UNIT COST DAN ANALISIS BREAK EVENT

 UNIT COST DAN ANALISIS BREAK EVENT

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
 UNIT COST DAN ANALISIS BREAK EVENT


Pengertian dan Perhitungan Unit Cost
Biaya satuan ( unit cost ) adalah biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan yang dihitung dengan cara membagi total cost dengan jumlah/kualitas output ( UC ( unit cost ) = TC ( total cost ) T/O ( total output ) ). Secara sederhana, biaya satuan sering kali disebut dengan “ rata-rata”. Yang merupakan hasil perhitungan dengan membagi biaya total dengan jumlah produksi. Hasil perhitungan biaya satuan terdapat dua macam biaya satuan yaitu biaya satuan normative dan biaya satuan aktual.
Contoh Soal:
Diketahui bahwa perusahaan ABC bergerak dibidang garment, dimana setiap bulannya biaya total cost adalah 50 juta dan perusahaan juga memiliki biaya output yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jadi biaya total output yang dikeluarkan perusahaan adalah 25 juta. Bagaimanakah cara penghitungan unit cost pada perusahaan ABC tersebut?
Jawaban : Diketahui: biaya total cost : 50 juta
Biaya total output : 25 juta
Ditanya : unit cost?
Jawaban: unit cost = TC / TO
                               = 50.000.000 / 25.000.000
                               = 25.000.000
Biaya satuan normatif disusun dengan terlebih dahulu menghitung prediksi beberapa besar biaya tetap dan berapa besar biaya variabel. Untuk mendapat biaya tetap per satuan produksi dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan tanpa merubah biaya tetap total atau tanpa perlu penambahan kapasitas. Sedangkan untuk mendaptkan biaya variabel per satuan dihutung dengan menelusur beberapa biaya variabel yang dibutuhkan per satuan produksi atau dengan membgi total biaya variabel dengan jumlah out put yang akan diproduksi dengan total biaya variabel tersebut. Sedangkan biaya satuan actual merupakan suatu hasil perhitungan berdasarkan atas pengeluaran nyata untuk menghasilkan produk pada kurun waktu tertentu. Biaya satuan actual dapat dijadikan dasar dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan , namun perlu mempertimbangkan kemampuan membayar ( ability to play ) dan ketidakmampuan membayar ( willingness to play ) dari masyarakat.
Pengertian lain dari unit cost adalah total biaya yang berkaitan dengan unti yang diproduksi dan dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Untuk mendapatkan informasi biaya per unit, diperlukan definisi biaya produk, pengukuran, dan pembebanan biaya . Terdapat beberapa cara yang berbeda untuk mengukur dan membebankan biaya. Dua kemungkinan system pengukuran tersebut adalah perhitunagan biaya actual dan perhitungan biaya nirmal. Perhitungan biaya actual membebankan biaya actual bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead ke produk. Perhitungan biaya normal membebankan biaya actual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk, akan tetapi biaya overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan tariff perkiraan.
Sumber : http://dscku.blogspot.com.es/2011/10/unit-cost-dan-penentuan-tarif.html?m=1
Pengertian dan Perhitungan Break Event Point
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu.
Analisis break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
A.    Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
B.     Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
C.     Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
D.    Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1.      Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2.      Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3.      Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
4.      Menentukan Break Even Point (BEP)/Titik Impas
Mathematical Approach :
BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu:
BEP = Fixed Cost / (harga perunit – varibel cost perunit)
http://sis.binus.ac.id/2014/04/30/break-even-point/
Break Even Point (BEP) ialah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:
1)      Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2)      Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variable cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
3)      Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Rumus yang digunakan untuk analisis Break event Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
a)      Dasar Unit Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC)
b)      2. Dasar Penjualan Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.
Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi:
Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 100 juta
Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp80 rb
Penghitungan BEP Unit
BEP = FC/ (P – VC) BEP = 100.000.000/ (80.000– 60.000) BEP = Rp 5000
Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P)) BEP = 100.000.000/ (1– (60.000/80.000)) BEP = Rp 400.000.000
Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta perbulan.
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = (100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 180.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 9.000 unit atau
BEP –Laba = Rp 720 juta (9000 unit x Rp 80.000)
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan mendapatkan laba Rp 720 juta, mari kita periksa berikut ini:
Penjualan Rp 720.000.000 FC Rp 100.000.000
Total VC (Rp 60.000 x 9000 unit) Rp 540.000.000
Total Biaya Rp 640.000.000 Laba Rp 80.000.000
Dalam berbisnis, tentunya analisis break event point sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang/ pendapatan yang diterima.

Konsep Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga pokok.
Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi :
1.      Biaya variable
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional terhadap perubahan volume aktivitas dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya variable menunjukkan jumlah per unit yang relative konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
            Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variable :
a.       Perlengkapan
b.      Bahan bakar
c.       Peralatan kecil
d.      Biaya penerimaan
e.       Royalty
f.       Biaya komunikasi
g.      Upah lembur
h.      Penanganan bahan
2.      Biaya tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan dalam kisaran volume aktivitas tertentu (rentang yang relevan). Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
            Biaya overhead pabrik yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap:
a.       Gaji eksekutif produksi
b.      Gaji supervisor
c.       Depresiasi
d.      Asuransi-properti dan kewajiban
e.       Pajak property
f.       Gaji satpam dan pegawai kebersihan
g.      Amortisasi
h.      Sewa

3.      Biaya semivariabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan volume aktivitas, akan tetapi perubahannya tidak sebanding. Misalnya biaya listrik.
            Contoh biaya overhead semivariabel:
a.       Inspeksi
b.      Pajak penghasilan
c.       Jasa departemen biaya
d.      Jasa bahan baku dan persediaan
e.       Jasa kantor pabrik
f.       Asuransi kecelakaan dan kesehatan
Sumber : Nurdiniah, Dade. Dkk, 2013. akuntansi biaya. Yogyakarta. Deepublish. hal.10-11
Dalam ekonomi, biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang tidak bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut [1] Pengeluaran ini berkaitan dengan waktu, seperti gaji atau beban sewa yang dibayar setiap bulan, dan sering disebut sebagai pengeluaran tambahan. Ini berbeda dengan biaya variabel yang berkaitan dengan volume (dan dibayar per barang/jasa yang diproduksi).
Dalam akuntansi manajemen , biaya tetap didefinisikan sebagai pengaluran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama. Contohnya, seorang pedagang eceran harus membayar tagihan sewa dan sarana tanpa melihat hasil penjualannya. Bersama biaya variabel , biaya tetap membentuk satu dari dua komponen biaya total : biaya total sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel.

Penerapan Unit cost dan analisis break event point  dalam keuangan Pendidikan
Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per muridtahun anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah serta banyaknya murid sekolah (Fattah, 2000:27). Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi peneglolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalamnya implementasi manajamen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencankaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan sumber dana ini merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan baguan yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan.
Jenis-jenis biaya pendidikan ini ditanggung oleh orang tua siswa baik yang langsung dibayarkan kepada sekolah maupun yang dibelanjakan sendiri oleh siswa sangat perlu untuk diketahui oleh pengelola sekolah. Hal ini penting untuk diketahui dalam rangka menentukan kebijakan yang lebih operasioanl tentang pembiayaan pendidikan pada tingkat sekolah. Apabila jumlah pengeluaran siswa untuk masing-masing komponen dapat diketahui, maka dalam rangka mengurangi beban keluarga miskin pemerintah dapat menetapkan komponen-komponen tersebut yang dapat disubsidi dan untuk berapa banyak subsidi tersebut dapat diberikan. (Supriado, 2003:125). Manfaat dengan diadakan ini agar sekolah dapat mengetahui pengaruh biaya yang dikeluarkan oleh orang tua siswa baik yang langsung maupun yang tidak langsung dibayarkan kepada sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Biaya pendidikan yang selalu naik, dengan perhitungan pembiayaan dalam satuan Unit Cost = biaya. Tinjauan unit cost ini data bermacam-macam menurut luasnya faktor yang diperhitungkan. Unit cost lengkap adalah perhitungan unit cost berdasarkan fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaran pendidikan seperti gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil, pembiayaan bahan dan alat dihitung secara keseluruhan program baik yang tergolong dalam kurikulum yang ekstra kurikuler.
Adapun tariff UKT berada disetiap prodi karena disesuaikan dengan kebutuhan prodi masing-masing. Dalam hal ini pihak universitas menyerahkan sepenuhnya kepada prodi dalam hal penentuan tarif UKT dengan alasan pihak prodi lah yang lebih mengetahui kebutuahan mahasiswa. Jika suatu prodi memiliki jumlah praktikum yang banyak maka tariff UKT pun lebih tinggi karena biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum, sebaliknya apabila prodi tidak memiliki praktikum maka tariff UKT lebih murah.
Penentuan tariff UKT telah melalui proses perhitungan yang matang. Semua angka biaya sudah melalui proses audit. Penentuan tariff UKT diawali dengan menghitung unit cost. Penghitungan unit cist berlaku sama di setiap perguruan tinggi. Yang mendapatkan Bantuan Operasioanal Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) bukanlah dana yang dijadikan pemasukan (input) tetapi justru dijadikan sebagai pengurangan.Jadi, UKT diperoleh dari unit cost yang dikurangi pembiayaan pemerintah dan BOPTN.
Unit Cost = biaya langsung + biaya tidak lansung
UKT = Unit Cost – pembiayaan dari pemerintah – BOPTN
Unit cost setengah lengkap adalah cara memperhitungkan biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur-angsur  habis walaupun jangka waktu yang berbeda. Kapur tulis misalnya tidak seimbang jangka waktu habisnya jika dibandingkan dengan meja dan kursi yang dipakai siswa. Dalam perhitungan ini unit cost setengah lengkap ini masih dipersoalkan kedudukan biaya personil dan barang-barang yang secara tidak langsung berhubungan dengan siswa.
Unit cost sempit adalah unit cost yang diperlukan hanya untuk memperhitungkan biaya langsung berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran dan alat peraga. Dengan memperhitungkan unit cost ini maka dapat diketahui manakah diantara bidang-bidang pelajaran yang diberikan di sekolah yang paling mahal unit costnya.


buka contoh marketing : http://riarestianggraeni.blogspot.co.id/2014/12/unit-cost-dan-analisis-break-event.html

No comments:

Post a Comment