Cara Mudah Menjual Produk Kurang Laku (Hasil 2,5 X Lebih Laris)
Cara Mudah Menjual Produk Kurang Laku (Hasil 2,5 X Lebih Laris) |
Pernah bertanya-tanya mengapa ada item produk yang belum, atau kurang laku setelah sekian lama terpajang di online shop Anda ?
Pertanyaan Anda mungkin akan berubah jadi kekhawatiran jika banyak stok dari item itu bertumpuk di ruang penyimpanan Anda.
Atau jika Anda dropshipper, fakta itu membuat Anda tertantang untuk bisa menjualnya, mengingat margin yang ditawarkan lebih besar dari item lain.
Sebelum Anda buru-buru mengelar diskon ‘cuci gudang’ atau…… di-blok followers Anda karena terus-menerus promo produk yang sama, saya ingin Anda berjanji membaca posting ini sampai selesai, karena…
Pertama, Saya akan memberitahu sebuah rahasia, cara sukses jualan di online shop, yang didukung hasil riset ilmuwan Austria yang menemukan fakta kalau harga, model, merek atau spesifikasi bukan pemicu utama dibalik alasan konsumen memilih sebuah produk dibanding yang lain.
Ada satu faktor pemicu diluar itu semua yang mendorong pilihan konsumen.. dan Anda akan terkejut mengetahui pemicu itu sangat sederhana… bahkan cenderung tidak logis.
Kedua, segera setelah Anda mengetahui faktor pemicu tersebut, dalam satu langkah mudah, Anda bisa meningkatkan peluang menjual produk yang kurang laku 2,5 kali LEBIH tinggi dari angka penjualan sekarang.
Atau Anda juga bisa menggunakan trik ini untuk mendongkrak penjualan produk yang memberi Anda margin lebih besar, sehingga Anda bisa mendulang untung lebih banyak.
Bagaimana, Anda tertarik ?
Baik, teruskan membaca.
Mengungkap rahasia dibalik pilihan konsumen
Untuk memudahkan Anda memahami faktor pemicu ini, saya akan memberikan 3 contoh kasus :
# Contoh pertama
Bayangkan Anda berada di terminal bus.
Seorang kernet datang menawari Anda menumpang di bus mereka. Sejurus kemudian seorang kernet lain datang, juga menawarkan bus-nya.
Tujuan sama, ongkos sama, tipe bus sama & kedua kernet sama ramah serta berpenampilan menarik.
Mana diantara kedua kernet itu yang Anda pilih ?
Lebih sering daripada tidak, Anda akan memilih kernet yang pertama kali menawari Anda.
(Hanya mengganti contoh bus dengan angkot atau ojek, cerita diatas boleh jadi pernah Anda alami)
# Contoh kedua
Bayangkan diri Anda berjalan masuk ke sebuah toko elektronik. Anda hendak membeli televisi baru.
Lalu Anda menyusuri lorong yang diapit rak-rak berisi aneka tipe televisi.
Sampai diujung lorong, Anda mulai menimbang pilihan. Dan sejurus kemudian…. Anda kembali ke titik awal dimana tipe televisi yang pertama kali Anda lihat berada.
Anda menujuk itu dan meminta pramuniaga mengemasnya.
(Apakah Anda pernah mengalami cerita diatas jika mengganti televisi dengan kain, sepatu, buah atau sayur ?)
# Contoh ketiga (kasus pribadi)
Kembali ke tahun 2009 silam. Awal tahun itu saya sedang mencari mobil bekas untuk mendukung usaha distribusi saya.
Seorang makelar menghubungi saya menawarkan mobil setelah mengaku mendapat informasi dari seorang temannya (Ini bukan kejadian pertama saya dibuat takjub, oleh keterampilan menyadap informasi para makelar mobil bekas di Makassar)
Hari itu juga kami bertemu untuk memeriksa kondisi mobil dan sedikit test drive.
Tapi saya meminta waktu satu hari untuk berpikir.
Keesokan hari seorang teman membawa saya bertemu makelar lain, dan saya mengakhiri pertemuan itu dengan test drive tanpa kesepakatan, juga.
Belum cukup sampai disitu, teman saya mengajak ke sebuah warkop tempat mangkal para makelar Makassar, dan 1 jam kemudian seorang diantara mereka telah membawa saya test drive, lagi.
Karena saya mewarisi bakat hemat orang Bugis dalam mengelola uang, malam itu saya merasa perlu meluangkan waktu khusus untuk menimbang pilihan. Saya bahkan membuat kalkulasi – atau semacam itu – diatas kertas.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali saya menelpon salah seorang dari ketiga makelar itu untuk bertransaksi.
Anda bisa tebak makelar mana yang berhasil mendapatkan uang saya?
Benar, dia adalah orang yang pertama kali bertemu dengan saya.
Sekarang, apakah Anda mulai melihat pola pada ketiga cerita diatas ?
Benar.
Kecenderungan memilih yang pertama terjadi pada segala aspek keseharian manusia.
Anda hanya tidak menyadari saat kejadian itu berlansung. Anda mengira telah memilih berdasarkan rasio & pertimbangan logis mengenai harga, spesifikasi, dsb – seperti contoh kasus saya
Tapi tidak.
Dorongan bawah sadar untuk memilih yang pertama bertanggung jawab besar atas keputusan Anda.
Perilaku ini disebut efek primacy dalam ilmu psikologi
Efek primacy adalah perilaku dimana otak kita cenderung menghakimi ‘yang pertama adalah yang terbaik’. Kita mengingat lebih baik apa yang kita lihat dan alami pertama kali.
Penelitian demi penelitian selama setengah abad terakhir telah mengkonfirmasi kebenaran efek primacy dalam memicu pilihan manusia.
Dan dunia pemasaran mengambil banyak keuntungan dari pengetahuan ini.
Contohnya, penjual dengan sengaja mengatur penempatan barang-barang jualannya, memilih satu atau beberapa item untuk ditempatkan di area dimana Anda bisa melihatnya terlebih dahulu, sebelum melihat item yang lain.
Jika Anda pernah masuk ke toko buku dan akhirnya Anda membeli buku di rak yang ditempatkan persis didepan pintu masuk, itu berarti Anda telah menjadi korban praktek ini.
Pertanyaannya sekarang, apakah perilaku ini juga terjadi saat orang belanja online ?
Lalu bagaimana menerapkan pengetahuan ini kedalam bisnis online shop Anda agar sukses menjual barang yang belum, atau kurang laku ?
Lanjutkan membaca.
Hasil uji efek primacy pada konsumen online shop
Anda sudah lama tahu mereka yang belanja online umumnya lebih waspada. Pengunjung online shop lebih teliti membandingkan harga, spesifikasi, foto, dsb,
Disisi lain teknologi memanjakan mereka dengan kemewahan yang tidak diperoleh saat belanja di toko fisik. Cukup membuka tab baru di browser mereka bisa membandingkan satu item dengan yang lain tanpa beranjak dari sofa.
Jadi Anda bertanya, ‘apa efek primacy masih mempengaruhi orang saat belanja online, Rusdianto ?’
Jawabannya, YA.
Pengunjung online shop adalah manusia yang sama yang belanja di toko fisik.
Teknologi serta cara belanja berubah, dan akan terus berubah, tapi manusia tidak. Mereka tetap manusia yang sama dengan perilaku yang sama.
Perilaku ‘memilih yang pertama mereka lihat’ juga jadi faktor pemicu konsumen dalam mengambil keputusan akhir memilih sebuah produk di online shop
Dan saya punya hasil riset yang mendukung pernyataan ini.
Dalam sebuah percobaan, Alexander Felfernig, dkk dari Klagenfurt University, Austria, mengamati perilaku konsumen saat belanja di sebuah online shop yang menawarkan 4 pilihan tenda camping (outdoor).
Ke-empat jenis tenda itu disusun dalam satu deretan horizontal, seperti terlihat pada screenshot dibawah :
Untuk menguji pengaruh efek primacy, para peneliti sengaja mengatur urutan tenda dalam berbagai variasi.
Dan terlepas dari perbedaan bentuk, dan spesifikasi teknis dari masing-masing tenda, peneliti menemukan hasil yang mengejutkan :
Produk yang menempati urutan pertama dipilih 2,5 kali lebih sering oleh pembeli daripada yang lain –> Click to Tweet
Dengan kata lain, faktor urutan penempatan sebuah produk jauh lebih menentukan dari faktor lain, seperti model & spesifikasi teknis.
Lihat, efek primacy berlaku.
Tuhan, saya cinta psikologi 🙂
Baik, seperti janji diawal tulisan, saya akan menunjukkan langkah-langkah praktis menggunakan trik jualan ini pada online shop Anda..
Cara menggunakan efek primacy untuk menjual produk yang kurang laku
Mulai dengan membuat daftar item produk yang kurang laku atau banyak menumpuk di gudang Anda.
Kemudian masing-masing item itu akan kita tempatkan di urutan pertama pada 3 area strategis di online shop Anda, yaitu :
#1 Area paling atas homepage
Pilih satu item dari daftar Anda dan menempatkan foto produk tersebut tepat dibawah header. Mengenai ukuran dan jenis gambar (statis atau slider), tergantung pada platform & template online shop Anda.
Salah satu contohnya seperti pada sceenshot dibawah :
Produk yang Anda tempatkan di area ini akan menjadi yang pertama dilihat pengunjung sebelum mereka bergulir ke bawah.
#2 Deretan produk terbaru
Pilih satu item lagi dan menempatkannya di urutan pertama pada deretan produk terbaru (new arrivals, hot items, featured products atau apapun istilah yang Anda gunakan). Katakanlah ini semacam re-launching dari stok lama.
Untuk lebih jelasnya Anda bisa lihat pada contoh dibawah :
Mengapa disebelah kiri ?
Karena mata kita memindai halaman web dari kiri ke kanan. Jadi foto produk yang menempati urutan pertama sebelah kiri, mestilah yang pertama kali dilihat mata pengunjung.
#3 Halaman kategori
Halaman kategori biasanya dipenuih puluhan foto produk yang tersusun horizontal – vertikal.
Pastikan kategori produk yang kurang laku menempati urutan pertama, contohnya seperti screenshot dibawah :.
Catatan : Anda boleh merotasi item secara berkala untuk menguji trik ini pada produk yang lain..
Bonus : gunakan trik yang sama untuk meraih laba lebih besar
Kadang-kadang seluruh item produk Anda terjual normal, sehingga Anda tidak khawatir ada stok yang menumpuk.
Tapi pikirkan ini. Sebagian produk Anda memiliki margin lebih besar dari yang lain. Benar ?
Sehingga otomatis pendapatan total Anda lebih tinggi, jika Anda menjual lebih banyak produk yang menyumbang margin besar.
Anda bisa mewujudkan itu dengan cara yang sama seperti Anda menjual produk yang kurang laku.
Keren 🙂
Peluang menjual 2,5 lebih tinggi, hampir tanpa pekerjaan sama sekali
Dengan mengatur ulang penempatan foto produk, sekarang juga Anda punya peluang menjual 2, 5 kali lebih banyak stok produk yang kurang laku….
Atau menjual lebih banyak produk yang menghasilkan keuntungan lebih tinggi.
Terbaik dari semua, pekerjaaan ini tidak butuh waktu lama & tanpa biaya sama sekali.
Praktis yang Anda kerjakan hanya memindahkan satu foto produk ke urutan pertama.
Itu saja.
buka contoh marketing :http://writepreneurs.com/tips-sukses-jualan-online-shop/
No comments:
Post a Comment