Penetrasi Startup Digital Indonesia Masih Kecil
Penetrasi Startup Digital Indonesia Masih Kecil |
Pemerintah terus berupaya mengembangkan ekosistem bagi para pelaku perusahaan rintisan berbasis digital di Indonesia. Dengan perbaikan ekosistem, penetrasi stratup digital ini makin besar.
Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar. Deloitte Access I Economics, sebuah perusahaan financial advisory global, mencatat I Indonesia mampu membukukan I tingkat pertumbuhan ekonomi I yang mengesankan selama satu dekade terakhir, yakni rata-rata 5% per tahun.
Indonesia telah membuat langkah besar dalam kemajuan sosial dan pengelolaan ekonomi. Negeri ini pun sedang berusaha mencapai target berikutnya, yaitu menjadi negara berpendapatan menengah pada tahun 2025. Dan, salah satu sektor yang tengah digalakkan adalah sektor ekonomi digital.
Pemantapan sektor ekonomi digital akan memainkan peranan penting bagi Indonesia guna mencapai seluruh potensinya. "Kami ingin e-commerce tumbuh lebih cepat lagi di Indonesia. Untuk itu, kami menargetkan ada 200 teknopre-neur baru setiap tahun. Dari sana, kami harus menghitung mundur berapa yang harus masuk inkubator guna mengantisipasi adanya kegagalan," kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.
Secara praktis, bercermin pada negara lain, akan ada banyak startup yang berguguran sebelum menjadi teknopreneur. Diharapkan para teknopreneur ini dapat menjadi pendorong ekonomi digital. Diproyeksikan, pada tahun 2020, nilai dari industri ini di Indonesia bisa mencapai US$ 130 miliar.
Dengan semakin banyaknya startup yang terlibat dalam ekonomi digital melalui pita lebar (broadband), bisnis elektronik (e-commerce), media sosial, teknologi awan (cloud), dan platform telepon seluler/ponsel (mobile platforms),
startup tersebut dapat bertumbuh lebih cepat dari segi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja. Bukan hanya itu, mereka berpeluang untuk menjadi lebih inovatif dan lebih kompetitif, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Berdasarkan pemodelan ekonomi yang dibuat oleh Deloitte dan penelitian Bank
Dunia sebelumnya, mereka menemukan bahwa menggandakan tingkat penetrasi broadband dan meningkatkan keterlibatan startup secara digital dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia sebesar 2%. Angka ini bisa menjadi angka pertumbuhan tambahan yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan 7%. Tentunya, upaya ini akan mendukung misi Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah pada tahun 2025.
Dalam penelitiannya pada 437 startup di Indonesia, Deloitte menemukan ada empat tingkat pengguna teknologi digital bagi startup. Keempatnya, antara lain bisnis offline, bisnis online dasar yang telah melakukan penetrasi ke dunia internet secara statis, bisnis online menengah yang telah mampu berpenetrasi ke jejaring sosial, dan bisnis online lanjutan yang telah memiliki konektivitas canggih dan jejaring sosial yang terintegrasi dengan kemampuan bisnis e-commerce.
Deloitte juga menemukan startup dengan kemampuan online dasar memiliki lebih dari 6% pendapatan yang berasal dari pelanggan mancanegara jika dibandingkan dengan startup offline. Bahkan, startup yang menerapkan bisnis online lanjutan dapat mengalami kenaikan pendapatan 80% lebih cepat daripada bisnis offline.
Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz
buka contoh marketing :https://tirto.id/penetrasi-startup-digital-indonesia-masih-kecil-kG2
No comments:
Post a Comment