BAB.V. EVALUASI EFEKTIVITAS PERIKLANAN PADA E-COMMERCE


BAB.V.  EVALUASI EFEKTIVITAS PERIKLANAN PADA E-COMMERCE

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
  BAB.V.  EVALUASI EFEKTIVITAS PERIKLANAN PADA E-COMMERCE


contoh iklan produk dlm bahasa inggris  - 5.1. Pendahuluan.

        Perencanaan dan pengendalian periklanan yang baik pada E-Commerce sangat bergantung pada ukuran efektivitas periklanan. Namun jumlah riset dasar mengenai efektivitas periklanan pada E-Commerce (Internet) masih sedikit sekali. Beberapa diantara perusahaan yang telah melakukan riset mengenai efektifitas periklanan di Internet antara lain Interactive Advertising Bureau (IAB), Advertising Research Foundation (ARF), Jupiter Media Metrix (JMM), Microsoft Network (MSN), DoubleClick, CNET.com, Ipsos-ASI, Dynamic Logic Millward Brown IntelliQuest, Diameter dan sebagainya.
Interactive Advertising Bureau (IAB) merupakan merupakan perusahaan industri asosiasi periklanan interaktif terdepan yang didirikan pada tahun 1996. IAB menjual di atas 70 % iklan interaktif termasuk AOL, CNET, MSN, Yahoo, DoubleClick dan banyak perusahaan lainnya. E-Commerce IAB (www.iab.net) dapat dilihat pada gambar 5.1.

.



Gambar 5.1


    
         Advertising Research Foundation (ARF) mempunyai misi adalah bisnis yang menguntungkan lewat riset dan pengungkapan yang efektif. Untuk melengkapi misinya tersebut ARF mempromosikan pemasaran konsumen dan bisnis, riset media dan periklanan dengan kualitas tertinggi, mengembangkan basis pengetahuan, menyediakan peluang-peluang untuk semua segmen industri dan mengkomunikasikan dan mempromosikan penelitian dan pengetahuan ini lewat publikasi, konferensi, seminar, pusat informasi dan leawat yang lainnya.   Perusahan ini didirikan pada tahun 1938 dan merupakan perusahaan nonprofit.     Advertising Research Foundation (ARF) bergerak dalam bidang periklanan, pemasaran dan riset media. Lebih dari 400 pengiklan, agen periklanan, perusahaan riset, perusahaan media, institusi pendidikan dan anggota asosiasi ARF. Pada gambar 5.2. ditunjukkan E-Commerce dari Advertising Research Foundation. Fasilitas yang diberikan oleh E-Commercenya, antara lain Penghargaan ARF yang dikenal dengan “ARF David Ogilvy Researchh Award”,  Konferensi dan Workshop, Kegiatan Pengurus ARF, Keanggotaan dan Publikasi ARF. Kegiatan Pengurus ARF meliputi pengembangan dan evaluasi kreativitas, pengukuran media digital, kinerja pemasaran, akuntabilitas media, metode dan teknik media, peiklanan luar ruang, mencetak hasil penelitian, riset kualitatif, riset radio, metode dan praktek kualitas riset, media elektronik video, yellow pages dan riset pemuda.




Gambar 5.2

     Jupiter Media Metrix adalah perusahaan yang memberika pelayanan pada analisis dan pengukuran dampak akhir dari internet dan teknologi baru pada E-Commerce dan pemasaran. Didudukung dengan data yang sesuai, analisis industri yang spesifik, wawasan persaingan dan saran strategis. Pada gambar 5.3. dapat dilihat E-Commerce dari Jupiter Media Metrix. Fasilitas yang diberikan antara lain, pelayanan riset, internet.com / earthweb.com, peristiwa-peristiwa, berita dan informasi perusahaan. Pelayanan riset meliputi riset analis Amerika serikat, riset analis Eropa, riset industri vertikal, riset adat, penyerahan hasil riset, penasehat program.

 

Gambar 5.3


    MSN menarik lebih dari 270 juta pengunjung seluruh dunia setiap bulan. Menyediakan 34 pasar dan 18 bahasa. MSN merupakan pemimpin dunia dalam penyerahan pelayanan web kepada pelanggan dan solusi pemasaran digital untuk bisnis global. MSN membawa pelanggan kepada yang mereka butuhkan dari web untuk membuat sebagian besar waktu mereka online. Fsilitas yang diberikan oleh E-Commerce MSN antara lain, MyMSN, Hotmail, Search, Shopping, Money dan Chating. Pada gambar 5.4. ditunjukkan E-Commerce dari MSN. Sedangkan pada gambar 5.5 merupakan E-Commerce dari DoubleClick.

 .

Gambar 5.4

       

   
Gambar 5.5

5.2. Evaluasi Efektivitas Iklan di Internet Berdasarkan Biaya-Manfaat

Melakukan penilaian terhadap iklan di internet menjadi lebih sulit dibanding melakukan hal yang sama untuk iklan konvensional. Salah satu alasan utamanya adalah sulitnya mengukur hasil periklanan tersebut. Ada sejumlah metode untuk mengukur iklan, melakukan analisis cost-benefit, dan pricing ads. Berikut akan dibicarakan semuanya.


5.2.1. Model-model Berdasarkan CPM

     CPM (Cost Per Thousand, M bahasa Latin adalah Seribu) merupakan biaya per seribu impresi. Selama ini penentuan harga secara tradisional didasarkan pada CPM, dan sejauh ini model tersebut juga telah digunakan sebagai standar piranti penentuan harga periklanan untuk situs web. Harga CPM di web memiliki rentang nilai yang sangat bervariasi, namun secara rata-rata ongkos ini masih lebih tinggi dibanding ongkos di media lain dikarenakan kecilnya supply situs web yang memiliki traffic sangat padat.
     Karena pengiklan membayar jumlah impressi (page view) yang “dijamin”  berdasarkan perkalian yang telah disepakati, maka impression harus diukur berdasarkan konteks model bisnis periklanan. Ini membatasi tanggung jawab situs terhadap pengiriman iklan, dan pemasukan iklan yang dihasilkan semata-mata merupakan produk dari volume traffic dikalikan dikalikan satu multiple tertentu, yang pada umumnya ditentukan dengan syarat CPM, yang bisa berkisar antara  10 dolar hingga 100 dolar (tahun 1998). Harga yang dikenakan berbeda bagi tiap search engine berbeda atau bagi situs populer yang berlainan. Misalnya, pada tahun 1998, Excite mengenakan biaya 68 dolar per CPM sementara Lycos mengenakan 50 hingga 60 dolar per CPM. Pada umumnya, CPM memiliki nilai rata-rata pada orde 45 dolar, yang berakibat pada biaya yang cukup rendah bagi impression yang sempat dilihat (0,045 dolar).
     Persebaran harga yang demikian lebar ini menyiratkan bahwa web dapat berfungsi sebagai media massa dan sebagai wahana pemasaran langsung, dan bahwa konteks, audiens, teknologi, dan hasil yang dapat diantisipasi, semuanya memainkan peranan dalam menentukan berapa harga yang akan dibayarkan oleh sebuah pengiklan. Segelintir situs ternama dalam rentang kategori yang sangat luas (seperti berita, hiburan, dan olah raga) akan mendominasi, dan situs-situs ini akan mengenakan harga premium per spasi.
Sejumlah perusahaan, seperti USA Today, mengenakan biaya kepada kliennya berdasarkan jumlah hit (sekitar 3 sen per hit pada tahun 1998). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bisa terjadi sejumlah hit dalam satu kali impresi.


5.2.2. Model Click-Through

Penentuan harga iklan yang didasarkan atas click-through merupakan upaya untuk mengembangkan cara pengenaan biaya periklanan web secara lebih accountable (lihat http://www.pawluk.com/pages.htm). Pembayaran untuk sebuah iklan banner diperhitungkan berdasar berapa kali pengunjung sebetulnya meng-klik banner tersebut. Namun, proporsi relatif kecil orang-orang yang exposed to sebuah iklan banner sebetulnya mengklik banner tersebut. DoubleClick Inc. melaporkan bahwa hanya 4 persen dari pengunjung yang sempat melihat sebuah iklan banner pada kesempatan pertama mau mengklik iklan tersebut. Dengan demikian, pembayaran yang dihitung berdasarkan click-through memberikan jaminan tidak saja  bahwa pengunjung sempat melihat sebuah iklan banner melainkan aktivitas yang memutuskan untuk mengklik sebuah banner dan dihadapkan pada iklan yang dibidikkan (Hoffman and Novak 1996). Para penyedia spasi keberatan terhadap cara ini, dengan mengklaim bahwa melihat iklan saja bisa menggiring ke pembelian kemudian, atau ke pembelian di luar jalur internet (offline).

5.2.3. Model Interaktivitas

Ini merupakan patokan baru yang dikemukakan oleh Hoffman dan Novak (1997). Kalau pun pembayaran yang dihitung berdasarkan click-through menjamin pemunculan iklan-iklan yang dibidikkan, namun ia tidak menjamin pengunjung menyukai iklan tersebut atau bahkan meluangkan waktu untuk melihatnya. Persoalan ini menimbulkan sugesti untuk membuat basis penentuan harga berdasar atas seberapa banyak pengunjung berinteraksi dengan iklan yang dimaksud. Ukuran interactivity semacam itu bisa didasarkan pada durasi waktu yang dilewatkan untuk melihat iklan, jumlah pages iklan yang diakses, atau jumlah kunjungan ulang ke iklan yang dimaksud.
     Kembali ke tahun 1996, Modern Media, sebuah agen periklanan interaktif, mengembangkan sebuah model penentuan harga di mana klien membayar bukan untuk exposure atau click-through namun hanya untuk aktivitas di situs web milik klien. Ini menimbulkan kontroversi di sekitar media web. Penerbit web berpendapat, pengukuran berbasis aktivitas seperti yang ditunjukkan dengan click-through atau interactivity menyisakan permasalahan, yaitu bahwa penerbit web tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas aktivitas yang berkaitan dengan sebuah iklan. Mereka juga berargumen bahwa media tradisional, seperti surat kabar atau televisi, tetap mengenakan ongkos atas iklan, baik berpengaruh terhadap penjualan atau tidak. Jadi, mengapa kondisi interaktif akan diterapkan di Net?
     Di sisi lain, para pengiklan dan agen-agennya bersikukuh bahwa berhubung media web memungkinkan adanya akuntabilitas, maka mestinya dapat dikembangkan model-model yang dapat mengukur aktivitas pelanggan yang sesungguhnya. Barangkali, nanti akan dicapai sebuah solusi standar di masa datang, atau bisa jadi pula pendekatan lain akan digunakan oleh lain perusahaan pula.

5.2.4. Model Pembelian Aktual

Para pemasar selau tertarik dengan hasilnya, sedang hasil yang paling utama adalah pembelian. Sudah jelas bahwa apabila sebuah situs dikunjungi 1.000 orang maka ini memiliki arti tersendiri, namun dikunjungi 5 pun bisa lebih berarti apabila kelimanya berbelanja di situ. Penting juga diperhitungkan berapa banyak jumlah uang yang dibelanjakan oleh pelanggan.
     Dalam pendekatan penentuan harga berbasis outcome, periklanan web dimulai dengan melakukan spesifikasi secara cermat apa yang diinginkan pemasar terhadap target ad. Contoh-contoh khas outcome meliputi upaya mempengaruhi sikap, memotivasi konsumen agar memberikan informasi mengenai dirinya, atau mengarahkan konsumen menuju pembelian aktual. Misalnya, kalau seorang pelanggan membeli sebuah buku di Amazon.com setelah dia melihat iklan Amazon di situs web milik America Online, maka kemudian America Online menerima biaya acuan (referral), katakanlah 8 persen dari harga pembelian buku tersebut.

5.2.5. Metode Lain

Sebetulnya masih ada sejumlah metode lain, seperti:
•    Penggunaan jumlah kotor dari kunjungan (kesempatan pemakai melihat-lihat sebuah situs) sebagai kemungkinan ukuran efektivitas juga tidak akan memadai. (Mengunjungi sebuah situs hiburan tidak akan membuahkan pembelian.)
•    Jumlah “pemakai unik” pada sebuah situs selama waktu tertentu dapat dihitung dengan cara merekam sejumlah form registrasi atau identifikasi pemakai (untuk mengatasi permasalahan mengenai seorang pemakai yang melakukan kunjungan beberapa kali ke satu situs yang sama). Iklan yang ditempatkan di situs tersebut memiliki potensi lebih besar untuk menarik perhatian pengunjung, namun tidak ada jaminan bahwa akan terjadi satu pembelian tertentu.
•    Ada banyak pengiklan yang menghitung ongkos per bulan, tanpa memperhatikan berapa padatnya traffic. Sementara yang lain menggunakan pendekatan yang sifatnya hibrid; kombinasi beberapa yang disebutkan di atas.
•    Satu pendekatan yang menarik adalah membiarkan pasar yang menentukan harga. Ini dilakukan melalui lelang. Baik situs www.onsale.com dan situs www.adauction.com menjadwalkan lelang khusus untuk iklan. Penerbit mencantumkan informasi mengenai ruang yang masih tersedia, kemudian pembeli dapat mengajukan tawaran.


5.3. Evaluasi Efektivitas Iklan di Internet Model Konsumen


     Pada model-model evaluasi efektivitas periklanan terdahulu.menekankan pada reaksi langsung dari konsumen, misalnya terjadinya pembelian. Maka pada model-model tersebut tingkat klik (click) dan pendapatan dipakai sebagai indicator dari efektivitas periklanan internet. Sedangkan evaluasi efektivitas periklanan model konsumen sasarannya lebih pada kesadaran dan perubahan sikap konsumen terhadap suatu merek dalam waktu yang panjang. Dengan demikian tingkat klik tidak cocok lagi, sehingga dibutuhkan ukuran yang berdampak pada merek. Ukuran atau evaluasi tersebut dikenal dengan nama evaluasi Model Konsumen. Evalua¬si efektifitas iklan model konsumen terdiri dari evaluasi rekognisi dan recall, evaluasi komunikasi, evaluasi persuasi,   dan evaluasi alinasi.


5.3.1. Evaluasi Rekognisi dan Recall

         Rekognisi dan recall, keduanya menyajikan elemen-elemen ingatan konsumen untuk informasi iklan, tetapi ukuran rekognisi dapat diserupakan dengan pertanyaan tes pilihan ganda, sedangkan ukuran recall serupa dengan pertanyaan esei, .ketukan tingkat  memori rekognisi lebih dangkal dibandingkan dengan ukuran recall. Beberapa perusahaan riset komersial menyediakan informasi seberapa baik iklan mereka membentuk kesadaran secara umum, yang diukur dengan rekognisi dan recall.
    Recall dan Click cenderung menurun jika ukuran file iklan semakin besar, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan “download” yang berakibat konsumen yang mempunyai perhatian dan ketertarikan tinggi mundur meninggalkan halaman iklan tersebut, meskipun file ukuran besar memungkinkan menyajikan efek dan animasi yang lebih baik (Flores, 2001).


5.3.2. Evaluasi Komunikasi

     Evaluasi komunikasi menekankan pada bagaimana konsumen menangkap pesan. Para peneliti iklan telah mengenal secara baik, bahwa pesan iklan yang berpengaruh secara positif pada “perasaan dan emosi” penerima dapat sangat sukses untuk produk dan situasi tertentu. Tren ke depan pesan iklan diarahkan pada emosi, yang dapat meningkatkan usaha untuk mengukur reaksi emosional konsumen terhadap iklan.
    Iklan dari Pampers merupakan contoh yang baik. Dalam iklan Pampers yang baru di televisi, produk dari pamper tidak dimunculkan, tetapi hanya tulisan Pampers yang muncul di akhir iklan dan mempersilakan konsumen untuk mengunjungi situs www.pampers.com, dapat dilihat pada gambar 5.6.



Gambar 5.6


5.3.3. Evaluasi Persuasi

     Ukuran persuasi digunakan oleh  pengiklan  untuk mengetahui pengaruh sikap dan preferensi konsumen ke depan terhadap merk yang diiklankan. Kefetifan iklan dapat dinilai menggunakan kriteria persuasi dengan mengukur sikap atau preferensi sebelum dan sesudah suatu iklan dijalankan dan menentukan apakah sikap dijadikan lebih suka atau preferensi telah bergeser menuju merk yang diiklankan.

5.3.4. Evaluasi Alinasi

     Evaluasi alinasi merujuk pada kemampuan iklan melibatkan konsumen darpada mengganggu konsumen yang sedang menjelajah internet.. Tida hanya satuan yang besar iklan lebih diperhatikan dan lebih komunikatif, tetapi juga tingkat klik. Tidak pula lebih besar selalu lebih baik, faktanya pada beberapa kasus yang terjadi berdasarkan pengalaman konsumen justru kurang menguntungkan. Hal ini terjadi adanya factor alinasi dari Model Konsumen yang bermain. Ukuran dari alinasi ini misalnya sebagai kesenangan, ketertarikan dan kecocokan dari iklan yang ditayangkan dalam kategori ukuran ini.


5.4.    Katalog Online

Satu faktor penting dalam periklanan Internet adalah cara-cara memperkenalkan produk atau jasa kepada pemakai. Ini seringkali dilakukan melalui online Katalog.

5.4.1.    Perkembangan Katalog Online

      Selama ini, kertas cetak telah menjadi media katalog iklan. Akan tetapi, akhir-akhir ini online Katalog dengan CD-ROM maupun dalam web telah mendapatkan popularitasnya tersendiri. Bagi para pedagang, tujuan Katalog online adalah untuk mengiklankan dan mempromosikan produk-produk dan jasa mereka, sementara tujuan katalog bagi pelanggan adalah untuk bisa memperoleh sumber informasi mengenai produk dan layanan yang ada. Katalog Electronic dapat dicari dengan cepat dengan bantuan software agent. Juga, perbandingan mengenai produk-produk yang dicantumkan dalam katalog dapat dibuat secara sangat efektif. Untuk pembahasan komprehensif mengenai online Katalog, dari buku Kosiur (1997).
     Electronic Katalog terdiri dari database produk, directory and search capability,  dan fungsi presentasi. Electronic mall berbasis web, web browser, bersama-sama dengan Java dan kadang-kadang juga dengan virtual reality, memainkan peran dalam mempresentasikan informasi statis dan dinamis.
     Kebanyakan dari online Katalog pada awal perkembangannya merupakan replikasi teks dan gambar dari teks yang sudah dicetak. Namun, online Katalog telah berkembang menjadi semakin dinamis dan customized, dan terpadu dengan prosedur pembelian dan penjualan. Karena online Katalog terpadu dengan pengambilan order dan pembayaran, maka tool yang dipergunakan untuk membangun online Katalog juga dipadukan dengan situs milik pedagang.

     Katalog Electronic dapat diklasifikasikan menurut tiga dimensi:
1.    Dinamika penyajian informasi. Berdasar hal ini, ada dua macam kategori:
•    Katalog statis: Katalog disajikan dalam deskripsi tekstual dan gambar statis
•    Katalog dinamis: katalog dipresentasikan dalam gambar bergerak atau animasi, bisa ditambahkan bunyi untuk melengkapi isi yang statis


2.    Tingkat customization. Ada dua kategori berbeda, yakni:
•    Ready-made Catalog [katalog sudah-jadi]: Pedagang menawarkan katalog yang sama kepada konsumen manapun
•    Customized Catalog: Mengirimkan isi dan tampilan yang di-customized tergantung pada karakteristik pelanggan
3.    Tingkat keterpaduan antara katalog dengan proses bisnis:
•    Pemesanan (order taking) dan pemenuhan kewajiban
•    Sistem pembayaran elektronis
•    Software dan sistem alur kerja intranet
•    Sistem persediaan dan akunting
•    Extranet milik supplier atau pelanggan
•    Katalog kertas

5.4.2. Perbandingan Katalog Online Dan Katalog Kertas

Keunggulan dan kelemahan Katalog online diperbandingkan dengan keunggulan dan kelemahan paper Katalog di Tabel 4.3. Meskipun ada sejumlah keunggulan signifikan yang dimiliki Katalog online, misalnya kemudahan melakukan updating, kemampuannya memadukan diri dengan proses pembelian, dan cakupan produk dalam sprktrum luas dengan kapabilitas pencarian yang kuat, namun ada sejumlah kelemahan dan keterbatasan. Yang paling nyata, untuk bisa mengakses Katalog online, pelanggan perlu komputer dan internet. Namun, karena akses komputer dan internet saat ini sudah menyebar demikian cepatnya, dapat diharapkan bahwa katalog kertas akan segera tergantikan oleh atau setidaknya dilengkapi dengan katalog elektronis. Di sisi lain, dengan mempertimbangkan fakta bahwa media cetak (surat kabar dan majalah) tidak akan mati oleh hadirnya media massa online, kita dapat mengira-ira bahwa katalog kertas juga tidak akan hilang meskipun katalog online menjadi semakin populer. Nampaknya akan tetap ada ruang bagi kedua media. Hanya saja, dalam B2B, katalog kertas mungkin akan hilang lebih cepat.

5.4.3. Periklanan Dalam Katalog Online dan Mall Elektonik

Sejumlah katalog dalam situs web bisa memberi gambar dan teks tanpa menghubungkannya dengan order taking [pemesanan]. Cobalah lihat iklan-iklan  Calvin Klein di www.pobox.upenn.edu/~davidtoc. Situs tersebut memiliki direktori elektronis dengan sejumlah besar electronic Katalog. Tetapi, tidak ada alasan mengapa katalog tersebut tidak dapat dihubungkan dengan order taking atau setidaknya kontak e-mail. Sehingga, situs periklanan yang ditampilkan nampaknya merupakan bentuk sementara dari e-mall. Hanya saja, sejumlah iklan mengenai citra perusahaan hanya dapat dihubungkan dengan e-mall, karena iklan tersebut tidak berkorespondensi dengan produk yang spesifik. Misalnya, situs Coca Cola (www.cocacola.com) tidak begitu tepat untuk melakukan taking order Coke secara online. Ia hanya mengingatkan orang akan rasa Coca-Cola. Tapi anda bisa membeli item kolektor Coke dan banyak lagi.
    Tool yang dipergunakan untuk membangun online Katalog meliputi: iCat’s Commerce Online (iCat), Boise’s Marketing Service (Boise), IBM’s Net.commerce (IBM) dan Oracle’s ICS (Oracle).

5.4.4. Konsumenisasi Katalog

Customized Katalog merupakan katalog yang dipasangkan secara spesifik kepada perusahaan, biasanya merupakan pelanggan [besar] dari pemilik katalog tersebut. Dalam beberapa kasus, katalog ini juga dapat dipermak sesuai keadaan pembelanja perorangan. Ada dua pendekatan terhadap customized Katalog.
    Pendekatan pertama adalah membiarkan para pelanggan mengidentifikasi bagian-bagian menarik dari keseluruhan katalog sebagaimana dilakukan oleh perusahaan semisal One-to-One (www.broadvision.com) dan PointCast (www.pointcast.com). Kemudian, pelanggan tidak perlu berurusan dengan topik-topik yang tidak relevan. Tool yang membantu customization adalah LiveCommerce dari Open Market (www.openmarket.com/livecom). Lihatlah demo-demo yang diperlihatkan para pelanggannya.
    LiveCommerce memungkinkan pembuatan Katalog dengan kapabilitas nilai tambah dan branded yang memudahkan pelanggan dalam menemukan produk-produk yang ingin mereka beli, melokalisir informasi yang mereka perlukan, dan menyusun order mereka secara cepat. Tawaran produk dapat dispesialisasikan bagi tiap pelanggan dalam organisasi maupun perorangan dengan kebutuhan spesifik. Tiap perusahaan pelanggan dapat melihat sebuah custom Katalog dengan harga, produk, dan format tampilan yang sudah dibuat berbeda untuk tiap irang (individualized). Seorang manajer e-mall yang menggunakan LiveCommerce dapat mengontrol seluruh rentang inforomasi yang dilihat pelanggan dan dapat juga meghubungkan online Katalog tersebut dengan sumber komputing yang terkait. LiveCommerce menonjolkan sebuah bahasa khusus katalog yang menawarkan pengawasan menyeluruh atas kenampakan dan rasa katalog tersebut. Kombinasi antara kekuatan dan fleksibilitas ini memungkinkan sebuah katalog untuk bisa dimodifikasi secara cepat dan mudah agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.
    Pendekatan kedua adalah membiarkan sistem secara otomatis mengidentifikasi karakteristik  pelanggan berdasarkan catatan transaksinya. Untuk mengumpulkan data, teknologi Cookie dipergunakan untuk melacak transaksi. Akan tetapi, untuk menggeneralisasi hubungan antara pelanggan dan item yang dipilihnya, maka diperlukan teknologi dan dukungan penggalian data dengan sistem intelligent, sebagaimana jaringan neural. Pendekatan kedua ini dapat dikombinasikan secara efektif dengan pendekatan pertama.
    Sebagai sebuah contoh pendekatan kedua, mari kita tinjau skenario penggunaan tool dari Oracle yang dinamakan ICA dalam sebuah customized Katalog:
    Joe melakukan log on ke situs Acme Shopping, di mana dia memilih untuk melakukan registrasi sebagai account customer dan mencatatkan preferensinya secara detail, cara pembayaran yang dipilih, dan bidang-bidang yang disukai. Acme Shoppint menawarkan produk-produk dalam kisaran luas, termasuk elektronik, pakaian, buku, dan barang-barang keperluan olah raga. Joe hanya tertarik dengan pakaian dan elektronik. Dia bukan olahragawan atau pecinta buku. Joe juga memilki beberapa bidang kegemaran yang jelas—salah satunya fotografi.
    Setelah Joe mencatatkan kesukaannya, halaman pertama dari electronic store tersebut akan memperlihatkan kepada Joe hanya Bagian Elektronik dan Bagian Pakaian saja. Lebih jauh lagi, kalau Joe menelusur ke bagian elektronik, dia hanya akan melihat produk-produk yang berkaitan dengan fotografi—kamera dan berbagai aksesorinya. Namun sejumlah produk itu jauh dari jangkauan kantong Joe, sehingga dia mengkhususkan kesukaannya yang memberitahukan bahwa dia hanya tertarik dengan barang-barang elektronik yang berkaitan dengan fotografi dengan harga $300, atau di bawah itu.
    Personalisasi semacam itu memberikan  pengalaman nilai tambah kepada pelanggan dan tambahan alasan yang memaksakan untuk mengunjungi situs itu lagi, membangun brand loyalty ke toko di Internet tesebut. Berlawanan dengan latar belakang persaingan ketat untuk web airtime, personalisasi memberikan cara yang sangat bermanfaat untuk menyesuaikan pelanggan dengan produk dan informasi yang sangat mereka inginkan semudah dan secepat mungkin.


5.5. Biaya Beriklan

Sebagaimaan iklan-iklan lainnya, iklan internet perlu melakukan menetapkan batas-batasnya, kalau tidak, anda bisa menghabiskan biaya lebih dari yang anda butuhkan. Penting dicatat bahwa perusahaan tahu apa tujuan periklanan yang diinginkannya. Penalarannya jelas. Tidak adanya evaluasi tujuan mengenai web bisa mengarah ke persoalan perusakan citra dan informasi secara besar-besaran. Juga, apabila yang diharapkan dari periklanan perusahaan tidak bisa diartikulasikan dalam pengertian yang paling luas dan secara sistematis dievaluasi dalam hal ketersampaian dengan media, maka barangkali tidak ada artinya menggunakan web. Begitu ditentukan bahwa menggunakan web sebagai wahana beriklan betul-betul akan dapat menguntungkan perusahaan dalam mencapai tujuannya, perhatian manajemen harus beralih ke mempelajari web. Mereka perlu memahami apa itu web dan bagaimana berfungsinya, serta harus menyadari akan perlunya memiliki komitmen jangka panjang hingga dinamika menengah dan jangka pendek mengenai penayangan informasi. Hanya dengan begitulah nantinya mereka akan bisa memutuskan berapa banyak uang dibelanjakan untuk beriklan di Internet.
    Mentransplantasikan tujuan periklanan televisi ke dalam tujuan beriklan di web agaknya tidak akan memadai. Iklan web diperuntukkan bagi dinamika yang berbeda. Televisi, radio, koran, dan majalah mengandalkan periklanan  in-your-face dan penyusupan ke dalam kesadaran seseorang. Iklan web bisa mempengaruhi orang secara berbeda karena sifat interaktifnya. Perusahaan perlu menilai apakah mereka memiliki komitmen—tenaga kerja, waktu, dan sumber-sumber keuangan—yang diperlukan untuk tetap ada di web begitu mereka memutuskan mengadopsi web. Celakanya, kekurangan komitmen hanya akan menjadikan situs web yang bersangkutan tidak akan membawa perusahaan ke mana-mana, atau terus-menerus memberitahukan kepada pengunjung bahwa situs web sedang diperbaiki. Situs web tidak pernah betul-bertul berakhir begitu kita masuk; ia perlu perubahan dan dinamika yang terus-menerus untuk bisa menarik pengunjung.
    Bagi perorangan maupun bisnis,  disarankan untuk mempergunakan layanan dari agen periklanan yang sudah mapan dan cukup berpengetahuan dalam spesialisasi periklanan mengunakan media internet. Agen-agen semacam itu bisa memiliki tidak sekedar ide mengenai jenis iklan apa yang sebetulnya akan berpengaruh pada pemirsa, karena itu mereka akan membuat traffic yang diinginkan bagi situs web anda.

5.6. Mengaudit dan Menganalisis Web Traffic

Sebelum perusahaan anda memutuskan untuk beriklan di situs web milik orang lain, akan sangat penting bagi anda untuk mengetahui apakah jumlah hit, click-through, atau data-data lain yang anda pergunakan merupakan keadaan yang sebenarnya, sebab potensi terjadinya manipulasi data sangat besar. Karena itu, audit menjadi kebutuhan sangat kritis; ia memvalidasi jumlah ad view dan hit yang diklaim oleh situs tesebut, yang mengisyaratkan kepada pengiklan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan atas uang yang mereka keluarkan untuk membiayai iklan dengan ganti keuntungan dalam bentuk lain. Sebuah analisis imparsial dan eksternal, serta sebuah kajian ulang menjadi sangat krusial bagi para pengiklan untuk melakukan verivikasi tingkat akurasi page impression yang dihitung oleh situs tersebut.
    Mitra yang sudah sejak dahulu membantu para pengiklan adalah Audit Bureau of Circulation (ABC), didirikan tahun 1914 sebagai asosiasi nir-laba oleh para pengiklan, agen periklanan, dan penerbit yang bersama-sama membangun aturan dan standar periklanan. Mereka membuat ABC untuk melakukan verivikasi laporan sirkulasi dengan cara mengaudit angka-angka sirkulasi dan, sebagai hasilnya, memberikan informasi yang kredibel dan objektif kepada pembeli dan penjual periklanan cetak.
    ABC memberikan sejumlah layanan, seperti:
•    Satu forum bagi para pembeli dan penerbit untuk datang bersama dan menentukan informasi kritis bagi proses pembelian dan penjualan
•    Audit sirkulasi. Audit yang dilakukan ABC merupakan pemeriksaan mendalam terhadap catatan penerbit web yang menjamim pembeli bahwa klaim sirkulasi yang mereka keluarkan adalah benar.
•    Persebaran data sirkulasi, baik dalam bentuk cetakan maupun format elektronis, untuk digunakan anggota-anggota ABC
•    Perbaikan terus-menerus atas produk dan layanan sehingga mereka tetap relevan bagi anggota pembeli dan penerbit.

    Sekarang ini, ABC tengah beradaptasi dengan periklanan web. Sejumlah perushaan auditing interet independen tri-parti lainnya juga sedang beroperasi, seperti PCMeter, BPA, dan Audit.
.
    Terkait dengan masalah auditing ialah rating yang dimiliki situs. Ini dilakukan oleh perusahaan semacam Accure, Accipiter, Ipro, Netcount, Interse, Hotstats, dan Cnet (ini dibicarakan lebih jauh dalam bagian latihan).

    Self-Monitoring terhadap Traffic
   
Sejumlah vendor menjual perangkat lunak yang memungkinkan Webmaster memonitor dan mengimplementasikan periklanan dalam situs mereka sendiri. Contohnya adalah NetGravity, NetIntellect, dan Webtrends (ini dibicarakan lebih jauh dalam bagian latihan Internet).



5.7.       Standar Internet

Dengan banyaknya cara kreatif beriklan di web, maka akan segera nampak bahwa hal terakhir yang ingin dilakukan siapa pun adalah membuat cara-cara tersebut menjadi lebih terstandar dan teratur. Tapi ternyata begitulah caranya kebanyakan industri iklan web memimpin.
    Salah satu usulan standar yang akan mempengaruhi periklanan adalah yang berkaitan dengan cookie. Cookie, sebagaimana dijelaskan tadi, merupakan mekanisme yang memungkinkan sebuah situs web mencatat kunjungan dan kepergian anda, biasanya tanpa sepengetahuan atau persetujuan anda. Informasi ini dapat digunakan, misalnya, untuk mencantumkan sebuah nomor ID untuk situs yang hanya dibuka untuk yang berlangganan, atau untuk mengumpulkan informasi mengenai preferensi seorang pembeli online sehingga electronic marketer dapat membidikkan tawaran mereka kepada orang tersebut. Sebuah komite teknolog dan pemakai internet telah mengembangkan satu standar cookie, yang pada saat buku ini ditulis (akhir 1998) sedang ditinjau kembali oleh Tim Khusus Perekayasaan Internet. Usulan yang diajukan tim ini mendorong, misalnya, para vendor browser untuk memanfaatkan cookie serta pencegahannya agar dibuat lebih jelas kepada pemakai. Sebanyak 72 persen pemakai online belum pernah mendengar tentang cookies, menurut survey terhadap 300 orang yang dilakukan oleh firma riset pasar CyberDialogue tahun 1998. Usulan tersebut berusaha mengontrol atas cookie jauh dari penerbit dan pemasar online.
    Perusahaan-perusahaan pengelola iklan sekarang sedang menyusun draft  proposal-tandingan. Karena itu, perdebatan mengenai cookie tidak akan segera mereda dalam waktu dekat ini, dan pasti akan ada lebih banyak usulan standar yang akan mempengaruhi periklanan web di masa datang.

5.8.       Lokalisasi

Lokalisasi adalah proses konversi produk media yang dikembangkan di suatu negara menjadi bentuk yang secara kultural dan bahasa dapat diterima di negara-negara di luar target pasar semula. Ini biasanya dilakukan dengan serangkaian panduan yang dinamakan internasionalisasi. Penerjemahan Web page hanyalah salah satu aspeknya saja. Ada lagi beberapa aspek lainnya. Misalnya, sebuah manufaktur perhiasan yang memajang produknya dengan latar belakang putih bisa terkejut mendengar bahwa ini bisa menyinggung pelanggan di negara-negara lain yang menginginkan latar belakang berwarna biru. Kalau anda bertujuan masuk ke pasar global (ada jutaan pelanggan di luar sana), maka anda harus berusaha untuk melokalkan web page anda. Ini bukan tugas sederhana setidaknya karena hal-hal berikut:
•    Sejumlah bahasa memiliki karakter beraksen. Kalau produk anda memasukkan sebuah karakter beraksen, maka karakter ini akan hilang ketika anda mengkonversikan ke dalam, misalnya, bahasa Inggris.
•    Teks dan font yang hard-coded tidak bisa diganti, sehingga akan tetap ada dalam format aslinya meskipun dalam versi terjemahan.
•    Grafik dan ikon akan berbeda begitu melintasi batas negara. Misalnya, mailbox Amerika akan nampak sebagai tong sampah di Eropa
•    Untuk menterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Asia, maka sejumlah issu kultural harus diperhatikan
•    Tanggal yang di Amerika tertulis sebagai mm/dd/yy [bulan/tanggal/tahun] akan dibaca sebagai dd/mm/yy [tanggal/bulan/tahun] di banyak negara lain
•    Terjemahan konsisten atas sejumlah dokumen sangat sulit
•    Untuk membantu lokalisasi, anda bisa menyewa konsultan (misalnya, lihat www.transware.ie).
•   

5.9.     Para Pemain Utama Iklan Web

Meeker (1997) mengidentifikasi sejumlah subsegmen pasar internet, yang mencakup lima kategori utama (selain perusahaan yang membuat dan mengoperasikan situs-situs internet yang didirikan, sebagian atau seluruhnya, dengan mengiklankan dollar):

1.    Agen periklanan dan pengembang situs web

Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan kampanye iklan internet, mulai kampanye perencanaan hingga pembelian media, serta pengembang situs yang memungkinkan perusahaan-perusahaan mempromosikan mereknya dan mengembangkan kehadiran pelanggan online. Karena periklanan esensinya merupakan promosi perusahaan beserta produk dan jasanya, maka di dunia web, hal ini dicapai melalui pembelian spasi iklan di situs lain maupun hanya mendesain sebuah situs yang melayani tujuan yang sama.

2.    Penyedia riset pasar

Dalam lapangan baru seperti itu, para pengiklan, penerbit, investor, dan pihak-pihak lain yang tertarik semuanya mencari data riil mengenai apa yang sedang terjadi, seberapa besar, dan di mana terjadinya. Ini dilakukan perusahaan yang sedang mengikuti evolusi teknologi internet yang memfokuskan perhatiannya pada dampak evolusi teknologi tersebut  terhadap bisnis dan industri tertentu, termasuk arena periklanan web.

3.    Perusahaan analis dan pengukuran traffic

Untuk memvalidasi pembelian media periklanan di internet, pengiklan harus mampu menentukan batasan dan melakukan verivikasi investasi yang mereka lakukan. Perusahaan analisis traffic mengisi kebutuhan itu dengan menawarkan perangkat lunak dan layanan untuk membantu penerbit dalam mengikuti dan melakukan pengiriman periklanan dalam situs web mereka.

4.    Perusahaan rep/jaringan

Perusahaan-perusahaan ini menyediakan layanan nilai tambah bagi para pengiklan dan penerbit dan sejenisnya dengan menjadi broker distribusi iklan dan dengan mengatur kirimannya.

5.    Pemrosesan order dan dukungannya

Perusahaan-perusahaan yang menyediakan layanan outsourcing kepada penerbit internet dan penyedia layanan.


5.10.     Persoalan Manajerial

1.    Membuat atau Membeli.

Periklanan web merupakan upaya yang kompleks. Karene itu, outsourcing harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Mulailah dengan buku O’Keefe (1997) serta daftar sumber daya dalam buku itu. Periksalah Interactive Publishing Alert yang berisi indeks situs-situs web, tarif iklannya, serta laporan hitungan traffic sebelum anda memilih satu situs untuk beriklan. Juga, konsultasikan dengan audit pihak-ketiga.

2.    Menemukan Situs yang paling banyak Dikunjungi.

Satu cara menentukan di mana akan beriklan adalah dengan mengecek traffic yang dimilki situs tersebut. Sejumlah tempat melaporkan jumlah trafficc di situs-situs populer seperti Yahoo atau Netscape. Sumber yang layak untuk daftar semacam itu adalah www.100hot.com, www.web21.com, dan www.pcmag.com/special/Web100/top100f. Pengiklan juga dapat mengakses www.arbitron.com untuk menemukan hasil survey, berdasar wilayah-wilayah metropolitan, mengenai iklan internet.

3.    Riset Perusahaan.

Perusahaan-perusahaan sebaiknya meneliti web secara keseluruhan sebelum bertemu dengan layanan pemasaran/periklanan. Dengan begitu banyaknya layanan yang ada, mereka juga harus diteliti. Di samping itu, saat ini kebanyakan jaringan iklan hanya memberikan sedikit atau bahkan teidak memberi kontrol kepada pengiklan menyangkut pelaksanaan sebuah kampanye iklan. Jaringan iklan seharusnya memberikan cara yang sesuai bagi penerbit web untuk mengelola sebuah portofolio web page atau situs.

4.    Komitmen bagi periklanan Web dan Koordinasi dengan iklan   
         tradisional.

Begitu perusahaan sepenuhnya masuk ke dalam  periklanan di Web, maka ia harus mengingat bahwa program yang sukses itu multisegi. Ia memerlukan input dan pandangan ke depan dari pemasaran, kerjasama dari legal departement, dan kepemimpinan teknis yang kuat dari bagian sistem informasi perusahaan. Program web yang berhasil juga memerlukan dukungan top management. Akhirnya, koordinasi dengan iklan tradisional merupakan keharusan (misalnya, umumkan alamat Web anda di televisi).

5.    Isu etis.

Sejumlah isu etis memiliki kaitan dengan iklan online. Salah satu isu yang menerima banyak sorotan adalah spamming, yang tunduk kepada legislasi baru (bab 10). Isu lain adalah penjualan mailing list dan informasi pelanggan. Sejumlah orang meyakini bahwa tidak cukup bagi anda hanya mendapatkan persetujuan pelanggan namun juga bahwa anda harus membagikan keuntungan yang anda peroleh kepada mereka.

6.    Memadukan Iklan dengan Ordering dan Proses Bisnis lainnya.

Ini merupakan sebuah persyaratan penting. Apabila anda mengunjungi situs Amazon, maka anda akan ditunjukkan ke shopping cart, kemudian ke katalog, kemudian ke pemesanan dan pembayaran. Hal-hal itu harus dipadukan secara erat.


5.11. MENGUKUR KINERJA PERIKLANAN INTERNET


Potensi Kegunaan Pasar Dalam Internet

  Mengukur Kinerja


1.      Meningkatkan kesadaran
       merek
Sebelum/sesudah (nampak vs tidak nampak)  mengikuti kesadaran merek.
2.      Membangkitkan untuk    
       mencoba
-Peningkatan target konsumen
- Pembeli-pembeli pertama
3.      Meningkatkan penggunakan  merek
-Frekuensi pembelian.
-Studi penggunaaan di lapangan
4.      Mengobral konsumen
       dengan  premi/hadiah
Perilaku pembelian melebihi waktu (apa yang dibeli )
5.      Mendorong pelanggan untuk
    membeli lagi setiap belanja.
Jumlah pembelian setiap belanja
6.      Memperbaiki sikap/citra
       konsumen terhadap merek
Persepsi/sikap konsumen tentang merek kadaluarsa meliputi pertimbangan dan maksud pembelian
7.      Melakukan penjualan silang  dengan merek dari  perusahaan yang sama
Perilaku pembelian konsumen terhadap merek yang spesifik
Mengukur efek dari bantuan promosi pemasaran
8.      Pasar pembantu dengan  
       merek bukan milik
       perusahaan
Perilaku pembelian konsumen terhadap merek yang spesifik
Mengukur efek dari bantuan promosi pemasaran
9.      Meningkatkan pembelian
       ulang
Jumlah konsumen yang melakukan pembelian ulang
10.  Mendorong loyalitas
       merek  / meningkatkan
       keterlibatan konsumen  
       dengan merek
Pembelian ulang
Kebutuhan bersama
Persepsi atau sikap konsumen tentang merek vs merek pesaing
Intensitas pembelian merek Anda vs merek pesaing
11.Menyediakan informasi
     mendalam tentang merek 
     dan atau melakukan demo 
     produk
Klik
Lama kunjungan
Permintaan E-mail dan/ meminta informasi tambahan
Panggil nomor telepon perusahaan
12.Mengembangkan database  
     calon konsumen / 
     mengumpulkan pemimpin
     penjualan
Jumlah yang dikumpulan pemimpin penjualan on-line
Kualitas pemimpin penjualan
13.Menyediakan/memperbaiki
     pelayanan pada konsumen
Jumlah kunjungan on-line vs off-line
Kepuasan konsumen melebihi batas waktu
Biaya pelayanan konsumen online vs offline
14.Mengurangi persediaan  
     barang yang tidak terpakai /
     kelebihan lewat promosi
Penjualan persediaan yang lebih/tak terpakai
Membandingkan biaya penjualan dengan alternatif lain yang offline
15.Mengurangi biaya
     pemasaran
Membandingkan langsung biaya pemasaran dan efektivitas dengan biaya pemasaran tradisional
16.Menguji konsep-konsep
     salinan yang berbeda
Intensitas pembelian
Sebelum atau sesudah (nampak atau tidak nampak) kesadaran merek
Sebelum atau sesudah (nampak atau tidak nampak) sikap
17.Menguji model-model yang
     berbeda
Intensitas pembelian  dan atau volume penjualan
Analisis prakiraan
18.Menguji promos-promosi
     yang berbeda
Kenaikan penjualan dan keuntungan
Intensitas penjualan
19.Menguji pelaksanaan –
     pelaksanaan produk 
     /pelayanan yang berbeda
Intensitas pembelian
Sikap dan kegunaan
Analisis prakiraan
20.Penelitian suvei di lapangan
Membandingkan biaya, tanggapan rata-rata dan waktu yang hasilnya untuk melakukan penelitian online vs offline
21.Meningkatkan penghasilan
Pendapatan
ROI
Kepuasan konsumen
22.Target jangkauan konsumen
     disalahmengerti  oleh media
     lain
Peningkatan jangkauan konsumen
Peningkatan  pnetrasi konsumen
Peningkatan penjualan
23.Efisiensi penggunaan media
Membandingkan CPM untuk perencanaan media yang berbeda
24.Ketertarikan  dan
     kecenderungan konsumen
Keberhasilan promosi, kampanye iklan dan pelepasan produk baru

25.Mempertahanhan nilai
     konsumen
  Rata-rata Mengulangi pembelian
  Keuntungan konsumen seumur hidup
  Kepuasan konsumen
26.Mengendalikan lalulintas   
     terhadap pelaku pasar
     website
  Click-throughs
  Jumlah kunjungan
  Lama kunjungan
  Page views
27.Mengendalikan  lokasi
     reatail
  Peningkatan lalulintas dalam toko
  Sumber kesadaran
28.Merekrut tenaga kerja
 Mengurangi biaya rekrutmen
 Keberhasilan rekrutmen








DAFTAR PUSTAKA

1.    David Martin, Marc Ryan. 2002. Fortune 500 Companies Grow Fonder of
     Internet Advertising. Jupiter Media Metrix
2.    Elias M. Awad. 2002. Electronic Commerce : From Vsion to Fulfillment,
     Prentice-Hall
3.    Efraim Turban, Jae Lee, David King, Michael Chung. 2002. Electronic
     Commerce : A Managerial Perspective, International Edition, Prentice-
     Hall
4.    Gina Garrubo. 2002. What Makes Women Click ?. The Interactive
     Advertising Bureau.
5.    James A. O’Brien. 2002. Management Information Systems : Managing     
     Information Technology in the E-Business Enterprise, Fifth Edition.
     McGraw-Hil
6.    James A. O’Brien. 2002. Introductiont to Information Systems : Essential
     for the E-Business Enterprise, Eleventh Edition. McGraw-Hill
7.    William F. Arens. 2002. Contemporary Advertising, Eighth Edition.
      McGraw-Hill
8.    Richard T. Watson, Piere Berthon, Leyland F. Pitt, George M. Zinkhan.
     2000. Electronic Commerce, The Dryden Press
9.    Jae. K. Shim, Anique A. Qureshi, Joel G. Siegel, Roberta M. Siegel. 2000.
     The International Handbook of Electronic Commerce, Glenlake
     Publishing Company,Ltd.
10.    Alan Cohen. 2002. 100 Best Sites for 2002. January. Yahoo Magazine
11.    Thomas J. Kueglen,Jr. 2000. Web Advertising and Marketing : Make The
     Web Work for You. Third Edition. A Devision of Prima Publishing
12.    Brad Grimes. 2002. Superfast Web Acces. PC World
13.    The Editors of PC Magazine. 2002. Top 100 Undiscovered Web Sites. PC
     Magazine
14.    The Editors of PC Magazine. 2002. The Best Product for 2002. PC
     Magazine
15.    The Editors of PC Magazine. 2002. The Eighteenth Annual Awards for Technical Excellence. PC Magazine.
16.    M. Suyanto. 2002. Strategi Pemasaran Global Berbasis Internet.
     Jurnal DASI  Vol. III No. 1. AMIKOM Yogyakarta
17.    M. Suyanto. 2002. Sistem Informasi Manajemen untuk Perusahaan
     Modern. Seminar Nasional. Fakultas Teknik Universitas Gadjahmada.
18.      M. Suyanto. 2002. Evaluasi Efektivitas Periklanan Berbasis Internet.
     Jurnal DASI  Vol. III. No. 2. AMIKOM Yogyakarta
19.    M. Suyanto. 2001. Manajemen Periklanan.
     Jurnal DASI  Vol. II No. 4. Desember. AMIKOM Yogyakarta
20.    M. Suyanto. 1996. Optimalisasi Aktivitas Bisnis dengan Fasilitas Internet.
     Seminar Nasional. Universitas Negeri Yogyakarta..
21.    M. Suyanto. 1996. Manajemen Perkantoran dalam Mengantisipasi
     Perkembangan Teknologi Informasi. Temu Karya Pejabat Pusat. Kanwil
     Departemen PU, Yogyakarta
22.    M. Suyanto. 2002. Menyiapkan Sumberdaya Manusia Teknologi Informasi Guna Mendukung Implementasi E-Government. Pekan Ilmiah Mahasiswa. STMIK AMIKOM Yogyakarta.

23.    Marilyn Greenstein, Todd M. Feinman. 2000. Electronic Commerce :
     Security, Risk Management and Control, International Edition. McGraw-
     Hill
24.    Ravi Kalakota, Andrew B. Whinston. 1996. Frontiers of Electronic
     Commerce, International Edition. Addison Wesley Publishing Company,
      Inc.
25.    George Colombo. 2001. Capturing Customers.com : Radical Strategies
     for Selling and Marketing in Wired World. Original English Edition.
     Career press.
26.    E.Wainrigrht Martin, Daniel W.Dehayes. 2002. Jeffrey A.Hoffer, William
     C.Perkisn, Managing Information Technology : What Manager Need To 
     Know, Macmilan Publishing Company, New York.
27.    Philip R. Cateora, John L. Graham. 2002. International Marketing,
     Eleventh Edition. McGraw-Hill
28.    Raymond Mcleod Jr, George Schell. 2001. Management Information 
     System , 8 th Edition, Macmilan Publishing Company, New York.
29.    Turban, McLean, Wetherbe. 2002. Information Technology For 
     Management, 3 th Edition, John Wiley & Sons Inc
30.    John A. Pearc, Richard B. Robinson.. 2000. Sirategic Management :
    Formulation, Implementation and Control, Richard D. Erwin, Inc.
31.    Warren J. Keegan, Mark S. Green. 2000. Global Marketing. Second 
     Edition. Printice-Hall.
32.    Ward Hanson. 2000. Principles of Internet Marketing. South Western
      College Publishing.
33.    Donald A. Ball, Wendell H. McCulloch. 2000. International Business.
     Seventh Edition. McGraw-Hill
34.    J. Thomas Russel, W. Ronald Lane. 1999. Kleppner’s Advertising
     Procedure, Fourteenth Edition. Prentice-Hall
35.    George E. Belch, Michael A. Belch. 1998. Advertising and Promotion :
     An Integrated Marketing Communications Perspective, Fourth Edition.
     McGraw-Hill
36.    Terence A. Shimp. 2000. Advertising and Promotion : Supplemental
     Aspects of Integrated Marketing Communications, Fifth Edition. The 
     Dryden Press
37.    David Miller. 1996. Web Multimedia Development. New Riders
38.    Cristine Y. Chen. 2002. The Wold’s Most Admired Companies 2002.
      March 11. Fortune.
39.     Robert Levering, Milton Moskowitz. 2002. The 100 Best Companies To  
      Work For .  March 11. Fortune
40.     Al Ries, Jack Trout. 2001. Positioning : The Battle for Your Mind.
      McGraw-Hill.
             34. B. Zafer Erdogan, Michael J. Baker. 2002. Celebrity Endorsement :
                   Advertising Agency Managers’ Perspective. The Cyber-Journal of Spot  
                   Marketing
35.    Interactive Advertising Bureau. 2002. Measuring Success : An  
      Advertising Effectiveness. Series from IAB   
36.    Laurent Flores. 2002. Internet Advertising Effectiveness : What did we learn and where are we going ?. Ipsos-ASI Interactive.
37.    Bill Doyle, Mary A. Modahl, Ben Abbott. 2002. What Advertising Work?.
      Forrester Research
38.    Briggs, Stip. 2000. How Internet Advertising Works : New Evidence Future Study, Up Coming
39.    Bush, Harris. 1998. Advertiser Perception of the Internet as a Mark Tool. Journal of Advertising Research.
40.    Jupiter Media Metrix. 2001. Analyze Change, Measure Performance : Online Advertising Indicator
41.    Helena Andrews. 2002. Marketing With Banner Ads. E23 Ltd.
42.    Harvey B. 1997. The Expanded ARF Model : Bridge to Accountable. Journal of Advertising Research.
43.    John Jainschigg, Andy Green, Ellen Muraskin, Robert Richardson, Richard Grigonis. 2002. Product Of The Year 2002. Communications Convergence.
44.    http://www.iab.net/advertise/content/adcontent.html
45.    http://www.iab.net/news/content/01_15_02.html
46.    http://www.iab.net/news/content/02_06_02.html
47.    http://www.iab.net/main/content/branding_resource.html
48.    http://www.iab.net/news/content/12_04_01.html
49.    http://www.thestandard.com/article/display0,1151,14934,00.html
50.    http://www.ana.net/abaut/ananews/050900.htm
51.    http://www.adknowledge.com/update/index.html
52.    http://awards.tenagra.com/awards-categories.shtml

KREDIT GAMBAR

BAB I
Gambar 1.1. Hak Cipta Wal-Mart                Gambar 1.2. Hak Cipta Turban
Gambar 1.3. Hak Cipta Harles Schwab    Gambar 1.4. Hak Cipta Jobsonline
Gambar 1.5. Hak Cipta Smart Money    Gambar 1.6. Hak Cipta Tax Planet
Gambar 1.7. Hak Cipta Financial Engine    Gambar 1.8. Hak Cipta Get Smart
Gambar 1.9. Hak Cipta Citigroup         Gambar 1.10. Hak Cipta Berkshire                                                                             
Gambar 1.11. Hak Cipta Insweb        Gambar 1.12. Hak Cipta Amazon
Gambar 1.13. Hak Cipta Yahoo         Gambar 1.14. Hak Cipta Priceline
Gambar 1.15. Hak Cipta Manheim    Gambar 1.16. Hak Cipta Onlinearts
Gambar 1.17. Hak Cipta Yahoo        Gambar 1.18. Hak Cipta BBC
Gambar 1.19. Hak Cipta Washington Post      Gambar 1.20. Hak Cipta Slate
Gambar 1.21. Hak Cipta Wall Street      Gambar 1.22. Hak Cipta Shockwave                                                                                                
Gambar 1.23. Hak Cipta Sonicnet    Gambar 1.24. Hak Cipta Caterpillar
Gambar 1.25. Hak Cipta Harley Davidson     Gambar 1.26. Hak Cipta Boeing
Gambar 1.27. Hak Cipta Hewlett-Packkard   Gambar 1.28. Hak Cipta BCA
Gambar 1.29. Hak Cipta General Motor          Gambar 1.30. Hak Cipta Cigna
Gambar 1.31. Hak Cipta Mexx        Gambar 1.32. Hak Cipta SSO


BAB II
Gambar 2.1. Hak Cipta Lexus        Gambar 2.2. Hak Cipta Kraft
Gambar 2.3. Hak Cipta Mercedes         Gambar 2.4. Hak Cipta Swatch
Gambar 2.5. Hak Cipta Kodak        Gambar 2.6. Hak Cipta iVillage
Gambar 2.7. Hak Cipta Olay        Gambar 2.8. Hak Cipta Porsche
Gambar 2.9. Hak Cipta Dr.Martins     Gambar 2.10. Hak Cipta Chevrolet
Gambar 2.11. Hak Cipta Ford         Gambar 2.12. Hak Cipta Campbells
Gambar 2.13. Hak Cipta Curtis Candy     Gambar 2.14. Hak Cipta Crest
Gambar 2.15. Hak Cipta CDNOW     Gambar 2.16. Hak Cipta Gamespy
Gambar 2.17. Hak Cipta Nexia         Gambar 2.18. Hak Cipta MD Health
Gambar 2.19. Hak Cipta Cancerforum     Gambar 2.20. Hak Cipta Wemedia
Gambar 2.21. Hak Cipta AOL        Gambar 2.22. Hak Cipta Yahoo
Gambar 2.23. Hak Cipta Analog Device    Gambar 2.24. Hak Cipta Dell
Gambar 2.25. Hak Cipta IBM        Gambar 2.26. Hak Cipta Steelcase
Gambar 2.27. Hak Cipta Robertson     Gambar 2.28. Hak Cipta Atlantic
Gambar 2.29. Hak Cipta Sybase        Gambar 2.30. Hak Cipta Visa
Gambar 2.31. Hak Cipta Amex         Gambar 2.32. Hak Cipta Crest
Gambar 2.33. Hak Cipta Wheaties Gambar 2.34. Hak Cipta Gardenburger
Gambar 2.35. Hak Cipta General Mills    Gambar 2.36. Hak Cipta Aqua
Gambar 2.37. Hak Cipta CharlesSchab    Gambar 2.38. Hak Cipta Pizza Hut
Gambar 2.39. Hak Cipta Hyatt        Gambar 2.40. Hak Cipta Marriott
Gambar 2.41. Hak Cipta Minolta        Gambar 2.42. Hak Cipta Suave
Gambar 2.43. Hak Cipta Spam Stuff      Gambar 2.44. Hak Cipta Eckerd
Gambar 2.45. Hak Cipta Analog Device    Gambar 2.46. Hak Cipta Valassis
Gambar 2.47. Hak Cipta SmartSource    Gambar 2.48. Hak Cipta P & G
Gambar 2.49. Hak Cipta Dickies        Gambar 2.50. Hak Cipta Salesforce
Gambar 2.51. Hak Cipta McGrawHill  Gambar 2.52. Hak Cipta Prentice Hall
Gambar 2.53. Hak Cipta Sunkist        Gambar 2.54. Hak Cipta Gatorage
Gambar 2.55. Hak Cipta Gramedia      Gambar 2.56. Hak Cipta Ekuator
Gambar 2.57. Hak Cipta Gillette             Gambar 2.58. Hak Cipta Burger King
Gambar 2.59. Hak Cipta Nike        Gambar 2.60. Hak Cipta Intel
Gambar 2.61. Hak Cipta Dell   

BAB III
Gambar 3.1. Hak Cipta GE        Gambar 3.2. Hak Cipta Microsoft
Gambar 3.3. Hak Cipta IBM         Gambar 3.4. Hak Cipta Dell
Gambar 3.5. Hak Cipta FedEx        Gambar 3.6. Hak Cipta NetGrocer
Gambar 3.7. Hak Cipta Food    Gambar 3.8. Hak Cipta Siangapore Airlines
Gambar 3.9. Hak Cipta Sun         Gambar 3.10. Hak Cipta BCA
Gambar 3.11. Hak Cipta Visine        Gambar 3.12. Hak Cipta Nissan
Gambar 3.13. Hak Cipta Castrol         Gambar 3.14. Hak Cipta Nicoderm
Gambar 3.15. Hak Cipta Sony        Gambar 3.16. Hak Cipta Coca-Cola
Gambar 3.17. Hak Cipta Hallmark    Gambar 3.18. Hak Cipta BMW
Gambar 3.19. Hak Cipta Avon         Gambar 3.20. Hak Cipta Adidas
Gambar 3.21. Hak Cipta IndonesiaSelebriti     Gambar 3.22. Hak Cipta Pogo
Gambar 3.23. Hak Cipta Michelin    Gambar 3.24. Hak Cipta Energizer
Gambar 3.25. Hak Cipta Zest        Gambar 3.26. Hak Cipta Amazon
Gambar 3.27. Hak Cipta Wal-Mart    Gambar 3.28. Hak Cipta AT&T
Gambar 3.29. Hak Cipta eLUXURY    Gambar 3.30. Hak Cipta Levi’s
Gambar 3.31. Hak Cipta Pond’s         Gambar 3.32. Hak Cipta Dior
Gambar 3.33. Hak Cipta Guess         Gambar 3.34. Hak Cipta Revlon
Gambar 3.35. Hak Cipta BabyStyle    Gambar 3.36. Hak Cipta Pillsbury
Gambar 3.37. Hak Cipta Rolex        Gambar 3.38. Hak Cipta Dimetapp
Gambar 3.39. Hak Cipta Slimfast        Gambar 3.40. Hak Cipta Teflon
Gambar 3.41. Hak Cipta Tylenol        Gambar 3.42. Hak Cipta Nabisco
Gambar 3.43. Hak Cipta L’Oreal      Gambar 3.44. Hak Cipta P & G
Gambar 3.45. Hak Cipta AXA        Gambar 3.46. Hak Cipta Sinar Mas
Gambar 3.47. Hak Cipta Varner Bros    Gambar 3.48. Hak Cipta Pepsi
Gambar 3.49. Hak Cipta Toyota        Gambar 3.50. Hak Cipta Nokia
Gambar 3.51. Hak Cipta Volvo        Gambar 3.52. Hak Cipta Nestle
Gambar 3.53. Hak Cipta Lipton        Gambar 3.54. Hak Cipta Hermes
Gambar 3.55. Hak Cipta Polo         Gambar 3.56. Hak Cipta Nike
Gambar 3.57. Hak Cipta Roses        Gambar 3.58. Hak Cipta Piaget
Gambar 3.59. Hak Cipta Chevron       

BAB IV
Gambar 4.1. Hak Cipta X10        Gambar 4.2. Hak Cipta Lycos
Gambar 4.3. Hak Cipta Detik         Gambar 4.4. Hak Cipta Microsoft
Gambar 4.5. Hak Cipta eBay        Gambar 4.6. Hak Cipta iWon
Gambar 4.7. Hak Cipta Yahoo        Gambar 4.8. Hak Cipta Super Bowl
Gambar 4.9. Hak Cipta NBC         Gambar 4.10. Hak Cipta Yahoo
Gambar 4.11. Hak Cipta Interpolls    Gambar 4.12. Hak Cipta Crest
Gambar 4.13. Hak Cipta Yahoo         Gambar 4.14. Hak Cipta Yahoo
Gambar 4.15. Hak Cipta Sparnet          Gambar 4.16. Hak Cipta RogueMarket
Gambar 4.17. Hak Cipta Yahoo        Gambar 4.18. Hak Cipta Yahoo
Gambar 4.19. Hak Cipta L’oreal         Gambar 4.20. Hak Cipta Pivotal
Gambar 4.21. Hak Cipta Financial Engines   Gambar 4.22. Hak Cipta Usenet
Gambar 4.23. Hak Cipta Amazon        Gambar 4.24. Hak Cipta Mypoints
Gambar 4.25. Hak Cipta Broadvision    Gambar 4.26. Hak Cipta Micromass
Gambar 4.27. Hak Cipta Infogate        Gambar 4.28. Hak Cipta DealerNet
Gambar 4.29. Hak Cipta Coolsaving    Gambar 4.30. Hak Cipta Hotcoupons
Gambar 4.31. Hak Cipta SuperCoups    Gambar 4.32. Hak Cipta Clickrewards
Gambar 4.33. Hak Cipta Kelloggs    Gambar 4.34. Hak Cipta HP
Gambar 4.35. Hak Cipta Tripod        Gambar 4.36. Hak Cipta FujiFilm
Gambar 4.37. Hak Cipta MicroStrategy    Gambar 4.38. Hak Cipta Tibco
Gambar 4.39. Hak Cipta SmartDelivery    Gambar 4.40. Hak Cipta Backweb
Gambar 4.41. Hak Cipta Edify        Gambar 4.42. Hak Cipta Bysell
Gambar 4.43. Hak Cipta AnchorDesk    Gambar 4.44. Hak Cipta Auctionbot
Gambar 4.45. Hak Cipta Fujitzu           Gambar 4.46. Hak Cipta CommerceNet


BAB V

Gambar 5.1. Hak Cipta IAB        Gambar 5.2. Hak Cipta ARF
Gambar 5.3. Hak Cipta JupiterMM    Gambar 5.4. Hak Cipta MSN
Gambar 5.5. Hak Cipta DoubleClick    Gambar 5.6. Hak Cipta Pampers


 Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  contoh iklan produk dlm bahasa inggris

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Tong A Fie - Orang Terkaya Asal Medan  

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


buka contoh marketing : elearning.amikom.ac.id/.../491561e50cdf4b7abfbe96ad7653d3f2

No comments:

Post a Comment