang seharusnya diucapkan arep-a ‘ke’, wis yang seharusnya diucapkan uwis ‘sudah’, Radesa yang seharusnya diucapkan Wiradesa (merupakan nama tempat),  dek yang seharusnya diucapkan kadek ‘dari’ dan kata Kalongan yang seharusnya diucapkan Pekalongan kata-kata tersebut mengalami pemendekkan suku kata di depan.
 Selain itu pada kata nang ‘di’ dan neng ‘di’. Kata nang berasal dari penggabungan kata  ana + ing  yang dipendekkan menjadi kata nang ‘di’. Pemendekkan terjadi pada suku kata / a / [×›] yang terdapat  di bagian depan yaitu pada kata ana dan penghilangan suku kata / i / pada kata ing ‘di’ sehingga menjadi kata ‘nang’ ‘di’.
Kata neng berasal dari penggabungan kata  ana __  ing                aneng .
                                      e
    (a)neng

 Terjadinya kata neng adanya perubahan fonetis dari suku kata / a / dengan  / i / menjadi / e / . Kata ing merupakan bentuk preposisi yang digabung dengan kata ana dan mengalami perubahan fonetis dari suku kata / a / dengan / i / menjadi / e / sehingga disebut sandi luar karena pengaruh fonem yang ada didekatnya Selain mengalami perubahan bunyi kata neng juga mengalami pemendekkan suku kata / a / [×›] di bagian depan yaitu pada kata dan mengalami pemendekkan suku kata di depan / a / [×›]. Unsur leksikal yang termasuk ragam nonbaku tampak pada kata kok ‘kok’.  Contoh lain dapat diperhatikan pada data (12), (13), (14), (15), (16), dan (17) sebagai berikut.
Data (12)
P    : Kang pak neng ngendhi…? Esuk–esuk kok wis methinthing…! Nyetil.
M    : Reng “Suzuki Suderman”!
P    : Oh… sida tuku Suzuki Smash.
M    : Sido ra mumpung ana program spesial.
(DI/Suzuki Suderman/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Mas mau pergi ke mana? Pagi-pagi kenapa sudah rapi …!
M    : Ke “Suzuki Suderman”…!
P    : Oh … jadi beli Suzuki Smash.
M    : Jadi beli … selama masih ada program Spesial.

Data (13)
P    : Kredit Honda rak … nganggo uang muka…? Weleh… temenan pok … ye…?
(DI/Kredit Honda 54 Batang/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Kredit Honda tidak menggunakan uang muka…? Benar tidak …ya?
Data (14)
P    : Kapok … kapok  aku jarene bar ndhaftar langsung mangkat kerja neng luar negeri … jebule ngantek nyahmene aku ijek ndhongkrok … ! Aku rak mangkat-mangkat …!”
(DI/PT Surya Jaya Utama/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Jera … jera saya katanya setelah mendaftar langsung bisa berangkat kerja ke luar negeri … tetapi sampai sekarang kenyataannya saya masih tetap di sini! Tidak berangkat ke luar negeri.
Data (15)
P    : Kang Rohim mobilku bayaren bae ke…! Aku butuh dhuwit ke…!
M    : Aku ke…ha pancen pengen tuku mobil … tapi nek kon mbayar kontan durung kongang! wong recanane aku pak kredit neng “Armada Finance”.
P    : La … terus priye …ya!
…..
M    : Reng “Amarda Finance” ra…ha, “Armada Finance” kan melayani kredit nggo modal usaha. Jaminane cukup BPKB mobile sampeyan kae…? Ngidepi beres …wis! Sedina langsung cair.
….
M    : Iya … kanca-kancaku sing bangsane industri kecil, bos konveksi, pedagang nang pasar, pegawai, dokter ya … dha manfaatke “Armada Finance” kok!
(DI/Amarda Finance/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Kang Rohim mobilku dibeli saja …! Aku butuh uang!
M    : Saya memang ingin membeli mobil … tetapi kalau dibayar secara kontan saya belum bisa! Rencana saya ingin kredit di “Armada Finance”.
P    : Terus bagaimana?

M    : Ke “Armada Finance”. “Armada Finance” kan melayani kredit buat modal usaha. Jaminannya cukup BPKB mobil kamu. Dijamin beres! Sehari bisa cair.

M    : Benar … teman-temanku yang termasuk golongan industri kecil, bos konveksi, pedagang di pasar, pegawai, dokter semua memanfaatkan “Armada Finance”.
Data (16)
P    : Oh … aku ya padha bae ah…! Tapi mengko-mengkonan bae ah… wong jik suwi.
‘Oh … aku ya sama saja ah … ! Tetapi tidak sekarang … kan waktunya masih lama.’
 (DI/Raja Wisata Tur Travel/CPF/2004)

Data (17)
P    : Tur nek dinggo ndadeke PD. Regane terjangkau Dil. Awet maneh!
‘Dan kalau dipakai PD (percaya diri). Harganya terjangkau Dil. Awet lagi!’
(DI/Leggos Jeans/CPF/2004)

Pada data (13), (14), (15), (16), (17), dan (18) kata–kata yang bercetak tebal merupakan bentuk leksikal takbaku. Pada data (13) mengalami pemendekkan suku kata di bagian awal yaitu wis seharusnya diucapkan uwis ‘sudah’.  Pada   kata   reng   berasal   dari   pembentukkan  kata   mara – ing  yang
                                                     e
                                                     (ma)reng
mengalami perubahan bunyi suku kata / a / dengan / i / menjadi / e / menjadi (ma)reng ‘ke’. Kata ing merupakan bentuk preposisi yang digabung dengan kata mara dan mengalami perubahan fonetis dari suku kata / a / dengan / i / menjadi     / e / sehingga disebut sandi luar karena pengaruh fonem yang ada didekatnya. Kata reng mengalami pemendekkan kata di depan yaitu (ma)reng menjadi reng. Data (13) mengalami pemendekkan kata di bagian depan pada kata ra yang seharusnya dibaca ora  ‘tidak’.
Data (14) kata yang menunjukkan ragam informal ditandai dengan unsur leksikal takbaku yang tampak pada bar yang seharusnya diucapkan bubar ‘sesudah’. Data (15) kata yang menunjukkan ragam informal yaitu kon seharusnya diucapkan kongkon ‘suruh’, priye seharusnya diucapkan kapriye ‘bagaimana’ nggo yang seharusnya diucapkan kanggo ‘untuk’, wis yang seharusnya diucapkan uwis ‘sudah’ dan dha seharusnya diucapkan padha ‘pada’.
Pada data (16) penanda ragam informal terdapat kata jik yang seharusnya diucapkan ijik ‘masih’.  Data (17) penanda ragam informal ditandai dengan pemendekkan suku kata di bagian tengah yaitu pada kata dinggo. Kata ini seharusnya diucapkan dienggo ‘dipakai’.
Dari kedelapan di atas dapat disimpulkan bahwa penanda ragam informal pada iklan radio di Pekalongan ditandai adanya penggolongan kata-kata yang mengalami pemendekkan pada bagian awal dan tengah, perubahan bunyi, dan penggabungan kata hal ini dapat dilihat sebagai berikut.
Awal
Pa(?)            arep-a ‘mau’
wis            uwis ‘sudah’
Radesa            Wiradesa
dek            kadek ‘dari’
Kalongan        Pekalongan
Ra            ora ‘tidak’
Bar            bubar ‘sesudah’
Kon            kongkon ‘suruh’
Priye            kapriye ‘bagaimana’
Dha            padha ‘pada’
Jik            ijik ‘masih’
Tengah
Dinggo        dienggo ‘dipakai’
Penggabungan dan Pemendekkan kata
Nang            ana            ing   ‘di’
(a)na(i)ng         nang

Perubahan Bunyi, Penggabungan dan Pemendekkan Kata
Neng            ana               ing  ‘di’
                 e
(a) neng

Reng              mara            ing  ‘menuju ke’
                 e
(ma) reng


4.1.6    Pengaruh Bahasa Lain  Terhadap Iklan Radio Berbahasa Jawa
Pengaruh bahasa lain terhadap iklan radio berbahasa Jawa dapat menyebabkan terjadinya bentuk interferensi, alih kode dan campur kode yang akan dijelaskan masing-masing bentuk sebagai berikut.

4.1.6.1 Interferensi
Interferensi terjadi karena adanya kontak dua bahasa atau lebih. Hal ini terjadi pada lingkungan masyarakat Jawa yang mempergunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Di dalam diri penutur secara tidak sengaja akan terjadi kontak bahasa antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Semakin sering terjadi kontak bahasa semakin besar peluang terjadinya interferensi.
Interferensi ini dapat terjadi pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Pekalongan. Interferensi yang ditemukan dalam iklan radio di Pekalongan adalah (1) interferensi fonologi, (2) interferensi morfologi, (3) interferensi kosa kata, dan (4) interferensi semantik. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing interferensi tersebut.

1)    Interferensi Fonologi
Interferensi fonologi dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam bahasa Jawa yang berupa fonem. Interferensi ini dapat menghasilkan perluasan variasi sebuah fonem. Interferensi ini dapat mengganggu sistem apabila dalam sebuah bahasa dirancukan karena adanya model dari bahasa lain. Hal ini dapat dilihat dari data (18) iklan sebagai berikut.
Data (18)
P    : Nangapa Min … ngalamun bae ditolak calon mertua pok…!
M    : Ngawak aku ijek kemecer ke Dul...! Kanca-kanca tak delok wis padha nduwe Honda, aku tok …! Ngontel terus!
P    : La …pingin pok, gampang … ana cara pinter lan mudah tuku Honda Supra Fit…! Cicilanne mung 175 ewu saben sak wulane … sip po..ra …!
(DI/Honda/ CPF/ 2004)
Terjermahan:
P    : Ada apa Min … melamun saja … ditolak calon mertua ya….?
M    : Salah, aku kan lagi ngidam Dul…! Aku lihat teman-teman sudah mempunyai  Honda, aku saja yang masih naik sepeda!
P    : Kamu pingin … mudah … ada cara pintar dan mudah beli Honda Supra Fit …! Cicilannya hanya seratus tujuh puluh lima (175) ribu setiap satu bulannya … bagus tidak…!

Pada data di atas terjadi interferensi fonologi pada kata ‘cara’.  Pada dialog di atas kata ‘cara’ pengucapannya secara bahasa Indonesia yaitu pada fonem vokal / a / diucapkan dengan bunyi [ a ]. Hal dapat dikatakan terjadi bentuk interferensi bahasa Indonesia pada fonem vokal. Padahal dalam bahasa Jawa baku juga memiliki kosa kata “cara” [c ×› r ×›]  ‘cara’ yang pelafalannya sama dengan bahasa Indonesia tetapi pengucapannya bunyi fonem vokal berbeda. Pada Bahasa Jawa fonem vokal / a / diucapkan dengan bunyi [×›].
Tujuan dari penggunaan kata-kata tersebut agar iklan yang diputar di radio lebih menarik, jelas dan komunikatif jadi meskipun sudah ada padanan katanya dalam bahasa Jawa. Bunyi fonem vokal yang berbeda akan membuat konsumen teringat akan produk yang ditawarkan oleh pihak produsen. Selain itu data yang ditemukan adalah sebagai  berikut.
Bahasa Jawa baku                Interferensi bahasa Indonesia
Desa [n d e s ×›]                    Desa  [desa]

2)    Interferensi Morfologi
Interferensi morfologi terjadi apabila dalam pembentukan kata suatu bahasa yang   menyerap afiks-afiks bahasa lain. Interferensi morfologi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa dapat terjadi pada penggunaan unsur-unsur pembentukan kata bahasa Indonesia pada unsur dasar bahasa Jawa. Pola morfologi bahasa Indonesia-Jawa dapat berwujud afiksasi.
Afiksasi merupakan proses penambahaan morfem terikat dalam bentuk kata dasar. Afiksasi terbagi menjadi prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), dan konfiks/simulfik (gabungan komplek). Pada penelitian ini data yang didapat berupa prefiks dan sufik, hal ini dapat dilihat pada data iklan sebagai berikut.

Interferensi Morfologi Prefiks
Interferensi morfologi prefiks merupakan interferensi yang terjadi pada prefiks (awalan) bahasa Indonesia yang diterapkan pada kosa kata bahasa Jawa. Hal ini dapat diperhatikan pada data (19) sebagai berikut.
Data (19)
Pak ya wis ta ora usah bingung bae! Mbok jajal berobat neng “Pengobatan tradisonal Lepti”, sing alamate neng Kalibanger Pekalongan. Wis akeh penyakit apa bae mari total !
(DI/Pengobatan Tradisional Lepti/RKB/2004)
‘Pak ya sudah tidak usah bingung! Coba beobat ke pengobatan Tradisional Lepti, yang alamatnya di Kalibanger Pekalongan. Sudah banyak penyakit apa saja bisa sembuh!’

Data (19) di atas terjadi interferensi bentuk  prefiks {ber-} yaitu pada kata berobat yang terdapat pada kalimat “Mbok jajal berobat neng “Pengobatan Tradisonal Lepti” …” ‘Coba berobat ke “Pengobatan Tradisional Lepti” …’. Kata berobat berasal dari kata dasar obat. Kata ini merupakan kata dasar dari bahasa Jawa yang mendapat prefiks {ber-}dari bahasa Indonesia. Di dalam bahasa Jawa tidak terdapat afiksasi prefiks {ber-}afiksasi {ber-} hanya terdapat pada tata bahasa Indonesia. Kata berobat seharusnya dinyatakan dengan kata tetamba ‘berobat’ karena lebih baku dalam bahasa Jawa.
Interferensi Morfologi Sufiks
 Interferensi morfologi sufiks merupakan interferensi yang terjadi pada sufiks (akhiran) bahasa Indonesia yang di terapkan pada kosa kata bahasa Jawa. Hal ini dapat diperhatikan pada data (20) sebagai berikut.
Data (20)
Lha kok ngasih jatahnya segini lha terus sak mene iki cukup apa?
(DI/Pegadaian/CPF/2004)
‘Kenapa memberi jatahnya hanya ini … terus ini itu cukup buat apa?’

Data (20) di atas terjadi interferensi bentuk sufiks {-nya}yang terdapat pada kata jatahnya. Kata jatahnya berasal dari kata dasar jatah ‘bagian’. Kata jatah merupakan kata dasar dari bahasa Jawa yang mendapat afiksasi dari sufiks         {-nya} dari bahasa Indonesia. Di dalam bahasa Jawa tidak terdapat sufiks {-nya}, sufiks {-nya} dalam tata bahasa Jawa sejajar dengan sufiks {-e}. Kata jatahnya seharusnya dinyatakan dengan kata jatahe ‘bagian’.
3)    Interferensi Leksikal
Interferensi leksikal dapat terjadi dalam iklan radio berbahasa Jawa karena penutur tidak hanya menguasai satu bahasa melainkan lebih dari satu bahasa dalam kontak bahasa. Interferensi leksikal dapat dilihat pada data (21) sebagai berikut.
Data (21)
P    : Kredit Honda rak … nganggo uang muka …? Weleh… temenan pok … ye..?
M    : Nek neng “54 Batang” utawa FIF ya temenan kang …! Khusus Supra X dan Fit uang muka bebas alias 0%.
(DI/Kredit Honda “54 Batang”/CPF/2004)
Terjemahan :
P    : Kredit Honda tidak pakai uang muka…? Benar tidak …ya?
M    : Kalau di “54 Batang” atau FIF ya benar Kang! Khusus Supra X dan Fit uang muka bebas alias 0%.

Pada data (21) di atas terjadi interferensi leksikal pada kata ‘kredit’. Pada kalimat “Kredit Honda rak … nganggo uang muka …?” ‘Kredit Honda tidak pakai uang muka…?’. Kata ‘kredit’ merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang diselipkan ke dalam bahasa Jawa. Di dalam bahasa Jawa memiliki padanan kata ‘kredit’ yaitu “utang” ‘kredit’ tetapi pada penggunaan kata “utang” dalam tuturan di atas kurang tepat atau rancu bila didengar walaupun memiliki makna yang sama yaitu menjual barang dengan pembayaran tidak secara tunai. Hal ini disebabkan bahwa orang lebih terbiasa menggunakan kata kredit daripada menggunakan kata “utang” ‘kredit’. 
Data (22)
P     : Adhuh Mbah! Kok repot-repot … pijaran narik-narik wedhus nobarang … kanggo urusane aqiqoh, resepsi, khitanan lan pesta serahke bae neng Rumah Makan Subali tinggal beres Mbah!”

Terjemahan:
P    : Waduh Mbah … kenapa repot pakai menarik-narik kambing segala. Untuk acara akikah, resepsi, khitanan, dan pesta serahkan saja ke “Rumah Makan Subali” semuanya beres Mbah!
 (DI/Rumah Makan Subali/CPF/2004)

Pada data (22) terjadi interferensi leksikal pada kata ‘khitanan’ dan ‘pesta’. Dapat dilihat pada kalimat “kanggo urusane aqikhoh, resepsi, khitanan lan pesta serahke bae neng “Rumah Makan Subali” tinggal beres mbah!” ‘untuk urusan akikhah, resepsi, khitanan dan pesta serahkan saja di “Rumah Makan Subali” tinggal beres mbah!’. Kedua kata ini berasal dari bahasa Indonesia, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘khitanan’ dapat diartikan pelaksanan (upacara) memotong kulup (437:1991). Kata ‘pesta’ dapat diartikan merayakan perjamuan makan, minum (bersukaria) (678:1991). Padanan kata ‘khitanan’ dalam bahasa Jawa adalah ‘tetak’ sedangkan kata ‘pesta’ padanan dalam bahasa Jawa adalah ‘pista’ .  
Data (23)
P    : Ke dirungakaken …! Saiki aku marem nemen maca Koran Suara Merdeka. Mulai satu Juli dua ribu empat terbit empat halaman. Keren nemen berita-beritane pantura ana kabeh tur komplit. Ragam beritane makin variatif. Ana Gardu yaiku berita kriminal, Kiprah berita seremonial terus ana maneh Kolom Kepriben yo kuwi kolom kritik utawa kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Uga ana informasi hiburan lan liyane. Pokoke suara pantura sing ana neng Suara Merdeka berita-berita panturane sip! Koran liyane sepi …!
    ‘tolong didengarkan …! Sekarang saya merasa puas membaca koran Suara Merdeka. Mulai 1 Juli 2004 terbit empat halaman. Keren banget berita-berita panturanya ada semua. Ragam beritanya makin variatif. Ada Gardu yaitu berita kriminal, kiprah berita ceremonial terus ada lagi Kolom Kepriben yaitu kolom kritik atau kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Ada juga informasi hiburan dan lain-lain. Suara pantura yang ada di Suara Merdeka berita-berita panturanya bagus! Koran yang lain sepi …!’
(DI/Suara Merdeka/CPF/2004)

Data (23) di atas terjadi interferensi leksikal pada kata berita yang terdapat pada kalimat “Pokoke suara pantura sing ana neng Suara Merdeka berita-berita panturane sip! Koran liyane sepi …!” Suara pantura yang ada di Suara Merdeka berita-berita panturanya bagus! Koran lain sepi …!’. Kata berita merupakan kosa kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam kalimat bahasa Jawa. Di dalam bahasa Jawa memiliki padanan kata berita yaitu “pawarta” tetapi pada penggunaan kata “pawarta” dalam tuturan di atas kurang tepat walaupun memiliki makna yang sama yaitu memberi informasi kepada masyarakat. Hal ini disebabkan bahwa orang lebih terbiasa menggunakan kata berita daripada menggunakan kata “pawarta” ‘berita’. 

4) Interferensi Semantik
Interferensi semantik dapat terjadi karena bahasa resepsien menyerap konsep kultural, dapat juga terjadi karena penambahaan kata dari bentuk baru dan disebabkan oleh perubahan makna kata-kata tertentu. Interferensi semantik ini dapat  terjadi dalam tuturan iklan radio. Berikut ini akan dijelaskan dalam data  (24) sebagai berikut.
Data (24)
(...)
M    : Mbah Slamet kok narik-narik wedhus…pak digawa neng ngendi     mbah?
P    : Lha iki ra pak disembeleh pak digawe  aqiqohanne putu, kiye?
M    : Adhuh Mbah! Kok repot-repot … pijaran narik-narik wedhus no barang…kanggo urusane aqiqoh, resepsi, khitanan lan pesta  serahke bae neng “Rumah Makan Subali” tinggal beres mbah!
(DI/Rumah makan Subali/CPF/2004)
Terjemahan:
(...)
M    : Mbah Slamet menarik-narik kambing akan dibawa kemana?
P    : Kambing ini akan disembelih untuk acara akikah cucu saya.
M    : Waduh Mbah … kenapa repot pakai menarik-narik kambing segala. Untuk acara akikah, resepsi, khitanan, dan pesta serahkan saja ke “Rumah Makan Subali” semuanya beres!

Pada data (24) dialog di atas terjadi interferensi semantik pada kata “aqiqohanne” ‘akikah’ yang terdapat pada kalimat “Lha iki ra pak disembeleh pak digawe  aqiqohanne putu, kiye? ” ‘Kambing ini akan disembelih untuk   akikah cucu saya?’. Kata  aqiqoh merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab kemudian berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi akikah. Kata ini diartikan upacara (selamatan/syukuran) memangkas rambut bayi yang ditandai dengan penyembelihan hewan seperti kambing atau lembu. Di dalam bahasa Jawa kata aqiqoh disebut dengan “kekah” yang memiliki arti sama sehingga dapat disimpulkan bahwa kata “aqiqoh” merupakan bentuk interferensi semantik bahasa repsepsien yang menyerap konsep cultural.
Penggunaan kata “aqiqoh”  yang terdapat pada tuturan iklan di atas hanya sebagai identitas diri sebagai muslim karena dengan menggunakan kata ini pihak pengiklan bisa mempengaruhi calon konsumen yang memiliki identitas diri yang sama sebagai seorang muslim.

4.1.6.2 Alih Kode
Alih kode merupakan peralihan pemakaian bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain, dari variasi satu ke variasi lain atau beberapa gaya dari satu ragam bahasa. Dalam masyarakat tutur tertentu terutama yang mengenal tingkatan bahasa sosial  (undak-usuk), alih kode yang terjadi tidak secara dratis, melainkan berjenjang menurut satu kontinum, sedikit demi sedikit, dari yang dekat sampai yang jauh perbedaannya, sehingga alih kode itu tidak terasa “mengagetkan”.
Peristiwa alih kode dapat dilhat pada data (25) sebagai berikut.
Data (25)
P    : Ada apa sih Pak! Kok teriak-teriak.
M    : Iki teh apa kocahan umbah-umbah! Wis rasane langu ora nggenah pisan!
P    : Lha kuwi mau jarene tangga-tangga regane murah!
M    : Aku wis ngomong ta Bu! Bapak kuwi wis cocoke Teh Dua Tang             Premium. Aja asal regane  murah tok!
P    : Tapi Pak!
M    : Wis ora usah tapi-tapian! Pokoke Teh Dua Tang Premium!
P    : Iki Pak tehe di sruput disik!
M    : Lha iki Bu! Jenenge teh wis rasane seger tur bisa njaga kesehatan.
(DI/Teh Dua Tang Premium/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Ada apa sih pak! Kenapa teriak-teriak.
M    : Ini teh apa air bekas cucian! Rasanya tidak enak!
P    : Itu tadi harganya murah  kata tetangga!
M    : Bu saya sudah bilang! Bapak cocoknya minum Teh Dua Tang             Premium. Jangan asal harganya murah!
P    : Tapi Pak!
M    : Tidak usah tapi-tapian! Pokoknya Teh Dua Tang Premium!
P    : Ini tehnya pak diminum dulu!
M    : Ini Bu! Namanya teh rasanya segar bisa menjaga kesehatan!

Wacana iklan ini data (25) berbentuk dialog sebab terjadi interaksi antara ibu sebagai penutur dan bapak sebagai mitra tutur dan kedua partisipan tersebut berperan sebagai suami-istri. Di dalam wacana iklan ini terjadi peristiwa alih kode yang bercetak tebal dalam data (25) dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Peristiwa alih kode terjadi pada penutur karena penutur menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur.
Peralihan ini terjadi karena mitra tutur orang Jawa dan dia kemungkinan besar lebih enak menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi daripada menggunakan bahasa Indonesia. Penutur beralih kode ke dalam bahasa Jawa karena mitra tutur yang diajak bicara menggunakan bahasa Jawa .
Pada dialog pertama penutur menggunakan bahasa Jawa setelah ada respon dari mitra tutur pertama (M1) dengan menggunakan bahasa Indonesia maka penutur kembali beralih kode ke bahasa Indonesia sehingga alih kode ini bersifat internal. Hal ini dapat dilihat dari data (26) berikut ini.
Data (26)
P    : Iki kompor Hock.
M1    : Dijual.
P    : Tidak …tidak dijual tetapi untuk kado pernikahan.
M2    : Lha anake bupati kuwi wae ya dikado Hock!
M1    : Ah … masak! Apa sih hebate Hock!
P    : Hock kuwi ora rewel, aman, genine biru lan alhamdulillah             banget disayang Eyang Kakung awet. Ya kaya Hock rajane             kompor!
M1    : Lha pantes Eyang Kakung pinter masak!
M2    : Ya mesti…! Ki sega gorenge wis mateng. Ayo dicicipi!
(DI/Kompor Hock/RKB/2004)
Terjemahan:
P    : Ini kompor Hock.
M1    : Dijual.
P    : Tidak … dijual tetapi untuk kado pernikahan.
M2    : Anak Bupati saja ya… dikado Hock!
M1    : Sungguh …! Apa hebatnya Hock!
P    : Hock itu bagus, aman, biru apinya dan alhamdulillah sekali disayang Eyang Kakung awet. Seperti Hock rajanya kompor!
M1    : Pantas Eyang kakung pandai memasak!
M2    : Ya pasti …! Ini nasi gorengnya sudah matang …, ayo            dicicipin!
Wacana data (26) berbentuk dialog antar nenek, cucu dan kakek. Nenek sebagi penutur, cucu sebagai mitra tutur pertama dan kakek sebagai mitra tutur kedua. Di dalam wacana iklan terjadi alih kode, peristiwa alih kode bermula dari penutur menggunakan bahasa Jawa (ngoko) beralih kode menggunakan bahasa Indonesia. Terjadinya peralihan kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia  pada iklan di atas hanya untuk mengimbangi M1 dan sebagai penegasan kata yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur.
Pada dialog keenam penutur beralih kode menggunakan bahasa Jawa karena kembali mengimbangi M2 yang menggunakan bahasa Jawa. Alih kode ini disebut alih kode intern.

4.1.6.3 Campur Kode                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Campur kode    adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dengan dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Peristiwa campur kode ini dapat terjadi pada masyarakat yang menggunakan lebih dari dua bahasa. Tidak menutup kemungkinan campur kode ini dapat terjadi pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Pekalongan.
Pada analisis data ini, pemakaian bahasa Jawa dalam iklan di radio terdapat campur kode yang berwujud (1) kata, (2) frasa, (3) klausa, dan (5) idiom dan masing-masing wujud akan dijelaskan berikut ini.

1)    Campur Kode Berwujud Kata
Kata merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misal, batu, rumah, datang, dsb) atau gabungan morfem (misal, pejuang, mengikuti, pancasila, mahakuasa, dsb) (Harimurti Kridalaksana,      1993: 98). Campur kode yang ditemukan dalam iklan radio di Pekalongan adalah campur kode kata ke dalam dan campur kode kata ke luar. Campur kode kata ke dalam, misalnya: kata hadiah yang merupakan kosa kata dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam kalimat bahasa Jawa. Campur kode kata ke luar, miaslnya: kata stress yang berasal dari bahasa Inggris yang disisipkan ke dalam kalimat bahasa Jawa. Hal ini dapat dilihat dalam data (27) berikut.   
Data (27)
(…)
P      : Ya … iya masak tuku Smash entuk tela goreng ...?
M    : Ah .. ngenyis kowe … maksude tuku Smash entuk hadiah Smash …? Dadi Suzuki smashe entuk loro sekaligus …!
(DI/Suzuki Sudirman/CPF/2004)
Terjemahan:
(…)
P    : Ya … benar masak beli Smash mendapat ketela goreng?
M    : Cerewet … maksud saya beli Smash dapat hadiah Smash. Jadi mendapat  Suzuki Smash sekaligus dua.


Pada data (27) tuturan di atas membicarakan tentang hadiah. Semula penutur mengucapakan kalimat dalam bahasa Jawa kemudian menyisipkan kata-kata yang berasal dari bahasa Indonesia dan dilanjutkan dengan kalimat bahasa Jawa. Peristiwa campur kode ini terdapat pada kata ‘hadiah’ dan ‘sekaligus’.  Kata ‘hadiah’ dan ‘sekaligus’ merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘hadiah’ diartikan pemberian atau kenang-kenangan (1991: 291) dan ‘sekaligus’ diartikan dengan satu kali saja.
Padanan kata ‘sekaligus’ dalam bahasa Jawa adalah ‘sepisan’ sedangkan padanan kata ‘hadiah’ dalam bahasa Jawa tidak ada yang tepat. Penggunaan kata bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam bahasa Jawa hanya untuk menarik perhatian pendengar sebagai calon konsumen. Adanya campur kode dari bahasa Indonesia tersebut tidak merubah makna pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar.
Data (28)  
“Kok pijaran mengko-mengkonan saiki bae luwih cepet luwih apik. “Raja Wisata Tur” kuwi luwih ngerti ndisik soal info kloter. Dadi wektune si… adoh po-a bisa nrima pendaftaran. Malah nggo acara badha, sing pak dha piknik wis bisa ndaftar saiki.”
(DI/ Raja Wisata Tour Travel /CPF/2004)
‘Kenapa tidak sekarang saja lebih cepat lebih baik. Raja Wisata Tour itu tahu lebih awal mengenai info kloter. Walaupun waktunya masih jauh bisa menerima pendaftaran. Apalagi buat acara lebaran, yang ingin piknik bisa mendaftar sekarang.’

Pada data (28) tuturan di atas terjadi peristiwa campur kode pada kata yang bercetak tebal yaitu kata ‘pendaftaran’ dan ‘piknik’. Kata ‘pendaftaran’ dan ‘piknik’ merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘pendaftaran’ dapat diartikan mencatat nama untuk suatu maksud dan ‘piknik’ dapat diartikan tamasya. Campur kode ini bersifat ke dalam karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.
Padanan kata ‘piknik’ dalam bahasa Jawa adalah ‘plesiran’ sedangkan kata ‘pendaftaran’ dalam bahasa Jawa belum ada padanan kata yang tepat. Penggunaan kata-kata tersebut sebagai kemantapan dari pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar.
Data (29)

M    : Tak kandhani ciri-ciri PT sing resmi kuwi … siji ana surat ijin operasional sing disahke kadek depnaker propinsi utawa kantor tenaga kerja setempat. Loro … ana job ordere … sing ijek berlaku apa ora… ? Dadi sampeyan aman … ora bakal ketipu calo. Telu … utawa teka bae neng PT “Surya Jaya Utama” kuwi jelas PT resmi tur ora meragukan …! 


Terjemahan:

M    : Saya ingin memberitahukan bahwa ciri-ciri PT yang resmi itu … satu ada surat ijin operasional yang disahkan melalui depnaker atau kantor tenaga kerja setempat. Dua mempunyai atau memiliki job order yang masih berlaku apa tidak. Jadi anda aman … dan tidak akan tertipu oleh calo. Tiga atau datang saja ke PT “Surya Jaya Utama”, PT itu resmi dan tidak meragukan …!

 (DI/PT Surya Jaya Utama/CPF/2004)
Pada data (29) terjadi gejala campur kode kata ke dalam. Data tersebut disampaikan dengan bahasa Jawa yang kemudian menyisipkan kata  yang berasal dari bahasa Indonesia. Kosakata yang berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam bahasa Jawa yaitu kata ‘berlaku’, ‘jelas’ dan ‘meragukan’.  Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘berlaku’ diartikan sah boleh dipakai (1991:488), ‘jelas’ diartikan nyata dan ‘meragukan’ diartikan sangsi (1991: 720). Padanan kata ‘berlaku’ dalam bahasa Jawa adalah ‘sah’, ‘jelas’ padanan kata dalam bahasa Jawa ‘nyata’ pengucapan dalam bahasa Jawa adalah   [ñ t ×›] dan ‘meragukan’ padanan kata dalam bahasa Jawa ‘gojak-gajeg’.
Pada dialog di atas isi pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar yaitu mengenai PT resmi yang menangani bidang penyaluran tenaga kerja keluar negeri. PT Surya Jaya Utama merupakan salah satu PT resmi karena memiliki kreteria yang telah disebutkan dalam dialog di atas. Penggunaan kata‘berlaku’, ‘jelas’ dan ‘meragukan’ yang disisipkan ke dalam kalimat bahasa Jawa merupakan sebagai penekanan isi pesan untuk menyakinkan pendengar agar tertarik pada pesan yang disampaikan.


Data (30)
P    : Kok beres ya kang Rohim … ? Proses cepet.
Terjemahan:
P    : Ternyata cepat beres Kang Rohim. Prosesnya cepat.
 (DI/Amarda Finance/CPF/2004)
Pada data (30) tuturan di atas penutur menggunakan dua bahasa untuk menyampaikan pesan kepada mitra tutur dengan mencampurkodekan kata. Kata tersebut adalah kata ‘proses’. Kata ini merupakan kata berasal dari bahasa Indonesia, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ini dapat diartikan sebagai pengolahan atau rangkaian tindakan (1991: 720).
Campur kode ini bersifat ke dalam karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Penggunaan kata ini untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan oleh pendengar sehingga dapat menarik konsumen.
Data (31)
P    : Oh … hadiah kabeh kuwi ha … a? Lha kuwi gedhi tur amba …, apa maneh!
M    : Iki photocopy ukurane gedhi. Ambane sak Koran utawa ukuran A6 (A Enam). Bingung kan? Ndelok photocopy sak mene gedhine.
P    : Ya Allah lha photocopy sak mene gedhine … ya neng Yen Pop Foto pok!
M    : Ngendi maneh sing bisa motokopi gedhine sak koran ya neng Yen Pop Foto tok ra!
(DI/Yen Pop Foto/RKB/2004)
Terjemahan:
P    : Oh…hadiah semuanya ya…? Itu yang besar dan lebar … apa lagi?
M    : Ini fotokopi yang ukurannya besar. Lebarnya seukuran koran atau ukuran A6 (A enam). Bingung kan? Melihat fotokopi sebesar ini.
P    : Ya Allah, fotokopi sebesar ini ya di Yen Pop Foto?
M    : Di mana lagi yang bisa fotokopi  yang besarnya seukuran koran, ya di Yen Pop Foto saja kan!

Pada data (31) di atas terjadi campur kode ke luar. Kata “photocopy” merupakan campur kode dari kosa kata bahasa Inggris. Kata ini sudah berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi fotokopi. Adanya afiksasi nasal / m / dari tata bahasa Jawa pada kata “photocopy” sehinnga menjadi motokopi ‘fotokopi’. Dapat disimpulkan bahwa kata ini merupakan campur kode yang bersifat ke luar karena menyisipkan kosa kata dari bahasa Inggris ke dalam kalimat bahasa Jawa.
Data (32 )
P    : Iya .. ! Mobile sip temenan wis! Hidunge mancung, muat wong pitu, disain eksteriore ngaya, disain interiore lega! Arane Daihatsu …, Daihatsu apa pak!

Terjemahan:
P    : Benar …! Mobilnya bagus, sudah hidungnya mancung, muat tujuh orang, disain eksteriornya bergaya, disain interiornya bagus! Namanya Daihatsu ..., Daihatsu apa, Pak?
 (DI/Daihatsu Sania /CPF/2004)

Data (32) tuturan di atas terdapat peristiwa campur kode pada kalimat “Iya … ! Mobile sip temenan wis! Hidunge mancung, muat wong pitu, disain eksteriore ngaya, disain interiore lega! Arane Daihatsu …, Daihatsu apa pak!” ‘Benar …! Mobilnya bagus, sudah hidungnya mancung, muat tujuh orang, disain eksteriornya bergaya, disain interiornya bagus! Namanya Daihatsu ..., Daihatsu apa, Pak? Kata ‘muat’ merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia sehingga campur kode ini bersifat ke dalam karena menyisipkan kata bahasa Indonesia ke dalam kalimat bahasa Jawa. Padanan kata ‘muat’ dalam bahasa Jawa adalah ‘kamot’. Penggunaan kata-kata ini untuk pesan yang disampaikan kepada konsumen.

2) Campur Berwujud Frasa
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikat, gabungan itu dapat rapat, dapat renggang. campur kode frasa yang ditemukan dalam data ada dua, yaitu campur kode frasa ke dalam dan campur kode frasa ke luar. Kedua jenis ini ditemukan dalam iklan radio di Pekalongan. Hal ini dapat diperhatikan dalam data (33) sebagai berikut.
Data (33)
(…)
P    : Oh… sida tuku Suzuki Smash.
M    : Sida ra mumpung ana program spesial.
(DI/Suzuki Suderman/CPF/2004)
Terjemahan:
(…)
P    : Oh … jadi beli Suzuki Smash.
M    : Jadi beli … selama masih ada program Spesial.
    Pada data (33) terjadi peristiwa campur kode yang berwujud frasa ‘program spesial’. Kata ini berasal dari bahasa Inggris ‘program special’  yang kemudian berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘program spesial’ dan frasa ini sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Campur kode ini bersifat ke dalam karena menyisipkan kata bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa dan padanan frasa ini dalam bahasa Jawa belum ada yang tepat.
Data (34)

M    : Tak kandhani ciri-ciri PT sing resmi kuwi … siji ana surat ijin operasional sing disahke kadek depnaker propinsi utawa kantor tenaga kerja setempat. Loro … ana job ordere sing ijek berlaku apa ora…? Dadi sampeyan aman … ora bakal ketipu calo. Telu … utawa teka bae neng PT “Surya Jaya Utama” kuwi jelas PT resmi tur ora meragukan …!

Terjemahan:

M    : Saya ingin memberitahukan bahwa ciri-ciri PT yang resmi itu … satu ada surat ijin operasional yang disahkan melalui depnaker atau kantor tenaga kerja setempat. Dua mempunyai atau memiliki job order yang masih berlaku apa tidak. Jadi anda aman … dan tidak akan tertipu oleh calo. Tiga atau datang saja ke PT “Surya Jaya Utama”, PT itu resmi dan tidak meragukan …!
 (DI/PT Surya Jaya Utama/CPF/2004)
Pada data (34) terjadi peristiwa campur kode yang berwujud frasa ke dalam dan ke luar. Campur kode yang berwujud frasa ke dalam terdapat pada surat ijin operasional dan kantor tenaga kerja setempat. Frasa ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam kalimat bahasa Jawa. Penggunaan frasa ini pada iklan di atas untuk memberikan informasi kepada pendengar mengenai PT resmi (yang melayani bidang tenaga kerja ke luar negeri) harus memeliki surat ijin operasional dari Departemen tenaga kerja (depnaker). Adanya surat operasional yang dikeluarkan dari depnaker menandakan perusahaan itu legal dan dilindungi oleh negara.
  Campur kode ke luar terdapat pada frasa job ordere. Frasa ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris. Job order dalam bahasa Indonesia diartikan penawaran kerja sehingga dapat dikatakan bahwa campur kode ini bersifat ke luar karena menyisipkan kata bahasa Inggris ke dalam kalimat bahasa Jawa.
Penggunaan akhiran {e-} yang terdapat dalam tata bahasa Jawa yang digabungkan dengan kata yang berasal dari bahasa Inggris dapat menarik perhatian pendengar (sebagai calon konsumen) karena penggunaan frasa ini terdengar asli kata dari bahasa Jawa. Selain itu unsur-unsur bahasa Inggris dapat memberi kesan bahwa si penutur “orang masa kini” dan berpendidikan.
Data (35)
Kredit Honda rak … nganggo uang muka …? Weleh… temenan pok … ye..?

‘Kredit Honda tidak pakai uang muka…? Benar tidak …ya?’
 (DI/Kredit Honda 54 Batang/CPF/2004)
Pada data (35) di atas terjadi campur kode ke dalam. Campur kode yang berwujud frasa pada uang muka. Frasa ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang disispkan ke dalam kalimat bahasa Jawa. Padanan frasa ini dalam bahasa Jawa adalah dhuwit panjeran, frasa ini memiliki arti yang sama dengan  uang muka. Masuknya frasa bahasa Indonesia ke dalam kalimat bahasa Jawa pada data tidak merubah makna pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar dan bisa diterima oleh pendengar.  
Data (36)
P    :  Assalamualaikum … dok..dok …
         Weh… kiye lawang apa-apaan kiye … !!!
       Mbukake priye … !!!
(DI/ Toko Kaca Berkah/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Assalamualaikum … tok..tok.
           Ha… ini pintu apa!!
            Membuka pintunya bagaimana?


Pada data (36) tuturan di atas terdapat peristiwa campur kode yang dituturkan oleh penutur. Campur kode ini terdapat pada frasa ‘Assalamualaikum’ yang berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘keselamatan dan rahmat Allah’. Frasa  ini merupakan bentuk salam yang sering diucapakan orang muslim bila bertamu atau bertemu dengan orang muslim lainnya.
Campur kode ini bersifat ke luar karena menyisispkan bahasa Arab ke dalam kalimat bahasa Jawa. Penggunaan kata ini hanya ingin menunjukkan identitas diri bahwa penutur seorang muslim, selain itu untuk menarik perhatian konsumen yang beragama Islam karena masyarakat Pekalongan mayoritas beragama Islam sehingga mudah untuk menyampaikan pesan.
Data (37)

M    : Priye bojomu saiki?
P    : Alhamdulillah Lek. Berkat “Pengobatan Supra Natural Bapak Nasir Sofian Husen” penyakit bojoku mari.
M    : Saiki ora adol sawah maneh ra…!
(DI/Pengobatan Supra Natural/CPF/2005)
Terjemahan:

M    : Bagaimana istrimu sekarang?
P    : Allhamdullilah Lik. Berkat Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen”  penyakit istriku sembuh.
M    : Sekarang tidak jual sawah lagi kan…!

Pada data (37) di atas terjadi campur kode ke luar karena menyisipkan bahasa Arab ke dalam kalimat bahasa Jawa. Campur kode berwujud frasa terdapat pada kata alhamdulillah yang berasal dari kata bahasa Arab yang artinya ‘rasa syukur ke hadirat Allah swt.’. Frasa ini sering diucapkan oleh orang muslim untuk mengucapkan rasa syukur bila mendapat suatu nikmat yang diberikan oleh Allah swt.

3) Campur Berwujud Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subyek dan predikat yang mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Campur kode yang berwujud klausa yang ditemukan dalam iklan radio di Pekalongan adalah campur kode ke dalam. Hal dapat dilihat dalam data (38) berikut ini.
Data (38)

P    : La … hadiahe …?
M    : Hadiahe jek tetep … ! Pingin VCD, kompor gas, sepeda gunung, mini compo, atau yang lainnya. Bebas milih dhewe.
(DI/Kredit Honda 54 Batang/CPF/2004)
Terjemahan:

P    : Dan hadiahnya …?
M    : Hadiahnya masih tetap …! Pingin VCD, kompor gas, sepeda gunung, mini compo, atau yang lainnya. Bebas milih sendiri.

Pada data di atas terjadi campur kode yang berwujud klausa yang terdapat pada kalimat “Hadiahe jek tetep … ! Pingin VCD, kompor gas, sepeda gunung, mini compo, atau yang lainnya. Bebas milih dhewe.” ‘Hadiahnya masih tetap … ! Pingin VCD, kompor gas, sepeda gunung, mini compo, atau yang lainnya. Bebas milih sendiri’ kalimat yang digarisbawahi menunjukkan klausa. Klausa ini merupakan bentuk dari bahasa Indonesia yang bercampur kode dengan bahasa Jawa sehingga campur kode ini bersifat ke dalam karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.
Penggunaan klausa tersebut untuk dapat menarik konsumen karena banyak hadiah yang ditawarkan oleh pihak pengiklan sebagai imbalan bila membeli produknya.

4) Campur Berwujud Idiom
    Idiom secara leksikal yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. Idiom dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bentuk bahasa yang berupa gabungan kata yang makna katanya tidak dapat dijabarkan dari makna unsur gabungan (misal kambimg hitam yang berarti orang yang dipersalahkan) (1990:320).  Campur kode idiom yang ditemukan di dalam data yaitu idiom dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam kalimat bahasa Jawa. Campur kode yang berwujud idiom terdapat dalam data (39) iklan sebagai berikut.
Data (39)
P    : Pak e, sampeyan ki priye sih wong wis ngerti rega-rega padha larang! Lha kok ngasih jatahnya segini lha terus sak mene iki cukup apa?

    ‘Pak, bapak ini bagaimana sudah tahu harga-harga semua mahal! Kenapa memberi jatahnya hanya ini … terus ini itu cukup buat apa?’

M    : Lha priye? Aku ya lagi pusing, stress … bisnis batikku mandek … golek tambahan modal angel, sampai kepala buat kaki, kaki buat kepala pancen nyatane sulit lha kepriye?
‘Bagaimana? Saya lagi pusing, stress … bisnis batikku macet … cari tambhan modal sulit sekali, sampai kepala buat kaki, kaki buat kepala memang kenyataannya sulit terus mau bagaimana?’
(DI/Pegadaian/CPF/2004)

Data (39) terjadi campur kode dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia  yang berwujud idiom. Kalimat yang digarisbawahi merupakan bentuk idom berbahasa Indonesia yaitu ‘kepala buat kaki, kaki buat kepala’ yang diselipkan ke dalam bahasa Jawa sebagai ungkapan bahwa ia sudah bekerja keras. Campur kode ini bersifat ke dalam karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.
Padanan idiom ini ada dalam bahasa Jawa yaitu “sikil kanggo endhas, endhas kanggo sikil” yang memiliki arti ungkapam sama dengan ‘bekerja keras’. Penggunaan idiom ‘kepala buat kaki, kaki buat kepala’ untuk memperjelas kalimat agar mudah dipahami oleh pendengar sehingga penggunaan kalimat ini lebih menarik dan jelas.

4.2 Fungsi Bentuk Bahasa Jawa dalam Iklan Radio
Hasil penelitian mengenai fungsi bentuk bahasa Jawa meliputi fungsi bentuk tingkat tutur, alih kode, dan campur kode. Berikut ini akan dijelaskan ketiga fungsi tersebut. 

4.2.1 Fungsi Bentuk Tingkat Tutur Bahasa Jawa
    Tingkat tutur yang digunakan dalam iklan radio di Pekalongan yaitu tingkat tutur ngoko. Tingkat tutur ngoko yang terdapat dalam tuturan iklan radio dimaksudkan agar mudah dipahami oleh semua orang, karena bahasa iklan itu mudah, singkat, jelas, dan padat.
    Fungsi dari tingkat tutur ngoko yang digunakan dalam iklan radio di Pekalongan yaitu untuk menujukkan rasa yang akrab dengan pendengar karena iklan merupakan bentuk pesan dengan kalimat lugas yang bisa diterima oleh siapa saja. Bahasa ngoko menunjukkan sikap yang akrab dan mencerminkan situasi yang terjadi dalam tuturan menjadi santai. Maka pendengar tidak merasa jenuh karena bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan disesuaikan dengan bahasa sehari-hari. Hal ini dapat dilihat pada data (39) iklan sebagai berikut.
Data (40)
P     : He … pak nangendi? Esuk-esuk kok wis methinthing!
M    : Reng Radesa. Tuku emas nang “Toko Mas Gajah”.
P    : Kok kuwi be pijaran neng Radesa “Toko Mas Gajah”! 
M    : Ho …laa seje ra! Neng “Toko Mas Gajah” kuwi bisa puas! Tangga-tanggaku dek Kalongan be ngujo neng Radesa, langganan neng “Toko Mas Gajah”!
P    : Paham tah! Maksudku saiki “Toko Mas Gajah” wis ana neng   Pekalongan.
M    : Ah… apa  iya? Cabange … pok!
P     : Bener … ! Tepate neng Jalan Hasanudin nomer  41
M    : Beneran … tah ngirit wektu lan ongkos …!!
(DI/Toko Mas Gajah/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Hai … mau kemana? Pagi-pagi kenapa sudah rapi!
M    : Ke (wi)Radesa. Beli emas di “Toko Mas Gajah”.
P    : Seperti itu saja  sampai ke (wi)Radesa “Toko Mas Gajah”!
M    : Hai beda! Di “Toko Mas Gajah” bisa puas! Tetangga-tentanggaku yang dari (pe)Kalongan saja sengaja datang ke (wi)Radesa, berlangganan di “Toko Mas Gajah”
P    : Aku tahu …! Maksudku sekarang “Toko Mas Gajah” sudah ada di Pekalongan.
M    : Apa benar? Cabangnya!
P    : Benar …! Tepatnya di Jalan Hasanuddin nomer 41.
M    : Kebetulan sekali … hemat waktu dan biaya …!

Pada data (40) di atas menggunakan bahasa Jawa bentuk ngoko yang menyebabkan tuturan lebih menjadi akrab antara pelaku dialog dengan pendengar radio. Pada percakapan tersebut menceritakan tentang keberadaan “Toko Mas Gajah” yang sekarang baru dibuka di Kota Pekalongan sehingga pelanggan yang berada di Pekalongan tidak perlu pergi jauh sampai ke Wiradesa cukup di Pekalongan. Adanya penggunaan dialog, seperti di atas pendengar radio tidak merasa asing bila mendengar tuturan tersebut karena tuturan di atas merupakan percakapan sehari-hari yang ada di masyarakat Pekalongan.

4.2.2 Fungsi Bentuk Alih Kode
Alih kode merupakan pergantian kode yang dapat disadari oleh penuturnya. Hal ini dapat terjadi dalam tuturan iklan radio di Pekalongan. Alih kode yang terjadi di dalam tuturan iklan ini biasanya menggunakan bahasa Jawa beralih ke bahasa Indonesia atau sebaliknya dari bahasa Indonesia beralih ke bahasa Jawa.
Fungsi gejala alih kode yang digunakan dalam iklan radio di Pekalongan adalah sebagai berikut.
1.    Untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur maksudnya orang yang beralih kode biasanya menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra bicara.
2.    Sebagai bentuk informasi yang mempersuasif maksudnya  menginformasikan suatu pesan kepada khalayak ramai yang sebenarnya informasi tersebut sifatnya membujuk dan merayu pendengar agar tertarik dengan informasi yang telah disampaikan.
Kedua fungsi terdapat dalam data (41) berikut ini.
Data (41)
P    : Pak e, sampeyan ki priye sih wong wis ngerti rega-rega padha larang! Lha kok ngasih jatahnya segini lha terus sak mene iki cukup apa?”
M1    : lha priye? Aku ya lagi pusing, stress … bisnis batikku mandek … golek tambahan modal angel, sampai kepala buat kaki, kaki buat kepala pancen nyatane sulit lha kepriye?
M2    : Lho ibu kan punya warisan perhiasan dari nenek, dijual saja!
P    : Oh … umbrus ke!
M1    : Ya kalau tak boleh dijual, digadaikan saja di pegadaian. Prosesnya mudah cepet tidak berbelit-belit cuma hanya waktu kurang dari 15 menit modal usaha yang kita perlukan langsung bisa keluar. Pokoknya tenang saja perhiasan warisan akan aman di pegadaian sebab diasuransikan.
P    : Wah ayo pak cepet neng pegadaian, perhiasan warisanku digadaikan dulu, nggak apa-apa. Sing penting aman entuk tambahan modal … ayo pak! Bapak itu kesuwen!
M1    : Iya-iya sabar masak nyong sarungan …isin aku.
(DI/Pegadaian/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Pak, bapak ini bagaimana sudah tahu harga-harga semua mahal! Kenapa memberi jatahnya hanya ini … terus ini itu cukup buat apa?
M1    : Bagaimana? Saya lagi pusing, stress … bisnis batikku macet … cari tambhan modal sulit sekali, sampai kepala buat kaki, kaki buat kepala memang kenyataannya sulit terus mau bagaimana?
M2    : Ibu kan punya warisan perhiasan dari nenek, dijual saja!
P    : Oh … ngaco!
M1    : Ya kalau tak boleh dijual, digadaikan saja di Pegadaian. Prosesnya mudah cepat tidak berbelit-belit cuma hanya waktu kurang dari 15 menit modal usaha yang kita perlukan langsung bisa keluar. Pokoknya tenang saja perhiasan warisan akan aman di Pegadaian sebab diasuransikan.
P    : Ayo Pak cepat ke Pegadaian, perhiasan warisanku digadaikan dulu tidak apa-apa. Yang penting aman dan mendapat tambahan modal … ayo Pak! Bapak itu terlalu lama!
M1    : Sebentar …  sabar masak aku pakai sarung …malu kan?

Pada iklan di atas peristiwa alih kode terjadi pada mitra tutur pertama (M1). Semula bahasa yang digunakan oleh M1 adalah bahasa Jawa karena penutur menggunakan bahasa Jawa. Kemudian pada dialog kelima M1 beralih kode menggunakan bahasa Indonesia karena M2 menggunakan bahasa Indonesia sehingga penggunaan bahasa yang digunakan oleh M1 menyesuaikan M2 dan pada dialog terakhir M1 beralih kode dengan menggunakan bahasa Jawa karena penutur menggunakan bahasa Jawa.
Di selain untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh M2, alih kode yang digunakan M1 sebagai bentuk informasi yang mempersuasif. Dapat dilihat pada wacana,
(41a)     Ya kalau tak boleh dijual, digadaikan saja di Pegadaian. Prosesnya mudah cepet tidak berbelit-belit cuma hanya waktu kurang dari 15 menit modal usaha yang kita perlukan langsung bisa keluar. Pokoknya tenang saja perhiasan warisan akan aman di Pegadaian sebab diasuransikan.

Kalimat ini menunjukkan suatu informasi mengenai cara mudah untuk mendapatkan uang dengan menggadaikan barang berharga di Pegadaian karena prosesnya yang cepat dan barang yang digadaikan aman sebab diasuransikan. Pesan yang disampaikan oleh pengiklan dapat menarik perhatian konsumen untuk menggunakan jasa Pegadaian.

4.2.3 Fungsi Bentuk Campur Kode
Fungsi gejala campur kode dalam iklan radio di Pekalongan adalah pertama, sebagai identitas diri. Setiap orang selalu ingin menunjukkan siapa dirinya, dari golongan manakah dia berasal dan menginginkan semua orang tahu keberadaannya. Dalam campur kode yang terjadi dalam iklan radio juga demikian ingin menunjukkan identitas diri. Misalnya, iklan tersebut bisa mudah diterima oleh masyarakat sekitarnya maka pengiklan berusaha menunjukkan identitas diri sebagai  muslim karena masyarakat di Pekalongan mayoritas muslim. Hal ini dapat dilihat dari contoh data (42) iklan sebagai berikut.
Data (42)
P    : Assalamualaikum … dok..dok …
         Weh… kiye lawang apa-apaan kiye … !!!
                      Mbukae priye … !!!
M    : He … kowe Pin … !!! Ana apa … ???
(DI/ Toko Kaca Berkah/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Assalamualaikum … tok..tok.
           Ha… ini pintu apa!!
            Membuka pintunya bagaimana?
M    : Hai Pin ada apa ?

Pada data (42) iklan di atas terjadi campur kode berwujud kata. Dalam campur kode ini pengiklan ingin menarik calon konsumennya dengan menunjukkan identitas diri sebagai muslim dengan menyebutkan kata “Assalamualaikum” karena mayoritas masyarakat Pekalongan beragama Islam. Kata ini merupakan bentuk salam yang sering diucapan oleh orang Islam pada saat bertamu ataupun bertemu dengan sesama muslim. Diharapkan dengan menunjukkan identitas diri seorang muslim maka iklan yang ditawarkan dapat menarik calon konsumen.
Kedua, agar bahasa yang digunakan lebih bervariasi sehingga menarik para konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan oleh pengiklan. Campur kode yang terjadi dalam iklan radio di Pekalongan tidak menggunakan bahasa Jawa secara murni dalam tuturan iklan karena kurang menarik konsumen sehingga diperlukan variasi bahasa dengan menyelipkan kata bahasa Indonesia ke dalam kalimat bahasa Jawa. Hal ini dapat dilihat dalam data (43) iklan sebagai berikut.
Data (43)
P    : Pak Daihatsu ngetoke mobil anyar si…pak!
M    : Ngertinan … ha …!
P    : Iya ...! Mobile sip temenan wis! Hidunge mancung, muat wong pitu, disain eksteriore nggaya, disain interiore lega! Arane Daihatsu …, Daihatsu apa pak!
M    : Daihatsu Xenia. Mobil mini bus super Daihatsu Xenia… Daihatsu Xenia.
P    : Ha … a kuwi Daihatsu Xenia. Mbok tuku si…Pak!
M    : Wong barange durung ana ko … !
P    : Tapi kan bisa inden? Ndaftar ndhisik! Nek barange teka kan bisa ngayarin?
M    : Kempripik … ke ha…!
(DI/Daihatsu Xenia /CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Pak, Daihatsu mengeluarkan mobil baru Pak?
M    : Tahu saja …!
P    : Benar …! Mobilnya bagus, sudah hidungnya mancung, muat tujuh orang, disain eksteriornya bergaya, disain interiornya bagus! Namanya Daihatsu ..., Daihatsu apa, Pak?
M    : Daihatsu Xenia. Mobil minibus super Daihatsu Xenia…Daihatsu Xenia.
P    : Benar … itu Daihatsu Xenia. Beli Pak!
M    : Barangnya saja belum ada.
P    : Tapi kan bisa pesan? Daftar dulu, kalau barangnya sudah datang kan bisa langsung dipakai.
M    : Enak saja …?
Data (43) tuturan di atas terjadi campur kode pada frasa yang digarisbawahi yaitu kata disain eksteriore dan disain interiore. Frasa ini berasal dari bahasa Inggris yang kemudian berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia sehingga campur kode ini bersifat ke dalam. Kosa kata tersebut digunakan untuk menyatakan bentuk luar dan dalam mobil. Tujuan dari penggunaan frasa tersebut  adalah agar bahasa yang digunakan lebih bervariasi dan menarik calon konsumen.

4.3 Faktor Penentu dalam Tuturan
Setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Maka dalam setiap komunikasi ini terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur. Peristiwa tutur ini sangat ditentukan oleh faktor penentu dalam tuturan. Tanpa adanya faktor-faktor penentu ini suatu tuturan tidak dapat berjalan dengan baik.
    Pada wacana iklan radio faktor penentu diluar kebahasaan ditentukan oleh
1)    Penutur,
2)    Mitra tutur,
3)    Situasi tutur,
4)    Tujuan tuturan dan
5)    Hal yang dituturkan.
Dari masing-masing faktor penentu di atas akan dijelaskan berikut ini.
4.3.1 Penutur
Penutur adalah sebagai orang pertama yang mengajak bicara kepada mitra tutur. Dalam melakukan percakapan penutur akan mempertimbangkan keberadaan mitra tuturnya sehingga penutur akan menghadapi masalah pemilihan bentuk bahasa yang berupa tingkat tutur.
Di dalam penelitian pada wacana iklan radio berbahasa Jawa di Pekalongan tingkat tutur yang digunakan oleh penutur adalah bahasa ngoko. Hal ini dapat dilihat dalam data (44) sebagai berikut.
Data (44)
P    : Ayo Mbah …! Tarik terus Mbah tarik sing kenceng! Wedhuse ben aja mlayu!
M1    : Mengko dhisik ta le … Simbah lara kabeh nek kaya kiye! Kon narik-narik wedhus sak gedhen-gedhen kaya kiye ha …?
P    : Lha wis tarik terus bae terus mbah …! Tarik terus bae terus bae ta Mbah!
M2    : Mbah Slamet kok narik-narik wedhus … pak digawa neng ngendi Mbah?
M1    : Lha iki ra pak disembeleh pak digawe  aqiqohanne putu kiye?
M2    : Adhuh Mbah! Kok repot-repot … pijaran narik-narik wedhus nobarang … kanggo urusane aqiqoh, resepsi, khitanan lan pesta serahke bae neng Rumah Makan Subali tinggal beres mbah!
(DI/Rumah Makan Subali/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Ayo Mbah…! Tarik terus Mbah tarik yang kencang! Kambingnya agar tidak lari!
M1    : Nanti dulu ya nak … Simbah sakit semua kalau seperti ini! Disuruh menarik-narik kambing sebesar ini.
P    : Tarik saja terus Mbah…! Tarik terus …tarik  saja terus Mbah …!  
M2    : Mbah Slamet menarik-narik kambing akan dibawa kemana?
M1    : Kambing ini akan disembelih untuk acara akikah cucu saya.
M2    : Waduh Mbah … kenapa repot pakai menarik-narik kambing segala. Untuk acara akikah, resepsi, khitanan, dan pesta serahkan saja ke “Rumah Makan Subali” semuanya beres!

    Pada dialog (44) menunjukkan adanya percakapan antara cucu sebagai penutur dan Simbah sebagai mitra tutur. Dalam percakapan tersebut membicarakan tentang kambing yang akan disembelih untuk acara akikah. Penutur pada dialog tersebut menggunakan bentuk bahasa ngoko kepada mitra tutur karena bentuk bahasa ngoko ini dianggap wajar dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi.
Percakapan ini memang tidak begitu memperhatikan penggunaan tingkat tutur karena penggunaan bahasa Jawa ngoko dalam wacana iklan lebih mudah dipahami oleh penerima pesan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.

4.3.2 Mitra Tutur
    Mitra tutur adalah orang kedua yang diajak bicara oleh penutur. Mitra tutur yang dianalisis di dalam faktor penentu pada tuturan adalah pendengar radio. Pendengar merupakan mitra tutur yang pasif tetapi sangat menentukan penjualan sebuah produk barang atau jasa. Hal ini dapat dilihat dalam data (45) sebagai berikut.
Data (45)
P    : Kang pak neng ngendi…? Esuk –esuk kok wis methinthing …! Nyetil.
M    : Reng “Suzuki Sudirman” ..!
P    : Oh… sida tuku Suzuki Smash.
M    : Sida ra mumpung ana program spesial.
P    : Program spesial…?
M    : Iya … tuku Suzuki Smash entuk Suzuki Smash …!!!
P    : Ya … iya masak tuku Smash entuk tela goreng ..?
M    : Ah .. ngenyis kowe … maksude tuku Smash entuk hadiah Smash …!  Dadi Suzuki Smashe entuk loro sekaligus …!
P    : E …e … kok beres temen … !
Penyiar    : Beli Smash berhadiah Smash. Setiap pembelian Suzuki Smash secara cash kredit. Anda berkesempatan memenangkan satu unit Suzuki Smash. Jangan lewatkan kesempatan ini hanya berlaku 19 Maret 2004. Uang muka hanya 950 ribu rupiah dan dapatkan diskon khusus atau hadiah langsung VCD, dispenser, mini compo plus souvenir cantik. Dapatkan produk terbaru dari Suzuki, Suzuki Shogun 125 R di Suzuki Sudirman. Untuk pembelian melalui Adrina Finance khusus tipe Smash berhadiah Smash. Hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2004. Hubungi segera Suzuki Sudirman Jalan Jenderal Sudirman Kebulen 145 C telepon 423947 Pekalongan.
(DI/Suzuki Suderman/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Mas mau pergi ke mana? Pagi-pagi kenapa sudah rapi …!
M    : Ke “Suzuki Suderman”…!
P    : Oh … jadi beli Suzuki Smash.
M    : Jadi beli … selama masih ada program Spesial.
P    : Program spesial …?
M    : Benar …beli Suzuki Smash dapat Suzuki Smash
P    : Ya … benar masak beli Smash mendapat ketela goreng?
M    : Cerewet … maksud saya beli Smash dapat hadiah Smash. Jadi mendapat  Suzuki Smash sekaligus dua.
P    : Enak sekali …!

Penyiar    : Beli Smash berhadiah Smash. Setiap pembelian Suzuki Smash secara cash kredit. Anda berkesempatan memenangkan satu unit Suzuki Smash. Jangan lewatkan kesempatan ini hanya berlaku 19 Maret 2004. Uang muka hanya 950 ribu rupiah dan dapatkan diskon khusus atau hadiah langsung VCD, dispenser, mini compo plus souvenir cantik. Dapatkan produk terbaru dari Suzuki, Suzuki Shogun 125 R di Suzuki Sudirman. Untuk pembelian melalui Adrina Finance khusus tipe Smash berhadiah Smash. Hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2004. Hubungi segera Suzuki Sudirman Jalan Jenderal Sudirman Kebulen 145 C telepon 423947 Pekalongan.


    Pada dialog (45) tuturan berbentuk ngoko karena bentuk ngoko mudah dipahami dalam menyampaikan sebuah pesan. Pesan yang mudah dipahami dapat menarik pendengar untuk melihat produk yang ditawarkan dan bila sesuai dengan iklan yang disampaikan maka pendengar akan membeli barang yang ditawarkan.
    Pada iklan di atas menawarkan sebuah produk motor Smash dari Suzuki. Untuk menarik pendengar sebagai calon konsumen si pengiklan memberikan tawaran  “tuku Suzuki Smash entuk Suzuki Smash ...!”  ‘Beli Suzuki Smash dapat Suzuki Smash …!’ Kalimat ini dapat membuat pendengar tertarik terhadap  produk yang ditawarkan karena menggunakan bentuk ngoko yang dapat dipahami oleh semua pendengar.

4.3.3 Situasi Tutur
    Situasi tutur berhubungan dengan waktu dan tempat terjadinya suatu peristiwa tutur. Perbedaan situasi tutur dapat menyebabkan adanya perbedaan bentuk bahasa yang digunakan. Atau sebaliknya, perbedaan bentuk bahasa yang digunakan dapat menimbulkan perbedaan situasi tutur. Dalam hal ini penutur harus menggunakan suatu bentuk bahasa yang sesuai dengan situasi tuturnya
Dalam bahasa jawa pernyataan tersebut dapat disejajarkan dengan ungkapan empan papan ‘menyesuaikan tempat’ yang maksudnya berbicara sesuai dengan tempat terjadinya suatu peristiwa tutur.
Pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio setelah diteliti situasi tutur bersifat non formal atau tidak resmi. Hal ini dapat dilihat dalam data (46) berikut ini.
Data (46)
P    : Pokoke saiki marem …!
M    : marem apa? Marem jajan!
P    : Jajan-jajan kon tah gaweane panganan bae tah!
M    : La … si apa?
P    : Ke dirungakaken …! Saiki aku marem nemen maca Koran Suara Merdeka. Mulai 1 Juli 2004 terbit empat halaman. Keren nemen berita-beritane pantura ana kabeh tur komplit. Ragam beritane makin variatif. Ana Gardu yaiku berita kriminal, Kiprah berita seremonial terus ana maneh Kolom Kepriben yo kuwi kolom kritik utawa kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Uga ana informasi hiburan lan liyane. Pokoke suara pantura sing ana neng suara merdeka berita-berita panturane sip!!! Koran liyane sepi … !!”
M    : “Ya wis mulai saiki aku pak langganan Suara Merdeka sing ana suara panturane”
P    : “Lha iya … kaya kuwi ya Jon … enggal cerdas!”
(DI/Suara Merdeka/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Sekarang puas.
M    : Puas apa? Puas makan jajan.
P    : Jajan-jajan …! Kamu yang dipikir makanan saja.
M    : Terus apa?
P    : Tolong dengarkan…! Sekarang saya merasa puas membaca Koran Suara Merdeka. Mulai 1 Juli 2004 terbit empat halaman. Keren banget berita-berita panturanya ada semua. Ragam beritanya makin variatif. Ada Gardu yaitu berita kriminal, Kiprah berita seremonial terus ada lagi Kolom Kepriben yaitu kolom kritik atau kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Ada juga informasi hiburan dan lain-lain. suara pantura yang ada di Suara Merdeka berita-berita panturanya oke!!! Koran yang lain sepi…!!
M    : Ya sudah sekarang saya akan berlangganan Suara Merdeka yang ada Suara panturanya.
P    : Begitu dong !! cerdas.

    Pada data (46) percakapan tersebut diawali dengan penutur yang menyatakan kepuasannya membaca Koran Suara Merdeka karena adanya penerbitan berita-berita khusus pantura yang semakin beragam beritanya. Situasi tersebut terlihat santai karena mitra tutur yang menyangka kepuasan penutur tersebut mengenai kepuasannya makan jajan yang dihidangkan di warung makan. Hal ini digambarkan dengan suara yang ramai, terdengar bunyi air dalam gelas yang sedang diaduk dengan sendok serta bunyi piring sehingga dapat dikatakan bahwa percakapan itu bersifat non formal karena dilakukan di warumg makan yang situasinya santai.



4.3.4 Tujuan Tuturan   
    Tujuan tuturan dapat dicerminkan dalam suatu wacana lisan maupun wacana tulis. Tujuan tuturan tergantung pada jenis wacana yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan wacana iklan radio termasuk dalam wacana lisan yang biasanya berisi tentang informasi. Informasi tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk barang/jasa dapat juga berisi informasi yang memberi himbauan kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dalam data (47) berikut ini.
Data (47)
P    : Kapok … kapok  aku jarene bar ndhaftar langsung mangkat kerja neng luar negeri … jebule ngantek nyahmene aku ijek ndhongkrok …! Aku rak mangkat-mangkat …!
M    : Kuwi rak jarene calo …, nek melu sing neng PT resmi ya butuh wektu kanggo proses…! Ora terus mangkat kaya pak blanja neng pasar tok…!
P    : La … terus aku kudu ndhaftar areng ngendi? Jarene kabeh wong sing pak nawani aku ngakune PT resmi. Aku dadi bingung …?
M    : Tak kandani ciri-ciri PT sing resmi kuwi … siji ana surat ijin operasional sing disahke kadek depnaker propinsi utawa kantor tenaga kerja setempat. Loro … ana job ordere sing ijek berlaku apa ora…? Dadi sampeyan aman … ora bakal ketipu calo. Telu … utawa teka bae neng PT “Surya Jaya Utama” kuwi jelas PT resmi tur ora meragukan …!  
Penyiar    : Memang benar jika anda berminat kerja ke luar negeri baik pria maupun wanita datang segera ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan anda pria atau wanita untuk  bekerja disektor industri atau pabrik di negara Taiwan atau Malaysia. Bagi Pria juga ada sektor konstruksi atau bangunan, perkebunan, pabrik baja, pabrik keramik, tekstil konveksi atau garmen dan lain-lain. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan tenaga wanita ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu juga membutuhkan tenaga perawat khusus wanita untuk ditempatkan di negara Taiwan dengan biaya ringan dan gaji memuaskan. Ayo segera datang dan tanyakan ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” tidak mengobral dan janji manis tetapi bukti!
(DI/PT Surya Jaya Utama /CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Jera … jera saya katanya setelah mendaftar langsung bisa berangkat kerja ke luar negeri … tetapi sampai sekarang kenyataannya saya masih tetap di sini! Tidak berangkat ke luar negeri.
M    : Itu kata calo ... kalau ikut PT yang resmi membutuhkan waktu untuk proses. Tidak langsung berangkat ke luar negeri, seperti pergi belanja ke pasar saja!
P    : Terus saya harus mendaftar ke mana? Semua orang yang menawari saya bekerja ke luar negeri mengaku PT resmi! Saya jadi bingung.
M    : Saya ingin memberitahukan bahwa ciri-ciri PT yang resmi itu … satu ada surat ijin operasional yang disahkan melalui depnaker atau kantor tenaga kerja setempat. Dua mempunyai atau memiliki job order yang masih berlaku apa tidak. Jadi anda aman … dan tidak akan tertipu oleh calo. Tiga atau datang saja ke PT “Surya Jaya Utama”, PT itu resmi dan tidak meragukan …!

Penyiar    : Memang benar jika anda berminat kerja ke luar negeri baik pria maupun wanita datang segera ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan anda pria atau wanita untuk  bekerja disektor industri atau pabrik di negara Taiwan atau Malaysia. Bagi Pria juga ada sektor konstruksi atau bangunan, perkebunan, pabrik baja, pabrik keramik, tekstil konveksi atau garmen dan lain-lain. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan tenaga wanita ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu juga membutuhkan tenaga perawat khusus wanita untuk ditempatkan di negara Taiwan dengan biaya ringan dan gaji memuaskan. Ayo segera datang dan tanyakan ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” tidak mengobral dan janji manis tetapi bukti!

     Data (47) penutur yang ada dalam percakapan ini diperankan oleh seorang wanita yang berprofesi sebagai penyiar radio CPF sedangkan mitra tutur dalam percakapan ini diperankan oleh seorang pria yang berprofesi sebagai penyiar radio CPF. Percakapan di atas membicarakan tentang keinginan penutur yang ingin bekerja ke luar negeri. Mitra tutur memberi solusi dari masalah yang dihadapi penutur, yaitu menggunakan jasa dari PT Surya Jaya Utama yang merupakan PT resmi dan sudah memiliki ijin operasinal dari depnaker.
    Dapat dilihat bahwa tujuan tuturan percakapan di atas adalah menawarkan produk yang berupa jasa kepada konsumen yang ingin bekerja ke luar negeri. Agar konsumen tertarik akan jasa yang ditawarkan maka pihak produsen memberikan keyakinan kepada pihak konsumen dengan memberitahukan bahwa PT ini resmi mempunyai surat ijin operasional yang sudah disahkan oleh depnaker dan memiliki job order yang masih berlaku. Selain bentuk penawaran produk jasa dapat juga tujuan tuturan berbentuk lain seperti data (48) berikut ini.
Data (48)
P    : Mbok … iwake cepet didol neng TPI kana! Nyong ora tau-taune  kesel kaya kiye.
M    : Ya wis tutup TPIne ra…ha. Salahe kawanen.
P    : Kawanen … Priye! Genah saiki anane iwak dadi adoh neng tengah laut kok.
M    : Lha mesthine ha, wong saiki nelayan cilik kudune neng tengah anggone neng pinggir iwake wis padha wegah. Neng ngapa si … ya Kang.
P    : La kae wong-wong padha mbabati wit-witan sing dadi omahe iwak, padha mbuak kotoran neng laut, apa maneh lenga-lenga padha utah!
M    : Ya diomongi ra … ha? Ben aja padha kaya kuwi.
P    : La sapa sing kudune diomongi?
M    : Ya kabeh ra …ha.
P    : Ya kudune ha…!
(DI/Kelautan/RKB/2004)
Terjemahan:
P    : Sana ikannya dijual di TPI. Padahal saya tidak pernah capek seperti ini!
M    : Ya sudah tutup TPInya. Salahnya sendiri kesiangan.
P    : Kesiangan bagaimana? Sekarang ini adanya ikan banyak di tengah-tengah laut. 
M    : Ya pasti, sekarang nelayan kecil harus ke tengah karena di pinggir laut ikan-ikan tidak ada. Kenapa ya Kang?
P    : Itu karena pohon-pohon yang dijadikan rumah ikan yang ada di pinggir laut banyak ditebangi, banyak yang membuang sampah di laut dan lagipula  minyak –minyak tumpah.
M    :  Ya dinasehati. Biar tidak seperti itu.
P    :  Terus siapa yang seharusnya dinasehati.
M    :  Ya semuanya.
P    :  Ya seharusnya.

    Data (48) terjadi percakapan antara suami istri, suami sebagai penutur dan istri sebagai mitra tutur. Percakapan di atas membicarakan tentang kelangkaan ikan-ikan yang ada dipinggir laut dan ikan tersebut sekarang banyak terdapat di tengah laut. Hal ini disebabkan oleh pohon-pohon yang dipinggiran laut sudah ditebangi.
Dari tuturan itu dapat diketahui tujuan tuturan di atas yaitu memberikan himbauan kepada masyarakat atau menginformasikan kepada masyarakat bahwa kita perlu menjaga kelestarian lingkungan alam di laut. Tidak menebangi pohon-pohon dipinggiran laut misalnya pohon bakau, membuang kotoran di laut misalnya sampah serta banyaknya minyak-minyak yang tumpah dapat mengganggu kelestarian alam di laut. Diharapkan dari himbauan itu masyarakat dapat menjaga kelestarian alam di laut.

4.3.5 Hal yang Dituturkan
    Hal yang dituturkan atau dibicarakan dapat diungkapkan dalam bentuk tingkat tutur krama, madya maupun ngoko. Pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan bentuk tingkat tutur yang digunakan adalah tingkat tutur bentuk ngoko. Hal ini dapat dilihat pada data (49) sebagai berikut.


Data (49)
P    : Assalamualaikum … dhok..dhok.
Weh… kiye lawang apa-apaan kiye…!!!
 Mbukake priye…!!!
M    : He … kowe Pin…!!! Ana apa… ???
P      Wah…!!! Sampeyan kuwi dhuwe omah lawange dibukake angel…!!! Nyong pak mertamu ngantek bingung…!!!
M    : “Kowene bae Pin sing tarkam … !!! kuwi arane rolling door … Pin.”
P    : “Oh … sing wong dho ngarani lawang kruwel kuwi pok…!!!             Pesene nang ngendi Kang…???
M    : “Nangendi maneh…!!! sing nduwe lawang kruwel kuwi ya mung        Toko Kaca Berkah… tok…!!!  He Pin, kowe kuwi wong dhuwite akeh mbok aja ndesma nemen-nemen si.
P    : Kang, nyong mrene kuwi pak takon…!!! Sampeyan nduwe omah apike pok iki pesen apa-apane nangendi? O… jebule neng toko Kaca Berkah.
M    : Ya…iya ..!!!
(DI/Toko Kaca Berkah/CPF/2004)
Terjemahan:
P    : Assalamualaikum … tok..tok.
           Ha… ini pintu apa!!
            Membuka pintunya bagaimana?
M    : Hai Pin ada apa ?
P    : Wah…!!! Kamu mempunyai rumah, pintumu sulit dibuka!!!            Saya  akan bertamu sampai bingung.
M    : Kamu saja Pin yang tidak bisa membuka. Itu yang disebut rolling door Pin.
P    : Oh…itu ya yang orang-orang menyebut Lawang Kruwel.           Pesan dimana Kang?
M    : Mana lagi yang punya Lawang Kruwel kalau tidak di “Toko Kaca Berkah”. Hai Pin kamu kan mempunyai banyak uang, jangan seperti orang yang kampungan.
P    : Kang, saya ke sini ingin bertanya, … kamu mempunyai rumah             sebagus ini, pesan semua perlengkapannya dimana? O … ternyata di “Toko Kaca Berkah”.
M    : Ya … benar …!

    Data (49)  pada percakapan di atas membicarakan tentang rolling door. Pada tuturan di atas penutur menggunakan bahasa Jawa ngoko kepada mitra tutur. Penutur menggunakan bentuk ngoko karena bentuk ini mencerminkan hubungan mereka dekat dan akrab. Meskipun dalam percakapan tersebut penutur lebih muda daripada mitra tutur, hal ini dapat diketahui dari kata Kang (dalam bahasa Jawa sebutan untuk kakak).
Penggunaan bentuk ngoko dalam iklan Radio lebih mudah diterima dan dipahami oleh pendengar sehingga iklan ini dengan penggunaan bentuk ngoko ini pendengar tidak merasa ada jarak dengan produk yang diiklankan.

































BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Pemakaian Bahasa Jawa dalam Iklan Radio di Kota Pekalongan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1)    Bentuk iklan radio di Kota Pekalongan berupa wacana dialog dan campuran (antara dialog dengan monolog). Wacana monolog terdapat pada akhir dialog yang berfungsi sebagai penjelasan dari dialog. Sifat wacana iklan mencakup persuasi, deskripsi, narasi dan argumentasi. Bentuk iklan berdasarkan jenis penawarannya ada tiga yaitu penawaran produk barang dan jasa serta iklan layanan masyarakat. Iklan penawaran barang yang ada radio di Kota Pekalongan meliputi: pakaian, makanan, barang elektronik, kendaraan, emas, material bahan bangunan, studio foto, kompor, teh, koran, obat. Iklan penawaran jasa yang ada di Kota Pekalongan meliputi: pengobatan, keuangan, kredit barang, tenaga kerja, travel dan iklan layanan masyarakat berupa iklan kelautan.
Bentuk tingkat tutur dalam iklan radio meliputi, tingkat tutur ngoko dan madya. Tingkat tutur ngoko banyak digunakan dalam iklan radio karena bahasa ngoko merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat sehingga mencerminkan suasana yang akrab dengan pendengar. Selain tingkat tutur ngoko, tingkat tutur madya digunakan untuk menyatakan kata ganti orang kedua, ditujukan kepada lawan tutur yang usianya lebih tua sebagai bentuk penghormatan. Ragam bahasa yang terdapat dalam iklan radio di Kota Pekalongan menggunakan ragam informal karena mencerminkan suasana santai sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima oleh pendengar.
Pengaruh bahasa lain menyebabkan terjadinya interferensi, alih kode, dan campur kode. Interferensi yang terjadi pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan adalah interferensi fonologi, morfologi, leksikal dan semantik. Pada interferensi fonologi terjadi pada variasi fonem. Interferensi morfologi terjadi pada pembentukan kata dari bahasa Indonesia yang menggunakan afiksasi prefiks {ber-}dan sufiks{-nya} merupakan bentuk afiksasi yang dari bahasa Indonesia. Interferensi kosa kata terjadi pada kata yang berasal dari bahasa Indonesia. Interferensi semantik berdasarkan bahasa resepsien yang ditemukan pada interferensi perluasan (ekspansif) yang menyerap konsep kultural beserta namanya.
Bentuk alih kode yang ditemukan adalah alih kode yang bersifat intern. Campur kode yang  terjadi adalah campur kode ke dalam (inner code mixing) dan dan campur kode ke luar (out code mixing). Wujud dari campur kode yang terjadi pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan adalah campur kode berupa kata, frasa, klausa dan idiom (ungkapan).
2)    Fungsi bahasa Jawa yang ditemukan pada pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Pekalongan adalah fungsi bentuk tingkat tutur, alih kode dan campur kode. Fungsi tingkat tutur ngoko dalam iklan radio yaitu menunjukkan rasa yang akrab dengan pendengar karena iklan merupakan bentuk pesan dengan kalimat lugas yang  bisa diterima oleh siapa saja. Fungsi alih kode yang digunakan dalam iklan radio di Kota Pekalongan adalah pertama, untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh lawan tutur maksudnya orang yang beralih kode biasanya menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh lawan bicara. Kedua, sebagai bentuk informasi yang mempersuasif maksudnya menginformasikan suatu pesan kepada khalayak ramai yang sebenarnya informasi tersebut sifatnya membujuk dan merayu pendengar agar tertarik dengan informasi yang telah disampaikan. Fungsi campur kode adalah sebagai identitas diri dan bahasa yang digunakan agar lebih bervariasi.
3)    Faktor yang menentukan pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan yaitu penutur, mitra tutur, situasi tutur, tujuan tuturan dan hal yang dituturkan. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan  adalah partisipan, karena faktor ini menyebabkan terjadinya interferensi, alih kode, dan campur kode .

5.2 Saran
Penelitian mengenai pemakaian bahasa Jawa dalam iklan radio di Kota Pekalongan terbatas pada pengkajian tentang bentuk tingkat tutur, ragam bahasa, interferensi, alih kode dan campur kode. Permasalahan mengenai penggunaan bahasa Jawa, khususnya bahasa Jawa dalam iklan di Kota Pekalongan dapat dikaji secara fonologi maupun secara kajian pragmatik. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk mengkaji masalah yang belum diteliti khususnya pada iklan radio di Kota Pekalongan.












Pengambilan data pada bulan Januari-Desember 2004
Di radio Candra Pop FM dan RKB FM


P    : Nangapa Min ngalamun bae ditolak calon mertua pok…!
M    : Ngawak aku ijek kemecer ke Dul..! Kanca-kanca tak delok wis padha nduwe Honda, aku tok…! Ngontel terus!
P    : Lha…pengin pok. Gampang ana cara pinter lan mudah tuku Honda Supra Fit…! Cicilane mung 175 ewu saben sak wulane..! sip po..ra…!
M    : Ah… sing mbener ah.. ngendi-ngendi…! Sing ana kaya kuwi..!
P    : Neng “Septi Manunggal” Pemalang ra…ha..?
M    : Ya wis ora usah kesuwen…ah  ayo mangkat…!

Penyiar    : Ya cara cerdik dan mudah mendapatkan Honda Supra Fit. Pasti untung alias tidak rugi. Dapatkan sepeda motor Honda Supra Fit tanpa uang muka dan tanpa bunga. Cicilan hanya 175 ribu perbulan. Untuk pendaftaran dan informasi hubungi Tunggal Sakti Motor Jalan Sudirman Timur nomer 77 telepon 322756 Pemalang atau bisa menghubungi Maju Motor Pekalongan Jalan Gajah Mada nomer 68 telepon 43329. Mulia Motor Kedungwuni Jalan Raya Gembong 32 telepon 728655 Kedungwuni Pekalongan. Mulia Motor Kajen Jalan Diponegoro nomer 778 B telepon 781445 Kajen atau Mulia Motor Comal Jalan A. Yani nomer 136 Comal. Bagaimanapun juga Honda selalu terdepan.

2. Nama Iklan: Suzuki Sudirman (Candra Pop FM)
P    : Kang pak neng ngendi…? Esuk-esuk kok wis methinthing…! Nyetil.
M    : Reng “Suzuki Sudirman”...!
P    : Oh… sida tuku Suzuki Smash?
M    : Sida ra? Mumpung ana program spesial.
P    : Program spesial?
M    : Iya… tuku Suzuki Smash entuk Suzuki Smash…!!!
P    : Ya… iya masak tuku Smash entuk tela goreng..?
M    : Ah.. ngenyis kowe… maksude tuku Smash entuk hadiah Smash…?Dadi Suzuki Smashe entuk loro sekaligus…!
P    : E…e… kok beres temen…!

Penyiar    : Beli Smash berhadiah Smash. Setiap pembelian Suzuki Smash secara cash kredit. Anda berkesempatan memenangkan satu unit Suzuki Smash. Jangan lewatkan kesempatan ini hanya berlaku 19 Maret 2004. Uang muka hanya 950 ribu rupiah dan dapatkan diskon khusus atau hadiah langsung VCD, dispenser, mini compo plus souvenir cantik. Dapatkan produk terbaru dari Suzuki, Suzuki Shogun 125 R di Suzuki Sudirman. Untuk pembelian melalui Adrina Finance khusus tipe Smash berhadiah Smash. Hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2004. Hubungi segera Suzuki Sudirman Jalan Jenderal Sudirman Kebulen 145 C telepon 423947 Pekalongan.


3. Nama Iklan: Tenaga Kerja PT Surya Jaya Utama (Candra Pop FM)
P    : Kapok…kapok  aku jarene bar ndaftar langsung mangkat kerja neng luar negeri… jebule ngantek nyahmene aku ijek ndhongkrok…! Aku rak mangkat-mangkat…!
M    : Kuwi rak jarene calo…, nek melu sing neng PT resmi ya butuh wektu kanggo proses…! Ora terus mangkat kaya pak blonjo neng pasar tok…!
P    : Lha… terus aku kudu ndaftar areng ngendi? Jarene kabeh wong sing pak nawani aku ngakune PT resmi. Aku dadi bingung…?
M    : Tak kandani ciri-ciri PT sing resmi kuwi… siji ana surat ijin operasional sing disahke kadek depnaker propinsi utawa kantor tenaga kerja setempat. Loro… ana job ordere sing ijek berlaku apa ora…? Dadi sampeyan aman… ora bakal ketipu calo. Telu… utawa teka bae neng PT “Surya Jaya Utama” kuwi jelas PT resmi tur ora meragukan…!  

Penyiar    : Memang benar jika anda berminat kerja ke luar negeri baik pria maupun wanita datang segera ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan anda pria atau wanita untuk bekerja disektor industri atau pabrik di negara Taiwan atau Malaysia. Bagi Pria juga ada sektor konstruksi atau bangunan, perkebunan, pabrik baja, pabrik keramik, tekstil konveksi atau garmen dan lain-lain. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan tenaga wanita ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu juga membutuhkan tenaga perawat khusus wanita untuk ditempatkan di negara Taiwan dengan biaya ringan dan gaji memuaskan. Ayo segera datang dan tanyakan ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” tidak mengobral dan mengiming-imingi janji manis tapi bukti!

4. Nama Iklan:  Kredit Honda 54 Batang (Candra Pop FM)
P    : Kredit Honda rak… nganggo uang muka…? Weleh… temenan pok… ye..?
M    : Nek neng 54 Batang utawa FIF ya temenan Kang…! Khusus Supra X dan Fit uang muka bebas alias 0%.
P    : Lha… hadiahe…?
M    : Hadiahe jek tetep…! Pingin VCD, kompor gas, sepeda gunung, mini compo, atau yang lainnya. Bebas milih dhewe.
P    : Ya wis ora usah kakean kesuwen, enyong pak kredit Supra Fit bae nang 54 Batang.
M    : Gari milih sing tromo utawa cakram. Prosese cepet… syarate gampang..!
P    : Fit ana sing cakram… nju…!
Penyiar    : Segera dapatkan kredit Supra X atau Supra Fit. Tanpa uang muka hanya di 54 Motor Batang atau PT FIF. Syarat mudah atau proses cepat dan bunga ringan. Serta berhadiah langsung pilih sendiri. Khusus pembelian Supra Fit Cakram mendapatkan subsidi 500 ribu rupiah. Hubungi segera PT FIF Jalan Merdeka nomer 39 telepon 391239 Sambong Batang. Bagaimanapun Honda selalu lebih unggul.

5. Nama Iklan: Amarda Finance (Candra Pop FM)
P    : Kang Rohim mobilku bayaren bae ke…!  Aku butuh dhuwit ke…!
M    : Aku ke…ha pancen pengen tuku mobil… tapi nek kon mbayar kontan durung kongang! wong recanane aku pak kredit neng “Amarda Finance”.
P    : Lha… terus priye…ya!
M    : Ya nek sampeyan pancen pak butuh cepet… ayo melu bae sisan.
P    : Reng ngendi…?
M    : Reng “Amarda Finance” ra…ha, “Amarda Finance” kan melayani kredit nggo modal usaha. Jaminane cukup BPKB mobile sampeyan kae…? Ngidepi beres… wis! Sedina langsung cair.

Penyiar    : Kredit mobil dengan cara mudah dan cepat ya hanya di “Amarda Finance”. “Amarda Finance” melayani kredit untuk modal usaha. Cukup dengan jaminan BPKB dana langsung cair.

P    : Kok beres ya kang Rohim… ? Proses cepet.
M    : Iya… kanca-kancaku sing bangsane industri kecil, bos konveksi, pedagang nang pasar, pegawai, dokter ya… dha manfaatke “Amarda Finance” kok!

Penyiar    : Hubungi segera “Amarda Finance” Jalan Gajah Mada nomer 214 telepon 432269 Pekalongan.

6. Nama Iklan: Toko Kaca Berkah (Candra Pop FM)
P    :  Assalamualaikum…,  dok..dok…(mengetuk pintu)
Weh… kiye lawang apa-apanan kiye…???
Mbukake priye…???
M    : He… kowe Pin…!!! Ana apa…???
P    : Wah…!!! Sampeyan kuwi nduwe omah lawange dibukake angel…!!!    Nyong pak mertamu ngantek bingung… !!!
M    : Kowene bae Pin sing tarkam… !!! Kuwi arane rolling door… Pin.
P    : Oh… sing wong dha ngarani lawang kruwel kuwi pok…!!! Pesene nang ngendi Kang…???
M    : Nangendi maneh…!!! Sing nduwe lawang kruwel kuwi ya mung “Toko Berkah” thok…! He Pin, kowe kuwi wong dhuwite akeh mbok aja ndesmo nemen-nemen si…
P    : Kang, nyong mrene kuwi pak takon…! Sampeyan nduwe omah apike pok iki pesen apa-apane nangendi? O… jebule neng “Toko Kaca Berkah”.
M    : Ya…iya..!!!

Penyiar    : “Toko Kaca Alumunium Berkah” mengerjakan lemari etalase, kusen dan pintu alumunium, rolling door, kaca patri, grafied, badtafel kaca dan pintu garasi. Hubungi segera “Toko Kaca Alumunium Berkah” Jalan Urip Sumoharjo nomer 166 Pringlangu telepon 428878 Pekalongan.”

7. Nama Iklan: Raja Wisata Tur Travel (Candra Pop FM)
P    : Kang Kaji Jaya, beneran ke aku jek pak takon…! Biyen sampeyan iring-iring kaji nganggo bis apa…?
M    : Nganggo “Raja Wisata Tur” ra…ha…!
P    : Oh… aku ya padha bae ah…! Tapi mengko-mengkonan bae ah… wong jek suwi.
M    : Kok pijaran mengko-mengkonan saiki bae luwih cepet luwih apik. “Raja Wisata Tur” kuwi luwih ngerti dhisik soal info kloter. Dadi wektune sih… adoh po’o bisa nrima pendaftaran. Malah nggo acara badha, sing pak dha piknik wis bisa ndaftar saiki.
P    : Oh… ya wis mengko aku diter ya Kang Kaji  ha…!
M    : Insya Allah…!

8. Nama Iklan: Daihatsu Xenia (Candra Pop FM)
P    : Pak! Daihatsu ngetokke mobil anyar si… Pak!
M    : Ngertinan… ha…!
P    : Iya...! Mobile sip temenan wis! Hidunge mancung, muat wong pitu, desain eksteriore nggaya, desain interiore lega! Arane Daihatsu…, Daihatsu apa Pak?
M    : Daihatsu Xenia. Mobil mini bus super Daihatsu Xenia… Daihatsu Xenia.
P    : Ha…a kuwi Daihatsu Xenia. Mbok tuku si…. Pak!
M    : Wong barange durung ana ko…!
P    : Tapi kan bisa inden? Ndaftar ndisik! Nek barange teka kan bisa ngayarin?
M    : Kempripik… ke ha…!

9. Nama Iklan: Pengobatan Tradisional Lepti (Radio RKB)
P    : Pak ya wis ta ora usah bingung bae! Mbok jajal berobat neng       pengobatan tradisional Lepti, sing alamate neng Kalibanger      Pekalongan. Wis akeh penyakit apa bae mari total! Kiye buktine pasien      sing wis mari.

          Saya seorang pensiunan yang tinggal di Kota Batang. Dulu lebih dari dua tahun disandra penyakit Diabetes. Dan sekarang syukur alhamdulillah sudah sembuh berkat berobat di pengobatan tradisional Lepti, yang praktik di depan Pringgosari atau di depan asrama Brimob Kalibanger Pekalongan.

M    : Alhamdulillah kini penyakit saya sudah sembuh Bu! Berkat pengobatan          tradisional Lepti.

10. Nama Iklan: Yen Pop Foto (Radio RKB)
P    : Kok tangan kiwa tengen mbrengkut kabeh. Mborong apa maneh sih? 
M    : Ora mborong. Neng hadiah dek Yen Pop Foto.
P    :  Ah…!
M    : Ke ndelok gelas apik Kodak. Terus kiye… kalender eksklusif 2005, nek cuci cetak! Utawa cetak digital. Apa ora por Yen Pop Foto kuwi!
P    : Oh… hadiah kabeh kuwi ha…a? Lha kuwi gedhi tur amba…, apa          maneh!
M    : Iki photocopy ukurane gedhi. Ambane sak koran utawa ukuran A6 (A Enam). Bingung kan? Ndelok photocopy sak mene gedhine.
P    : Ya Allah Lha photocopy sak mene gedhine ya neng Yen Pop Foto pok!
M    : Ngendi maneh sing bisa motokopi gedhine sak koran ya neng Yen Pop        Foto thok ra!
P    : O…o..o..!!

11. Nama Iklan: Kompor Hock (Radio RKB)
P    : Iki kompor Hock.
M1    : Dijual.
P    : Tidak …tidak dijual tetapi untuk kado pernikahan.
M2    : Lha anake bupati kuwi wae ya dikado Hock!
M1    : Ah … masak! Apa sih hebate Hock!
P    : Hock kuwi ora rewel, aman, genine biru lan alhamdulillah banget disayang Eyang Kakung awet. Ya kaya Hock rajane kompor!
M1    : Lha pantes Eyang Kakung pinter masak!!!
M2    : Ya mesti…! Ki sega gorenge wis mateng. Ayo dicicipi!!!


12. Nama Iklan: Teh Dua Tang Premium (Candra Pop FM)
P    : Ada apa sih pak! Kok teriak-teriak.
M    : Iki teh apa kocahan umbah-umbah! Wis rasane langu ora nggenah pisan!
P    : Lha kuwi mau jarene tangga-tangga regane murah!
M    : Aku wis ngomong ta Bu! Bapak kuwi wis cocoke “Teh Dua Tang Premium”.  Aja asal regane murah thok!
P    : Tapi Pak!
M    : Wis ora usah tapi-tapian! Pokoke “Teh Dua Tang Premium”!
P    : Iki Pak tehe di sruput dhisik!
M    : Lha iki Bu! Jenenge teh wis rasane seger tur bisa njaga kesehatan.

13. Nama Iklan: Rumah Makan Subali (Candra Pop FM)
P    : Ayo Mbah…! Tarik terus Mbah tarik sing kenceng! Wedhuse ben aja mlayu! 
M    : Mengko dhisik ta… Le… Simbah lara kabeh nek kaya kiye! Kon narik- narik wedhus sak gedhen-gedhen kaya kiye ha…?
P    : Lha wis tarik terus bae terus Mbah…! Tarik terus bae terus bae ta Mbah! ”
M    : Mbah Slamet kok narik-narik wedhus… pak digawa neng ngendi         Mbah?
P    : Lha iki ra pak disembeleh pak digawe  aqiqohanne putu, kiye?
M    : Aduh Mbah! Kok repot-repot…pijaran narik-narik wedhus nobarang… kanggo urusane aqiqoh, resepsi, khitanan lan pesta serahke bae neng  “Rumah Makan Subali”  tinggal beres Mbah!

14. Nama Iklan: Suara Merdeka (Candra Pop FM)
P    : Pokoke saiki marem…!
M    : Marem apa? Marem jajan!
P    : Jajan-jajan kon tah gaweane panganan bae tah!
M    : Lha… si apa?
P    : Ke dirungakaken…! Saiki aku marem nemen maca “Koran Suara Merdeka”. Mulai 1 Juli 2004 terbit empat halaman. Keren nemen berita-beritane pantura ana kabeh tur komplit. Ragam beritane makin variatif. Ana Gardu yaiku berita kriminal, Kiprah berita seremonial terus ana maneh Kolom Kepriben ya kuwi kolom kritik utawa kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Uga ana informasi hiburan lan liyane. Pokoke suara pantura sing ana neng “Suara Merdeka” berita-berita panturane sip!!! Koran liyane sepi…!! 
M    : Ya wis mulai saiki aku pak langganan “Suara Merdeka” sing ana suara panturane.
P    : Lha iya… kaya kuwi ya Jon… enggal cerdas!


15. Nama Iklan: Jamu Jawa Dwipa (Candra Pop FM)
P    : Encok… rematik...
M    : Nyindir…!
P    : Kadas kudis… sesak napas…
M    : Nyindir maneh…!
P    : Apa sih…! Ribut maneh ke! Nyong jek maca ke… ribut dhewe…! Iki obat sing bisa nambani macem-macem tur tanpa efek samping!
M    : Obat apa si…?
P    : Jamu Jawa Dwipa asli Banyuwangi.
M    : Ndi…? Gawa mrene!
P    : Enak aja… tuku dhewe ra…!!!

16. Nama Iklan: Kelautan (Radio RKB)
P    : Mbok… iwake cepet didol neng TPI kana! Nyong ora tau-taune kesel kaya kiye.
M    :  Ya wis tutup TPIne ra…ha. Salahe kawanen.
P    : Kawanen… Priye! Genah saiki anane iwak dadi adoh neng tengah laut kok.
M    : Lha mesthine ha, wong saiki nelayan cilik kudune neng tengah anggone neng pinggir iwake wis padha wegah. Neng ngapa si… ya Kang.
P    : La kae wong-wong padha mbabati wit-witan sing dadi omahe iwak, padha mbuak kotoran neng laut, apa maneh lenga-lenga padha utah!
M    : Ya diomongi ra… ha? Ben aja padha kaya kuwi.
P    : La sapa sing kudune diomongi?
M    : Ya kabeh ra…ha.
P    : Ya kudune ha…!

17. Nama Iklan: Pegadaian (Candra Pop FM)
P    : Pak e, sampeyan ki priye sih wong wis ngerti rega-rega padha larang! Lha kok ngasih jatahnya segini lha terus sak mene iki cukup apa?”
M1    : lha priye? Aku ya lagi pusing, stress … bisnis batikku mandek … golik tambahan modal angel, sampai kepala buat kaki, kaki buat kepala pancen nyatane sulit lha kepriye?
M2    : Lho ibu kan punya warisan perhiasan dari nenek, dijual saja!
P    : Oh … umbrus ke!
M1    : Ya kalau tak boleh dijual, digadaikan saja di pegadaian. Prosesnya mudah cepet tidak berbelit-belit cuma hanya waktu kurang dari 15 menit modal usaha yang kita perlukan langsung bisa keluar. Pokoknya tenang saja perhiasan warisan akan aman di pegadaian sebab diasuransikan.
P    : Wah ayo pak cepet neng pegadaian, perhiasan warisanku digadaikan dulu, nggak apa-apa. Sing penting aman entuk tambahan modal … ayo pak! Bapak itu kesuwen!
M1    : Iya-iya sabar masak nyong sarungan …isin aku.


18. Nama Iklan: Leggos Jeans (Candra Pop FM)
P    : Dil …delokke … penampilanku saiki keren tur gaul, kan?
M1    : Edan …ah! Kabul celanane anyar. Mereke apa  Bul?
P        : Legoss Jeans! Aku dioleh-olehi sedulurku dek Jakarta.
M1    : Delok … delok … delok bahane … alus ha …? Jahitane apike pok … maneh.
P    : Tur nek dinggo ndadeke PD. Regane terjangkau Dil. Awet maneh!
M1    : Bul …! Nyong pingin ra … Bul.
P        : Njupuk helm Dil tak ter … tuku neng Kalongan, be wis ana.
M1    : Nangendi Bul.
P         : Grossir Grammer Block C nomer 2, kae sih sing wetane terminal anyar Pekalongan.
M1    : Okre Man …!

Penyiar    : Pengin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. Melayani penjualan grossir atau eceran.
M2    : Aduh aku keri ke. Dila karoan Kabul wis dha nganggo Leggos Jeans! Mugak na mlakune legas-legos.
Penyiar    : Leggos Jeans tersedia model baru, standar dan cutbrai. Leggos Jeans Hight Quality.

19. Nama Iklan: Maju Jaya Eliktronik (Caandra Pop FM)
P    : TVne anyar ke ha…?  Edan!! Beres temen. Tuku nangendi ke…!!!
M    : Iki pok !!! Nang “Maju Jaya Eliktronik” kang Sahlan.
P    : Ngendi kuwi …?
M    : Nang Dungwuni! Barange komplet pak luru apa bae ana? Tur sing penting maneh tokone ombo… jembar ora sumpek dadi milihe gampang?
P    : Iya.. ho… nyawang lan milih-milihe barang bisa marem ora suk-sukan!
M    : Lha… iya nggak suk-sukan maneh. Nek tuku barang eliktronik neng “Maju Jaya” bae marem wis…!!! 

Penyiar    : “Maju Jaya Eliktronik” menyediakan lemari es, mesin cuci, TV, radio tipe compo, VCD, kipas angin, pesawat telepon dll. Dari berbagai merk terkenal.
M    : Eh... kang Sahlan! Priye kang…?
P    : Nyong pingin tuku TV sing kaya nggon sampeyan kae si… Tapi dhuwite durung kumpul.
M    : Gampang kang nang “Maju Jaya Eliktronik”! Tur syarate ora angel…!
P    : Beres tah…!!!

Penyiar    : Maju Jaya Eliktronik” melayani pembelian cash atau kredit. Kredit tanpa jaminan, proses cepat, bunga ringan. Untuk informasi kredit bisa menghubungi “Maju Jaya Eliktronik” Jalan Raya Kedungwuni nomer 100 telepon 785309 Kedungwuni Pekalongan  atau bisa ke radio Candra Pop FM.

20. Nama Iklan: Toko Idjo Motor (Candra Pop FM)
P    : Melas temen…? Mrene-mrene Pak! Kok saben mulih kerja kok ngos-ngosan. Kena dipastike bar mulih kerja sampeyan mesthi kringete kucur-kucur.
M    : Ya… iya Bu! Wong mangkat mulih ngontel terus ok! Mbok cacak Bu! Luru informasi motor bekas po’o. Tabungane pernahe wis cukup durung Bu!
P    : Cukup…, ora? Cukup…, ora? Cukup…, ora?
M    : Wis ah… aja kesuwen mikir! Tuku kontan utawa kredit motor bekas pasrahke bae “Toko Idjo Motor”. Kabeh merk motor ana. Kredit lewat FIF entuk oli plus servis gratis ping telu.
P    : Ndhengaren Pak baline gasik tur ora kemringet!
M    : Ya jelas ha…! Wong ora ngontel maneh ok!
Penyiar    : “Toko Idjo Motor”  Jalan KH.  Mansyur nomer 43 B telepon 7911300. Selain melayai motor bekas juga melayani pinjaman isi ulang.

21. Nama Iklan: Pengobatan Supranatural (Candra Pop FM)
P    : Kurang apa maneh aku…! Wis usaha mrana-mrene… tak rewangi adolke sawah mbarang… nggo nambakke penyakite bojoku. Tapi ijik utuh bae… ora ana perubahan. Malah wetenge tambah mbengkak!
M    : Tak kandhani… wis saiki ditambakke bae neng Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen”. Insya Alllah penyakite bojo sampeyan mari. Lha wong Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” kuwi wis pengalaman selama 10 tahun neng negara Cina karo Jepang.
P    : Nang ngendhi Lik alamate?
M    : Alamate neng Jalan Raya Padha nomer 154 Rt 05 Rw 02 Desa Padha Kedungwuni Pekalongan rongatus meter ngalor pertigaan Padha Kedungwuni Pekalongan. Wis gagian gawa mrana bae!
Penyiar    : Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” adalah pengobatan supranatural rencong Aceh telah berpengalaman selama 10 tahun di negara Cina dan Jepang dalam berbagai macam penyakit. Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” ahli mengobati segala penyakit baik lama maupun baru. Serta mengobati penyakit yang bernaung dalam waktu dekat. Insya Allah akan sembuh seperti semula. Seperti tumor, kencing batu, ginjal, jantung, lumpuh, TBC, katarak, tidak punya keturunan, lemah syahwat, liver, kencing manis, gatal-gatal, serta penyakit lainnya. Juga bisa meninggikan badan dan memutihkan kulit. Jangan biarkan penyakit anda bertambah parah. Datang saja ke Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” untuk kesembuhan penyakit anda dengan alamat Jalan Raya Padha nomer 154 Rt 05 Rw 02 Desa Padha Kedungwuni Pekalongan. Praktik buka setiap hari mulai jam 5 sampai dengan 9 sore, hari libur atau hari besar buka seperti biasa kecuali hari Jumat.
M    : Priye bojomu saiki ?
P    : Allhamdullilah Lik. Berkat Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen”  penyakit bojoku mari.
M    : Saiki ora adol sawah maneh ra…!

Penyiar    : Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” sudah terdaftar di dinas kesehatan Republik Indonesia.

22. Nama Iklan: Toko Mas Gajah (Candra Pop FM)
 P     : He … pak nangendi? Esuk-esuk kok wis methinthing!
 M    : Reng Radesa. Tuku emas nang “Toko Mas Gajah”.
 P    : Kok kuwi be pijaran neng Radesa “Toko Mas Gajah”! 
 M    : Ho …laa seje ra! Neng “Toko Mas Gajah” kuwi bisa puas! Tangga-tanggaku dek Kalongan be ngujo neng Radesa, langganan neng “Toko Mas Gajah”!
  P    : Paham tah! Maksudku saiki “Toko Mas Gajah” wis ana neng   Pekalongan.
  M    : Ah… apa  iya? Cabange … pok!
  P     : Bener … ! Tepate neng Jalan Hasanudin nomer  41
  M    : Beneran … tah ngirit wektu lan ongkos …!!




TERJEMAHAN

1. Nama Iklan: Honda Supra Fit (Candra Pop FM)
P    : Ada apa Min … melamun saja … ditolak calon mertua ya….?
M    : Salah, aku kan lagi ngidam Dul…! Aku lihat teman-teman sudah mempunyai  Honda, aku saja yang masih naik sepeda!
P    : Kamu pingin … mudah … ada cara pintar dan mudah beli Honda Supra Fit …! Cicilannya hanya seratus tujuh puluh lima (175) ribu setiap satu bulannya … bagus tidak…!
M    : Ah…yang benar ah…di mana? Yang ada seperti itu?
P    : Di “Septi Manunggal” Pemalang!
M     : Ya sudah jangan terlalu lama ... ayo berangkat!
Penyiar    : Ya cara cerdik dan mudah mendapatkan Honda Supra Fit. Pasti untung alias tidak rugi. Dapatkan sepeda motor Honda Supra Fit tanpa uang muka dan tanpa bunga. Cicilan hanya 175 ribu perbulan. Untuk pendaftaran dan informasi hubungi Tunggal Sakti Motor Jalan Sudirman Timur nomer 77 telepon 322756 Pemalang atau bisa menghubungi Maju Motor Pekalongan Jalan Gajah Mada nomer 68 telepon 43329. Mulia Motor Kedungwuni Jalan Raya Gembong 32 telepon 728655 Kedungwuni Pekalongan. Mulia Motor Kajen Jalan Diponegoro nomer 778 B telepon 781445 Kajen atau Mulia Motor Comal Jalan A. Yani nomer 136 Comal. Bagaimanapun juga Honda selalu terdepan.

2. Nama Iklan: Suzuki Suderman (Candra Pop FM)
P    : Mas mau pergi ke mana? Pagi-pagi kenapa sudah rapi …!
M    : Ke “Suzuki Suderman”…!
P    : Oh … jadi beli Suzuki Smash.
M    : Jadi beli … selama masih ada program Spesial.
P    : Program spesial …?
M    : Benar …beli Suzuki Smash dapat Suzuki Smash
P    : Ya … benar masak beli Smash mendapat ketela goreng?
M    : Cerewet … maksud saya beli Smash dapat hadiah Smash. Jadi mendapat  Suzuki Smash sekaligus dua.
P    : Enak sekali …!

Penyiar    : Beli Smash berhadiah Smash. Setiap pembelian Suzuki Smash secara cash kredit. Anda berkesempatan memenangkan satu unit Suzuki Smash. Jangan lewatkan kesempatan ini hanya berlaku 19 Maret 2004. Uang muka hanya 950 ribu rupiah dan dapatkan diskon khusus atau hadiah langsung VCD, dispenser, mini compo plus souvenir cantik. Dapatkan produk terbaru dari Suzuki, Suzuki Shogun 125 R di Suzuki Sudirman. Untuk pembelian melalui Adrina Finance khusus tipe Smash berhadiah Smash. Hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2004. Hubungi segera Suzuki Sudirman Jalan Jenderal Sudirman Kebulen 145 C telepon 423947 Pekalongan.

3. Nama Iklan: Tenaga Kerja PT Surya Jaya Utama (Candra Pop FM)
P    : Jera … jera saya katanya setelah mendaftar langsung bisa berangkat kerja ke luar negeri … tetapi sampai sekarang kenyataannya saya masih tetap di sini! Tidak berangkat ke luar negeri.
M    : Itu kata calo ... kalau ikut PT yang resmi membutuhkan waktu untuk proses. Tidak langsung berangkat ke luar negeri, seperti pergi belanja ke pasar saja!
P    : Terus saya harus mendaftar ke mana? Semua orang yang menawari saya bekerja ke luar negeri mengaku PT resmi! Saya jadi bingung.
M    : Saya ingin memberitahukan bahwa ciri-ciri PT yang resmi itu … satu ada surat ijin operasional yang disahkan melalui depnaker atau kantor tenaga kerja setempat. Dua mempunyai atau memiliki job order yang masih berlaku apa tidak. Jadi anda aman … dan tidak akan tertipu oleh calo. Tiga atau datang saja ke PT “Surya Jaya Utama”, PT itu resmi dan tidak meragukan …!

Penyiar    : Memang benar jika anda berminat kerja ke luar negeri baik pria maupun wanita datang segera ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan anda pria atau wanita untuk  bekerja disektor industri atau pabrik di negara Taiwan atau Malaysia. Bagi Pria juga ada sektor konstruksi atau bangunan, perkebunan, pabrik baja, pabrik keramik, tekstil konveksi atau garmen dan lain-lain. PT “Surya Jaya Utama” menempatkan tenaga wanita ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu juga membutuhkan tenaga perawat khusus wanita untuk ditempatkan di negara Taiwan dengan biaya ringan dan gaji memuaskan. Ayo segera datang dan tanyakan ke PT “Surya Jaya Utama” Jalan Urip Sumoharjo 271 depan pabrik Kinton Buaran telepon 428896 Pekalongan. PT “Surya Jaya Utama” tidak mengobral dan janji manis tetapi bukti!

4. Nama Iklan: Kredit Honda 54 Batang (Candra Pop FM)
P    : Kredit Honda tidak pakai uang muka…? Benar tidak …ya?
M    : Kalau di “54 Batang” atau FIF ya benar Kang! Khusus Supra X dan Fit uang muka bebas alias 0%.
P    : Dan…hadiahnya…?
M    : Hadiahnya masih tetap…! Ingin VCD, kompor gas, sepeda gunung, mini compo, atau yang lainnya. Bebas milih sendiri
P    : Ya sudah tidak usah berpikir lama, aku mau kredit Supra Fit saja di “54 Batang”
M    : Tinggal milih yang tromol atau cakram. Prosesnya cepat…syaratnya mudah…!
P    : Fit ada yang cakram…(nju)…!
Penyiar    : Segera dapatkan kredit Supra X atau Supra Fit. Tanpa uang muka hanya di 54 Motor Batang atau PT FIF. Syarat mudah atau proses cepat dan bunga ringan. Serta berhadiah langsung pilih sendiri. Khusus pembelian Supra Fit Cakram mendapatkan subsidi 500 ribu rupiah. Hubungi segera PT FIF Jalan Merdeka nomer 39 telepon 391239 Sambong Batang. Bagaimanapun Honda selalu lebih unggul.

5. Nama Iklan: Amarda Finance (Candra Pop FM)
P    : Kang Rohim mobilku dibeli saja …! Aku butuh uang!
M    : Saya memang ingin membeli mobil … tetapi kalau dibayar secara kontan saya belum bisa! Rencana saya ingin kredit di “Armada Finance”.
P    : Terus bagaimana?
M    : Kalau kamu ingin butuh uang cepat ayo ikut saja.
P    : Ke mana?
M    : Ke “Armada Finance”. “Armada Finance” kan melayani kredit buat modal usaha. Jaminannya cukup BPKB mobil kamu. Dijamin beres! Sehari bisa cair.

Penyiar    : Kredit mobil dengan cara mudah dan cepat ya hanya di “Amarda Finance”. “Amarda Finance” melayani kredit untuk modal usaha. Cukup dengan jaminan BPKB dana langsung cair.

P    : Ternyata cepat beres Kang Rohim. Prosesnya cepat.
M    : Benar … teman-temanku yang termasuk golongan industri kecil, bos konveksi, pedagang di pasar, pegawai, dokter semua memanfaatkan “Armada Finance”.

6. Nama Iklan: Toko Kaca Berkah (Candra Pop FM)
P    : Assalamualaikum … tok..tok.
           Ha… ini pintu apa!!
            Membuka pintunya bagaimana?
M    : Hai Pin ada apa ?
P    : Wah…!!! Kamu mempunyai rumah, pintumu sulit dibuka!!!            Saya  akan bertamu sampai bingung.
M    : Kamu saja Pin yang tidak bisa membuka. Itu yang disebut rolling door Pin.
P    : Oh…itu ya yang orang-orang menyebut Lawang Kruwel.           Pesan dimana Kang?
M    : Mana lagi yang punya Lawang Kruwel kalau tidak di “Toko Kaca Berkah”. Hai Pin kamu kan mempunyai banyak uang, jangan seperti orang yang kampungan.
P    : Kang, saya ke sini ingin bertanya, … kamu mempunyai rumah             sebagus ini, pesan semua perlengkapannya dimana? O … ternyata di “Toko Kaca Berkah”.
M    : Ya … benar …!

Penyiar    : Toko Kaca Alumunium Berkah” mengerjakan lemari etalase, kusen dan pintu alumunium, rolling door, kaca patri, grafied, badtafel kaca dan pintu garasi. Hubungi segera “Toko Kaca Alumunium Berkah” Jalan Urip Sumoharjo nomer 166 Pringlangu telepon 428878 Pekalongan.

7. Nama Iklan: Raja Wisata Tur Travel (Candra Pop FM)
P    : Kang Kaji Jaya, saya mau tanya? Dulu anda mengantarkan haji menggunakan bis apa?
M    : Memakai Raja Wisata Tour !
P    : Oh … aku ya sama saja ah … ! Tetapi tidak sekarang … kan waktunya masih lama.
M    : Kenapa tidak sekarang saja lebih cepat lebih baik. Raja Wisata Tour itu tahu lebih awal mengenai info kloter. Walaupun waktunya masih jauh bisa menerima pendaftaran. Apalagi buat acara lebaran, yang ingin piknik bisa mendaftar sekarang.
P    : Oh…ya sudah nanti aku diantar ke sana ya Kang Kaji!
M    : Insyaallah

8. Nama Iklan: Daihatsu Xenia (Candra Pop FM)
P    : Pak, Daihatsu mengeluarkan mobil baru Pak?
M    : Tahu saja …!
P    : Benar …! Mobilnya bagus, sudah hidungnya mancung, muat tujuh orang, disain eksteriornya bergaya, disain interiornya bagus! Namanya Daihatsu ..., Daihatsu apa, Pak?
M    : Daihatsu Xenia. Mobil minibus super Daihatsu Xenia…Daihatsu Xenia.
P    : Benar … itu Daihatsu Xenia. Beli Pak!
M    : Barangnya saja belum ada.
P    : Tapi kan bisa pesan? Daftar dulu, kalau barangnya sudah datang kan bisa langsung dipakai.
M    : Enak saja …?

9. Nama Iklan: Pengobatan Tradisional Lepti (Radio RKB)
P1    : Pak ya sudah tidak usah bingung! Coba berobat ke pengobatan tradisional Lepti, yang alamatnya di Kalibenger Pekalongan. Sudah banyak penyakit apa saja bisa sembuh total! Ini buktinya pasien yang sudah sembuh.

        Saya seorang pensiunan yang tinggal di kota Batang. Dulu lebih dari dua tahun disandera penyakit diabetes. Dan sekarang syukur Alhamdulillah sudah sembuh berkat berobat di pengobatan tradisional Lepti, yang praktek di depan Pringgasari atau di depan asrama Brimob Kalibanger Pekalongan.

M    : Alhamdulillah sekarang ini penyakit saya sudah sembuh Bu! Berkat “Pengobatan Tradisional Lepti”.

10. Nama Iklan: Yen Pop Foto (Radio RKB)
P    : Kenapa tangan kanan kiri membawa banyak barang. Memborong apa lagi sih?
M    : Tidak memborong, ada hadiah dari Yen Pop Foto.
P    : Ah…!
M    : Ini lihat gelas bagus Kodak. Terus ini…kalender eksklusif dua ribu lima (2005), kalau cuci cetak atau cetak digital. Apa tidak bagus Yen Pop Foto itu??
P    : Oh…hadiah semuanya ya…? Itu yang besar dan lebar … apa lagi?
M    : Ini fotokopi yang ukurannya besar. Lebarnya seukuran koran atau ukuran A6 (A enam). Bingung kan? Melihat fotokopi sebesar ini.
P    : Ya Allah, fotokopi sebesar ini ya di Yen Pop Foto?
M    : Di mana lagi yang bisa fotokopi  yang besarnya seukuran koran, ya di Yen Pop Foto saja kan!!!
P    : Oooo…

11. Nama Iklan: Kompor Hock (Radio RKB)
P    : Ini kompor Hock.
M1    : Dijual.
P    : Tidak … dijual tetapi untuk kado pernikahan.
M2    : Anak Bupati saja ya… dikado Hock!
M1    : Sungguh …! Apa hebatnya Hock!
P    : Hock itu bagus, aman, biru apinya dan alhamdulillah sekali disayang Eyang Kakung awet. Seperti Hock rajanya kompor!
M1    : Pantas Eyang kakung pandai memasak!
M2    : Ya pasti …! Ini nasi gorengnya sudah matang …, ayo            dicicipin!


12. Nama Iklan: Teh Dua Tang Premium (Candra Pop FM)
P    : Ada apa sih pak! Kenapa teriak-teriak.
M    : Ini teh apa air bekas cucian! Rasanya tidak enak!
P    : Itu tadi harganya murah  kata tetangga!
M    : Bu saya sudah bilang! Bapak cocoknya minum Teh Dua Tang             Premium. Jangan asal harganya murah!
P    : Tapi Pak!
M    : Tidak usah tapi-tapian! Pokoknya Teh Dua Tang Premium!
P    : Ini tehnya pak diminum dulu!
M    : Ini Bu! Namanya teh rasanya segar bisa menjaga kesehatan!

13. Nama Iklan: Rumah Makan Subali (Candra Pop FM)
P    : Ayo Mbah…! Tarik terus Mbah tarik yang kencang! Kambingnya agar tidak lari!
M1    : Nanti dulu ya nak … Simbah sakit semua kalau seperti ini! Disuruh menarik-narik kambing sebesar ini.
P    : Tarik saja terus Mbah…! Tarik terus …tarik  saja terus Mbah …!  
M2    : Mbah Slamet menarik-narik kambing akan dibawa kemana?
M1    : Kambing ini akan disembelih untuk acara akikah cucu saya.
M2    : Waduh Mbah … kenapa repot pakai menarik-narik kambing segala. Untuk acara akikah, resepsi, khitanan, dan pesta serahkan saja ke “Rumah Makan Subali” semuanya beres!

14. Nama Iklan: Suara Merdeka (Candra Pop FM)
P    : Sekarang puas…!
M    : Puas apa? Puas makan jajan!
P    : Jajan-jajan …! Kamu yang dipikir makanan saja!
M    : Terus apa?
P    : Tolong dengarkan …! Sekarang saya merasa puas membaca Koran Suara Merdeka. Mulai 1 Juli 2004 terbit empat halaman. Keren banget berita-berita panturanya ada semua. Ragam beritanya makin variatif. Ada Gardu yaitu berita kriminal, Kiprah berita serimonial terus ada lagi Kolom Kepriben yaitu kolom kritik atau kolom keluhan masyarakat pantura lewat SMS. Ada juga informasi hiburan dan lain-lain. Suara pantura yang ada di Suara Merdeka berita-berita panturanya bagus! Koran yang lain sepi …!
M    : Ya sudah sekarang saya akan berlangganan Suara Merdeka yang ada suara panturanya.
P    : Begitu! Cerdas.



15. Nama Iklan: Jamu Jawa Dwipa (Candra Pop FM)
P    : Encok … rematik.
M1    : Menyindir …!
P    : Kadas kudis … sesak napas.
M2    : Menyindir lagi…!
P    : Apa …! Ramai lagi …! Saya sedang membaca kalian kenapa kalian ramai sendiri! Ini ada obat yang bisa mengobati bermacam-macam penyakit dan tanpa efek samping!
M1&M2     : Obat apa …?
P    : Jamu Jawa Dwipa asli Banyuwangi.
M1    : Mana … bawa ke sini!
P    : Enak saja … beli sendiri …!
Penyiar    : Jamu Jawa Dwipa cap Tangkar Buaya asli Banyuwangi tersedia botol besar dan botol kecil. Untuk botol besar berkhasiat berhasil untuk mengobati pegel linu, remati, kadas kudis, sesak napas, kepala pusing, kencing manis, ambeyen, menambah sumsum yang bekerja berat dapat diminum untuk pria dan wanita kecuali wanita hamil. Untuk botol  kecil dapat mengobati asam urat, menurunkan kolesterol, darah tinggi, asam gula, rematik, kencing manis, menambah vitalitas dan anti penyakit pinggang, anti loyo, serta cocok untuk kesehatan. Dapatkan jamu Jawa Dwipa cap Tangkur Buaya di warung terdekat dan dapat dibeli langsung di Haji Sanadi Tanusi Sepait, Siwalan, Jalan Raya Sepait Sragi HP 08158639851 atau telepon 790642.

16. Nama Iklan: Kelautan (Radio RKB)
P    : Sana ikannya dijual di TPI. Padahal saya tidak pernah capek seperti ini!
M    : Ya sudah tutup TPInya. Salahnya sendiri kesiangan.
P    : Kesiangan bagaimana? Sekarang ini adanya ikan banyak di tengah-tengah laut. 
M    : Ya pasti, sekarang nelayan kecil harus ke tengah karena di pinggir laut ikan-ikan tidak ada. Kenapa ya Kang?
P    : Itu karena pohon-pohon yang dijadikan rumah ikan yang ada di pinggir laut banyak ditebangi, banyak yang membuang sampah di laut dan lagipula  minyak –minyak tumpah.
M    :  Ya dinasehati. Biar tidak seperti itu.
P    :  Terus siapa yang seharusnya dinasehati.
M    :  Ya semuanya.
P    :  Ya seharusnya.

17. Nama Iklan: Pegadaian (Candra Pop FM)
P    : Pak, bapak ini bagaimana sudah tahu harga-harga semua mahal! Kenapa memberi jatahnya hanya ini … terus ini itu cukup buat apa?
M1    : Bagaimana? Saya lagi pusing, stress … bisnis batikku macet … cari tambhan modal sulit sekali, sampai kepala buat kaki, kaki buat kepala memang kenyataannya sulit terus mau bagaimana?
M2    : Ibu kan punya warisan perhiasan dari nenek, dijual saja!
P    : Oh … ngaco!
M1    : Ya kalau tak boleh dijual, digadaikan saja di Pegadaian. Prosesnya mudah cepat tidak berbelit-belit cuma hanya waktu kurang dari 15 menit modal usaha yang kita perlukan langsung bisa keluar. Pokoknya tenang saja perhiasan warisan akan aman di Pegadaian sebab diasuransikan.
P    : Wah ayo Pak cepat ke Pegadaian, perhiasan warisanku digadaikan dulu tidak apa-apa. Yang penting aman dan mendapat tambahan modal … ayo Pak! Bapak itu terlalu lama!
M1    : Sebentar …  sabar masak aku pakai sarung …malu kan?

18. Nama Iklan: Leggos Jeans (Candra Pop FM)
P    : Dil … lihat ini … penampilanku sekarang keren dan gaul, kan?
M1    : Gila … ah! Kabul celananya baru. Merknya apa  Bul?
P    : Leggos Jeans! Saya dapat oleh-oleh dari saudaraku dari Jakarta.
M1    : Lihat … lihat … lihat bahannya … halus ya …? Jahitannya bagus sekali.
P    : Dan kalau dipakai jadi PD (percaya diri). Harganya terjangkau Dil. Awet lagi!
M1    : Bul …! Aku mau … Bul.
P    : Ambil helm Dil aku antar … beli ke Pekalongan, di sana sudah ada.
M1    : Di mana Bul.
P    : Grossir Grammer Block C nomer 2, itu sebelah timur terminal baru Pekalongan.
M1    : Baik teman …!
Penyiar    : Ingin gaul dengan tampil keren pakai celana Leggos Jeans. Leggos Jeans celana trendy masa kini. Pola jahitanya lebih bagus, harganya lebih terjangkau, cocok untuk saat-saat santai. Leggos Jeans celana untuk muda gaul. Lebih trendy pas untuk siapa saja. Nomor satu soal mutunya. Dapatkan celana  Leggos Jeans di Grossir Grammer Blok C nomer 2, dekat terminal baru Pekalongan. melayani penjualan grossir atau eceran.
M2    : Aduh aku ketinggalan nih. Dila dan Kabul sudah pakai Leggos Jeans! Makanya kalau jalan lenggak-lenggok.



19. Nama Iklan: Maju Jaya Elektronik (Candra Pop FM)
P    : TVnya baru ya …?  Gila! Bagus sekali. Beli di mana …?
M    : Ini ya! Di “Maju Jaya  Elektronik”  Kang Sahlan.
P    : Di mana itu …
M    : Di Kedungwuni barangnya lengkap mau cari apa saja ada? Dan yang paling penting tokonya luas … lembar tidak sumpek jadi kalau mau pilih-pilih barang jadi mudah?
P    : Benar … melihat-lihat dan pilih-pilih barang bisa puas tidak berdesak-desakan!
M    : Benar … tidak berdesak-desakan lagi. Kalau beli barang Elektronik di “Maju Jaya” saja bisa puas…!

Penyiar    : “Maju Jaya Elektronik” menyediakan lemari es, mesin cuci, TV, radio tipe compo, VCD, kipas angin, pesawat telepon dan lain-lain. Dari berbagai merk terkenal.
M    : Eh ... kang Sahlan! Bagaimana Kang … !
P    : Saya ingin beli TV seperti yang kamu punya …? Tetapi uang saya belum cukup!
M    : Mudah kang di “Maju Jaya Elektronik” dan syaratnya tidak sulit …!
P    : Beres  …!

Penyiar    : “Maju Jaya Elektronik” melayani pembelian kes atau kredit. Kredit tanpa jaminan, proses cepat, bunga ringan. Untuk informasi kredit bisa menghubungi Maju Jaya Elektronik jalan Raya Kedungwuni nomer 100 telepon 785309 Kedungwuni Pekalongan  atau bisa ke radio Candra Pop FM.

20. Nama Iklan: Toko Idjo Motor (Candra Pop FM)
P    : Kasihan … sekali? Kesini Pak! Kenapa setiap pulang kerja terengah-engah. Bisa dipastikan setelah pulang kerja kamu pasti berkeringat.
M    : Ya … benar Bu! Berangkat dan pulang kerja bersepeda terus! Coba Bu! Cari informasi motor bekas saja. Tabunganya sudah cukup belum Bu!
P    : Cukup … tidak! Cukup … tidak! Cukup … tidak!
M    : Sudah … tidak usah banyak berpikir. Beli kontan atau kredit motor bekas serahkan saja ke Toko Idjo Motor. Semua merk motor ada. Kredit lewat FIF mendapat oli ditambah servis gratis tiga kali.
P    : Tumben Pak pulang cepat dan tidak berkeringat!
M    : Ya jelas …! Sudah tidak bersepeda lagi!

Penyiar    : Toko Idjo Motor, Jalan K.H.M. Mansyur nomer 43 B telepon 7911300. Selain melayani motor bekas juga melayani pinjaman isi ulang.



21. Nama Iklan: Pengobatan Supranatural (Candra Pop FM)
P    : Aku ini kurang apa lagi …! Sudah usaha ke sana-sini… sampai aku menjual sawah … untuk  mengobatkan penyakit istriku. Tapi masih tetap … tidak ada perubahan. Perutnya tambah membengkak!
M    : Aku beritahu … sekarang berobat saja ke Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen”. Insyaallah penyakit istrimu sembuh. Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” itu sudah berpengalaman selama 10 tahun di negara Cina dan Jepang.
P    : Di mana Lik alamatnya?
M    : Alamatnya di Jalan Raya Padha nomer 154 Rt 05 Rw 02 Desa Padha Kedungwuni Pekalongan 200 meter utara pertigaan Padha Kedungwuni Pekalongan. Cepat dibawa ke sana saja!
Penyiar    : Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” adalah pengobatan supranatural rencong Aceh telah berpengalaman selama 10 tahun di negara Cina dan Jepang dalam berbagai macam penyakit. Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” ahli mengobati segala penyakit baik lama maupun baru. Serta mengobati penyakit yang bernaung dalam waktu dekat. Insya Allah akan sembuh seperti semula. Seperti tumor, kencing batu, ginjal, jantung, lumpuh, TBC, katarak, tidak punya keturunan, lemah syahwat, liver, kencing manis, gatal-gatal, serta penyakit lainnya. Juga bisa meninggikan badan dan memutihkan kulit. Jangan biarkan penyakit anda bertambah parah. Datang saja ke Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” untuk kesembuhan penyakit anda dengan alamat Jalan Raya Padha nomer 154 Rt 05 Rw 02 Desa Padha Kedungwuni Pekalongan. Praktik buka setiap hari mulai jam 5 sampai dengan 9 sore, hari libur atau hari besar buka seperti biasa kecuali hari Jumat.
M    : Bagaimana istrimu sekarang?
P    : Allhamdullilah Lik. Berkat Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen”  penyakit istriku sembuh.
M    : Sekarang tidak jual sawah lagi kan…!


Penyiar    : Pengobatan Supranatural “Bapak Nasir Sofian Husen” sudah terdaftar di dinas kesehatan Republik Indonesia.


22. Nama Iklan: Toko Mas Gajah (Candra Pop FM)
P    : Hai … mau kemana? Pagi-pagi kenapa sudah rapi!
M    : Ke (wi)Radesa. Beli emas di “Toko Mas Gajah”.
P    : Seperti itu saja  sampai ke (wi)Radesa “Toko Mas Gajah”!
M    : Hai beda! Di “Toko Mas Gajah” bisa puas! Tetangga-tentanggaku yang dari (pe)Kalongan saja sengaja datang ke (wi)Radesa, berlangganan di “Toko Mas Gajah”
P    : Aku tahu …! Maksudku sekarang “Toko Mas Gajah” sudah ada di Pekalongan.
M    : Apa benar? Cabangnya!
P    : Benar …! Tepatnya di Jalan Hasanuddin nomer 41.
M    : Kebetulan sekali … hemat waktu dan biaya …!


 Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  contoh iklan dalam bahasa inggris

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Persyaratan pemasangan iklan anjing pejantan di situs Anjing Kita

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


buka contoh marketing : https://digilib.uns.ac.id/...==/Pemakaian-bahasa-jawa-dalam-iklan-r...

No comments:

Post a Comment