KOMUNIKASI MELALUI STRATEGI PEMASARAN

 elemen elemen rencana pemasaran pada perusahaan kosmetik - BAB I
PENDAHULUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. 0leh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk yaitu melalui kegiatan promosi.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.

Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoJeh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Maka peranan promosi berguna untuk:

    Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat.
    Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat serta cara penggunaanya.
    Memperkenalkan barang atau jasa baru

Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankun perusahaan.

Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.




BAB II

PEMBAHASAN



KOMUNIKASI MARKETING

Pada era globalisasi perdagangan, investasi, teknologi dan informasi bidang kerja komunikasi dan marketing semakin erat terkait.  Artinya, bila dikaitkan dengan pemasaran produk/jasa ke pelanggan, terlihat kaitan yang sangat erat antara proses marketing dengan proses komunikasi diantara produsen dengan pelanggan dan calon pelanggannya.  Sebagai contoh: sejak penentuan design produk  (dalam kasus perguruan tinggi misalnya pembentukan suatu program studi), kemasan (kurikulum, jenjang pendidikan), saluran distribusi, isi pesan iklan, pemasaran langsung/tidak langsung, sampai pelayanan purna jual (pelayanan mahasiswa, konseling, bimbingan belajar) semuanya terkait dengan proses komunikasi dan marketing.

Menurut Schultz (1994), pada era sembilan-puluhan (1990an) marketing dan komunikasi merupakan bidang yang tidak terpisahkan.  Keduanya merupakan suatu keterpaduan yang akan menjadi suatu keunggulan daya saing (competitive advantage) yang berkelanjutan (hlm. 45-47).

Ada sejumlah istilah yang digunakan untuk menggambarkan komunikasi marketing, antara lain yaitu: Mixed Media Marketing Communication (MMMC), Integrated Marketing Communication (IMC), Maxi Marketing, dan Individualized Marketing.  Yang semuanya pada dasarnya menggambarkan bahwa komunikasi marketing berbeda dengan marketing.

Jika marketing dapat digambarkan sebagai sesuatu yang terdiri proses 4 tahap, yaitu: 1) mengembangkan produk atau jasa, 2) menciptakan harga untuk produk/jasa tersebut, 3) mengkomunikasikan informasi tentangnya melalui berbagai communication channel, baik yang langsung maupun tidak langsung, dan 4) mengkoordinasikan distribusinya, untuk memastikan aksesibilitas produk/jasa oleh konsumen.  Maka komunikasi marketing adalah hanya proses tahap ke-tiga dari keseluruhan proses marketing tersebut. (Smith, Jeanette, 1996).

Stan Rapp dan Tom Collins (dalam Jeanette Smith, 1996) menyatakan bahwa individualized marketing adalah “Suatu program komunikasi penjualan yang terintegrasi, langsung dari advertiser kepada kelompok masyarakat yang telah diseleksi, apakah melalui surat, brosur, kaset-audio, kaset-video, pesan melalui telepon, disket komputer, event/peristiwa yang disponsori, atau melalui sarana lain dalam bentuk kontak langsung.”  Pernyataan ini mengandung makna bahwa komunikasi marketing merupakan suatu aktivitas mengkoordinasikan dan mengintegrasikan upaya marketing melalui komunikasi mixed-media.

Schultz (1994) mendefinisikan komunikasi marketing terpadu sebagai upaya untuk berbicara dengan orang-orang yang membeli atau tidak membeli produk/jasa, berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar, rasakan.  Hal ini berarti mengundang respon, bukan hanya komunikasi satu arah (monolog), juga ada unsur tanggung jawab terhadap hasilnya (menghasilkan tingkat pengembalian investasi) (hlm. xvii).

Selanjutnya Schultz (1994) menyatakan bahwa ada dua titik sentral dalam pendekatan komunikasi marketing: pertama, adalah latar belakang atau rujukan pengalaman dari pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver).  Untuk bisa berkomunikasi secara baik, keduanya perlu memahami latarbelakang pengalaman masing-masing.  Kedua,  pendekatan komunikasi antar pribadi yang didasarkan pada kebutuhan untuk pertukaran informasi dan pengalaman secara berkelanjutan antara pengirim pesan (produsen) dengan penerima pesan (konsumen).  Dalam hal ini produsen atau pemasar mencari dan mengolah informasi dari setiap pelanggan secara individual yang tersimpan di bank data perusahaan.  Di lain pihak, pelanggan berkeinginan untuk berkomunikasi dengan produsen/pemasarnya dengan cara melakukan transaksi, menjawab pertanyaan dalam survey yang dilakukan oleh pemasar dan bertanya tentang hal-hal yang belum jelas baginya (pelanggan).  Dengan cara seperti ini keterkaitan pengalaman diantara keduanya semakin besar, sehingga dapat dihindari pemborosan/ketidak-efisienan dalam program komunikasi marketing.

Sejalan dengan pengertian di atas, DeLozier dkk. (1976) memberikan batasan tentang komunikasi marketing sebagai berikut: “Komunikasi marketing adalah suatu dialog yang berkesinambungan antara para pembeli dan penjual dalam suatu arena pasar.”  Dalam hal ini, komunikasi marketing sebagai pertukaran informasi dua arah dan persuasi yang memungkinkan proses pemasaran berfungsi lebih efektif dan efisien.

Berkaitan dengan elemen bauran komunikasi marketing, Coulson- Thomas (1985) menyebutkan bahwa terdapat enam elemen, yaitu: periklanan, kunjungan salesman, materi promosi, kemasan produk, hubungan masyarakat (Humas) dan penanganan keluhan pelanggan.  Sementara itu, DeLozier (1976) menyatakan bahwa elemen komunikasi marketing terdiri dari: komunikasi melalui saluran distribusi, periklanan, armada penjualan, promosi penjualan dan publisitas serta kemasan produk (hlm. 174-268).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa faktor utama (determinan) yang berperan dalam komunikasi marketing adalah: 1) Rancangan Isi/materi Pesan atau informasi (message), 2) Media Komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi (mixed-media marketing effort), 3) Promosi/Periklanan, 4) Hubungan Masyarakat/Humas, Pelayanan Pelanggan (customer service), 5) Kemasan Produk (packaging), dan 6) Komunikasi melalui saluran Distribusi.  Bila menggunakan pendekatan sistem dalam analisis hubungan komunik
asi marekting dengan kualitas pelayanan pelanggan, maka ke-enam determinan ini berperan sebagai input bagi proses penyusunan strategi komunikasi marketing guna menghasilkan kualitas pelayanan pelanggan yang baik (output).



Model Komunikasi Marketing

Keterpaduan rancangan komunikasi dan marketing dinyatakan oleh Schultz, Tannenbaum dan Lauterborn (1994) dalam suatu proses yang terdiri dari tujuh tahap, yaitu: 1) Bankdata, klasifikasi dan segmentasi konsumen, 2) Contact management, menemukan waktu, tempat dan situasi yang tepat untuk berkomunikasi dengan pelanggan atau calon pelanggan, 3) Sasaran dan strategi komunikasi, isi pesan dan strategi media, 4) Brand-network, menanamkan atau membentuk  persepsi  pelanggan  tentang  citra  merek  produk/jasa,  5) Sasaran marketing, mempertahankan atau menaikkan tingkat pemakaian produk, 6) Teknik komunikasi marketing, yang digunakan untuk mencapai sasaran marketing, dan 7) Taktik komunikasi marketing, beberapa taktik dasar antara lain adalah:  pemasaran langsung, perikalanan, promosi penjualan, Humas, promosi melalui ajang khusus, bentuk kemasan produk (hlm. 47-281).



Strategi Komunikasi  Marketing

Rancangan strategi komunikasi marketing terpadu mencakup sepuluh langkah, yakni:

1)      Target/Consumer Buying Incentive

menelusuri persepsi pelanggan/konsumen dan calon pelanggan tentang produk/jasa yang ditawarkan oleh institusi/organisasi

2)      Realitas produk dan persepsi pelanggan/konsumen

semua fakta tentang produk/jasa (materi, keunikan, fisik/non-fisik)

3)      Mengenali situasi persaingan

pangsa pasar pesaing, brand-network, teknik komunikasi marketing yang dilakukan

4)      Mengetahui competitive consumer benefit

manfaat kunci dari produk/jasa organisasi

5)      Program komunikasi marketing untuk consumer benefit

menciptakan kepercayaan akan manfaat produk

6)      Menciptakan brand personality

keunikan dan identitas merek produk/jasa

7)      Menetapkan sasaran dan tindakan komunikasi

bagaimana agar isi pesan dipahami, diterima, dan ditanggapi oleh pelanggan/konsumen atau calon pelanggan

8)      Menciptakan efek perseptual

nilai persepsi pelanggan/konsumen atau calon pelanggan

9)      Menemukan consumer contact points

saat/kondisi dan media yang tepat untuk menjangkau pelanggan/konsumen atau calon pelanggan untuk menyampaikan pesan penjualan, dan

10)  Merencanakan riset untuk masa mendatang

yang perlu dilakukan untuk mengembangkan strategi komunikasi marketing kearah yang lebih baik (Schultz dkk, 1994, hlm. 70-86).

Bila diringkas, yang menjadi fokus perhatian utama komunikasi marketing terpadu, dapat diskemakan seperti yang nampak pada gambar 3 berikut ini.  Kerangka ini juga menggambarkan sumber referensi utama dalam kajian, yang secara tidak langsung menunjukkan elemen-elemen dalam bauran komunikasi  marketing.



Strategi dan Komunikasi Pemasaran

Dalam bidang pendidikan diperlukan tiga konsep strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

    Distinctive competence, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pada pesaing;
    Competitive advantage, yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya, melalui strategi differensiasi (keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar).

Strategi differensiasi merupakan salah satu dari tiga strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu:

    Differensiasi, adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan perusahaan mempunyai jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi differensiasi dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya: persepsi mengenai keunggulan kerja, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, brand image yang lebih unggul, dan lain-lain.
    Keunggulan biaya (low cost), adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen. Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan, yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang sangat bersaing.
    Fokus (Focus), adalah strategi menggarap satu target market khusus.

Strategi fokus biasanya dilakukan untuk produk ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik khusus. Beberapa produk misalnya hanya fokus ditargetkan untuk kaum muslim sehingga semua produknya memberikan benefit dan fungsi yang disesuaikan dengan aturan Islam.

Produk yang fokus pada target market kaum muslim biasanya selalu mensyaratkan label halal, tanpa riba, dan berbagai aturan lain yang disesuaikan dengan ketentuan Islam.

Komunikasi pemasaran juga merupakan perwujudan dari konsep-konsep komunikasi (Smith, 2005:3). Public relations dan pemasaran atau marketing merupakan bidang yang sering kali bertubrukan. Public relations merupakan fungsi manajemen yang memusatkan perhatian pada interaksi jangka panjang antara organisasi dengan publik untuk memperoleh goodwill, pengertian yang saling menguntungkan serta dukungan terhadap aktivitas organisasi.

Sedangkan komunikasi pemasaran adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Smith, 2005: 4). Namun, koordinasi dari dua kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi dan dikenal sebagai integrated marketing communication (IMC).

Strategi komunikasi ialah publisitas media massa terhadap organisasi, orang, produk, jasa maupun gagasan untuk mendapatkan dukungan publik.

Biasanya dengan memiliki kredibilitas tinggi, newsnworthy information untuk mendapatkan perhatian dari media dan publik dengan menggunakan prinsip significance, lokalness, balance, and timeliness ditambah unussualness dan fame yang disingkat menjadi “SiLoBaTi + UnFa” dan transparent communication, dengan menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan terbuka dan dapat diamati untuk memperoleh pemahaman dan dukungan terhadap organisasi.

Setelah strategi aksi dan respon dirumuskan, maka pesan komunikasi yang efektif pun dirumuskan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam perumusan pesan yang efektif adalah komunikator yang akan menyampaikan pesan, pendekatan yang digunakan dalam menyeusun pesan, struktur pesan termasuk kata dan simbol yang akan digunakan.

Model komunikasi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi adalah model informatif, persuasif dan dialog untuk mendapatkan pemahaman yang saling menguntungkan. Dalam promosi komunikasi yang dipakai kepada publik mengunakan kata-kata yang tepat, bahasa yang

sederhanasesuai dengan bahasa siswa dan orang tua. Pesan diperkuat dengan bukti atau verbal evidence yaitu dengan cara melakukan perbandingan dengan lain dan keunggulan sekolah kita.

Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase perumusan taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah disusun. Taktik komunikasi yang digunakan dalam komunikasi pemasaran ini adalah perpaduan antara kegiatan public relations dan komunikasi pemasaran yang lazim disebut sebagai integrated communication.

Dalam perencanaan komunikasi dimulai dengan riset dan diakhiri dengan riset pula. Riset yang dilakukan pada fase terakhir dalah untuk mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas taktik dalam mencapai tujuan.

Desain seperti ini paling umum dan mudah (sederhana) untuk mengukur sikap. Sedangkan metodologi untuk teknik evaluasi adalah teknik kuantitatif yakni melakukan survey, content analisys atas berita atau publikasi media massa tentang sekolah kita. Dan teknik kualitatif yang digunakan adalah inteview. Cara untuk mengevaluasi awareness objectives adalah dengan

menghitung isi pesan yakni berapa orang yang terekspos oleh suatu media , seberapa mudah isi pesan dipahami dan berapa pesan yang diingat.

Perencanaan komunikasi yang dapat digunakan ada dua jenis, yaitu:

    proactive strategies, yakni strategi komunikasi yang muncul atas inisiatif organisasi sesuai dengan rencana organisasi sebelumnya; dan
    sedangkan reactive strategies adalah strategi yang merupakan reaksi atas pengaruh lingkungan dan peluang dari lingkungan organisasi (Smith, 20005:82).

Strategi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi ini adalah

proactive strategies. Khusus yang berkenaan dengan action strategy, terdiri dari:

    Organizational performances, meyakinkan publik bahwa organisasi memiliki kualitas yang terbaik bagi konsumen, yakni dengan membuktikan atau mengkomunikasikan bahwa sekolah kita adalah yang berkualitas.
    Audience participation, menggunakan taktik komunikasi dua arah dan melakukan aktivitas dari publik yang berkepentingan untuk secara langsung melakukan kontak dengan produk atau jasa yang dihasilkan organisasi, diantaranya dengan cara memberikan kesempatan kepada audience memberikan feedback atas pesan yang seudah disampaikan dalam rangka melakukan outside in, misalnya dengan diadakannya survey untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sekolah.
    Special events, misalnya dengan mengadakan mengadakan open house di sekolah yang ditujukan kepada masyarakat umum, dan mengikuti education expo dan melakukan education gathering seperti seminar dan workshop dengan pembicara tokoh pendidikan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnyan sebuah pendidikan.
    Aliances and coalitions, misalnya dengan melakukan kerja sama (aliansi) dengan sekolah lain.
    Sponsorship, untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tujuan ataupun sasaran program, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan oleh target market, yakni dengan memberikan sponsor pada acara pentas seni sekolah.
    Strategic philanthropy, ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan berupa reputasi yang baik atau biasa disebut dengan corporate social responsibility (CRS), yakni dengan memberikan beasiswa berupa beasiswa penuh dan beasiswa berupa potongan 50% biaya sekolah untuk anak-anak berprestasi di sekolah dan yang tidak mampu.

Untuk mengukur jangkauan pesan adalah dengan mengumpulkan kliping atas publikasi media tentang sekolah kita.

Sedangkan untuk mengukur action objectives adalah dengan cara mengobservasi dan menghitung jumlah aplikasi pendaftaran termasuk jumlah aplikasi balasan atas direct mail dan yang jumlah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa baru. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan objectives yang hendak dicapai.

Inovasi Pemasaran

Sebenarnya tidak terlalu berlebihan jika ada yang menyatakan bahwa ada 1001 cara untuk menjual produk apapun itu, jasa maupun non jasa.

Masalahnya adalah kenapa sudah dicoba dengan berbagai cara penjualan tidak juga meningkat bahkan cenderung menurun. Apalagi kalau penjualan tak kunjung ada, sudah dipastikan akan muncul vonis bahwa barang tidak bisa dijual, lebih spesifik bisa dirangkum dalam satu kata “gagal”. Seperti yang diungkapkan pada tulisan sebelumnya bahwa salah satu cara pengembangan pasar adalah membangun tiga jaringan. Namun ternyata itu saja tidak cukup ada hal lain yang penting kita lakukan. Arifin Isnaini mengungkapkan bahwa langkah awal dalam memasarkan produk adalah kenali terlebih dahulu karakter produk dan karakter konsumen yang akan dijadikan sasaran. Kedua karakter ini akan menentukan secara efektif terhadap banyak hal dalam pengambilan keputusan dan strategi pemasaran.

Langkah berikutnya pilihlah sistem pemasaran, jaringan distribusi dan tentunya kebijakankebijakan yang tepat. Dengan demikian langkah yang akan diambil dalam strategi pemasaran akan lebih jelas dan terfokus. Pemahaman karakter produk dan karakter konsumen sangat dibutuhkan oleh orang-orang marketing karena ia sebagai ujung tombak dana pemasaran suatu produk, mulai dari promosi hingga terjadinya proses transaksi. Philip Kotler dalam manajemen pemasarannya mengulas hal itu dari sudut pandang komunikasi pemasaran yang meliputi pengiklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung.


Namun harus diingat bahwa perubahan-perubahan yang fundamental terus menerus terjadi baik ditingkat nasional maupun internasional. Salah satu pengaruhnya bagi pasar domestik adalah proses internasionalisasi sistem budaya yang berdampak pada perilaku konsumsi masyarakat.

Pergeseran pola konsumsi ini, terlepas dari preperensi kita baik sebagai individu maupun sebagai bangsa- akan menggeser pola permintaan produk-produk nasional yang tidak memiliki ciri “internasional”.

Adanya kondisi tersebut maka produsen harus jeli dan peka untuk menangkap keinginankeinginan konsumen. Untuk itu Ginanjar menyatakan ada empat hal yang mesti diperhatikan produsen:

    produk harus sesuai dengan tujuan produksi yang ingin dicapai;
    produk harus memenuhi kebutuhan pasar riil;
    fungsi produk harus bisa diandalkan sepanjang masih memenuhi masa keberadaannya (life time);
    produk harus memudahkan konsumen dalam pemeliharaannya (maintenance).



Promosi Produk

Komunikasi pemasaran (promosi usaha) ialah proses penyampaian informasi atau pesan, ide, perintah dan keluhan dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver).

Promosi sebagai bentuk komunikasi pemasaran adalah fungsi menginformasikan, membujuk, mempengaruhi keputusan pembelian.

Tujuan promosi ialah

    memberi informasi kepada konsumen dan masyarakat,
     meningkatkan permintaan,
    membedakan produk,
    memberi penekanan nilai yang diterima konsumen atas produk, dan
    menstabilkan penjualan.

Bauran promosi meliputi komunikasi personal, telemarketing, customer service, customer training, word of mouth, periklanan, dan promosi penjualan, publisitas, dan corporate design.

    Komunikasi personal ialah komunikasi langsung antara pemasar dengan konsumen individu yang melibatkan dialog.
    Telemarketing ialah penjualan personal kepada pelanggan yang prospektif melalui media telepon dan internet;
    Customer service melalui bantuan layanan tambahan yang dilakukan oleh karyawan yang secara khusus tidak menjalankan fungsi penjualan;
    Customer training ialah kursus formal yang ditawarkan oleh perusahaan untuk mengajarkan kepada pelanggan tentang kompleksitas produk;
    Word of mouth ialah komentar positif atau negatif dari seorang pelanggan tentang produk, kepada yang lain;
    Periklanan ialah bentuk komunikasi nonpersonal yang dilakukan oleh pemasar untuk memberi informasi, mengajar, atau membujuk konsumen sasarannya;
    Promosi penjualan ialah insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada konsumen dan perantara pemasaran untuk merangsang pembelian produk;
    Publisitas/hubungan dengan masyarakat adalah usaha untuk mendorong perhatian positif terhadap perusahaan dan produknya dengan mengirimkan terbitan baru, mengadakan konperensi pers, mengadakan special events.
    Corporate design, berkenaan dengan: logo perusahaan pada pin, interior décoration, kendaraan dan peralatan, stationary, seragam kantor.

Elemen-elemen Strategi Pemasaran

Pengembangan Strategi Pemasaran

Ada 5 konsep yang mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu :

    Segmentasi pasar

Merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap psar itu terdiri atas beberapa segmen yang berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat pembeli-pembeli yang mempunyai :

    kebutuhan yang berbeda-beda
    pola pembelian  yang berbeda-beda
    tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai macam penawaran
    Penentuan Posisi Pasar

Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru dapat beroperasi setelah memperoleh posisi tertentu di pasar. Untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan harus dapat memasuki segmen pasar yang menghasilkan penjualan serta tingkat laba paling besar.

    Strategi Memasuki Pasar

Adalah menentukan bagaimana memasuki segmen pasar yang dituju. Perusahaan dapat menempuh beberapa cara untuk memasuki segmen pasar yang dituju, yaitu :

    membeli perusahaan lain
    berkembang sendiri
    mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain

masalah-masalah  yang harus diperhatikan dalam memilih cara memasuki pasar adalah :

1)      Membeli perusahaan lain

    Perusahaan yang membeli tidak banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang dibeli
    sangat menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya

2)      Berkembang Sendiri

    Memperoleh hak patent
    Skala produksi yang paling ekonomis
    Memperoleh saluran distribusi
    Menentukan supplier yang paling menguntungkan
    Biaya promosi yang mahal

3)      Kerjasama dengan perusahaan lain

    Resiko ditanggung bersama-sama, jadi resiko masing-masing perusahaan menjadi berkurang
    Perusahaan dapat saling melengkapi atau menutupi kekurangan-kekurangan yang ada, karena mereka memiliki keahlian dan sumber sendiri-sendiri.

    Strategi Marketing Mix

Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.Variabel-variabel marketing mix ini dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang kuat dipasar.

    Strategi Penentuan Waktu

Perusahaan dapat mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat. Oleh karena itu masalah penentuan waktu yang tepat sangat penting bagi perusahaan untuk melaksanakan program pemasarannya.



STRATEGI PROMOSI

Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan promosi personal selling, iklan, dan promosi penjualan. Ada enam strategi pokok dalam strategi promosi, yaitu:

    Strategi pengeluaran promosi
    Strategi bauran promosi
    Strategi pemilihan media
    Strategi copy periklanan
    Strategi penjualan
    Strategi morivasi dan penyeliaan tenaga penjual

Strategi Pengeluaran Promosi

Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun demikian tidak

ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar. Meskipun banyak kesulitan yang ditemui dalam menentukan besarnya anggaran promosi ini.

Strategi Pemilihan Media

Tujuan dari strategi ini adalah memilih media yang tepat untuk kampanye iklan dalam rangka membuat pelanggan menjadi tahu, paham, menentukan sikap, dan membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Media tersebut dapat berupa surat kabar, majalah, TV, radio, media luar ruang, iklan transit, dan direct mail.



Prosedur Pemilihan Media

Pemilihan media memerlukan dua keputusan, yaitu media apa yang akan digunakan, dan sarana media apa yang dipakai.

Alternatif Media

Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi :

a)      Media cetak

Yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih.

b)      Media elektronik

Yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran.

c)      Media luar ruang

Yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya.

d)     Media lini bawah.

Yaitu media-media minor yang digunakan untuk mengiklankan produk.

Strategi Copy Iklan

Copy adalah isi dari iklan. Copy berfungsi untuk menjelaskan manfaat produk dan memberi alasan kepada pembacanya mengapa harus membeli produk tersebut. Pesan-pesan yang akan disampaikan dapat disajikan dalam gaya penyampaian yang berbeda-beda, yaitu dengan memanfaatkan:

    Cuplikan kehidupan individu atau kelompok
    Gaya hidup individu
    Fantasi tentang produk
    Suasana hati (mood) atau citra seputar produk

Musik untuk lebih menghidupkan pesan Simbul kepribadian untuk menciptakan karakter yang mempersonifikasikan produk Memamerkan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam menghasilkan produk Bukti-bukti ilmiah keunggulan produk Bukti-bukti kesaksian dari orang-orang terkenal

Strategi Penjualan

Masalah-masalah yang harus diatasi dalam strategi penjualan adalah:
Apakah penekanan diutamakan pada mempertimbangkan pelanggan saat ini atau menambah pelanggan yang ada. Meningkatkan produktivitas wiraniaga. Siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan organisasi. Besarnya armada penjual yang efektif. Metode kontak wiraniaga dengan pembeli. Jenis penjual yang digunakan Struktur armada penjual.

KASUS

KASUS PT.UNILEVER

Sejarah Unilever TBK.

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.



Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT. UNILEVER

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER memiliki strategi – strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

    1.      KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.

    2.      DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.

    3.      BERFOKUS PADA PELUANG PASAR

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

    4.      MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan
Tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll

Strategi Promosi yang dapat dilakukano leh PT.Unilever yaitu:

    Periklanan
    Promosi Penjualan
    Hubungan Masyarakat dan Publisitas
    Penjualan Secara Pribadi




KESIMPULAN



Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa sudah layaknyalah perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.

Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.

Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.

Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa peru
sahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingannya.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang elemen elemen rencana pemasaran pada perusahaan kosmetik

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Slogan Iklan yang Berpengaruh

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka contoh marketing : https://alvanlovi.wordpress.com/2013/12/25/komunikasi-melalui-strategi-pemasaran/

elemen elemen rencana pemasaran pada perusahaan kosmetik
KOMUNIKASI MELALUI STRATEGI PEMASARAN

No comments:

Post a Comment