MEMAHAMI DARI MANA DATANGNYA RIZKI

MEMAHAMI DARI MANA DATANGNYA RIZKI



Sebagai manusia, wajar kita memiliki rasa suka atau duka, sebagaimana sebagian orang India menyebutnya sebagai ‘Kabhi Kushi Kabhi Gham’ ( kadang suka-kadang duka ) dan memang itulah fitroh yang telah Alloh takdirkan dalam jiwa kita. Tapi, diantara kita ada yang berlebihan dalam meluapkan rasa sukanya, bagaikan seolah-olah tak pernah sedih dan ada yang meluapkan kesedihannya bagai seolah-olah tak pernah suka ( mendapat nikmat ) , bahkan tak jarang yang sampai akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri – naudzubillah.

Mereka ini adalah orang-orang yang apabila diberi nikmat atas mereka, maka mereka menyanjung-nyanjung Alloh, namun ketika diberi sedikit musibah maka mereka dengan ganasnya menghujat Alloh, seakan-akan tak pernah mendapat nikmat. Karena yang ada pada pikiran atau penilaiannya nikmat itu berupa harta, baik uang atau kekayaan lainnya.

Berkaitan dengan makna nikmat ini, seminggu yang lalu ketika dr.Sunardi (Pimpinan Hilal Ahmar Solo), berkunjung ke kantor kami sebelum mengisi bedah buku karyanya “ Pilih Resep Dokter atau Resep Nabi “ di Gedung MIPA UI Depok. Dalam sela-sela peristirahatan beliau, tanpa direncana muncul sebuah bahasan tentang makna nikmat, beliau berkata, ” Akhi, ana heran kenapa sebagian besar manusia menilai rizki itu selalunya berupa harta ( uang ) ya?? Padahal coba antum bayangkan, andai saja kemarin anak kita bermasalah ( sakit atau masalah lainnya ), istri atau kita sendiri sakit, maka berapa duit yang harus kita keluarkan?? Mereka tidak sadar bahwa terhindar dari bencana dan diberi kesehatan serta terjaga dari fitnah itu adalah rizki?? bayangkan jika rizki itu ( kesehatan, terhindar dari bencana dan fitnah ) itu kita renungkan, lalu kita kurs dengan nilai mata uang kita, maka berapa banyak?? jika demikian lalu nikmat apalagi yang hendak mereka pungkiri??

    Wahai saudaraku, kita memang mesti bersyukur, sebab Rosululloh telah mengingatkan pada kita tentang cirri-ciri seorang muslim dalam menghadapi takdir, yaitu apabila dia mendapat nikmat maka dia bersyukur dan apabila mendapat musibah maka dia bersabar. Karena dengan syukur itu kita mendapat pahala dan dengan sabar itu kita juga mendapat pahala, Jadi sebenarnya siapa yang rugi?? Alloh Maha Adil, Dia tidak akan mendzolimi hamba-Nya. Betapa beruntungnya kita ini sebagai seorang muslim, dalam keadaan apapun mendapat peluang untuk berpahala, nikmat apalagi yang lebih besar dari pahala..?

Tapi lihatlah, sebagian manusia ada yang berlaku sombong dan berlebih-lebihan dalam memaknai rizki yang diperolehnya. Mereka mengingkari rizki Alloh, bahkan sampai berucap, “Aku tak pernah sholat dan sering maksiat, tapi bisnis ku juga lancar,” atau mereka yang berucap, “ Toh aku ke dukun sana, ke kyai sini, Alloh juga gak marah, buktinya harta ku melimpah dan terus bertambah ” – Naudzubillah wahai saudaraku jangan terlena, sungguh mereka ini sedang di uji oleh Alloh, lihatlah kebangkrutan dan kerugian apalagi yang lebih besar dari kematian hati?? Ya..Alloh telah membuat hatinya mati, sehingga hilanglah imannya, akibatnya dunialah yang dipikirkan dan menjadi obsesinya dengan menghalalkan segala cara.

Kini mari kita berbenah diri, merenungi kisah orang-orang tedahulu dan perbuatan kita, kita ambil pelajaran baiknya dan kita camkan pada diri kita agar tidak masuk pada lubang yang sama. Aku memohon kepada Alloh semoga senantiasa kita diberi kelapangan hati, untuk mampu bersyukur saat mendapat rizki dan bersabar saat mendapat musibah. Ya Allah Engakaulah yang membolak-balikkan hati kami, maka tetapkanlah hati kami untuk senantiasa memenuhi perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu. Wallahua’lam Bishowab.


sumber : https://attazkiyah.wordpress.com/2012/07/11/memahami-dari-mana-datangnya-rizki/

No comments:

Post a Comment