Lanskap Pemasaran Telah Lama Berubah
Lanskap Pemasaran Telah Lama Berubah |
Kombinasi musik dan ilmu marketing tersaji dalam Marketeers Meet Up di @america, Pacific Place Mali, Jakarta. Apa saja topik yang dibicarakan?
Waktu terus berjalan dan mengubah banyak hal, termasuk mengubah wajah dunia pemasaran. Bila marketing tidak menyesuaikan dengan perubahan zaman, ilmu ini bisa menjadi ilmu yang marginal. Artinya, ilmu marketing perlu diketahui, tapi sebenarnya ilmu ini menjadi tidak relevan lagi.
Jacky Mussry, Deputy CEO MarkPlus, Inc. dalam acara Marketeers Meet Up di @america, Pacific Place Mali, Jakarta (11/2/2016) menekankan perlunya semua buku marketing ditulis ulang. Ia melihat textbook mengenai marketing di universitas-universitas masih sama dengan textbook yang dipakai pada dua puluh tahun lalu.
"Di textbook tersebut, kita tidak diajarkan mengenai cara menghitung cost per click, Google Analytics, dan berbagai matrik. Padahal, ini menjadi isu penting," kata Jacky.
Perubahan lainnya juga datang dari dunia komunikasi. Bila dulu bentuk komunikasi satu arah dalam sebuah konsep iklan merupakan hal yang maklum, di zaman sekarang ini jangan harap konsep seperti itu bisa menarik minat target konsumen. Konsumen yang semakin cerdas membuat konsep iklan juga berubah.
Selain itu, penting juga bagi para pelaku bisnis untuk melakukan kolaborasi dengan para artis atau seniman. Misalnya apa yang telah dilakukan oleh Samsung ketika menggandeng duo Icona Pop untuk mempromosikan merek Galaxy S4. "Di era sekarang ini, makin banyak para pelaku bisnis yang melakukan kolaborasi dengan para musisi," tambah Jacky.
Terakhir, Jacky mengatakan bahwa marketing di masa mendatang tidak akan terlepas dari perpaduan antara online dan ojflitie. Seiring waktu, Online menjadi semakin penting. Kehadiran online ini melengkapi offline. Begitupun sebaliknya. Bukan hanya itu, marketing ke depannya lebih mengarah pada style dan substance.
Lanskap Pemasaran Telah Lama Berubah
Sekitar Mei 2008 lalu, salah seorang praktisi pemasaran di industri telekomunikasi menghampiri saya dengan mengatakan bahwa praktek pemasaran yang dijalani di perusahaannya sekarang sudah berubah, dari era legacy ke era new wave. Dari percakapan itu, saya langsung ‘meminjam’ istilah legacy dan new wave dari beliau untuk menjelaskan kepada dunia pemasaran bahwa langkah pemasaran gaya lama (legacy) memang semakin lama, semakin mati.
Ketika itu saya bersama tim di MarkPlus, Inc sudah menyadari bahwa lanskap dunia pemasaran terus berubah. Apa lagi “biang kerok”-nya kalau bukan produk-produk teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dengan aplikasi web 2.0, yang membuat dunia ini semakin horisontal dan demokratis.
Seiring dengan masuknya kita ke dalam awal abad-21 ini, dunia teknologi semakin memberikan interaksi, partisipasi, dan peluang untuk berkolaborasi, membawa kita para pemasar untuk melakukan praktek pemasaran yang bertumpu pada jejaring saling terhubung dan berkembang biak.
Sejak itu saya bersama tim di MarkPlus, Inc semakin meneliti pergeseran perubahan lanskap dunia bisnis dan implikasinya terhadap praktek dan tata cara pemasaran di dunia yang baru ini. Beberapa hasil penelitian ini telah dimuat dalam berbagai kesempatan, mulai dari penulisan 100 artikel di Kompas tahun lalu yang kemudian dijadikan buku “New Wave Marketing: The World is Still Round, the Market is Already Flat.”
Dari kolaborasi dengan Kompas tersebut, selama setahun belakangan saya keliling ke kampus-kampus, menghadiri seminar dan konferensi pemasaran, di dalam dan luar negeri dengan membawa tema pembicaraan “New Wave Marketing” sekaligus menyebarkan virus horisontalisasi pemasaran.
Kolom New Wave Marketing di rubrik ini akan memuat artikel-artikel yang berisikan percakapan (conversation) saya bersama pembaca kompas.com. Selama beberapa bulan ke depan, kolom ini akan memuat tiga pokok bahasan utama yang dibagi kedalam kerangka why, what is, dan how to dalam konteks New Wave Marketing.
Di bagian “why new wave”, kita akan sama-sama melihat trend terbaru di lanskap bisnis termasuk di antaranya 10 faktor utama kenapa bisnis telah menjadi horizontal. Di sini pula akan dibahas kenapa bentuk model pemasaran Anda harus dirubah ke dalam praktek new wave.
Bagian kedua ”what is new wave”, akan membahas pergeseran strategi, taktik, dan value pemasaran. Dari sisi strategi pemasaran, terjadi pergeseran dari yang namanya Segmentation menjadi Communitization, Targeting menjadi Confirmation, dan Positioning menjadi Clarification.
Penerapan elemen taktik pemasaran pun berubah karena terjadi pergeseran praktek Differentiation menjadi Codification, dari bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion) menjadi New Wave Marketing-Mix 4C (co-creation, currency, communal activation, dan conversation) dan juga dari Selling ke Commercialization.
Begitupula dengan Marketing Value yang bergeser dari Brand ke Character, dari Service menjadi Care, dan dari Process menjadi Collaboration.
Bagian ketiga akan membahas bagian ”how to” atau bagaimana mengaplikasikan pola new wave marketing. Ada beberapa sub-bagian yang akan dibahas di sini, di antaranya pembangunan tiga pilar utama new wave marketing: pengelolaan konsumen yang berbasiskan komunitas (community-based customer management), pengelolaan produk yang berbasiskan co-creation dengan komunitas (co-creation-based product management), dan juga pengelolaan brand yang berbasiskan karakter (character-based brand management).
Selain tiga pilar utama dalam praktek new wave marketing, lewat tulisan di bagian ketiga (”how-to”) pada kolom ini juga akan dibahas bahwa kalau Anda ingin melakukan pola pemasaran gaya baru ini, pada akhirnya Anda harus memiliki atau mungkin menunggangi tiga platform penghubung yaitu interaksi mobile, event experiential, dan social media yang ketiganya ada di dalam dunia online dan offline.
Beberapa studi kasus yang akan dibahas nantinya akan mengacu pada kerangka yang telah diurai di atas. Contoh perusahaan yang dimuat adalah mereka yang berlandaskan paradigma horisontal, masuk ke jejaring komunitas, dan menunggangi platform konektor yang ada di dunia online dan offline. Tidak sedikit dari mereka telah sadar bahwa pemasaran gaya lama semakin lama semakin tidak mumpuni, dibutuhkan pendekatan baru, New Wave Marketing, yang lebih relevan dengan perubahan lanksap seperti sekarang
buka contoh marketing : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/28/09570941/Era.Matinya.Pemasaran.Gaya.Lama.
No comments:
Post a Comment