BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
BAB I PENDAHULUAN

contoh iklan elektronik dalam bahasa inggris - Persaingan yang sangat ketat didunia bisnis menuntut pelaku-pelakunya memiliki keunggulan atau kompetensi. Keunggulan dibidang penjualan, keuangan. SDM, dan pemasaran saja tidak cukup membuat suatu perusahaan unggul di banding dengan pesaing atau perusahaan sejenis dalam industri yang bersangkutan. Penerapan komunikasi yang berbasis telepon saja sudah tidak mampu membendung arus informasi yang dibutuhkan oleh suatu bisnis. Penerapan internet yang makin meluas dikalangan bisnis merupakan jawaban atas kendala yang dihadapi saat ini dan merupakan tantangan tersendiri. Hal ini mendorong pelaku bisnis berlomba-lomba menerapkan aplikasi yang tersedia di jaringan internet untuk kemajuan usahanya. Dalam lingkup yang lebih kecil, kemajuan teknologi informasi ini di harapkan mampu memberikan angin segar bagi kelesuan bisnis yang sampai saat ini tetap terjadi di Indonesia.
Implementasi teknologi tentu saja menghadapi pro dan kontra. Sebagian pihak beranggapan penerapan teknologi dapat menurunkan permintaan akan SDM sehingga menimbulkan pengangguran namun dilain pihak implementasi Teknologi Informasi (TI) memang dapat meningkatkan kinerja perusahaan bila TI digunakan secara profesional. Keengganan sebagian pihak terhadap masuknya teknologi baru lebih disebabkan oleh minimnya tenaga profesional yang mampu mengoperasikan TI sebagaimana mestinya dan bila tersedia pun pasti harganya mahal dan belum tentu sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan oleh perusahaan. Adakalanya TI yang dimiliki oleh perusahaan memiliki tingkat kecanggihan yang tinggi namun hanya dipergunakan di bawah kapasitas yang ada (idle). Namun ada pula yang salah menggunakan teknologi itu sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan sasaran yang diharapkan.



Penerapan Sistem Informasi (SI) yang berbasis teknologi sudah lama diterapkan dibeberapa berusahaan besar di Indonesia. Namun implementasi secara serius baru terjadi pada awal tahun 1990-an. Hal ini tentu saja seiring dengan perkembangan perangkat komputer dan perangkat lain yang berbasis teknologi. Perkembangan teknologi yang kini telah terjadi per sekian detik telah memacu pertumbuhan dan perkembangan TI sepuluh kali lebih cepat dari tiga atau empat tahun yang lalu.
Penggunaan Teknologi Informasi (TI) menjadi kebutuhan yang sangat mendesak bagi perusahaan yang ingin ¬go international. Pemesanan, pengiriman, dan pembelian barang saat ini tidak lagi terjadi secara fisik, hal tersebut dapat terjadi di ”dunia maya” melalui jaringan internet. Selain lebih efisien, penggunaan sarana internet dapat lebih cepat dan murah. Implementasi TI yang banyak digunakan oleh perusahaan terutama dalam bentuk, call center, penggunaan ATM, transaksi pembayaran rekening listrik, telepon dan air. Semuanya itu menfasilitasi orang lebih mudah dalam bertransaksi. Semakin tinggi TI yang ditawarkan semakin loyal pelanggan pada perusahaan. Dalam rangka mendukung kegiatan perusahaan, untuk kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam industry, PT. Goodyear menerapkan sistem informasi untuk kegiatan pemasarannya, yaitu pemakaian e-commerce.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian E-Commerce
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.

Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis. E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping, Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang 2002).
E-Commerce menurut David Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods, services, and informations. Diterjemahkan oleh Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 4 perspektif berikut:
1.    Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
2.    Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3.    Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
4.     Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.


Gambar : Kerangka E-Commerse


Jenis-jenis E-Commerce
E-bussines adalah sutau kata yang mungkin bagi kita sudah tidak asing lagi, E-bussines merupakan suatu kegiatan bisnis yang dilakukan secara online atau dengan memanfaatkan internet, kegiatan dalam e-bussines tidak saja terbatas pada masalah transaksi penjualan dan pembelelian barang tetapi juga masalah-masalah lain seperti pelayanan komsumen, kolega bisnis dan lain-lain. Dari sisi cakupan inilah yang membedakan antara e-business dan e-comerce dimana e-comerce cakupanya hanya terbatas pada masalah transaksi dan penjualan barang saja. Berikut adalah jenis-jenis e-bussines yang biasa dilakukan :
•    B2B, adalah bisnis yang dilakukan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain(antara perusahaan) baik itu perusahaan yang bergerak pada bidang industri yang sama ataupun berbeda dengan menggunakan media Internet. B2B biasa dilakukan untuk menghemat biaya transaksi. Sebagai contoh perusahaan A ingin memesan sejumlah unit komputer pada perusahaan B, maka perusahaan A dapat mengakses situs resmi perusahaan B dan menuliskan pesanannya. Perusahaan B yang mendapatkan pesan pemesanan barang tersebut akan mengirimkan barang yang dimaksud. Pembayaran biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Meskipun tentu saja pemesanan barang ini dapat dilakukan dengan mengangkat telepon. Salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep B2B adalah situs www.dagang2000.com milik PT Indosat Adimarga dan www.indonesianexport.com milik PT e-Commerce Nusantara.
•    B2C, dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik dimana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Kesuksesan dari B2C pada dasarnya dikarenakan faktor penawaran barang kualitas tinggi dengan harga murah dan banyak pula dikarenakan pemberian layanan kepada konsumen yang cukup baik  Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah www.Amazon.com dan www.WSJ.com
•    Business to Administrator, adalah sebuah kegiatan memanagement semua aspek bisnis yang dibangun untuk bisa membangun dan mengembangkan bisnis yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pembagun bisnis yang dilakukan. Sebagian besar perusahaan memiliki sebuah kelompok khusus administrator yang bekerja untuk memastikan hal ini terjadi. Contoh situs yang menggunakan konsep ini adalah www.emagister.net
•    Brokerage, adalah orang yang menyediakan pasar, brokerage memiliki peran dalam mempertemukan dan memfasilitasi transaksi antara penjual dan pembeli. Brokerage sering memainkan peran dalam bisnis-to-business (B2B), business-to-konsumen (B2C), atau konsumen-ke-konsumen (C2C). Keuntungan didapat oleh brokerage dari komisi yang diberikan oleh pihak yang terlibat dalam transaksi baik itu penjual atau pembeli. Contoh situsnya seperti www.respond.com atau www.paypal.com
•    Seller Driven Market, adalah jenis pasar penjualan elektronik komoditas, dimana dalam pasar ini terjadi kelangkaan komoditas atau barang yang mendasar yang mengakibatkan harga menjadi mahal karena permintaan atas barang / pasokan yang amat tinggi. Contoh situs yang mengaplikasikan pasar ini adalah  www.lelangmurah.com
•    Buyer Driven Market, adalah jenis pasar elektronik yang berlawanan dengan pasar Seller driven market. Dalam pasar ini bisanya terdapat banyak sekali situs atau penjual yang menawarkan sebuah produk yang sama sehingga dengan demikian pembeli memilki kesempatan untuk memilih. Ketika keadaan pasar seperti ini biasanya harga barang yang ditawarkan oleh penjual akan cenderung murah. Contoh situs yang cukup terkenal dengan konsep ini misalnya www.buyers-market.net

Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:
•    Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
•    Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
•    Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
•    Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2. Business to Consumer, karakteristiknya:
•    Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
•    Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
•    Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.
•    Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. (Onno W. Purbo & Aang Arif. W; Mengenal E-Commerce, hal 4-5)
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah agar perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan keuntungannya.

Manfaat Menggunakan E-Commerce dalam dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah:
•    Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Electronic commerce memperluas marketplace hingga ke pasar nasional dan Internasional. Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaan dapat secara mudah menemukan lebih banyak pelanggan, suplier yang lebih baik, dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia. Misalnya, tahun 1997, Boing Corporation menyatakan bisa melakukan penghematan sebesar 20 % setelah memasang pemberitahuan di Internet yang berisi pembukaan pengajuan proposal untuk membuat suatu sus-sistem. Sebuah vendor kecil di Hungaria mengajukan proposal dan memenangkan tawar-menawar yang dilangsungkan secara elektronis. Akhirnya tidak saja lebih cepat, sub-sistem itu pun dikirim dengan cepat. Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
•    Menurunkan biaya operasional (operating cost). Electronic commerce menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian, penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan kertas Misalnya, dengan menggunakan sistem procurement elektronis, perusahaan dapat memangkas biaya administratif bagi purchasing sebesar 85 %, Contoh lain adalah benefit payment. Bagi pemerintah federal AS biaya untuk mengeluarkan selembar cek kertas adalah 43 cent. Biaya pembayaran eketronis adalah 2 cent (lebih murah 95 %). Penghematan ini menjadi lebih dari 100 juta dolar per tahun. Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi
•    Melebarkan jangkauan (global reach). Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.
•    Meningkatkan customer loyalty. Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.
•    Meningkatkan supply management. Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
•    Memperpendek waktu produksi. Pada perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor dimana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.
Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:
•    Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses. Ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
•    Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen. Jarak dan waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di negara lain dan melayani konsumen dengan lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
•    Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara online dan otomatis.
•    Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats). Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga. Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi.
•    System Penetration. Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
•    Authorization Violation. Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak mengakses sebuah sistimm, memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal di masa yang akan datang.
•    Communications Monitoring. Seseorang dapat memantau semua informasi rahasia dengan melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
•    Communications Tampering. Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan penetrasi, seperti mengubah informasi transaksi di tengah jalan atau membuat sistim server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk memberikan informasi rahasia mereka secara sukarela.
•    Denial of service. Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
•    Repudiation. Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Delapan jenis klasifikasi dampak e-commerce pada perusahaan (Indrajit, 2000)
1. Survive
•mengerti paradigma baru sistem ekonomi digital
•Mengerti aplikasi e-commerce
•melakukan antisipasi
2. Threat
Keberadaan e-commerce akan menjadi ancaman yang serius bagi perusahaan yang walaupun memahami benar paradigma baru ekonomi digital, namun tidak mengambil reaksi apa pun, karena keberadaaan e-commerce dalam industri yang digelutinya sangatlah signifikan untuk memberikan keunggulan kompetitif. Jika manajemen perusahaan tetap “berkeras” untuk tidak mengambil langkah inisiatif apapun, maka lambat laun bisnisnya akan segera berakhir, karena seluruh saingannya telah mengimplementasikan e-commerce untuk menarik pelanggan.
3. Opportunities Taken
Jika perusahaan yang bersangkutan mengerti benar mengenai konsep ekonomi digital, sementara aplikasi e-commerce tidak begitu berpengaruh terhadap industri yang bersangkutan, namun manajemen mengambil langkah-langkah untuk mengimplementasikan e-commerce, hal tersebut berarti bahwa yang bersangkutan telah memanfaatkan peluang yang ada. Alasannya adalah bahwa perusahaan telah memberikan alternatif atau tawaran baru bagi konsumen untuk melakukan transaksi melalui e-commerce walaupun hal tersebut masih tergolong baru (belum umum) di industri terkait.
4. Adding Knowledge
Mengetahui akan seluk beluk ekonomi digital tanpa melakukan aksi apapun di dalam industri dimana e-commerce tidak memiliki pengaruh yang signifikan hanyalah merupakan suatu usaha untuk menambah wawasan pelaku bisnis yang bersangkutan.
5. Boomerang
Pada situasi dimana e-commerce memiliki peranan yang signifikan pada industri tertentu, dan perusahaan telah mengambil langkah antisipatif dengan cara mengimplementasikan e-commerce, namun yang bersangkutan tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap seluk beluk ekonomi digital, maka yang akan terjadi adalah arus balik yang akan merugikan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang membangun e-commerce karena alasan “latah” (mee too strategies), bukan karena “kesadaran” akan adanya sebuah arena persaingan bisnis yang baru. Tanpa memahami betul paradigma yang melatarbelakangi terbentuknya sistem ekonomi digital, maka kecenderungan yang akan terjadi biasanya adalah investasi yang berlebihan, kesalahan alokasi sumber daya, tidak tertariknya calon konsumen untuk melakukan transaksi, dan lain sebagainya.
6. Dangerous
Keadaan yang paling membahayakan dapat terjadi pada perusahaan yang beroperasi pada industri dimana peranan e-commerce menjadi kunci sukses bisnis terkait, namun perusahaan tidak mengambil langkah apapun. Keadaan semakin menjadi suram karena adanya kenyataaan bahwa pemilik maupun pengelola perusahaan tidak memahami konsep mengenai dunia maya. Tentu saja resiko terbesar yang akan terjadi adalah gulung-tikarnya perusahaan terkait dalam waktu singkat karena tidak sanggup berhadapan dengan para pesaing di industri sejenis.
7. Gambling Adventure
Sebuah perusahaan dijuluki sebagai “petualang” jika manajemen berusaha mengembangkan e-commerce walaupun yang bersangkutan tidak memahami konsep dunia maya dan perusahaan yang bersangkutan tidak berada dalam industri yang tergantung pada e-commerce.
8. Nice Watcher
Klasifikasi terakhir ditujukan bagi perusahaan yang tidak melakukan aktivitas apa-apa, karena selain manajemen tidak menguasai konsep perdagangan di dunia maya, perusahaannya tidak berada di dalam industri dimana e-commerce memiliki pengaruh yang penting. Di dalam perekonomian digital, perusahaan ini dijuluki sebagai “pelengkap” atau “penonton” yang keberadaanya tidak akan mendatangkan pengaruh makro apapun.

Identifikasi Pesaing PT Goodyear Indonesia

Goodyear Indonesia merupakan salah satu pabrik dengan fasilitas terbesar yang memproduksi cross-ply/bias ban secara global, plus ban yang spesifik untuk off-the-road dan kendaraan pertanian. Sementara untuk pasar domestik, selain ban, Goodyear juga memproduksi original equipment bagi sejumlah perusahaan otomotif terkemuka (Toyota, Honda, Daihatsu dan Mercedes-Benz). Goodyear dikelola dari end to end atau dari produksi sampai penjualan kepada customer. Tidak banyak perusahaan seperti ini, biasanya hanya services industry, atau mengambil barang impor karena tidak suka membangun pabrik karena harus berhadapan dengan serikat pekerja, sejumlah tuntutan, dan lingkungan sekitar pabrik.
Di sisi lain, persaingan di bisnis ban sangat kompetitif karena pabrik produksi di Indonesia hampir 75% over-capacity untuk ekspor, sehingga apabila kapasitas perusahaan kecil, akan mengatrol market share. Tapi kalau kapasitasnya besar, persaingan akan menjadi sangat kompetitif. Karena, setiap orang mau menjual hasil produksinya. Sampai saat ini posisi PT Goodyear Indonesia berada di tiga pemuncak kelas (top three), walaupun posisinya naik-turun. Tapi komposisinya tidak berbeda. Seperti halnya di global, top three-nya Goodyear, Michelline dan Bridgestone. Goodyear di Indonesia bukan pemegang pangsa terbesar, bukan yang termahal, tetapi PT Goodyear yang paling affordable dengan kualitas yang sama dibandingkan dengan pesaingnya.
Dengan kondisi ini, Gooyear harus dapat mengelola aspek penjualan dan pemasaran, selain mengelola produksi/pabrik. Goodyear bukan market leader, melainkan market challenger (penantang) sehingga harus bisa tahan banting dan mencari siasat supaya bisa mendahului.
Sebagai konsistensi terhadap pengembangan produk Goodyear di mata konsumen, Goodyear Indonesia juga memperkenalkan Goodyear Auto Care yang merupakan Branded & Exclusive Outlet Goodyear dengan Konsep One Stop Shopping dan Automotive Services. Dulu Goodyear lebih diklasifikasikan sebagai perusahaan industri, sekarang menjadi perusahaan konsumer. Cara ini juga bertujuan meningkatkan volume penjualan. Saat ini total gerai premium Autocare yang menjual ban Goodyear ada 14 dari total 130 gerai yang menjual Goodyear. Dan, ia berkomitmen terus menambah gerai di beberapa kota besar di Tanah Air, walaupun hal itu tidak murah.
Produsen ban raksasa memiliki pangsa pasar menengah ke atas. Pirelli mengklim sebagai perusahaan ban dunia yang meraih pangsa pasar terbesar ke-5 di dunia, dengan segmen premium.


Azis Pane, Ketua Asosiasi Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, pihaknya menyambut baik apabila Pirelli bersedia menanamkan investasinya di Indonesia. Kehadiran Pirelli akan semakin menambah ramai peta persaingan industri ban nasional.

Identifikasi Strategi Kompetisi
 Tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha adalah untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk mematikan lawannya. Berikut adalah beberapa strategi yang dijalankan pesaing:
    Strategi menyerang pesaing yang lemah lebih dahulu artinya menyerang perusahaan yang dianggap lemah, baik dalam teknologi, jaringan ataupun modal;
    Pesaing langsung menyerang lawan yang kuat, penyerangan secara langsung terhadap kelemahan yang dimiliki lawannya;
    Strategi gerilya, yaitu strategi yang dilakukan pesaing dengan menembak dari belakang dan lari. Strategi semacam ini biasanya dilakukan dengan menunggu lawannya yang sedang lengah;
    Strategi bertahan terhadap setiap serangan yang dilakukan lawan atau mengimbangi serangan yang dilakukan lawan. Strategi ini seperti menunggu lawan menyerang lebih dulu, namun bagi perusahaan yang lemah hal ini sangat berbahaya.

Cost Leadership Strategy
    Cost Leadership atau kepemimpinan biaya merupakan salah satu generic strategy. Strategi ini dilakukan dengan cara memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dengan kualitas yang relatif sama dibandingkan dengan para pesaingnya. Untuk dapat menjalankan strategi ini, perusahaan perlu memiliki economies of scale lebih tinggi atau memiliki keunggulan dalam produktivitas. Dengan kata lain, perusahaan yang mengarahkan dirinya menjadi produsen yang low-cost dalam industri untuk setiap level kualitas, maka perusahaan tersebut telah menjalankan strategi ini. Strategi ini mempunyai dua macam strategi turunannya, yaitu (1) produk dijual dalam rata-rata harga industri untuk meraih keuntungan yang lebih besar dari pesaing dan (2) produk dijual dibawah rata-rata harga industri untuk meraih market-share yang lebih luas.
Ada beberapa keadaan lingkungan yang dapat menguntungkan maupun merugikan bagi perusahaan ketika akan menjalankan strategi kepemimpinan biaya ini. Ketika pembeli tidak ada diferensiasi nilai terlalu banyak dengan produk lain, pembeli cenderung sensitif terhadap harga, atau para pesaing tidak akan segera menyesuaikan harga yang lebih rendah (melalui analisis teori permainan), maka situasi ini akan mendukung berjalannya strategi ini. Sebaliknya ketika tidak ada perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan harga atau biaya; aktivitas yang diambil untuk mencapai biaya rendah sangat langka dan mahal untuk ditiru, maka strategi ini menjadi kurang efektif.
Perusahaan yang menjalankan strategi ini akan dapat melayani berbagai segmen industri atau mungkin beberapa industri. Sumber keuntungan biaya dapat  diperoleh dari berbagai sumber seperti skala ekonomis, teknologi eksklusif atau akses ke bahan baku. Produser yang low-cost sering menjual produk standar dan melakukan penekanan pada skala eksploitasi dan memanfaatkan keunggulan biaya absolut.
Dengan menjalankan strategi ini perusahaan harus memiliki kelebihan dalam aspek pangsa pasar yang lebih luas ataupun akses ke sumber daya seperti bahan baku, komponen, dan tenaga kerja yang lebih baik. Dengan keuntungan pada dua hal itu, dan dikombinasikan dengan bisnis proses yang efisien maka perusahaan dapat menjalankan strategi ini dengan baik. Beberapa ciri bisnis proses yang efisien akan terlihat pada aspek seperti seperti memiliki capabilities keuangan yang kuat untuk berinvestasi dalam spesific assets, mampu mendesain proses produksi dengan efisien, memiliki keahlian yang tinggi dalam industri karena learning/experience curve yang tinggi, dan memiliki jalur distribusi yang efisien. Tanpa satu atau beberapa keuntungan ini, strategi ini dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing-pesaing lainnya.
Ada beberapa aspek yang lebih rinci untuk pelaksanaan yang sukses strategi ini seperti keterampilan rekayasa proses, produk yang dirancang untuk kemudahan manufaktur, akses berkelanjutan ke modal yang murah, pengawasan terarah pada tenaga kerja, biaya pengendalian yang cukup, insentif berdasarkan target kuantitatif, biaya yang disimpan berada pada tingkat seminimum mungkin. Pada intinya perusahaan yang menjalankan strategi ini harus dapat membangun rantai nilai produk yang ditawarkan dari sejak hulu hingga hilir dalam suatu proses bisnis yang paling efisien. Beberapa perusahaan pengecer seperti Wal-Mart, KwikSave TI, Dell dan Lenovo telah berhasil membuktikan bagaimana cost leadership strategy dapat berjalan.
Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam cost leadership biasanya memiliki kekuatan-kekuatan internal seperti: akses pada modal yang diperlukan untuk membuat investasi yang signifikan dalam aset-aset produksi, investasi ini menyebabkan barrier to entry yang tidak dapat diatasi oleh banyak perusahaan; keterampilan dalam merancang produk untuk proses manufaktur yang efisien, misalnya mempunyai sebuah komponen hitung kecil yang digunakan untuk mempersingkat proses perakitan; keahlian tingkat tinggi dalam proses manufaktur rekayasa; dan jalur distribusi yang efisien. Selain itu perusahaan dalam meraih keuntungan biaya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi proses, mendapatkan akses yang unik ke sumber material besar yang harganya rendah, membuat outscoring dan integrasi vertikal yang optimal, atau menghindari beberapa biaya sekaligus. Jika perusahaan yang berkompetisi tidak dapat menurunkan biaya-biaya yang sama jumlahnya, maka perusahaan dapat mempertahankan keunggulan kompetitif berdasarkan biaya kepemimpinan. Dapat disimpulkan bahwa cost leadership dapat diraih dengan cara (1) Keputusan outsourcing dan vertical integration yang optimal, (2) Meningkatkan efisiensi dalam setiap value chain, atau (3) Mendapatkan sumber input yang murah.
     Dalam persaingan model Porter ada 5 tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap perusahaan, yaitu (1) ancaman pendatang baru, (2) ancaman pesaing sejenis, (3) ancaman produk subsitutsi, (4) ancaman dari pemasok, dan (5) ancaman dari pembeli.
Ancaman pendatang baru adalah jika perusahaan yang ada sebagai pemimpin biaya, pendatang baru harus mengurangi biaya secara besar-besaran sebelum mereka masuk. Seringkali pendatang baru masuk menggunakan strategi bisnis lain (diferensiasi atau aliansi) daripada mencoba untuk bersaing di biaya. Pesaing baru perlu melakukan hal itu, karena pada umumnya pesaing baru masih belum mencapai skala ekonomis yang baik jika dibandingkan dengan perusahaan pemain lama. Kemampuan untuk melakukan strategi deferensiasi menjadi penting bagi sebuah perusahaan baru.
Ancaman pesaing, ancaman ini direduksi melalui dua pilihan strategi pemberian harga, yaitu dengan menawarkan pada harga tinggi atau harga rendah. Pemimpin biaya dapat menetapkan harga sama dengan atau lebih dari harga para pesaing. Dengan melakukan ini, maka akan mengurangi kesempatan pesaing-pesaing yang akan meniru perusahaan yang low-cost. Namun, menjaga harga tetap sama dengan harga pesaing akan mengorbankan pangsa pasar dan volume penjualan. Pada harga yang kompetitif ini, pemimpin harga mendapatkan keuntungan diatas penghasilan normal. Cara yang lain adalah perusahaan yang low-cost dapat menghargai barang atau jasanya di bawah pesaing-pesaingnya yang high-cost. Harga yang lebih rendah dari perusahaan low-cost akan menarik sejumlah konsumen dan meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualannya, tapi akibatnya pendapatannya lebih rendah. Strategi ini memberi sinyal kepada para pesaing untuk menurunkan harga serendah mungkin. Sinyal ini akan memotivasi para pesaing untuk mencoba menurunkan biaya-biaya mereka.
Ancaman produk substitusi, pemimpin biaya mempunyai kemampuan untuk menjaga produk atau jasanya relatif terhadap substitusinya. Kemampuan melakukan branding pada produk subsitusi ini akan sangat mempengaruhi eksistensi perusahaan yang menjalankan strategi biaya. Pesaing jenis ini pada umumnya dapat membalikkan perusahaan sebagai pesaing substitusi juga.
Ancaman pemasok, pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan dengan membebankan harga yang lebih tinggi untuk barang dan jasa yang mereka pasok atau dengan cara mengurangi kualitas dari barang atau jasa tersebut. Namun, ketika pemasok menjual ke pemimpin biaya, perusahaan tersebut mempunyai fleksibilitas yang lebih bagus dalam menyerap pemasok dengan biaya lebih tinggi daripada perusahaan high-cost. Biaya pasok yang lebih tinggi dapat memusnahkan semua keuntungan diatas normal bagi perusahaan high-cost tapi masih memungkinkan perusahaan cost-leader untuk mendapat penghasilan diatas normal.
Ancaman pembeli, cost leadership juga dapat mengurangi ancaman dari pembeli. Pembeli yang sangat kuat adalah ancaman bagi perusahaan ketika mereka bersikeras pada harga rendah atau kualitas tinggi dan pelayanan dari pemasok mereka. Harga rendah dapat mengancam kestabilan penghasilan perusahaan. Kualitas yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Pemimpin biaya bisa mendapati penghasilan mereka dikurangi oleh ancaman pembeli dan tetap mendapat penghasilan normal atau diatas normal. Perusahaan ini juga dapat menyerap biaya yang lebih besar dari peningkatan kualitas atau pelayanan dan bisa tetap memiliki keuntungan biaya dari persaingan mereka.
     Strategi biaya rendah juga memiliki risiko. Perusahaan lain mungkin dapat menurunkan biaya mereka juga, karena teknologi semakin maju. Selain itu, persaingan mungkin dapat melampaui kemampuan produksi, sehingga menghilangkan keuntungan yang kompetitif. Atau beberapa perusahaan  mengikuti strategi terfokus dan mempersempit berbagai target pasar yang mungkin dapat mencapai biaya yang lebih rendah. Ketika hal itu dilakukan dalam setiap segmen yang dimiliki corporate, maka sebagai grup akan mendapatkan peningkatan pangsa pasar yang signifikan. Beberapa risiko lain ketika menjalankan strategi biaya rendah adalah perubahan teknologi yang meniadakan investasi masa lalu dan masa pembelajaran, pembelajaran biaya rendah oleh industri pendatang baru, ketidakmampuan dalam melihat produk yang dibutuhkan atau pergantian pasar, dan inflasi biaya.

Differentiation Strategy
Salah satu strategi yang ampuh di dalam pemasaran adalah strategi diferensiasi, yaitu strategi dimana produk kita memiliki perbedaan maupun keunikan dibandingkan dengan produk yang lain. Mungkin banyak orang tidak memanfaatkan cara ini karena terkadang orang merasa ragu jika produknya berbeda dengan produk lain yang ada di pasaran. Tetapi, ada juga yang merasa bahwa dengan adanya diferensiasi, maka produk atau jasanya akan lebih laku bila dijual di pasaran.
Suatu produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan. Jadi, pada prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk atau jasa kita, perlu dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam pemasaran kita meningkat kembali.
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa akan lebih melekat di benak konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa, akan membuat konsumen lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang dipasarkan karena adanya point of interest yang dimiliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
Dengan adanya keunikan yang dimiliki, maka produk yang ditawarkan akan terlihat lebih baik dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah nilai tambah dari produk atau jasa yang akan dipasarkan.
Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang relatif sama dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di mata konsumen, karena pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh dengan penawaran produk atau jasa yang keunggulannya relatif sama dengan yang lain.
Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk atau jasa kita, maka hal tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi bahwa produk atau jasa yang kita hasilkan lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Dengan persepsi tersebut, maka pada konsumen juga akan lebih tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kita dibandingkan produk atau jasa yang lain
Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang berharga bagi perusahan. Dengan keunikan produk atau jasa tersebut,perusahaan dapat menjual produk atau jasa dengan harga yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa perusahaan dapat menjual produk dengan harga yang lebih tinggi karena dengan keunikan yang dimiliki, perusahaan dapat dengan percaya diri mengatakan kepada konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh perusahaan tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.

Innovation Strategy
Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi, serta ide menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai social bagi masyarakat. Jadi inovasi berangkat dari suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Subyek penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau perusahaan. Artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok yang sangat brilian dan inovatif. Tetapi yang ideal perusahaan menjadi tempat yang terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide-ide baru. (Myers dan Marquis, 2003).
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif menurut Kotler (1987) yaitu dengan :
1.    Mengembakan atribut produk baru
•    Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)
•    Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa)
•    Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih besar).
•    Memperkecil (lebih ramping, lebih ringan, lebig kecil).
•    Substitusi (bahan lain, proses, sumber tenaga)
•    Penataan kembali (pola lain, tata letak lain, kompenen).
•    Membalik (luar menjadi dalam)
•    Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan, kegunaan, daya pikat, dan gagasan).
2.    Mengembangkan beragam tingkat mutu
3.    Mengembangkan model dan ukuran produk (profilerasi produk)

Daftar ranking 11 perusahaan paling inovatif di dunia versi majalah Business Week.
1. Apple
2. Google
3. Microsoft
4. IBM
5. Toyota Motor
6. Amazon
7. LG Electronics
8. BYD (Car Company from China)
9. General Electric
10. Sony
11. Samsung


Strategi Pertumbuhan

A.    PERTUMBUHAN KEBERADAAN PRODUK DI PASAR
Keberadaan produk di pasar sering menarik kesempatan pertumbuhan. Perusahaan  berpengalaman  dapat mengetahui sumber-sumber dayanya, khususnya sumber  daya manusianya yang siap untuk ditempatkan dimana saja.  Pertumbuhan dapat  dicapai dengan keberadaan produk di pasar  dengan meningkatkan pangsa pasar melalui penangkapan penjualan yang  dilakukan  oleh para  pesaing.  Alternatif lain, penggunaan produk yang sudah diterima  keberadaannya di pelanggan dapat ditingkatkan penjualannya.

Matriks Pertumbuhan Internal


Meningkatkan Pangsa Pasar
Barangkali cara yang paling jelas untuk meningkatkan pertumbuhan adalah  memperbaiki  pangsa  pasar. Perolehan  pangsa  dapat didasarkan pada  tindakan yang taktis seperti periklanan, perijinan perdagangan, promosi atau pengurangan harga. Masalahnya  bahwa  pangsa  yang didapat dengan beberapa sarana dapat menjadi sulit untuk  dipertahankan.
Meningkatkan Penggunaan Produk Usaha untuk meningkatkan pangsa pasar akan  sangat mempengaruhi  para  pesaing  secara  langsung  dan  oleh karena  itu mempercepat respon para pesaing.  Alternatif usaha  untuk meningkatkan penggunaan saat  ini biasanya kurang mengancam para pesaing.
Program  pengembangan  untuk  meningkatkan pemakai  adalah berguna untuk memulai dengan  menanyakan beberapa  pertanyaan yang mendasar tentang  pemakai dan pemakaian sistem dimana produk ditanamkan.
Peningkatan penggunaan produk dapat ditingkatkan dengan  3 cara, yaitu :
1.    Frekuensi penggunaan dapat ditingkatkan.
•    Komunikasi Peringatan. Orang akan tahu merk dan gunanya tapi tidak  berfikir untuk  menggunakannya, maka Iklan peringatan  mungkin yang dibu-tuhkan. Saus bistik dan merk bumbu yang lain melakukan kampanye iklan peringatan untuk  memperoleh penggunaan yang lebih sering (juga daging kaleng  dan pudding dan sebagainya).
•    Penggunaan Yang Teratur. Bayangan  suatu produk dapat berubah dari  kesempatan penggunaan  yang  sering dengan  menempatkan  kembali kampanye, misalnya : kampanye iklan shampo untuk keramas berkali-kali dan tidak takut rusak, dan minum Yakult 3 gelas setiap hari. Keduanya  menyajikan  usaha  untuk merubah persepsi dari  produk  yang ada.
•    Membuat Penggunaan Lebih Mudah. Bertanya mengapa pelanggan tidak menggunakan  produk/ servis  yang lebih sering untuk dapat menuju ke  pendekatan yang lebih mudah menggunakan produk.
•    Menyediakan Insentif. Insentif dapat disediakan, dengan memberikan hadiah, bonus, untuk meningkatkan frekuensi konsumsi atau pemakaian.
•    Mengurangi Keengganan. Akibat konsekuensi dari penggunaan yang sering atau berkalikali, terkadang terdapat alasan yang bagus kenapa pelanggan senang menggunakan produk dengan lebih sering.
2.    Kuantitas  yang  digunakan dalam tiap aplikasi  dapat ditingkatkan melalui.
•    Informasi Komunikasi peringatan.
•    Penggunaan Insentif .
Usaha dapat dibuat untuk mempengaruhi penggunaan tingkat norma. Penerimaan konsekuensi  yang  tidak  diinginkan  dari konsumsi  atau pemakaian yang banyak harus  dijabarkan. Gabungan  yang  positif dengan menggunakan kesempatan yang mungkin dapat dikembangkan melalui periklanan.
3.    Aplikasi (penggunaan) baru.   
Deteksi  dan eksploitasi dari penggunaan fungsi  yang baru  untuk  sebuah  merk  dapat  memudahkan  kembali bisnis  yang telah dipertimbangkan  selama  bertahun-tahun.  Contoh adalah sabun cuci Wings di iklankan sebagai sabun tidak hanya untuk cuci baju tetapi juga piring, kaca, lantai, dan mobil

B.    PENGEMBANGAN PRODUK – PASAR
Pengembangan produk  dapat terjadi pada berbagai macam tingkatan  dan ini membantu untuk membedakan diantara mereka.
1. Tambahan Features Produk
Keistimewaan produk dapat ditambahkan. Suatu pabrik  mobil  dapat menambahkan sebuah  transmisi  yang akan memperbaiki penetrasinya dari keberadaan pasar yang saling bersaing. Untuk beberapa perusahaan permen kreasi dari bungkusnya merupakan kunci keberhasilan di dalam penjualannya. Jelasnya, beberapa macam perluasan melibatkan hampir semua hal tentang pemasaran, operasinya dan manajemennya.
2. Ekspansi Lini Produk
Jenis kedua dari kegiatan perkembangan produk  ditujukan pada keberadaan pasar untuk memperluas suatu lini produk. Usaha pemasaran dan distribusi sangat  mungkin bahkan  banyak perusahaan akan menjadi  terbiasa  dengan perluasan lini produk. Perluasan lini produk ini tergantung dari beberapa faktor, tentu saja, tapi akan  melibatkan beberapa pertimbangan dari pertanyaan berikut :
•    Akankah para pelanggan beralih dari suatu  kemampuan sistem  yang  dibuat oleh  lini  perluasan produk ?
•    Apakah  perusahaan  yang  potensial,  pemasaran  atau distribusi,  biaya  efesiensinya diperoleh dari  perluasan lini produk ?
•    Dapatkah  asset / keahlian  diterapkan   ke  ekspansi produk ?
•    Apakah perusahaan memiliki skill dan membutuhkan sumber dalam R&D, perusahaan  dan  pemasaran  untuk menambah usulan berbagai macam produk?
3.  Pengembangan Teknologi Generasi Baru
Pertumbuhan dapat cepat dalam keberadaan pasar dengan menciptakan produk teknologi yang baru. Keputusan untuk  mengejar teknologi  yang baru adalah benar-benar  rumit  untuk pemimpin  pasar yang memiliki minat yang tetap  dalam teknologi lama tapi menghadapi resiko persaingan yang dengan suatu strategi penundaan dan ketidaktarikan. Pertumbuhan bisa didapatkan dari penciptaan produk teknologi  baru  pada pasar yang ada  sekarang.  Compact Disk  dan TV stereo sets adalah contoh pada  pasar  home audio  yang dasar  peningkatan  penjualannya  pada akhir tahun 1980-an.
4. Produk Baru Untuk Pasar Sekarang
 Bentuk pertumbuhan  klasik  adalah  mengembangkan kekuatan  pemasaran  dan distribusi  dengan  menambahkan produk yang harmonis, produk yang tidak pada lini perluasan tapi sangat berbeda meskipun mereka membagi pelanggan dengan keberadaan produk yang ada.

C. PENGEMBANGAN  PASAR  ATAS DASAR  PRODUK
Pengembangan  pasar  sering  melibatkan  duplikasi yang  sebenarnya  dari operasi  bisnis, mungkin dengan perubahan adaptasi yang sedikit. Perluasan pasar  dapat menggunakan keahlian dan teknologi yang sama dan  terkadang bahkan dengan pabrik-pabrik yang sama dan fasilitas operasi  yang sama. Maka, potensi untuk  synergi  adalah besar.

1.    Perluasan Secara Geografis
Ekspansi geografi mungkin melibatkan (perluasan)/perubahan  dari  operasi regional  sampai  ke  nasional, bergerak ke daerah yang lain, atau memperluas ke  negara yang lain. Rockwell Internasional setelah tidak berhasil merangkul pemakai produknya, memutuskan untuk memusatkan perluasan  penjualan dari produk  industrinya (yang  dikenal  baik ) di luar USA.  Tujuannya  adalah  menjadi pelopor suplier dari komponen mobil dan truk.
2.    Perluasan Dalam Segmen Pasar Baru
Suatu perusahaan dapat juga tumbuh dengan mencapai segmen pasar baru. Terdapat beberapa cara untuk menengahkan segmen target dan tujuan pertumbuhan :
a.    Penggunaan produk.
b.    Saluran distribusi.
c.    Masa waktu.
d.    Pemakaian atribut.
3.    Evaluasi Alternatif Perluasan Pasar
Meskipun  synergi secara potensial  dapat  menjadi tinggi,  beberapa  pertimbangan  lain  dilibatkan  dalam ekspansi pasar.

D. STRATEGI INTEGRASI VERTIKAL
Integrasi  vertikal menunjukkan arah potensi  pertumbuhan.  Integrasi  kedepan dilakukan  ketika  perusahaan melakukan pendekatan kebawah dari aliran  produknya.  Sedangkan  integrasi kebelakang adalah  langkah  kebelakang, misalkan perusahaan manufaktur melakukan  investasi ke  sumber  bahan bakunya. Suatu  jalan  untuk  memahami kapan  integrasi vertikal perlu dilakukan adalah dengan mengevaluasi perimbangan   benefit (keuntungan) dan cost (biaya) dari strategi integrasi vertikal yang meliputi :
•    Benefit : operasi ekonomi
1.    Langkah  dalam  proses produksi   dapat  digabungkan, dihilangkan atau lebih dikoordinasikan.
2.    Skala ekonomi yang mungkin.
3.    Biaya  transaksi   substansi dilibatkan   dalam  men-ciptakan kontrak antara 2 pabrik yang terpisah.
4.    Ekonomi yang dihubungkan dengan pengumpulan informasi yang tersedia.

•    Benefit : Akses Supply atau Demand
Akses  untuk  menyuplai  atau  memberi  faktor  kunci sukses  adalah  akses untuk mensuplai  bahan  mentah, sebagian dan faktor input yang lain, integrasi  belakang dapat mengurangi adanya resiko.
Akses demand atau permintaan Integrasi   ke  depan  dapat   dimotovasi   oleh  kepentingan tentang jalan keluar produk.
•    Benefit : Keistimewaan Produk dan Layanan
Ketika hanya ada satu pembeli dan penjual untuk  produk dan  pelayanan  khusus yang tinggi, akan  ada  insentif untuk  mempertimbangkan integrasi vertikal. Empat  jenis kekhususan itu adalah sebagai berikut :
        1. Nama merk.
        2. Asset yang didedikasikan.
        3. Teknologi.
4. Dasar pengetahuan.   
Benefit : Kendali Sistem Produk
Itu  sangat  perlu untuk menggabungkan  secara  vertikal agar memperoleh kontrol yang mencukupi atas produk atau pelayanan untuk mempertahankan integritas strategi  yang berbeda-beda.
•    Benefit : memasuki Laba Dalam Area Bisnis Keputusan  integrasi  vertikal dapat dengan  mudah  dimotivasikan oleh potensi laba yang menarik.
•    Benefit : mempertinggi Inovasi Teknologi Perusa-haan  gabungan  secara vertikal  mungkin  memiliki suatu keuntun-gan dalam mencapai inovasi teknologi.
•    Cost : biaya operasi
•    Integrasi  vertikal dapat menciptakan  biaya  operasi potensial yang mungkin terlalu berat operasi ekonominya.
•    Cost : management dari bisnis yang berbeda Satu  integrasi vertikal sering  bergerak  melibatkan tambahan  operasi yang membutuhkan  asset  organisasinya dan  keahlian yang berbeda secara simbolis  dari  mereka untuk area bisnis pabrik yang lain.
•    Cost : resiko  dari  perjanjian yang meningkat  pada suatu bisnis Jalan atau cara klasik untuk mengurangi resiko adalah menghindari  memiliki rterlalu banyak telur dalam  suatu keranjang  untuk  berbagai  macam.  Integrasi   vertikal cenderung  untuk meningkatkan perjanjian dan modal  yang diikat dalam pasar tertentu.
•    Cost : mengurangi Fleksibilitas Integrasi  verti-kal  biasanya  berarti  bahwa   suatu perusahaan  dijanjikan ke suatu rumah suplier atau  cus-tomer (pelanggan).
•    Cost : menjadi besar atau tumbuh Proses  secara  aktif sehubungan  dengan  suplieratau pelanggan  di  dalam pasar dan  antisipasi  perkembangan teknologi  suplier  dan aplikasi  pelanggan  baru  dapat menjadi benar-benar sehat. Beberapa alternatif pada integrasi, menggunakan kontrak jangka panjang atau saling pengertian, yang dapat  menjadi sulit untuk mempertahankan akibat perubahan lingkungan dan kekuatan perubahan hubungan.
Alliance Strategy

Strategi aliansi adalah suatu kegiatan dimana pihak yang berkepentingan memiliki suatu interest di masa yang akan datang, maka dengan menyumbangkan resource dan competitive advantage yang dimiliki pada hal baru akan menghasilkan suatu nilai baru. Dengan kata lain aliansi adalah suatu kerja sama antar pelaku-pelaku ekonomi, baik dalam Iingkup nasional maupun global, baik antar perusahaan ataupun antar kelompok atau group perusahaan. Tujuan utama dari strategi ini adalah memungkinkan suatu perusahaan group untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai dengan usaha sendiri (Dicken, 1992). Di dalam suatu aliansi selalu membagi resiko sekaligus keuntungan dengan cara menanggung pengambilan keputusan bersama untuk bidang tertentu. Karena itu tidak seperti pada merger, identitas pelaku aliansi tidak melebur jadi satu, hanya beberapa aktivitas bisnis dari peserta aliansi yang dilibatkan, misalnya dalam bidang R&D, distribusi, pengolahan atau pemasaran. Jadi perusahaan/group tetap terpisah. Oleh karena itu alasan rasional ditempuhnya strategi aliansi adalah memanfaatkan keunggulan suatu perusahaan dan mengkompensasi kelemahannya dengan keunggulan yang dimiliki partnernya.
Tujuan dilakukannya alliansi strategi
Aliansi strategis pada umumnya dilakukan oleh perusahaan untuk :
1. Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan
2. Meningkatkan akses pada teknologi baru
3. Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaingMemasuki pasar baru
4. Mengurangi waktu siklus produk
5. Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
6. Memperbaiki kualitas


Faktor Pendorong Aliansi
Beberapa faktor yang menjadi pendorong terjadinya aliansi :
a.    Terjadinya perubahan-perubahan mendasar dalam ekonomi global seperti persaingan yang semakin ketat, perkembangan teknologi yang cepat, dan meningkatnya biaya (pembangunan, produksi, pemasaran produk baru).
b.    Tingginya biaya dan resiko untuk membuat jaringan distribusi, logistik, manufaktur dan lain-lain di setiap pasar kunci di dunia apabila ditanggung sendiri (terbatasnya sumber daya sendiri).
c.    Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun keahlian karyawan, R&D dan membina hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok.
d.    Perusahaan kecil dan menengah butuh menjadi besar, untuk itu mereka membutuhkan akselerasi yang lebih cepat.
e.    Dunia kini sangat terbuka dan tidak mengenal batas. Terutama dalam masalah dana, pemanfaatannya harus seefisien mungkin. Maka ada kecenderungan perusahaan menjadi semakin linier dan flat.
Aspek Fundamental / Prasyarat Utama Aliansi (Kanter, 1994)
Aliansi harus mampu menghasilkan manfaat bagi setiap partner dan bukan hanya sekedar deal bisnis saja. Keberhasilan aliansi bisnis akan banyak bertumpu pada rasa kesatuan dan kebersamaan (kolaborasi ) melalui proses penciptaan nilai bersama-sama, bukan hanya sekedar proses pertukaran atas sejumlah nilai investasi tertentu.
Dari prasyarat menunjukkan bahwa untuk keberhasilan suatu aliansi dibutuhkan kesediaanmemberi dan menerima dari pihak-pihak yang beraliansi, yang menjadi tantangan bisnis saat ini dan mendatang adalah seberapa besar toleransi yang dapat diberikan kepada pihak luar untuk mengendalikan bisnis bersama. Karenanya proses aliansi sering terhambat karena adanya perbedaan budaya antar perusahaan yang beraliansi.
Sedangkan menurut Saka Abadi, (1994) terdapat beberapa faktor yang mesti dipertimbangkan dalam melaksanakan strategi aliansi yaitu :
•    Apakah kedua perusahaan itu bisa saling mengisi satu dengan lainnya secara strategis. Hal ini berarti, harus bisa bekerja sama dalam rangka mengembangkan key success factor (KSF) nya, baik yang tangible maupun intangible.
•    Masing-masing pihak harus mempunyai kelebihan yang bisa dimanfaatkan oleh partnernya. Harus ada kaitan yang bersifat strategic partnership.
•    Perusahaan yang akan melakukan strategi aliansi harus paling tidak punya culture budaya yang sama atau agak sama, jika tidak agak sulit melakukan aliansi strategis.
•    Arah strategi harus ditujukan kepada konvergensi menuju suatu titik tertentu.
•    Pengembangan SDM harus saling menunjang di antara kedua pihak, agar searah sehingga dapat menyebabkan strategi aliansi sinergis. Berkaitan dengan corporate culture ada tiga faktor yang harus dipenuhi agar strategi aliansi berhasil yaitu :
o    pertama, masing-masing pihak harus mempunyai budaya yang kuat;
o    kedua, agar bisa membangun corporate image satu sama lain harus saling mengisi dan
o    ketiga, berkaitan dengan core competence, dimana perusahaan mengarahkan penguasaannya kepada hal-hal yang bersifat keunggulan kompetitif, maka budaya harus dipersatukan.
Selain hal-hal di atas, efektivitas strategi aliansi juga hanya bisa dicapai dengan pengurangan konsentrasi kekuatan dan keseimbangan manajerial.

Strategi Goodyear Dalam Kompetisi dan Global Market penetration.

Untuk dapat memahami secara lebih baik strategi Kompetisi Goodyear dalam Global Market penetration berikut ini dijabarkan strategi yang merupakan bagian dari Growth Strategy, Differentiation Strategy dan Innovation Strategy.

Goodyear Indonesia merupakan MNC yang telah beroperasi di pasar Indonesia lebih dari 75 tahun. Di pasar Indonesia ini, Goodyear menghadapi beberapa pesaing yang kuat dari Jepang seperti Bridgestone dan Dunlop, maupun pemain lokal seperti Gajah Tunggal dan Multi Strada.  

Dalam menjalankan strateginya, elemen Value yaitu Brand, Service dan Process ditetapkan secara standard global yang terpusat dari Akron, Ohio, kantor pusat Goodyear. Elemen strategi yakni Positioning, Targeting dan Segmenting ditetapkan seragam dan terkordinasi secara regional oleh kantor pusat Asia Pacific di Shanghai. Sementara taktiknya disesuaikan mengikuti kondisi spesifik pasar di Indonesia.  Hal ini dapat digambarkan pada bagan dibawah dimana hubungan dan kaitan implementasi strategi antara Global Head Office di Akron, Regional Asia Pacific di Shanghai dan Goodyear Indonesia.



Sistem Segitiga Bisnis Strategis dari strategi Global Penetration Market ini dapat dilihat lebih rinci pada bagan dibawah.  Seperti terlihat pada bagan berikut ini,  positioning yang ditetapkan oleh kantor regional adalah “Leader in Tire Technology and Brand Value”. Pengambilan positioning ini dilandasi pada kenyataan bahwa secara regional Goodyear memiliki persepsi “teknologi” yang terutama disebabkan oleh produk seri “Eagle” dan “Assurance” nya.  Di samping itu, melalui positioning ini Goodyear ingin memperkuat tiga brand value intinya di benak pelanggan yaitu: keamanan (safety), keandalan (durability), dan kenyamanan (comfortability).



Untuk differensiasi Content, Context dan Infrastucture ditetapkan secara lokal oleh kantor lokal di Bogor. Differensiasi Content Goodyear adalah setiap produk Goodyear yang dijual di Indonesia haruslah memanfaatkan teknologi yang memberikan keamanan, keandalan dan kenyamanan. Context nya adalah bahwa brand Goodyear harus memberikan value maksimum yang mempertimbangkan functional benefits, emotional benefits, harga, dan pengeluaran lain berdasarkan tiga attribut yaitu keamanan, keandalan dan kenyamanan.  Sementara untuk infrastruktur dan sumber daya terbagi menjadi tiga bagian yaitu Teknologi, Karyawan dan Fasilitas. Untuk teknologi, Goodyear akan didukung oleh tiga jenis teknologi yaitu: market interactive information technology, zero-defect manufacture technology dan sophisticated compound material technology. Untuk karyawan, para karyawan Goodyear harus diarahkan untuk menjadi  professional dengan penguasaan teknologi yang layak; intrapreneurs dengan sensitivitas pasar yang baik; dan internal team-player dengan semangat membangun external-relationship. Dan terakhir untuk fasilitas, Goodyear berupaya keras untuk membangun jaringan lokal secara intensif yang didukung oleh jaringan regional dan globalnya.




Web Business Model

Business model  adalah metode melakukan bisnis dimana perusahaan dapat bertahan dan tumbuh dalam menghasilkan Pendapatan Perusahaan (Generate Revenue)

Ada tujuh kategori dasar business models yang dikenal yaitu:
•    Brokerage Model
•    Advertising Model
•    Infomediary Model
•    Utility Model
•    Manufacturer (Direct) Model
•    Merchant Model
•    Community Model
•    Affiliate Model
Beberapa model e bisnis
1. Binis Affiliasi
Model bisnis affiliasi adalah dimana kita menjual produk orang lain, bisnis ini sangat pas buat anda yang tidak memiliki produk sendiri untuk dijual tetapi anda sangat ingin berbisnis diinternet. Disini kita akan mendapatkan penghasilan melalui komisi hasil penjualan, biasanya berkisar antara 4% sampai 60% dari harga produk.
2. Binis Reseler
Model bisnis reseler adalalah dimana pada prinsipnya hampir sama dengan model bisnis affiliasi, hanya saja untuk bisa bergabung dengan bisnis model ini anda terlebih dahulu diharuskan untuk membeli salah satu produk yang mereka miliki, baru setelah itu diijinkan untuk memasarkannya. Biasanya hasil yang bisa kita dapatkan dari bisnis model ini sebesar 20% sampai 50%, nah lumayan bukan?
3. Bisnis Pribadi (Menjual Produk Sendiri)
Bila kedua model bisnis e-commerce diatas sumber penghasilan adalah dengan menjual produk-produk orang lain, dalam bisnis pribadi ini anda bisa menawarkan produk yang merupakan hasil karya kita sendiri. Karya disini tidak hanya berbentuk benda hasil produksi saja, namun hasil dari keahlian kita juga bisa. Misalnya anda membuat sebuah e-book tentang bagaimana cara menghemat listrik sampai 80% lalu anda memasarkannya melalui internet.
4. Publisher
Model bisnis publisher ini sangat menarik, karena anda tidak menjual sebuah produk atau jasa sama sekali, anda hanya membuat sebuah situs/blog yang berisi informasi yang unik dan sedang dicari banyak orang, lalu anda bisa daftarkan situ/blog anda kesebuah perusahaan periklanan/advertising online. Jika situs/blog anda memenuhi syarat maka anda akan mendapat komisi dari setiap pengunjung yang datang ke situ/blog anda dan membaca iklan yang berasal dari perusahaan advertising tersebut. Contoh perusahaan advertising yang sudah sangat terkenal adalah google.

Dalam hal Web Bis Model, Goodyear lebih cenderung mendekati type Manufacturer (Direct) Model, dengan alasan-alasan berikut ini:

•    Menggunakan kekuatan web/portal untuk memperkenalkan produknya secara langsung kepada konsumen, sehingga bisa mempersingkat distribution channel.
•    Menggunakan web untuk meningkatkan effisiensi, memperbaiki pelayanan kepada konsumen dan mengenal preferensi konsumen secara langsung dan lebih baik.
•    Brand Integrated Content – Goodyear mengandalkan advertising dan promotion untuk membangun customer awareness. Iklan melalui radio, televisi dan mass market publishers (Majalah dan Koran ), menjadi bagian dari marketing strategi
•    Web/Portal juga menjadikan produk Goodyear  mengintegrasi brand secara lebih dekat kepada value dan content yang ingin disampakan kepada konsumen, seperti Comfort, Safety and Durability.



Goodyear Indonesia Product Portfolio


Peningkatan Penjualan Pada Kwartal I 2011 Goodyear
Perusahaan produsen ban dari Amerika, Goodyear Tire & Rubber Company belum lama ini melaporkan peningkatan unit volume ban, pencapaian rekor penjualan dan peningkatan pendapatan untuk kwartal pertama tahun 2011.
Semua unit bisnis menunjukkan kemajuan yang sangat baik dalam upaya mengimbangi kenaikan harga bahan baku dengan cara meningkatkan bauran harga dan mendorong penjualan produk-produk kami yang baru dan inovatif.
Penjualan kwartal pertama mencerminkan peningkatan volume sebesar USD 219 juta. Pencapaian ini salah satunya didapat dari meningkatnya bauran harga yang mendorong kenaikan pendapatan per ban hingga 15 persen dibanding tahun 2010 pada kuartal yang sama. “Prestasi gemilang dari pencapaian pendapatan per ban yang demikian baik ini merupakan hasil dari upaya kami yang secara berkesinambungan untuk fokus pada pengembangan dan pemasaran produk-produk inovatif di segmen pasar yang dituju,” ujar Kramer.
Prestasi yang diraih menunjukkan bahwa strategi goodyear, diperkuat dengan upaya dan komitmen berkelanjutan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan keterlibatan karyawan.





DAFTAR  PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html
http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/
http://www.informasiku.com/2011/04/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html


 Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  contoh iklan elektronik dalam bahasa inggris

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang BAB 2 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


buka contoh marketing : idha.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/.../Paper_SIM_E_Commerce

No comments:

Post a Comment