MODUL PERKULIAHAN

MODUL PERKULIAHAN

 contoh iklan dalam bahasa inggris - Advertising Project Management
   
Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1)



EKSEKUSI KONSEP KREATIF IKLAN RADIO
Radio merupakan media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu. Di Indonesia yang wilayahnya sangat luas, radio telah menjawab kebutuhan  untuk meyakinkan komunikasi yang dapat memacu perubahan masyarakat.
Berbeda dengan media cetak, radio merupakan media auditif yang bersifat atraktif. Apa yang dilakukan radio ialah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu. Karena radio memiliki karakteristik khusus, maka copywriting yang disiapkan harus memperhatikan karakteristik tersebut.

KARAKTERISASI IKLAN RADIO
Radio merupakan media audituf dan atraktif, artinya mengandalkan pendengaran untuk menyapa pendengar. Bagi si pendengar, radio seperti berbicara dengannya. Karena itulah, maka iklan di radio memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.      Theater of the mind, artinya iklan yang didengar harus mampu menghasilkan pesan yang "bermain-main” di  benak pendengar. Dengan kata lain, iklan itu harus mampu menyebabkan pendengar berimajinasi mengenai pesan iklan yang disampaikan.
2.      Pribadi, artinya  media yang paling intim  dengan khalayak sasaran. Iklan  di radio seperti tidak berjarak. Pesannya seperti orang yang berbicara langsung dengan kita.
3.      Radio kurang  menjadi perhatian penuh pendengarnya. Dengan demikian, iklan di radio didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain.
4.      Iklan ditayangkan hanya sekelebat, sekali dengar



Dengan memerperhatikan karakteristik tersebut, seoang copywriter harus memperhatikanlima prinsip dalam menulis iklan radio. Berikut ini adalah prinsip-prinsip tersebut.

1.      Menulis untuk berbicara, bukan untuk dibaca atau ditatap. Elemen radio adalah suara bukan teks. Dengan demikian,  estetika yang dibuat adalah untuk indra pendengaran bukan indra penglihatan.  "Sampo cocok untuk seluruh keluarga" bukan "Shampo X adalah sampo yang cocok digunakan oleh seluruh keluarga". Diksi yang digunakan adalah kata dan kalimat  yang mudah dimengerti, yaitu akrab dalam percakapan sehari-hari. "Saya Titik Puspa", bukan "Saya adalah Titik Puspa". Kata "adalah"  merupakan  konsumsi media cetak sehingga harus dihilangkan. bahasa lebih dipentingkan dari pada tata bahasa.

2.      Menulis sebagai bentuk komunikasi langsung. Copywriting yang dihasilkan juga bersifat langsung kepada target audience, yaitu pendengar radio. Tidak ada istilah pihak ketiga atau pihak keempat yang harus dituju.

3.      Menulis dalam kerangka kreatif dari individu ke individu. Komunikasi siaran  radio adalah hubungan antarpribadi. Citra yang dihidupkan adalah medium komunikasi personal. Sehingga copywriting   yang diciptakan harus mencapai keakraban komunikasi personal, dengan jalan:

a.       Menghindari menulis dengan berpidato, kecuali jika memang konsep kreatifnya demikian.

b.      Bunyi tulisan harus membentuk suasana informal

c.       Copywriting harus menciptakan suasana akrab dan bersahabat

d.      Copywriting harus komunikatif, to the point. Satu ide, satu kalimat, serta ringkas dan padat.

4.      Menulis dengan prinsip sekali ucap, langsung dimengerti. Karena syarat mutlak naskah radio adalah Clarity has Top Priority (kejelasan adalah prioritas utama). Kalimat yang panjang harus dibuat menjadi pendek dan sederhana

5.      Menulis dengan kesadaran bahwa hasil karyanya akan diwujudkan dalam bentuk suara. Kata dan gayanya berperan sebagai jembatan komunikasi sehingga peran penjualan dapat tersalurkan dengan baik, dengan demikian, maka:

a.            Kata-kata yang digunakan harus bermakna kongkrit,

b.            Jangan menggunakan kata-kata abstrak  yang hanya berkitat di alam pikiran kreatif si copywriter sendiri

c.            Jangan menggunakan kata yang bunyinya mirip. Misalnya Dewi -- Deni, kentang--ketan, kepala--kelapa.

Format Kreatif Iklan Radio

Script iklan radio bentuknya seperti menulis naskah sandiwara atau screenplay. Script ditulis dengan bahasa lisan atau percakapan. Jadi tidak  terlalu gramatikal, kecuali untuk lucu-lucuan. Dalam hal ini, bahasa lebih penting dari pada tata bahasa. Tentu saja dengan siapa kita berbicara atau siapa target audience kita,  jangan pernah dilupakan.

Berbeda dengan iklan media cetak, iklan di radio mempunyai  bahasa, batasan waktu, dan peristilahan yang khusus. Script  iklan radio  menggunakan  kode tertentu yg diketahui secara umum oleh kalangan periklanan. Waktu untuk iklan radio dibatasi oleh durasi, dan dihitung berdasarkan detik. Biasanya ketententuan pengaturan waktu dalam iklan radio sebagai berikut:

·         Umumnya 60 detik (ada yang 30 atau 45 detik)

·         5-10 detik pertama sbg building situation (pendengar sudah tahu setting dan tokoh)

·         Detik ke-11 sampai ddengan 45 berisi konflik

·         Detik ke-45 hingga 60 berisi solusi



Oleh karena itu, selalu sediakan stopwatch pada saat Anda menulis script iklan radio. Untuk keamanan dalam penyiaran (agar tidak terpotong oleh acara lain di radio), sebaiknya durasi dibuat dua atau tiga detik lebih pendek. Misalnya durasi 60 detik, buatlah 58 detik.Walaupun terkadang ada juga media radion yang mau memberi toleransi beberapa detik. Mintalah bagian Media untuk bertanya kepada pengelola stasiun radio tentang ada tidaknya toleransi itu.

Untuk membuat iklan radio lebih menarik, tidak datar, dan tidak membosankan, buatlah semacam ucapan atau kata-kata pemancing perhatian di akhir dialog. Dalam bahasa Inggris biasanya disebut dengan book.



Kekuatan Iklan di Media Radio
1.            Radio bersifat Audience Selectivity, artinya radio mempunyai  pendengar yg spesifik. Dengan demikian pengiklan dapat  memilih radio yang programnya cocok dengan pesan iklan yang akan disampaikan.
2.            Radio merupakan media intrusif, artinya iklan dapat hadir di tengah siaran tanpa mengakibatkan orang beralih ke siaran lain. Hal ini menyebabkan radio memiliki efektivitas untuk menyela perhatian pendengar dan menciptakan minat.
3.            Biaya produksi iklan radio  rendah dibandingkan iklan di media lain
4.            Radio dapat mendukung kampanye iklan di media yang lain.
5.            Radio merupakan media yang fleksibel dibandingkan media cetak karena dapat dinikmati sambil melakukan kegiatan lain.
6.            Radio merupakan media yang tidak musiman
7.            Radio menawarkan peluang kreatif yang unik bagi pembuat iklan  karena tidak menyajikan gambar. Radio bermain dalam theater of the mind

8.            Radio bersifat bersifat mobil, artinya dapat dibawa dengan mudah.

9.            Radio memiliki jangkauan yang baik di kalangan pedesaan yang umumnya tidak dapat dijangkau oleh kabar.

Kelemahan Iklan di Media Radio
1.            Radio tidak dapat mendemonstrasikan produk yang diiklankan. Media ini akan menjadi masalah bagi pengiklan produk tertentu.
2.            Radio menyiarkan hanya sekelebat dan sekali dengar. Pendengar tidak dapat mengulangnya, berbeda dengan iklan di media cetak.
3.            Radio bersifat terbagi, artinya dalam satu wilayah terdapat banyak stasiun radio. Dengan demikian, pendengar hanya akan memilih satu dari sekian banyak stasiun radio. Sifat terbagi ini, mengakibatkan pengiklan mengalami ketumpangtindihan dalam menjangkau pasar.
4.            Pengiklan sulit memperoleh bukti bahwa stasiun radio telah menyiarkan iklan sesuai pesanan. Hal ini berbeda dengan iklan di media cetak yang sangat mudah untuk dikontrol.

Eksekusi Konsep Kreatif Iklan Televisi



A.      Memilih Production House ( Rumah Produksi)

Sama halnya dengan pembuatan layout untuk media cetak ataupun script untuk iklan radio, script atau storyboard untuk pembuatan iklan televise pun harus terlebih dahulu disetujui klien sebelu melangkah ke tahap selanjutnya. Persetujuan dari klien tidak hanya menyangkut konsep kreatifnya, tapi juga biaya pembuatannya. Namun konsep kreatif ini merupakan hal pertama yang harus disetujui klien. Sesudah klien setuju dengan knsep kreatif pada storyboard, barulah biro iklan meminta penawaran harga dari production house. Sebaiknya kita meminta penawaran harga paling sedikit dari dua rumah produksi untuk mendapatkan perbandingan biaya produksi. Untuk bisa membuat penawaran harga, production house harus terlebih dahulu melihat dan mempelajari storyboard-nya.

Pemilihan production house haruslah dilakukan oleh orang yang membuat script, karena dialah yang menciptakan konsep kreatif dan dia pula yang memiliki imajinasi tentang bagaimana film itu harus dibuat.



B.      Pre-Production

Storyboard hatus didiskusikan dalam pertemuan dengan tim dari production house, terutama film director. Pertemuan semacam ini disebut pre-production meeting. Hal hal utama yang harus dibicarakan dengan mereka adalah teknik pembuatannya dan kemudian biayanya. Masalah biaya ini adalah urusan producer. Proses pembuatan gambar dalam computer disebut rendering. Dalam pre-pro meeting, tim kreatif biro iklan menjelaskan secara rinci storyboard, khususnya konsep kreatifnya, sekaligus meminta film director untuk memberikan komentar dan membuat shooting treatment, yaitu penjelasan secara teknis bagaimana film itu mau dibuat.

Sesudah teknik produksi dibahas dan disetujui semua pihak barulah production house menghitung harga / biayanya. Bila soal biaya dan keperluan lainnya, seperti properties, model, dan lain sebagainya mendapat persetujuan klien dan agency, diadakan pertemuan kedua untuk membicarakan jadwal pengambilan film.



C.      Production (Location andlor Studio Shooting)

Tahap production adalah tahap dimana film dibuat, yaitu shooting itu sendiri. Inilah bagian tugas yang sangat menaruk bagi tim kreatif, sekalipun melelahkan, lebih lebih  bila shooting dilakukan di lokasi. Keberadaan wakil agency yaitu creative director, copywriter, dan art director di lokasi adalah untuk mengantisipasi timbulnya masalah atau pertanyaan yang berkaitan dengan konsep kreatif yang sering diajukan oleh film director atau cameraman.



D.     Post Production (Color Grading, Editing, dan lain lain)

Setelah selesai shooting, kita masuk ke dalam tahap yang disebut post production. Film hasil shooting, pertama tama harus dipindahkan dulu ke tape untuk dikerjakan di computer telecine untuk color grading. Editing yang pertama ini disebut off line editing yang pada dasarnya hanya memilih dan menyusun gambar gambar hasil shooting sesuai dengan urutan, serta rekayasa sederhana dan penyesuaian warna pada hasil shooting.



E.      Tahap Akhir (Finishing)

Selesai online editing berarti selesai pula seleuruh pekerjaan. Tugas terakhir adalah membuat master atau stpryboard copy yang biasanya dibuat dalam pita digital yang disebut Betacam SP. Rekaman dalam betacam SP inilah yang akan dikirimkan ke stasiun stasiun televise untuk ditayangkan. Jumlah master yang dibuat tentunya harus sesuai dengan jumlah stasiun televise dimana film itu akan ditayangkan.

Seperti film film yang ditayangkan dibioskop, film iklan ini pun harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari Badan Sensor Film sebelum ditayangkan di televisi.



Contoh Kasus



Deskripsi Alternatif :

Mengamati iklan televisi saat ini, kita akan menemukan banyak hal rumit untuk sekedar menterjemahkan pernyataan Rhenald Kasali tentang definisi dari iklan; “pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media” melalui eksekusi sebuah iklan televisi berdurasi antara 15 sampai 60 detik.

Menciptakan iklan tidaklah sekadar berarti menawar-nawarkan agar calon konsumen membeli. Di dalamnya ada hal-hal tersembunyi yang kadang hanya bermaksud agar suatu pesan tertanam di kepala setiap orang. Dengan begitu, iklan juga menyangkut strategi berkomunikasi. Pada saat kesadaran itu muncul, barulah orang percaya bahwa harus ada strategi kreatif di balik penciptaan sebuah iklan.

Untuk membuat iklan komersial, pembuat iklan haruslah mempunyai ide yang merupakan latar belakang suatu konsep kreatif dengan tujuan membuat orang tertarik dan memperhatikan pesan penjualan (selling message) iklan. Konsep kreatif tentunya bisa diciptakan dan dikembangkan setelah pembuat iklan mempunyai pengetahuan dan pengertian yang cukup dalam tentang produk atau merek yang akan di kampanyekan atau diiklankan.

Maka, menjadi hal yang menarik ketika penulis menemukan iklan televisi (TVC) Daihatsu Xenia & TVC Toyota Avanza yang dapat dilihat pada situs www.TVConAir.com. Melalui pemberitaan media, penulis sering mendapati bahwa kedua produk sering dikatakan sebagai mobil kembar. Tetapi mengapa TVC-TVC mereka begitu berbeda.

Untuk dapat mengungkapkannya, penelitian dilakukan melalui analisis komunikasi periklanan What to Say, How to Say sebagai ‘mata pisau’ untuk menemukan strategi diferensiasi yang mereka terapkan, karena analisis ini akan membedah apa saja yang menjadi pijakan bagi pembuat iklan untuk menghasilkan iklan-iklan tersebut melalui konten, konteks, dan infrastruktur yang dipunyai Avanza maupun Xenia.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa TVC Avanza selalu berupaya untuk tampil lebih emosional ketimbang TVC Xenia yang selalu tampil rasional. Upaya- upaya itu bisa ditemukan pada proses segmentasi, target yang dipilih, penentuan positioning, strategi kreatif iklan, daya tarik iklan, dan gaya eksekusi iklan yang dilakukan secara konsisten pada TVC Avanza


Daftar Pustaka

Pustaka:

1.    Zeng, Mand W Reinartz. Beyond Online Search : The Road to Profitability”. California Management Review Vol 45 . 2003

2.    Bearden, W.O., T.N. Ingram and R.W. Laforge (1995), Marketing : Principles & Perspective. Chicago : Irwin.

3.    Collis, D.J and C.A Montgomery (1998), Corporate Strategy : Resource Based Approach. Boston, Massachesets : Irwin/Mc Graw-Hill.

4.    George E. Belch and Michael A. Belch “Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective”, Sixth Edition, , McGraw-Hill Irwin, 2004.

5.    William Wells, John Burnett and Sandra Moriarty, “Advertising: Principles and Practice”, Fifth EditionPrentice-Hall, 2000.

6.    “Kleppner’s Advertising Procedure”, Sixteenth Edition, W. Ronald Lane, Karen Whitehill King, and J. Thomas Russell, Prentice-Hall, Inc., 2005.

7.    Chaffey, Dave, Richard Mayer, Kevin Johnston & Fiona Ellis-Chadwick., (2000) Internet Marketing : Strategy, Implementation and Practice ., Harlow, England : Prentice Hall, Inc.

8.    Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone., (2006) The Handbook of New Media: Updated Student Edition, London: Sage Publications Ltd.

9.    Sandra E. Moriarty., Creative Advertising: Theory & Practice ., Englewood Cliffs, New Jersey: Mc Graw Hill., 2003

10.  Jerome Jewler., Creative Strategy in Advertising., Wadsworth Series in Mass Communication and Journalism., 2004

11.  Jim Atchinson., Cutting Edge Advertising. Pearson Education South Asia Pte Ltd; 3rd Revised edition edition, 2007

12.  Ronald Lane, Karen Whitehill King & Thomas Russel., Kleppner’s Advertising Procedure. Pearson International edition, 2008

13.  William Wells, John Burnet  &  Sandra E. Moriarty., Advertising Principles and Practice., 2000

14.  Stephen Baker., Systematic Approach to Advertising Creativity.New York: The Free Press, 1981.

15.  Courtlan Bovee & William Arens., Contemporary Advertising., Englewood Cliffs, New Jersey: Mc Graw Hill.,  2001

16.  Philip Kotler., Principles of Marketing., Englewood Cliffs, New Jersey: Mc Graw Hill.,  2001

17.  Dave Chaffey, Fiona Ellis-Chadwick, Kevin Johnston, and Richard Mayer., Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice (4th Ed), , 2009.

18.  Tom Alstiel & Jean Grow., Advertising Strategy., London: Sage Publication.,  2006.

19.  Michael Newman., Creative Leaps., New York: Joh Wiley & Sons.,  2003


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  contoh iklan dalam bahasa inggris

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang PENILAIAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA MEDIA MASSA CETAK

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


buka contoh marketing : modul.mercubuana.ac.id/.../ModulAdvertisingProjectManagement...
buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
MODUL PERKULIAHAN

No comments:

Post a Comment