KAJIAN STRATEGI KREATIF IKLAN


KAJIAN STRATEGI KREATIF IKLAN

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
 KAJIAN STRATEGI KREATIF IKLAN

iklan dalam bahasa inggris - 2.1.    Definisi Iklan

Menurut Himpunan peraturan & etika periklanan Indonesia, iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Iklan berasal daripada perkataan Arab, i’lan yang bermaksud ”khabar yang disiarkan”. Dalam bahasa Inggris, perkataan advertising dipinjam daripada perkataan Latin advetere yang bermaksud ”memalingkan pikiran kepada” sesuatu perkara. Periklanan adalah komunikasi komersil dan bersifat bukan-peribadi tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang disiarkan kepada pasar  melalui media massa seperti televisi, radio, akhbar, majalah, direct mail, reklame luar ruang atau kendaraan awam. Periklanan juga dapat bermaksud salah satu metode untuk memperkenalkan barang, perkhidmatan atau gagasan kepada publik (Schindler, dalam skripsi Tinjauan Visual Pada Iklan Televisi Produk Kecantikan Wanita ,1970: 79).
Periklanan merupakan kegiatan yang memiliki hubungan yang terkait dengan tiga bidang kehidupan manusia yaitu komunikasi, ekonomi dan keuangan. Dalam bidang ekonomi dan keuangan, periklanan memiliki peranan sebagai salah satu usaha pemasaran yang strategis yaitu dengan cara memperkenalkan produk baru agar dapat meraih keuntungan sebanyak mungkin. Dalam perkara ini, periklanan merupakan suatu kekuatan menarik yang ditujukan kepada sejumlah pembeli tertentu. Jadi periklanan merupakan salah satu teknik untuk memperluas pasaran dan meningkatkan penjualan sehingga menguntungkan produsen dan penjual. Sedangkan dalam bidang komunikasi, periklanan merupakan proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak-pihak produsen, media massa dan agen periklanan.
Iklan televisi memiliki pengertian bagian dari serangkaian kegiatan mempromosikan suatu produk yang menekankan unsur citra didalamnya melalui perantara media televisi (Fowles, dalam skripsi Tinjauan Visual Pada Iklan Televisi Produk Kecantikan Wanita, 1996:11).
Fungsi tayangan televisi secara universal adalah mendifusikan informasi (to information), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influence) ( Idi Subandi, 1997:97).

2.2.    Jenis Iklan

Iklan terbagi menjadi dua bagian yaitu Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dan Iklan Standar atau sering disebut Iklan Komersial (Bitther, dalam skripsi Tinjauan Visual Pada Iklan Televisi Produk Kecantikan Wanita, 1986).

1. Iklan komersial
Iklan komersial adalah iklan yang ditata secara khusus untuk   keperluan memperkenalkan barang, jasa, dan pelayanan konsumen melalui media. Dengan tujuan merangsang motif dan minat para pembeli atau konsumen.
2. Iklan layanan masyarakat
 Iklan layanan masyarakat merupakan jenis iklan yang bersifat non profit (tidak mencari keuntungan). Tujuannya memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat, dalam rangka mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersifat positif terhadap pesan yang disampaikan.

Menurut Jefkins Frank dalam bukunya Periklanan, iklan digolongkan menjadi tujuh kategori pokok yaitu :
1.    Iklan Konsumen
Iklan konsumen adalah iklan yang dibuat untuk menjual barang-barang yang umum dibeli oleh masyarakat melalui suatu media sesuai lapisan sosial yang dibidik.
2.    Iklan Antarbisnis
Iklan antarbisnis adalah iklan untuk mempromosikan barang-barang dan jasa non-konsumen. Artinya baik pemasang atau sasaran iklan sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur produksi. Termasuk di sini adalah pengiklan bahan-bahan mentah, komponen, suku cadang, fasilitas pabrik dan mesin, serta jasa-jasa seperti asuransi, pasokan alat tulis, dan lain-lain.
3.    Iklan Perdagangan
Iklan perdagangan secara khusus ditujukan kepada kalangan distributor, pedagang-pedagang besar, para agen, eksportir atau importir. Barang-barang yang diiklankan adalah barang-barang untuk dijual kembali.
4.    Iklan Eceran
Iklan eceran dibuat dan disebarluaskan oleh pihak pemasok atau perusahaan pembuat produk dan biasanya iklan tersebut ditempatkan di semua lokasi yang menjual produk tadi kepada para konsumen.
5.    Iklan Keuangan
Iklan keuangan bertujuan untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasi, surat utang atau dana pensiun.
6.    Iklan Langsung
Iklan langsung adalah iklan yang secara langsung menawarkan barang atau jasa pada khalayak ramai, tanpa melalui perantara.

7.    Iklan Lowongan Kerja
Iklan lowongan kerja bertujuan merekrut calon pegawai dan bentuknya antara lain iklan kolom yang menjanjikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa.

2.3.    Tujuan Iklan

Menurut M. Suyanto, dalam bukunya Strategi Perancangan Iklan Televisi, tujuan iklan dapat digolongkan menurut sasarannya, yaitu :
Iklan Informatif, yaitu iklan yang memberikan informasi secara rinci mengenai produk yang ditawarkannya. Biasanya iklan sejenis ini dipakai oleh perusahaan dalam mempromosikan produk baru dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal. Juga dipakai untuk memberikan informasi mengenai pesan dalam iklan.
Iklan Persuasif, yaitu iklan yang sengaja dibuat untuk membujuk dan meyakinkan penonton untuk membeli produknya. Iklan ini digunakan untuk membentuk pilihan merk (produk), mengalihkan pilihan ke merk tertentu, mengubah persepsi pelanggan dan mendorong pembeli untuk membeli saat itu juga.
Iklan Pengingat, yaitu iklan yang bertujuan untuk mengingatkan pada pelanggan bahwa produk itu masih berada di pasaran. Iklan ini biasanya digunakan oleh produk yang sudah lama dikenal oleh masyarakat.
Iklan Penambah Nilai, yaitu iklan yang bertujuan untuk menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen.
Iklan Bantuan Aktivitas Lain, yaitu iklan yang bertujuan membantu memfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Misalnya dalam membantu pelepasan promosi penjualan (kupon), membantu pengenalan produk, menyempurnakan hasil komunikasi pemasaran yang lain.
2.4.    Pesan dalam Iklan

Pesan dalam iklan memiliki klasifikasi tingkatan untuk menyampaikan informasi produk, menyampaikan informasi dan membangun citra, pembenaran tindakan, menyampaikan informasi, membentuk citra, pembenaran dan persuasi tindakan (Burhan Bungi, 1998:175). Namun dalam kenyataannya tahap-tahap pada naskah iklan televisi tersebut hanya terbagi atas dua bagian penting yaitu tahap penyampaian informasi dan tahap membangun citra, pembenaran dan persuasi tindakan (Burhan Bungi, 1998:176).
Dalam penulisannya, pesan dalam suatu iklan televisi tak lepas dari seni penulisan pesan penjualan (copywriting). Tentu saja, copy iklan itu harus didukung oleh bentuk kreativitas lain seperti gambar, tipografi, dan juga warna. Dijelaskan pula bahwa dalam penulisannya copy iklan memiliki beberapa aturan dasar, adapun aturan dasar tersebut meliputi :
-    Copy iklan yang ditulis itu harus bersifat menjual,  meskipun iklan itu hanya bertujuan untuk mengingatkan saja.
-    Rahasia keberhasilan iklan adalah pengulangan (repetition), apakah pengulangan itu dengan memanfatkan iklan secara berkesinambungan, ataupun dengan menerapkan pengulangan dalam tubuh copy iklan itu sendiri.
-    Orang tidak akan peduli untuk membaca copy iklan. Karena itu, pesan iklan harus memanfatkan secara maksimal kata-kata dan penyampaian pesannya dengan segera.
-    Jika pembaca merasa tidak terlalu mengetahui terhadap kata yang asing, perhatian pembaca terhadap iklan tersebut akan hilang. Karena itu, setiap kata yang digunakan harus mudah dipahami dan tidak ada kemungkinan untuk menimbulkan keraguan dibenak pembaca.
-    Kata-kata singkat, kalimat-kalimat yang pendek, paragraf yang tidak terlalu panjang membantu menyampaikan pesan iklan serta memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti maksud copy iklan itu dengan cepat.
Dalam sebuah copy iklan terdapat apa yang disebut sebagai perlengkapan copy iklan (copy devices) (Jefkins, 1994:228). Kelengkapan itu itu meliputi kata klise (clichés), kata aksi, kata yang menggugah perasaan dan menyenangkan, alliteration, tata bahasa bebas dan pengulangan (repetition), direction.
Kata-kata tersebut mungkin tidak memberikan detil penjelasan, namun kata-kata ini membantu menciptakan citra kejiwaan yang positif terhadap produk atau jasa yang diiklankan, dan untuk menciptakan keinginan dan mempertebal keyakinan. Segala unsur untuk penulisan copy iklan yang disarankan harus dapat diterima oleh para pembaca iklan sebagai kata yang nampak wajar serta alami digunakan, agar kata-kata tersebut dapat diartikan dan ditafsirkan oleh pemirsa iklan tersebut. Untuk dapat lebih memahami tentang arti dari pesan-pesan yang disampaikan perlu adanya dukungan dari bentuk visual untuk menterjemahkan pesan itu.

2.5.    Tema dalam Iklan

Tema merupakan pokok pikiran atau dasar cerita yang dijadikan sebagai landasan dalam pembuatan novel, film, iklan, dan sebagainya. Dalam artian yang sempit, tema merupakan konotasi dari ide. Tema sebagai persoalan yang pokok atau sebuah fokus sekitar mana cerita yang akan dibangun (yang dapat dijadikan satu kesatuan). Tema dapat dikategorikan menjadi tiga bagian penting yaitu : plot (alur cerita), emosi (suasana atau mood), dan karakter atau tokoh yang digunakan ( Boogs, 1986 : 17).

2.6.    Daya Tarik Iklan

Daya tarik iklan mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen atau mempengaruhi perasaan mereka terhadap suatu produk. Suatu daya tarik iklan dapat pula dipahami sebagai sesuatu yang menggerakkan orang, berbicara mengenai keinginan atau kebutuhan mereka dan membangkitkan ketertarikan mereka. (Morissan, 2007 : 265).
Pada dasarnya terdapat berbagai daya tarik yang dapat digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan suatu pesan iklan. Secara umum, berbagai daya tarik itu dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu daya tarik informatif atau rasional dan daya tarik emosional.
Daya Tarik Informatif / Rasional
Daya tarik rasional menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis, fungsional dan kegunaan suatu produk dan juga menekankan pada atribut yang dimiliki suatu produk dan alasan memiliki atau menggunakan merek produk tertentu. Isi pesan iklan dengan daya tarik informatif atau rasional menekankan pada fakta, pembelajaran serta logika yang disampaikan suatu iklan.
Daya tarik rasional cenderung bersifat informatif, dan pemasang iklan menggunakan daya tarik ini untuk meyakinkan konsumen bahwa produk mereka memiliki atribut tertentu atau produk yang bersangkutan memberikan manfaat tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

Menurut Sutisna dalam bukunya Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, terdapat beberapa jenis tipe penampilan iklan untuk menimbulkan daya tarik rasional, yaitu :
-    Faktual. Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan high involvement, yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses informasi. Iklan yang menampilkan sisi manfaat produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan iklan yang disampaikan.
-    Potongan Kehidupan (slice of life). Pesan iklan yang menampilkan potongan kehidupan sangat banyak ditampilkan di televisi. Penonton disuguhkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang sering dialami oleh banyak orang. Misalnya iklan yang menampilkan kegiatan ibu-ibu dalam mencuci pakaian. Produk sabun cuci detergen menampilkan bagaimana aktivitas ibu-ibu mencuci pakaian kotor dan masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan mencuci tersebut. Pada tampilan iklan tersebut juga akhirnya disampaikan solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah mencuci pakaian kotor. Pengaruh yang ingin diperoleh dari penampilan iklan potongan kehidupan yaitu agar terjadi proses peniruan perilaku dari penonton. Penggunaan potongan kehidupan juga bisa dipadukan dengan penggunaan opinion leader. Dalam hal ini yang berfungsi sebagai opinion leader adalah ibu-ibu rumah tangga yang sering sehari-harinya berhadapan dengan cucian pakaian kotor.
-    Demonstrasi. Teknik yang sama yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sering dihadapi konsumen yaitu demonstrasi. Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan kemampuan produk secara instrumental mampu menyelesaikan masalah. Produk obat sakit kepala, pembersih lantai, penghilang kotor, penghilang ketombe, pelangsing tubuh merupakan produk yang sering menggunakan teknik demonstrasi dalam menampilkan pesan iklannya.
-    Iklan perbandingan (Comparative advertising). Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis. Pemasar berusaha meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik dari yang lain. Iklan perbandingan bukan saja menampilkan keunggulan produk dari kemampuan teknis produk itu menyelesaikan masalah konsumen, tapi juga menampilkan keunggulan harga dan penghematan.
Daya Tarik Emosional
Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait atau berhubungan dengan kebutuhan sosial dan psikologi konsumen dalam pembelian suatu produk. Tidak sedikit motif pembelian konsumen bersifat emosional karena perasaan mereka trerhadap suatu merek dapat menjadi lebih penting daripada pengetahuan yang mereka miliki terhadap merek. Dalam hal ini, kebutuhan dan perasaan konsumen dapat digunakan sebagai dasar daya tarik iklan yang berfungsi mempengaruhi konsumen pada level emosional.
Beberapa jenis tipe penampilan iklan untuk menimbulkan daya tarik emosional :
-    Rasa takut (fear). Tampilan iklan yang menggunakan rasa takut biasanya menampilkan aspek-aspek negatif atau hal-hal yang berbahaya yang berhubungan dengan perilaku atau penggunaan produk yang tidak tepat. Rasa takut merupakan penggunaan daya tarik perasaan. Iklan produk Gula Jagung menampilkan rasa takut kepada konsumen bahwa jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi, maka badan akan menjadi besar seperti karung. Selain menampilkan rasa takut pada fisik, pemasar juga bisa menggunakan rasa takut psikologis. Sebagai contoh konsumen ditakut-takuti tidak akan diterima dalam pergaulan sosial jika tidak menggunakan produk tertentu, misalnya pada iklan obat bau badan, iklan permen Pagoda Pastiles dan lain sebagainya.
-    Humor. Penggunaan humor sebagai daya tarik emosional sangat menarik karena hal itu dapat menarik perhatian dan dapat menimbulkan daya tarik. Alasan lebih jauh penggunaan humor adalah bahwa humor dapat membuat penerima pesan memperoleh mood yang positif. Ketika penonton memperoleh mood positif, maka probabilitas penerimaan pesan secara baik akan lebih besar. Lain halnya kalau keadaan mood penonton dalam keadaan buruk (bad mood). Dalam keadaaan bad mood, penonton akan cenderung tidak memperhatikan apa yang ada disekitar dirinya, termasuk tampilan iklan di televisi. Produk yang menggunakan humor sebagai daya tarik iklannya biasanya produk-produk yang termasuk kategori low involvement. Hal ini terjadi karena humor sebagai bagian dari keseluruhan tampilan iklan termasuk kedalam pheriperal dan bukan inti. Kelemahan iklan yang menggunakan daya tarik humor ataupun iklan yang mengandalkan pada sisi pheriperalnya adalah kalau sisi pheriperal itu terlalu kuat masuk kedalam benak konsumen. Jika ini terjadi akan mengakibatkan inti iklan sering terlupakan.
-    Animasi. Animasi merupakan cara lain untuk menampilkan daya tarik iklan. Animasi banyak digunakan untuk produk-produk yang konsumennya anak-anak. Penggunaan animasi untuk iklan produk sarapan pagi, coklat, susu, permen dan makanan lainnya, telah sukses digunakan. Alasan utama dari penggunaan animasi adalah karena untuk menghindari rasa bosan dari konsumen. Dengan animasi, tampilan iklan secara visual bisa direkayasa sedemikian rupa sehingga biasa menarik perhatian penonton.
-    Seks. Penggunaan sindiran-sindiran seksual atau tema seksual dalam tampilan iklan sudah sangat biasa dan juga kontroversial. Banyak iklan yang menggunakan tema seksual sebagai daya tarik iklan diprotes oleh masyarakat. Penggunaan tema seksual memang sangat ampuh untuk menarik perhatian penonton, bahkan untuk produk yang tidak berhubungan sekalipun. Oleh kareana itu, banyak iklan yang tidak berhubungan dengan kemampuan seksual menggunakan tema seksual dalam iklannya, paling tidak menggunakan sindiran seksual.
-    Musik. Penggunaan musik sebagai daya tarik tampilan iklan sangat sering memakai musik sebagai ilustrasi pheriperalnya. Musik dalam iklan bisa juga sebagai defenesiator. Artinya penggunaan musik akan menimbulkan charisma, wibawa, dan kesan tersendiri bagi produk yang diiklankan.
-    Fantasi. Fantasi merupakan salah satu cara untuk menimbulkan daya tarik bagi tampilan iklan. Penggunaan fantasi sebagai daya tarik tampilan iklan diyakini bisa menimbulkan  perhatian dari penonton.

2.7.    Strategi Kreatif Iklan

Kreatifitas adalah salah satu kata yang paling umum digunakan dalam industri periklanan. Iklan bahkan kerap disebut dengan kata kreatif saja. Sebagian kalangan praktisi periklanan menilai kreativitas dalam periklanan bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba namun merupakan suatu proses. Kemungkinan paling besar untuk dapat memproduksi iklan yang kreatif dan sukses adalah melakukan sejumlah langkah atau pendekatan yang terorganisir dengan baik. Sebagian besar praktisi periklanan mengikuti suatu proses kreatif dalam memproduksi iklan. Menurut James Webb Young dalam bukunya A Technique for Production Ideas, terdapat lima langkah proses kreatif yaitu :
Keterlibatan diri (immersion), yaitu upaya melibatkan diri ke dalam masalah yang ada dengan cara mengumpulkan bahan mentah dan segala informasi yang diperlukan melalui riset latar belakang dan mencerna masalah tersebut yang merupakan upaya untuk memikirkan dan memahami masalah.
Proses Inkubasi (incubation), yaitu meletakkan masalah diluar pikiran sadar dan mengubah informasi ke dalam pikiran bawah sadar untuk melakukan pekerjaan.
Iluminasi, yaitu upaya memunculkan ide atau gagasan.
Verifikasi, yaitu kegiatan mempelajari ide atau gagasan untuk menentukan apakah ide atau gagasan itu sudah mampu menyelesaikan masalah.
Dalam proses kreatif, terdapat ide kreatif yang diolah oleh strategi kreatif sehingga tampil menarik.
Strategi kreatif dapat didefinisikan melalui dua kata yaitu ’strategi’ dan ’kreatif’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi dapat berarti ‘rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus’. Sedangkan kata ‘kreatif’ dapat diartikan sebagai ‘memiliki daya cipta’, ‘memiliki kemampuan untuk menciptakan’, dan ‘bersifat daya cipta’. Kata ‘iklan’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti ‘berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan’ atau ‘pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di media massa atau di tempat-tempat umum’. Jadi strategi kreatif iklan adalah upaya perencanaan daya cipta pesan-pesan persuasif dalam mempengaruhi khalayak sasaran atas barang atau jasa yang ditawarkan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Menurut Terence Shimp dalam bukunya Periklanan dan Promosi, strategi periklanan lebih pada langkah-langkah  formal dalam merancang hingga menjadi sebuah formulasi pesan periklanan. Langkah-langkah yang dimaksud adalah memspesifikasikan fakta kunci, menyatakan masalah pemasaran utama, menyatakan tujuan komunikasi, mengimplementasikan strategi pesan yang kreatif, dan membangun persyaratan arus perintah perusahaan.
Strategi kreatif yang digunakan dalam pesan iklan cukup beragam. Shimp mengemukakan bebrapa alternatif strategi kreatif dalam iklan, yaitu :

1    Strategi Generik
Strategi ini berupa pernyataan yang bisa dibuat oleh perusahaan lain dalam memasarkan merek dalam kategori produk atau jasa yang berbeda. Di sini tidak ada upaya untuk membedakan mereknya dari pesaingnya atau menyatakan keunggulan produknya. Pada umumnya iklan ini digunakan oleh perusahaan yang mendominasi kategori produk. Strategi ini merupakan strategi paling awal dan sangat cocok bagi produk yang mendominasi pasar.

2    Strategi Preemtive (Hak Pembelian Awal)
Strategi ini digunakan ketika akan membuat tipe generik, namun melakukan dengan menyatakan keunggulan produknya. Strategi ini banyak dipakai oleh produk dan jasa yang tidak ada atau hanay sedikit memiliki perbedaan fungsional dari merek-merek saingannya. Strategi ini menggunakan pernyataan tentang keunggulan produk atau jasa, dan hal tersebut akan menghalangi pesaing untuk menggunakan hal yang sama.

3    Strategi Unique Selling Point (Proposi-Penjualan Unik)
Strategi yang membuat pernyataan mengenai keunggulan produknya berdasarkan atribut produk yang unik, yang memberikan manfaat yang nyata bagi konsumen. Cirinya adalah memperkenalkan perbedaan penting yang membuat suatu merek unik, lalu mengembangkan suatu klaim sehingga pesaing itdak mempunyai pilihan. Strategi ini memberikan alasan pembeda yang jelas bagi konsumen untuk memilih merek pengiklan daripada merek kompetitor.

4    Strategi Brand Image (Citra-Merek)
Strategi ini lebih melibatkan diferensiasi psikologis dari sekedar diferensiasi fisik. Berbeda dengan Unique Selling Point yang mengandalkan perbedaan fisik dan fungsi. Di sini akan dikembangkan citra atau identitas bagi suatu merek dengan mengasosiasikan produk tersebut dengan simbol-simbol tertentu. Dengan itu, para pengiklan menggambarkan arti dari dunia kultural lalu pengiklan mentransfer makna tersebut ke merek-merek mereka. Pengembangan suatu citra melalui iklan terkait dengan pemberian identitas khusus atau personalitas bagi suatu merek. Strategi yang penting pada kategori produk-produk yang homogen dan secara relatif terdapat perbedaan fisik dan fungsi sangat sedikit.

5    Strategi Positioning
Strategi ini lebih pada menancapkan ke benak khalayak sasaran tentang makna yang jelas dari suatu produk, dan bagaimana produk itu dibandingkan dengan penawaran kompetitif. Positioning yang efektif mensyaratkan bahwa suatu perusahaan menyadari dan mengeksploitasi kelemahan-kelemahan para pesaing. Dengan kata lain strategi ini berorientasi pada kompetitor dan lebih pada memposisikan sebuah merek dalam benak konsumen untuk dapat menyaingi pesaingnya.

6    Strategi Resonansi
Strategi ini dianalogikan dengan resonansi fisik, yang mengacu pada pantulan suara suatu objek. Strategi ini lebih pada meresonansikan pola-pola pengalaman hidup khalayak sasaran yang akan dituju. Pembuatannya melalui sebuah riset psikografis dan suatu kampanye periklanan hingga pola-pola umum orientasi gaya hidup atas segmen pasar yang dimaksud. Strategi resonansi tidak fokus pada pernyataan produk ataupun citra merek, tetapi lebih mencari-cari pada keadaan atau situasi yang cocok dengan pengalaman serta imajinatif sasaran yang dituju. Dasar dari strategi ini adalah untuk mencocokkan ”pola-pola” dalam suatu iklan dengan pengalaman masa lalu khalayak sasaran.

7    Strategi Emosional
Strategi yang menggunakan pendekatan emosi dari khalayak sasaran yang akan dituju. Dasarnya adalah produk-produk atau jasa-jasa banyak dibeli karena faktor emosi. Penggunaan emosi dalam periklanan memainkan daya tarik positif dan negatif termasuk daya tarik roman, nostalgia, gairah, kesenangan, kegembiraan, rasa takut, muak, dan penyesalan. Penggunaan iklan yang emosional akan tampak berhasil khususnya bagi produk yang secara alami diasosiasikan dengan emosi.

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  iklan dalam bahasa inggris

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Kesalahan Ini Penyebab Toko Online Anda Selalu Gagal Menjual Produk 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


buka contoh marketing : http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=15305

No comments:

Post a Comment