Transit di KLIA 2, What Should you Do?


Transit di KLIA 2, What Should you Do?

buzz marketing, guerilla marketing, integrated marketing, integrated marketing communications, marketing, marketing mix, marketing news, niche marketing, sports marketing, word of mouth marketing
 Transit di KLIA 2, What Should you Do?


Pengennya sih, transit di bandara itu enggak lama-lama. Tiga jam cukup lah. Pengennnyaa…

Tapi seringkali, penerbangan yang kita naiki memaksa kita untuk transit lama di airport. Seperti yang sering saya alami di KLIA 2, yg sekarang berganti nama lagi menjadi LCCT. Bandara low cost di Kuala Lumpur ini sering jadi tempat transit lama saya karena saya kerap naik Airasia yg bermarkas di sini. Dan sering kali, demi tiket termurah, antarpesawat memiliki waktu transit yang panjaang dan lamaa. Kali terakhir, saya bahkan harus transit di KLIA 2 selama 12 jam. Duh…

Kalau transit di KLIA 2 cukup lama, di atas 5 jam, saya memilih keluar imigrasi agar cap di paspor jadi banyak. Hahaha, bukan deh, agar saya bisa berjalan-jalan di area Gateaway@KLIA2 karena di area transit tak banyak yang bisa dilihat dan dilakukan. Saya baru masuk lagi sekitar 3-4 jam sebelum jam boarding. Nah, apa yang bisa dilakukan saat transit lama di KLIA 2?

1. Makan.

KLIA2 punya banyak restoran enak yang buka hingga 24 jam. Favorit saya, Marry Brown alias MB. Bukan karena rasanya luar biasa enak, tapi karena ini cuma ada di Malaysia! Ya, saya tak pernah menemukan restoran ini di mana saja, termasuk di Jakarta.

Saya makan di sini sejak KLIA2 masih berupa bandara LCCT kecil semi permanen beratap gelombang. Harganya murah dan ada menu nasi lemak. Terakhir saya ke sini akhir Juli 2016 ini, paket nasi lemak dan nasi ayam MB harganya naik jadi 13RM. Masih murah dibanding MCD sih..

Selain MB ini, banyak restoran lain. Yang paling banyak di area Gateaway@KLIA2, tapi syaratnya Anda mesti keluar dari imigrasi dulu. Di sana ada MCD, Bumbu Desa, Starbuck, Burger King, Garret Popcorn, dan sebagainya. Dulu ada kopitiam favorit saya dekat tangga menuju lantai 2 (saya lupa namanya apa), tapi entah kenapa saya kemarin tak bisa menemukannya lagi.

Jika tak keluar di imigrasi (cuma di area transit atau si KLIA menyebutnya area satelit), Anda masih bisa mencicipi beberapa makanan, tapi memang tak sebanyak di Gateway@KLIA2. Di urban foodcourt(saya lupa lantainya) ada McD, popeye, Burger King. Tempatnya enak, saya baisanya duduk-duduk di sini sambil minum teh tarik hangat seharga 5RM.

Penampakan nasi MB

2. Belanja teh tarik dan coklat.

Ini yang selalu saya lakukan kalau transit di KLIA. Toko favorit saya adalah Jaya Grocer di L2-139 KLIA2. Toko retail ini besar, lumayan lengkap dan murah. Biasanya saya beli teh tarik merk Iboh, Oldtown, atau Nescafe di sini dengan harga sekitar 12-14RM per kantung besar. Cokelat di sini tak selengkap di toko cokelat lain, tapi sering ada promosi buy 1 get 1. Merek yang tersedia pun lebih beragam dibanding toko yang lain.

Jaya Grocer ini juga adanya di Gateway@KLIA2, jadi mau tak mau Anda mesti keluar dari imigrasi dulu kalau mau ke sini.
jayagrocer-1

foto: http://www.traveldept.com

3. Bikin Mie.

Ini sebenarnya aktivitas baru saya. Jadi, ada fasilitas baru di KLIA2 yakni air panas. Letaknya ada di dalam area transit, tak perlu keluar imigrasi. Di dekat gate Q (mungkin juga di dekat gate yang lain) ada fasilitas minum gratis, plus air panas. Di KLIA2 memang banyak air minum gratis, tapi kalau yang ada air panasnya, cuma ada di sini. Biasanya, air minum ini ada dekat musala dan kamar mandi. Karena ada air panasnya, saya bisa bikin pop mie yang kebetulan memang saya bawa dari rumah. Lumayan buat ganjal perut yang keroncongan menunggu penerbangan selanjutnya.

Air panas di dekat Gate Q

4. Tidur.

Nah kalau ini, wajib hukumnya bagi saya, walaupun tidurnya tak akan nyenyak. Di mana saya biasa tidur? Pindah-pindah! Saya pernah mencoba tidur di lantai karpet dekat kafe Olala. Jadi begitu keluar dari imigrasi, lewati Erawan, ke arah kanan. Akan ada semacam area kosong di sebelah kafe Oalala yang dipenuhi orang tidur. Dulu, ini tempat favorit saya sebelum semua orang tidur di sini. Akhir-akhir ini saya menghindari tempat ini karena tempatnya rada bau dan berdebu. Dan juga, kemarin saya lihat, tempat itu sudah berubah jadi toko.

Saya juga pernah tidur di musola di lantai 3, di area departure. Bersih, lantainya terbuat dari kayu. Dibanding musala lain, tempat ini lebih ramai. Tapi ramai itu jadi minus buat saya, pasalnya tidur saya jadi tak nyenyak karena banyak orang yang masuk dan keluar.

Saya juga pernah mencoba tidur di lantai mezanin di atas pintu masuk Internasional Departure. Di sini ada karpet dan beberapa bangku yang bisa ditiduri. Lumayan sepi dan bisa bikin tidur nyenyak.

Kalau di area transit, saya suka tidur di movie lounge atau sport lounge. Sepi, bisa liat pesawat (karena di sana ada jendela besar yang terhubung dengan tempat parkir pesawat), dan dekat dengan musala, WC, serta air minum. Tapi…areanya kecil dan mesti rebutan dengan bule-bule!

Tempat lain yang pernah inapi di area transit KLIA2 adalah di Urban Food Court di Level 3 (di seberang Sama-Sama Hotel, depan Burger King). Di sini ada bangku panjang yang empuuk.
IMG-20160826-WA0010 (1)

urban food court di KLIA

5. Mandi. Kalau mesti mandi karena perjalanan selanjutnya jauh, saya mandi di sini. Tak perlu ke lounge, Capsule atau Sama-Sama hotel untuk mandi, di lantai 2 sebelah KK minimart ada shower gratis. Ada pula di kamar mandi level 3 di dekat pintu masuk ke departure gate.

buka contoh marketing : https://jilbabbackpacker.com/2016/07/19/transit-di-klia2-what-should-you-do/

No comments:

Post a Comment