PACARAN, Sebagai Proses Penjajakan, Percayalah Kepada Cowok
PACARAN, Sebagai Proses Penjajakan, Percayalah Kepada Cowok |
kata kata iklan tango - Jangan salah persepsi. Tulisan ini sama sekali tidak membenarkan judul di atas. Hanya sebagai umpan untuk menarik perhatian pembaca.
Berdasarkan dari betapa mudahnya wanita diperdaya oleh lelaki/cowok. Bahkan dengan sangat angkuhnya wanita sering berpendapat bahwa dirinya tidak akan mudah termakan rayuan gombal lelaki. Itu benar, karena dimasa sekarang ini tidak ada lelaki yang bibirnya bisa mengucapkan rayuan gombal seperti film-film Indonesia toempoe doeloe. Tetapi dengan pendidikan dan teknologi yang berkembang, metode kami berubah (red:cowok).
Kami bisa memanfaatkan semua SDM dan SDA yang ada di sekitar kami untuk menunjang tegaknya diagnosa “SERIUS” dihadapan target (wanita). Apakah property “nebeng”? Oh tidak! Bahkan hanya dengan kesederhanaan, malah jadi pamungkas yang cukup jitu untuk meluluhkan hati wanita incaran kami. Karena dengan kesederhanaan dan property seadanya, akan mendatangkan kesan ketulusan dan bersahaja. Yang kemudian menimbulkan cinta sepenuh hati, berakibat kepasrahan. Ini fokusnya, kepasrahan yang artinya diriku sepenuhnya kuserahkan padamu, termasuk my virgin (klo masih).
Wahai wanita, tidak semua diantara kami kaum lelaki mengincar hartamu, yang merupakan incaran kami sebenarnya adalah SEX, sejauh mana dirimu memberikan rasa penasaran kepada kami, selama itu pula kami sanggup bersandiwara dengan sekuat tenaga kami. Mengapa kami sebut sandiwara? Karena kami menyimpulkan bahwa yang telah beristeri saja masih banyak yang selingkuh (meski tidak semuanya).
Pernikahan yang kejelasan statusnya dilindungi oleh hukum agama dan UU Negara, masih sering kami injak-injak. Apalagi status pacaran? Yang sama sekali tidak dikuatkan oleh peraturan manapun. Artinya seorang cowok bisa saja berpacaran dengan seribu cewek dalam waktu bersamaan atau sebaliknya. Maka jadilah pemuda-pemudi bangsa ini sebagai pakar zina, dari yang kecil sampai yang besar.
Tapi masalah jadi bangsa apa bukan urusan kami, selagi kami masih bisa menikmati kenikmatan dunia lewat tubuh wanita secara free, maka paradigma “Pacaran sebagai proses penjajakan” akan selalu kami sebarkan dengan cara apapun.
Sex dengan pacar sendiri sangat berbeda rasanya dengan sex dengan pelacur manapun dengan harga pakai berapapun. Sebab wanita yang selalu jadi target kami tentunya bersih, sehat, bebas penyakit menular seks (PMS), terawat dan terdidik.
Soal kaya atau miskin si target itu bisa disesuaikan. Maksudnya apabila kami telah sukses memperdaya hati target, maka keadaan keuangan akan sangat mudah dikendalikan berdasarkan scenario “rasa pengertian” yang kami ciptakan di hati target. Pulsa yang kami keluarkan untuk menjalin kedekatan tidak sebanding dengan kenikmatan yang menanti kami.
Target berjilbab? Bisa sukses bisa juga tidak.
Usaha kami dalam berburu “kenikmatan” terhadap target berjilbab memerlukan beberapa trik tambahan. Tetap bersikap sederhana, apa adanya, bersahaja, pengakuan terhadap kekurangan diri, bersikap humoris dan sedikit bumbu religi yang didapat dari ceramah ustadz-ustadz di televisi bisa jadi referensi tambahan.
Usaha kami sukses terhadap target yang berjilbab yang juga masih berpakaian ketat, sehingga jilbab kadang-kadang hanya menutupi rambutnya dan tidak menutupi ukuran “hardware” indahnya. Kulit target yang halus mulus karena sering tertutup dari polusi udara dan matahari memberikan sensasi yang tidak sama dengan target tidak berjilbab pada umumnya.
Luar biasa!!!
Usaha kami gagal apabila target berjilbab tapi juga berpakaian yang lebar, sehingga tidak tampak keindahannya lewat mata secara fisik, tapi kami sangat yakin dibalik pakaian yang lebar itu tersimpan lebih banyak keindahan. Kami kurang pasti penyebab kegagalan usaha kami terhadap target tersebut, bisa jadi keteguhan target dalam memegang keyakinan bahwa keindahan yang mereka miliki merupakan “harta berharga” yang hanya akan disuguhkan kepada suami mereka nantinya.
Kenyataan yang menggembirakan adalah target “kokoh” semacam ini berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan total target “empuk” yang banyak tersedia di sekitar kami.
Pada umumnya target menginginkan “keseriusan”. Ketidaktahuan mereka terhadap makna kata serius ini yang sering kami manfaatkan sebagai peluluh hati mereka. Trik yang kami gunakan bermacam-macam, mulai dari kirim sms yang bertuliskan “Aku serius lho sama kamu”, telepon diatas jam 23.00 (tarif murah) untuk bicara panjang lebar dengan topik yang dipilih secara random. Ini trik yang paling sederhana dan cukup jitu untuk target yang masih lugu atau pura-pura lugu soal keseriusan hubungan. Maksudnya walau target sudah mengerti tentang trik yang kami jalankan dalam meraih target, tapi seiring waktu dan semangat kami yang tidak berputus asa dalam menjalankan skenario, cepat lambat target yang dulunya pura-pura lugu akan luluh akhirnya melihat semangat tulus palsu kami.
Jika tujuan utama kami yaitu tubuh indah target belum didapatkan, maka bukti keseriusan palsu kami dapat dikuatkan dengan memboyong mereka ke orang tua kami atau sebaliknya, kami bersedia diboyong ke orang tua target. Sampai disini saja keberanian kami untuk bermain dengan kata serius, untungnya karena 99% target telah takluk pada level trik ini.
Kenyataan yang juga menggembirakan kami adalah apabila ternyata orang tua kami atau oramg tua target juga memiliki paradigma “Pacaran adalah proses penjajakan” atau “Pacaran adalah proses yang harus dilalui oleh remaja normal”.
Luar biasa!!!
Target yang telah beranggapan bahwa “inilah jodohku”, dengan paradigma ini kami telah mendapatkan kepercayaan penuh dari segala pihak untuk memperlakukan target semau kami. Termasuk menikmati kenyamanan sensasi seks penuh gratisan yang kami tunggu-tunggu selama perjuangan. Tidak perlu buru-buru, karena kami sangat dan sangat memperhatikan situasi, kondisi dan domisili.
Soal dikemudian hari kami bosan dengan target yang sudah habis manisnya karena kami hisap atau muncul target baru yang lebih segar, maka skenario pelepasan diri dapat dijalankan dengan berbagai alasan. Sangat mudah melakukannya mengingat semua manusia memiliki kekurangan, kekurangan inilah yang harus diangkat ke permukaan dan menjadi pokok bahasan yang berlanjut dengan putusnya hubungan. Alasan ketidakcocokan bisa menjadi penangkal pertanyaan orang tua masing-masing pihak.
Putus. Juga merupakan jalan baru bagi kami untuk memulai skenario pengejaran target baru. Tampang berduka, bahkan tampang tegar paska putus pun bisa menjadi pesona di hadapan target baru ini. Tentunya kami tidak meninggalkan trik-trik peluluhan hati yang kami terapkan terhadap target-terget sebelumnya seperti sederhana, tampil apa adanya, bersahaja, sedikit ditambah bumbu humoris karena target pada umumnya ingin dekat dengan orang yang selalu bisa membuatnya tersenyum dalam setiap keadaan. Target selalu ingin merasakan aman, nyaman, disayang, diperhatikan (beberapa). Maka sedaya upaya kami akan ciptakan suasana tersebut hanya didekat kami. Persepsi bahwa di dekat kami maka target merasa aman, nyaman, tenang, tersenyum, dan damai merupakan paradigma yang harus kami ciptakan di dalam kepala target.
Untuk kesekian kalinya kami selalu sukses dalam pencapaian tujuan kami, menjadikan kami sangat berpengalaman dan cerdas dalam program ini, dengan atau tanpa hambatan sama sekali. Sungguh indah dunia ini, dipenuhi dengan target-target berpendidikan tapi bodoh yang menunggu giliran untuk kami habisi.
“Ahh, saya kan gak pernah serius klo pacaran, ngapain takut!”
Jika terget berfikiran seperti kata-kata di atas, maka pemikiran seperti ini juga merupakan peluang besar bagi kami untuk memulai skenario peluluhan hati. Yang kami utamakan lebih dahulu adalah mengadakan ikatan super tidak jelas bernama Pacaran, soal cinta atau tidak, itu cuma masalah waktu. Trik-trik yang kami lancarkan akan mengubah keadaan hati target seiring waktu yang dilalui bersama-sama dan komitmen semu tentang pacaran yang kami atau orang lain ciptakan.
“Ahh, tidak semua cowok seperti itu, cowokku ga gitu and ga mungkin begitu!”.
Kata-kata sejenis ini merupakan tolak ukur keberhasilan skenario BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) yang nantinya menjadi peluang besar untuk mendapatkan tubuh target di kemudian hari. Karena salah satu yang kami ingin bentuk adalah pendapat target bahwa kami adalah cowok yang berbeda dengan cowok pada umumnya.
Jika Anda wanita berpenampilan menarik atau tidak, bertubuh indah baik tertutup atau tidak, mencari keseriusan hubungan, mencari cinta dari sesama manusia tanpa pemahaman yang jelas…
Maka Anda target kami berikutnya!!!
Wahai wanita, ketahuilah bahwa seorang laki-laki yang benar-benar serius terhadapmu akan datang kepada orang tuamu dengan berkata “Pak, saya ingin menikahi putri Bapak, sekarang saya punya penghasilan Rp…../bulan, dst”, sedangkan laki-laki yang benar-benar serius ingin menghabisimu akan datang langsung kepadamu dengan berkata “Maukah kamu jadi pacarku?”.
Puncak kehinaan wanita ketika ia menerima tembakan seorang lelaki untuk jadi kekasihnya.
Puncak kemuliaan wanita ketika orang tua/walinya mempertimbangkan lamaran seorang lelaki untuk jadi isterinya.
Hancurkan harga diri dengan pacaran, muliakan diri dengan ...
Tidak ada solusi termuat dalam tulisan ini, meskipun solusinya tertulis tetapi tidak akan menghentikan kegiatan kami, kami hanya bisa berhenti jika semua target mengaplikasikan solusi yang sebenarnya sudah mereka tahu.
Pacaran sebagai proses penjajakan, penjajakan = peng”injak-injakan” atau pen”jaja”an.
Jika Anda belum pacaran, Nantikan kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda telah putusan, Nantikan juga kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda masih pacaran, maka tunggu tanggal “main” kami bersama Anda!
Wallahua’lam bisshawab
Remaja Funky
Funky, adalah istilah 'wajib' bagi remaja yang mengaku gila gaul. Bukan apa-apa, sebutan funky dan cool memang terdengar akrab dalam bahasa pergaulan remaja. Seolah-olah bila remaja nggak ngomong funky atawa cool, dijamin bisa dicap sebagai remaja kuper bin norak. Tak heran bila kemudian banyak teman-teman remaja buru-buru tampil funky hanya untuk disebut gaulFunky, adalah istilah 'wajib' bagi remaja yang mengaku gila gaul. Bukan apa-apa, sebutan funky dan cool memang terdengar akrab dalam bahasa pergaulan remaja. Seolah-olah bila remaja nggak ngomong funky atawa cool, dijamin bisa dicap sebagai remaja kuper bin norak. Tak heran bila kemudian banyak teman-teman remaja buru-buru tampil funky hanya untuk disebut gaul.
Mulai soal dandanan sampai soal musik. Gaya rambut yang dicat warna-warni kayak pelangi, atau dipermak mirip durian, atawa gaya rambut yang 'disulap' seperti topi Romawi. Itu baru gaya rambut, belum lagi pakaian. Jaket hitam yang ketat dari kulit buaya (semoga yang pake' bukan buaya darat, heee .), celana jins super sempit kayak penyanyi rock Kelvits yang bangga disebut dirinya funky , atau celana cutbray yang bikin penampilan seksi mirip Elvis kesemuanya identitas gaya gaul remaja sekarang. Belum lagi aksesoris lainnya. Kuping ditindik, bahkan hidung, pun ada yang nekat ditindik pula, hiasan rantai yang gede-gede juga ikut nimbrung.
Nggak hanya itu saudara-saudara, tatto juga sering menghiasi tubuh anak funky. Macam-macam model tattonya, dari yang 'lucu' sampai yang 'serem'. Dari gambar pemandangan (idih, emangnya ada?) sampai gambar tengkorak, tapi tengkorak ikan (hi..hi..hi..). Itu sih bukan serem, tapi lucu, menggelikan lagi. Nah, gaya remaja model begini nih, kamu bisa temui di mal atawa tempat ngeceng yang memang dijejali remaja. Khusus di daerah lahirnya bonek ini bisa kamu temui di daerah Basuki Rahmat.
Di sana, berbagai gaya funky bisa kamu liat. Dari mulai yang modis sampai yang keranjingan abis. Tapi memang bukan soal enak dipandang atau tidak, yang jelas, gaya funky itu memang warisan budaya Barat yang berbahaya dan rusak. Untuk itu kamu kudu tahu, bagaimana sih sejarah lahirnya budaya funky yang sebenarnya kontradiksi dengan Islam itu. Nah simak dech, paparan di bawah ini.
Funky, Apaan Tuh?
Dalam dunia gaya, banyak terjadi pembalikan makna. Kata funky arti sebenarnya adalah busuk, kemudian mengalami pergeseran makna menjadi makna seolah "positif". Mendengar istilah fungky, terlintas kita akan salah satu jenis irama musik. Ya, seperti irama yang dibawakan James Brown atau kelompok Sly & The Family Stone di tahun 1965 - 1970-an. Kamu pasti nggak terlalu kenal ama arti satu itu?, iya soalnya mereka ada di jaman bokap and nyokap kita lagi remaja.
Nah, menyimak sejarah dunia entartaiment, gaya busana dan musik khususnya, memang punya kaitan erat yang saling mempengaruhi, termasuk aspek-aspek ipoleksosbud yang melatarbelakanginya (taela, kayak pelajaran PPKn, ya). Kita lihat misalnya 'ideologi' anarchy yang dianut salah satu aliran gaya punk yang terkenal melalui sosok Johnny Rotten dari Sex Pistol. Atau Ente juga bisa lihat 'ideologi' kaum gay melalui kelompok aliran gaya busana Glam dengan irama glam rock melalui sosok David Bowie dan Gary Gliter. Atau 'ideologi' lingkungan dan perdamaian yang dipropagandakan kelompok Hippy melalui The Grateful Dead, CSN&Y (Crosby, Stills, Nash, Young), Frank Zappa, dan Joan Baez dengan irama musik psychedelic maupun Folk.
Well, itu fakta masa lalu, bagi generasi sekarang, mungkin lebih mengenal gaya rambut dreadlock (gimbal) yang dipopulerkan aliran gaya rastafarian melalui tokoh Bob Marley dengan irama reggae. Atau gaya B-boy dan Flygirls serta Gangsta melalui irama musik Rap, kalau di Indonesia kamu bisa dapetin di kelompoknya HJ (harapan jaya)
Achmad Haldani D, staf pengajar Program Studi Kria Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung terhadap kasus tersebut, menyebutnya sebagai suatu kenyataan sejarah, gaya-gaya busana yang muncul di Barat amat kental dengan sisi perjuangan subkultur anak muda terhadap berbagai masalah yang penuh gejolak. Free sex, drugs, eS-eS (bukan eS krim, lho), rasisme, hujatan terhadap orangtua, memuja setan, tripping dan lain-lain, adalah sebagai bukti empirik ekspresi 'ideologi' yang terkadang bagi sekelompok orang sulit diterima akal sehat, sehingga banyak di antaranya dikritik, disisihkan, atau bahkan dikucilkan masyarakat.
'Ideologi' yang mereka anut pun amat beragam, dan sarat dengan cara pandang mereka terhadap suatu nilai dan harapan. Harapan dengan tidak meninggalkan ide masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang. Untuk mengkomunikasikan sekaligus mengangkat eksistensi dan prestis, setiap gerakan butuh akan representasi, simbol, atau media visualisasi lain yang otentik dan khas, bahkan jika perlu ekstrim dan radikal (wah-wah-wah.. serem juga nich). Karena itu, nggak salah bila kita amat mengenal beberapa media dan bahasa simbol mereka seperti dalam gaya berpakaian, gaya berdandan (tatto, cat rambut, rias wajah, tindik, peniti, rantai, logo nazi, tengkorak dan lain-lain), juga gaya berbicara, gaya berjalan, gaya menari, peristilahan, sastra (sajak, novel, lirik lagu), gaya hidup, merek pakaian, merek motor dan sebagainya. Wah, ternyata banyak juga ragamnya, ya? Nah, mereka inilah yang disebut oleh dunia fashion sebagai fenomena gaya jalanan (street style).
Masih menurut Haldani D, funky merupakan kata sifat dari kata dasar funk yang berarti (bau) busuk atau stinky. Nah lho, negerinya grandong ini ada grup musik dengan pake dua nama tadi, tebak sendiri aja lah. Seperti halnya pemutar-balikan makna bad (baca: jelek, buruk atas sesuatu hal) menjadi cool (baca; keren atas sesuatu hal tadi) yang muncul di era gaya ini, istilah funk juga mengalami pergeseran makna (seolah bagi kalangan mereka) positif, yaitu semerbak wangi. Mengapa? Di tengah suasana yang serba tidak menyenangkan (tertekan, miskin, muram, kumuh, yang berhubungan dengan makna harfiah funk) mereka justru mengekspresikannya dalam bentuk atau selera yang justru berlawanan, seperti memainkan, menari,dan mendengarkan musik yang berirama menyenangkan, gembira, beat yang tegas, serta erotik. Ditambah cara berpakaian yang juga menyenangkan seperti berkesan seksi dan gemerlap. Wuah, 'syerem' juga ya?
Brur, ekspresi ini sungguh dinilai amat berlawanan dengan ekspresi kelompok menengah kulit putih yang pada saat bersamaan (pada masa itu) justru sedang keranjingan gaya hidup Hippy yang cenderung anti-materialistis seperti terlihat dari gaya berpakaian dan berdandan mirip gembel atau pengembara miskin. Sekarang, gaya model begini, kamu bisa temukan juga dengan mudah di negeri ini. Karena motif 'ideologinya' berbeda, yaitu ingin keluar dari himpitan atau kesan kemiskinan perkampungan ghetto, kelompok funk ini jelas ingin tampil dan terlihat cool dengan bergaya serba gemerlap dan berkesan mahal. Jadi, di antara musisi jazz dan orang negro Amerika, istilah funk menjadi suatu yang bercitra positif dan kental dengan aroma kesenangan seksual.
Secara lebih luas di antara tahun 1950 sampai 1970-an gaya funk berhubungan dengan kekuatan atau daya erotik dan gairah seksual. Sementara kata sifat funky diterapkan pada suatu yang berkaitan dengan black music hingga ke soul food. Sedangkan di bidang gaya berpakaian dan cara berdandan, penerapan istilah fungky merujuk pada suatu gaya yang lahir di awal tahun 1970-an yang disebut Pimp Look (pimp =germo/mucikari) yang muncul di sekitar perkampungan kumuh orang kulit hitam (ghetto) Amerika.
Gaya ini kira-kira serupa dengan gaya yang ditampilkan para germo dan pekerja jalanan lainnya dalam 'memamerkan' angan-angan kesuksesan dan kemakmuran mereka. Para ahli juga mensinyalir adanya kaitan logis gaya funky dengan gaya Zooties di era 1940-an yang juga berawal dari kalangan yang secara materi serba kekurangan. Gaya funky dapat kita 'kenang' antara lain peninggalan karakternya yang khas seperti gaya rambut AFRO (kribo), kacamata dragon fly (bulat dan besar), bahan kulit yang lembut dan tebal (suede), topi model pimpmobile atau voluminous hunting cap, celana cutbray dan sepatu dengan model hak tinggi (sekitar 12 cm).
Gaya funky juga bisa ditemukan dalam film laga Shaft yang dibintangi Richard Roundtree di tahun 1971 (Pasti kamu masih dalam kandungan bundamu), malah muncul gaya funky yang dieksploitasi, yang diistilahkan dengan kata sindiran, blaxplotation. Wah, ternyata memang gaya funky itu kental dengan nuansa peradaban Barat, ya? Iya, dong, soalnya Islam nggak mengajarkan budaya model begitu.
Islami Vs Funky
Oke sobat, setelah udah pada tahu latar belakang gaya funky, tentu saja sebagai seorang muslim kita wajib tahu pula pandangan Islam seputar masalah tersebut. Bukan apa-apa, bahwa sebagai seorang muslim wajib terikat dengan aturan-aturan Islam. Nggak boleh sedikit pun perbuatan yang kita lakukan diluar aturan Islam. Termasuk dalam soal gaya hidup ini. Tingkah laku kita dalam berpakaian, bergaul, dan berbuat harus selalu disandarkan pada aturan Islam. Mutlak, lho. Nggak bisa ditawar-tawar lagi. Seperti sekarang teman-teman remaja lagi kegila-gilaan niru gaya funky, maka itu harus kita 'tanyakan' kepada Islam, boleh apa nggak berdandan model gitu?.
Nah, berkaitan dengan gaya funky ini, Islam punya pandangan, Brur, bahwa budaya tersebut sangat bertentangan dengan aturan dan hukum-hukum Islam. Gimana nggak, gaya funky yang kerap diekspresikan lewat dandanan, tingkah laku, dan gaya hidup itu "nothing" dalam Islam. Tentu itu bila dilihat dari lahirnya budaya bejat tersebut. Dalam soal berpakaian, Islam sudah mengatur, bahwa pakaian yang dikenakan tersebut wajib menutup aurat. Firman Allah SWT yang artinya : "Hai anak Adam, Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian untuk menutup aurat kamu dan pakaian indah untuk perhiasan." (al-A'raaf: 26).
Tapi bagaimana dengan anak funky?, rambutnya aja kayak sarang burung walet begitu. Dicat warna-warni, dipermak seperti durian, atau malah yang lebih serem lagi rambutnya 'disulap' seperti topi tentara Romawi, tahu kan? Yes, potongannya rada mirip rambut ala si BA di film The A Team, Lebih jelasnya, bila kamu pernah lihat film Gladiator, kayaknya bisa kebayang deh bagaimana 'rupa' topi Romawi itu.
Belum lagi pakaiannya yang amburadul banget, malah dalam keadaan tertentu ditemukan pula gaya pakaian 'kaum' funky yang sulit membedakan mana cowok dan mana cewek. Huhui ih, gawat juga ya? Bingung juga memang, kalo ada anak cowok yang mempermak wajahnya dengan kosmetik dan lebih mirip anak cewek, lalu aksesoris yang biasa dikenakan anak cewek seperti anting, eh, dipakai pula oleh anak cowok, udah gitu rambutnya panjang lagi, kan berabe, iya nggak? Salah-salah malah ketuker manggil. Padahal, gaya funky model begini bisa menjerumuskan kepada larangan menyerupai lawan jenis. Laki-laki terlarang berpenampilan menyerupai anak cewek, begitupun sebaliknya.
Imam Bukhori meriwayatkan, bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata: "Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang berlagak perempuan dan perempuan yang berlagak laki-laki." Kemudian Abu Dawud meriwayatkan, bahwa Abu Hurairah r.a. berkata: "Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang meniru (dengan) pakaian perempuan dan perempuan yang meniru (dengan) pakaian laki-laki." (Riadhus Shalihin, Jilid I, hlm. 490).
Haruskah, itu dibiarkan?
Yes, pilihan terbaik memang kita harus menjegal atau mencegah jangan sampai budaya funky itu mengakar dan menjasad dalam gaya hidup kita. Karena nggak mustahil lambat laun bakal 'mempermak' kita menjadi berselara Barat dalam bertingkah laku model Barat. Kalo sampai kejadian, wuah, bahaya besar, Bung!
Ironisnya, kondisi seperti ini memang diperburuk dengan cara pandang kita yang salah dalam menyikapi trend. Bahwa sesuatu yang dianggap baru, adalah sebuah trend yang harus kita dijelajahi. Kita menganggap bahwa kita harus mencobanya, bahkan bila perlu dan memungkinkan, kita akan menganggap trend tersebut wajib diamalkan. Itu cara pandang yang salah. Seharusnya, bila itu menyangkut urusan gaya hidup peradaban tertentu, kita harus hati-hati dan bijak dalam bersikap. Bahkan wajib menahan diri untuk tidak latah. Karena siapa tahu memang trend itu justru menjerumuskan kita kepada kesalahan dan dosa. Ya, kayak kasus funky itu. Bisa jadi 80 % pelakunya adalah remaja Islam. Apakah itu akan tetap kita biarkan? Tentu nggak dong sayang. Kita harus mencegahnya agar tidak menyebar dan meracuni pemikiran dan jiwa remaja. Karena tingkah laku, sangat berhubungan erat dengan pemahaman. Bila salah memahami, nggak mungkin tingkah lakunya benar. Catet, ya!
Yang lebih memprihatinkan, saat ini justru kebanyakan kita diam melihat kemunkaran yang ada. Lebih gokil lagi, sebagian dari teman-teman remaja malah larut dalam trend yang sesat dan merasa enjoy menikmatinya. Wah, benar-benar rusak dong kalo begitu.
Upaya pencegahannya tentu harus menyeluruh. Memang yang pertama kali harus disamakan adalah persepsi berpikirnya. Yang menyatakan bahwa trend tersebut memang rusak dan berbahaya. Bila ini sudah sepakat, maka akan mudah melangkah ke 'pintu' penyelesaian berikutnya. Tapi bila masih nggak kompak dalam menilai trend tersebut, rasanya memang sulit untuk bisa dicegah.
Harus kompak, baik individu, masyarakat dan juga penguasa. Dalam sistem Islam, trend funky ini nggak bakalan menjamur seperti sekarang ini. Jangankan muncul dan berkembang, baru 'tumbuh' pun segera akan dipangkas. Itulah 'gaya' Islam dalam menumpas kemaksiatan. Pokoknya, nggak tangung-tanggung deh. Tentu sikap Islam seperti ini hanya akan kita dapatkan bila Islam diterapkan sebagai akidah dan syariat dalam sistem pemerintahan yang berlandaskan Islam. Bukan yang lain. Jadi, nggak kelas deh tampil funky.
Kalo Kamu Dipacari
Dipacarin ? Idih, suka dong !!! Itu kayaknya komentar yang bakalan meluncur dari mulut sobat remaja di jaman kiwari ini. Bukan apa-apa, soalnya gaul bebas udah jadi santapan keseharian mereka lho. Bukannya obat aja yang dimakan 3 kali sehari, kalo perlu pacaran 3 kali sehari juga boleh, he..he..he… Husst…!!!Dipacarin ? Idih, suka dong !!! Itu kayaknya komentar yang bakalan meluncur dari mulut sobat remaja di jaman kiwari ini. Bukan apa-apa, soalnya gaul bebas udah jadi santapan keseharian mereka lho. Bukannya obat aja yang dimakan 3 kali sehari, kalo perlu pacaran 3 kali sehari juga boleh, he..he..he… Husst…!!!
Pacaran ? anak siapa yang nggak kenal ama barang lawas ini. Nggak siang, nggak malam, waktunya full buat ngecengin doinya, yang katanya cinta sejatinya. Nggak di rumah, nggak di jalan … kalo perlu di semak-semak juga ok, buat melampiaskan nafsu binatang itu. Eit…sorry, kita sebut nafsu binatang, soalnya hanya orang yang waras yang masih mengaku manusia aja yang mau meninggalkan pacaran. Sebab bagi orang yang pacaran aktivitas KNPI alias Kissing, Necking, Petting dan Intercouse udah jadi kelakuan bejat mereka. "Lho..mas kita pacarannya khan nggak serem-serem gitu?!" Ya..ya sih emang belum, mungkin kamu pacarannya via telepon, sms, chatting, tapi tetep aja suatu saat kamu pasti akan bikin janji ketemu darat. Nah, untung khan kalo cuman ketemu di darat… lha kalo sampe kamu lupa daratan, kemakan ama rayuannya "buaya darat", trus "mabuk darat", wah berabe tuh.
Kita ngingetin aja buat sobat muslim yang cewek. Pacaran, dihitung pake mesin hitung apa aja, tetep bikin kamu rugi, bangkrut, pailit 'n yang jelas bikin kamu mencicipi api neraka. Buat yang cowok, meski dosa juga, tapi khan effeknya nggak seberapa, dibanding dengan anak cewek. Coba aja, teman, tetangga kamu akan bilang "ehh…jangan mau ama si Ani, soalnya dia habis dipacarin ama si Anu". Wah.. kalo udah gitu, siapa yang malu hayo ? bukan hanya kamu, bokap and nyokap kamu juga kehilangan muka karena tingkah lakumu itu. Virginitas-mu akan diragukan banyak orang.
Maaf, maaf aja lho Non, kita bilang beginian, bukannya kita sok suci atau ngerasa paling bener sendiri. Sumpeh lho…kita ngomong, ehhh…menulis begini karena kita masih sayang ama saudara semuslim. Sebab siapa lagi, yang mau peduli ama sesama muslim, kalo bukan saudaranya sendiri, ya nggak ? Tapi, ngomong-ngomong gimana dengan tetangga kamu, kalo ngeliat tetangga sebelahnya ada yang ngelakuin pacaran ? Apa ? cuek ? Ya, emang begitulah masyarakat sekarang. Kalopun ada yang peduli, mereka suka kebolak-balik kalo menghukumi sesuatu, masyarakat biasa menilai yang baik itu jadi jelek, atau yang jelek bisa berubah jadi baik. Kejam memang !
And then, pacaran jadi barang yang lumrah. Malahan, kalo nggak ngelakuin pacaran, bisa-bisa kita malah kena stempel KUNO. Kalo nggak pacaran, masyarakat akan menyebut kita dengan sebutan tidak laku, nggak gentlemen, nggak punya nafsu, de el el. Bagi sobat muslim yang imannya pas-pasan, artinya pas ditawarin pacaran, pas imannya kendor, ahirnya jadi juga tuh…ngelakuin pacaran. Makanya, tulisan kita kali ini mau mencoba ngasih tahu lagi. Kalo kamu udah berkali-kali dengerin atau baca nasehat yang serupa. Coba baca lagi dan jangan pernah bosen. Kali aja, nasehat ini berguna, tidak untuk sekarang, tapi nanti, besok atao lusa mungkin kamu tobat dan nyesel nggak mau ngelakuin pacaran lagi. Bukan…karena udah tahu rasa dan akibatnya pacaran, tapi karena kesadaran, ya..sadar bahwa pacaran hanya bikin bencana. Dan pesen aja, buat sobat muslim cewek yang pake kerudung tapi tetep nekat pacaran. Inget !!! kamu nggak hanya menodai diri kamu sendiri tapi juga menodai Islam.
Jangan Nodai Aktivitasmu
Dipacari, bagi sebagian teman remaja emang asyik. Pake ditraktir, diantar ke sekolah, abis gitu diperhatiin banget, dikunjungi hampir tiap hari, katanya sih sebagai bukti rasa sayang (bisik-bisik : kalah dong, pasien di rumah sakit). Wah..kalo ada yang merasa disayang karena tiap hari disamperin, kayaknya otak teman remaja perlu di reparasi tuh, soalnya WC yang tiap hari dikunjungi…nggak ada khan orang yang sayang ama WC, trus di tembok WC-nya ditulisi I Love WC-ku. Gedubrak !!!
Sobat muslim, kalo emang pacar kamu juga seorang muslim. Mustinya nyadar, kalo pacaran itu dilarang oleh agama, bahkan Al-Qur'an menyebutnya dengan zina (lihat QS. Al-Isra 32). "Tapi kita khan masih muda, masih pengin menikmati kesenangan dunia". Eh...Neng, kita kasih tahu ya, kalo yang namanya mati itu, nggak ngeliat lagi masih muda atau sudah tua. Malahan ada tuh, tetangga sebelah, anak kecil, tewas kesruduk becak. Justru kalo kamu masih muda, gunakan tuh otak kamu untuk berpikir secara jernih dan mendalam tentang Islam. Jangan kotori otak kamu dengan pikiran ngeres untuk berbuat maksiat dengan lawan jenis kamu.
Lagian, kalo kamu nyari kesenangan dunia, ah…itu hanya kesenangan yang menipu, bohong. Liat Allah sendiri berfirman :
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)". (TQS. Ali Imron 14)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. … Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (TQS. Ali Imron 185)
"… Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)." (TQS. ar-Raad 26)
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (TQS. al Hadid 20)
Islam nggak ngelarang kita mencari kesenangan di dunia. Tapi gimana-gimana namanya manusia pasti bakalan mati. Nah, kalo semua manusia bakalan mati…apa sih yang udah kita persiapkan untuk mati kita. Ada pepatah yang bilang "Dunia adalah ladang Akhirat". Hem… artinya sobat muslim udah ngeh kalo aktivitas dunia bakal kita pertanggung jawabkan di akhirat kelak. Well, kalo di dunia, usia mudamu, kamu nodai dengan aktivitas gaul bebas, pacaran, free seks atau apapun namanya tentu aja bakalan kotor tuh catatan amal kamu.
Kesenangan dunia itu kalo sobat mau mengibaratkan, seperti sebongkah emas murni yang warnanya kuning. Menyilaukan memang, jelas menggiurkan tapi coba masukin sebongkah emas yang kuning tadi ke dalam kakus. Hiihh..jijay khan, apa beda warnanya dengan isi kakus yang juga kuning. Dunia itu juga ibarat air laut. Namanya air mustinya kalo diminum bisa menghilangkan haus, tapi kalo kamu minum air laut yang mengandung garam, nggak bakalan bisa hilangin haus kamu…tapi malahan kamu tambah dan terus semakin haus, bikin kamu terus meminumnya. Yup, begitu pun dunia. Kesenangan dunia kalo makin dikejar, makin nggak ada habisnya, malahan bikin kita makin mengejarnya. Nah, kalo udah mengejar dunia apalagi ditambah pemahaman agama kamu keropos, ditanggung kamu bakalan OK aja, ngelakuin maksiat.
Maksiat kecil-kecilan yang mungkin pertama kali kamu lakuin, bohongin ortu kamu. Uang SPP ditelep abis, buat traktir si doi. Setelah aksi kriminil itu nggak tercium ama bokap and nyokap, kamu berusaha ngelakuin yang lebih dari itu. Kali ini nggak cuman sekedar bohong tapi udah bikin ortu kamu, hampir-hampir kehilangan muka. Sebab aktivitas gaul bebasmu udah menjurus ke pergaulan suami isteri alias free seks extra marital.
Niat, Tekad & Kemauan
Sobat, kamu adalah sobat muslim yang juga manusia. Pasti bakalan bisa koq, kalo emang kamu sungguh-sungguh mau ninggalin pacaran. Semuanya tergantung niat, tekad dan kemauan untuk ninggalin. Kalo ketiganya nggak ada dalam diri kamu, bakalan sulit bikin kamu keluar dari lingkaran maksiat yang namanya pacaran.
Biarpun, cowok kamu 'maksa' agar kamu jangan ninggalin dia. Tapi kalo kamu udah punya tekad dan kemauan, udah deh mending tinggalin aja. Kenapa ? Pertama, belum tentu cowok yang udah menggandeng kamu (emang truk…pake digandeng), macarin kamu sekian tahun bakalan jadi pasangan sejati kamu. Bisa jadi, dia punya PIL alias pacar idaman lain. Atau bisa juga, cowok kamu tipe Casanova yang suka hinggap dari satu bunga ke bunga yang lebih cantik. Eee.. "Tomy nggak gitu, deh". Ah…yang bener aja, masak kamu tahu gimana pacar kamu kalo di belakang kamu ? Apa kamu mirip sekretaris pribadinya pacar kamu, hingga kamu tahu detailnya aktivitas pacar kamu diluar sono? Makanya, orang pacaran tuh…sering bermuka dua. Bukannya pake topeng, tapi emang punya kepribadian ganda alias split personality.
Yang kedua, kenapa kita ngotot dorong kamu untuk ninggalin pacar kamu. Karena kalo untuk milih-milih cowok atawa cewek yang bakalan jadi pasangan hidup kamu selamanya. Trus, kamu milihnya pake pacaran dulu, maka perhatiin nih firman Allah :
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (TQS. An-Nur 26)
Nah lho, makanya kapok aja deh pacaran, sebelum kamu dapat predikat sebagai wanita keji atau laki-laki keji, sebab jodohnya adalah orang yang serupa.
"Mas…sebenarnya dari dulu, kita juga udah punya niat mo ninggalin pacaran, tapi…." Walah, kalo cuman niat mah, bakalan kesandung ama kata 'tapi'. Barengi aja niat kamu dengan tekad dan kemauan. Sementara tekad dan kemauan yang kuat hanya bisa didapat kalo kamu mau merubah sikap kamu yang ogah-ogahan menerima kebenaran dari Islam. Kebenaran Islam hanya bisa didapat dari mengkaji Islam dengan benar. Sebab masyarakat udah terlanjur ngertiin kalo Islam itu hanya ibadah ritual doang, macam sholat, puasa, haji dll. Padahal kalo mereka ngerti, sebenarnya Islam lebih dari itu. Islam bisa menyelesaikan problem manusia macam apapun. Jadi, nggak usah ragu untuk berubah dari yang suka ngelakuin amal yang salah jadi demen ngelakuin amal sholeh. Tekad dan kemauan kamu untuk berubah jadi baik itu nggak salah. Yang salah adalah kalo kamu nggak mau berubah jadi baik. Betul ???
Ortuku Sayang, Ortuku Malang
Ada juga sih, ortu yang malah seneng kalo anaknya udah punya gebetan, dibawa kesana kemari ama gacoannya. Mereka resah banget kalo-kalo anaknya yang udah ABG itu, nggak ada satupun lalat yang hinggap, eh….maksudnya laki-laki yang memacarinya. Untuk tipe ortu yang seperti itu, kita perlu kasihan. Ya, kasihan karena dia nggak bisa menaruh kasihan pada anaknya sendiri. Sebab ortu kayak gitu bukan malah ngasih jalan terang buat masa depan si anak, justru sebaliknya.
Maaf lho, pak atao ibu (backsound : kali aja ikutan baca Imud) bukannya sok menggurui. Sebagai anak, kita sih masih menaruh hormat ama ortu kita. Apalagi ibu yang udah susah payah mengandung kita kurang lebih selama 9 bulan, setelah kita lahir, beliau rela memberikan air susunya buat kita. Beliau juga rela mengurangi tidurnya, kalo-kalo pas kita nangis terus karena sakit. Sementara bapak kita juga demikian, beliau membanting keringat, memeras tulang…. ehh...kebalik ya ? Biarpun kulit mengelupas, darah tercecer, asalkan anaknya bisa makan, semuanya akan dilakukan. Itu pikir orang tua kita.
Pak atao Ibu, emang kita butuh makan, sandang dan mungkin papan. Tapi kita juga butuh dorongan, arahan dan petunjuk. Kita bukan manusia materialistis, yang semuanya diukur dengan uang atau materi. Kalo sebenarnya kita ngelakuin kesalahan dengan mengotori gaul kita dengan pacaran, kita butuh orang untuk mensuport kita, supaya kita bisa ninggalin aktivitas itu. Nah, orang terdekat kita adalah ortu kita.
Mau nggak mau, ortu kita juga bagian dari jaman yang udah gila ini. Makanya nggak salah-salah banget, kalo kita coba mengingatkan mereka tentang gaya gaul anak remaja sekarang, yang udah kelewat batas. Mungkin di jaman ortu kita, jangankan pacaran, melirik aja mungkin suatu hal yang sulit ditemui. Beda dengan sekarang, media televisi, koran, majalah udah nggak peduli lagi ama moral anak bangsa, trus banyak ortu yang hanya sibuk cari duit sementara tingkah laku anaknya tidak terkontrol dengan baik. Makanya, jangan salah kalo anak remaja sekarang banyak diasuh oleh jaman daripada diasuh ortu sendiri. Remaja suka sok pinter, kalo dibilangin ortunya, suka ngelawan dan laen-laen. Intinya, banyak remaja nggak menaruh hormat pada ortunya sendiri.
Sobat remaja, kalo kamu ngaku dan mau jadi anak berbakti ama ortu kamu. Mustinya tunjukin dong rasa sayang kamu ama ortu, dengan tidak menodai tingkah lakumu dengan gaul bebas alias pacaran. Aktivitas pacaran selain ngerugiin kamu, juga bakalan bikin rugi ortu kamu. Kamu yang diharapkan jadi buah hatinya, malah-malah setelah gede kamu jadi buah si malakama. Akibat gaul bebasmu, kamu jadi hamil atau melakukan aborsi. Sementara yang cowok, menghamili anak orang. Duuh… pedih benget, penderitaan orang tua yang tahu tingkah laku anaknya kayak gitu.
Pilih, Atawa Nggak Sama Sekali
Buat anak cowok yang emang gentlemen, nggak usah deh pake pacaran buat mendalamin hati calon kamu. Emang awalnya sih cuman telepon-teleponan, sms-sms-an, tapi kalo keseringan, akhirnya iman juga yang nggak kuat. Pilihan kamu, kalo emang kamu cinta ama si Ani, si Anu atao si Ane, nggak usah jadi pengecut, datang aja langsung ke ortunya, buat ngelamar.
Yang cewek juga gitu. Nggak usah deh bermanis-manisan dengan pacar kamu. Kamu nggak bakalan ngerasain nikmatnya berumah tangga, kalo nikmatnya udah kamu cicipin di waktu pacaran. Suruh tuh, cowok kamu melamar kamu, cepetan sebelum terjadi "kecelakaan". Ya, kecelakaan, yang ditubruk bukannya penyok tapi malahan melembung alias wamil, ehh…. hamil.
"Wah…kayaknya kalo nikah, kita belum siap tuh!" Ughh... belum siap koq berani-beraninya pacaran. Memuaskan usia muda atau memuaskan nafsu dengan pacaran, nggak cukup hanya secelup dua celup, pasti pasangan muda yang lagi digilai cinta bakalan kecelup dalam nafsu binatang. Akhirnya timbul penyesalan dan dosa. Nah, daripada nyesel 'n dosa, menikah adalah solusi yang dikasih oleh Islam buat mereka yang udah 'mampu' untuk menikah. Emang anak-anak seusia ABG, kayaknya imposible kalo ditawari nikah. Disamping karena mereka masih harus ngelanjutin skul atau kul-nya, mereka juga nggak mau direpotin ngurus anak dan suami.
So, kalo udah ngerti bahwa menikah itu nggak gampang dan pacaran itu dosa. Apa yang musti dipikir lagi, segera amputasi tuh pacar kamu. Sakit emang, tapi sakitnya bisa diobati kalo kamu bisa merasakan juga gimana adzab yang bakalan diterima buat yang getol pacaran. Emang itu adzab-nya bakalan kamu terima di akhirat kelak, tapi paling nggak 'porsekot' nya udah kamu terima di dunia, misalnya kamu dikucilkan dari pergaulan lantaran masyarakat udah tahu kalo kamu hamil diluar nikah, aborsi atau sering digondol laki-laki. Predikat yang dikasih masyarakat juga macam-macam, mulai dari wanita panggilan lah, udah nggak perawan lah, ini lah, itu lah. Wis, pokoke uuulek puoll !!!
Sobat muslim. Kita ingatkan neh, kamu adalah muslim, tentu bedakan dengan tetangga, teman kamu yang bukan muslim. Beda yang paling kentara adalah kalo kamu udah pernah mengucap kalimat syahadat yang disitu isinya janji meng-esa-kan Allah dan yakin bahwa Muhammad adalah Utusan-Nya. Janji itu bakalan diminta pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Kalo selama di dunia kamu nggak pernah pegang janji itu, malahan melecehkan Allah dan Rasul-Nya dengan menolak aturan-aturan Allah, salah satunya menolak diatur untuk tidak pacaran. Maka simak nih, firman Allah :
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih" (TQS. Ali Imron 77).
Kenapa Harus Selebritis???
Jadi seleb, kali aja jadi dambaan semua orang, termasuk konco muda di negeri ini. Apalagi yang dijamin kerontang pemahaman agamanya, ketika ada agenda macam AFI alias Akademi Fantasi Indosiar dan juga Indonesia Idol. Kontan aja mereka serbu. Sampe-sampe Indonesian Idol yang nongol di RCTI, udah menutup pendaftaran karena jumlahnya yang udah kelewat batas, meski sebenarnya tanggal pendaftaranya belum abis. Padahal kalo sobat tahu, acara itu hasil jiplakan American Idol yang juga ditayangin di teve yang sama. Latah nggak sih !?!?
Jadi seleb, kali aja jadi dambaan semua orang, termasuk konco muda di negeri ini. Apalagi yang dijamin kerontang pemahaman agamanya, ketika ada agenda macam AFI alias Akademi Fantasi Indosiar dan juga Indonesia Idol. Kontan aja mereka serbu. Sampe-sampe Indonesian Idol yang nongol di RCTI, udah menutup pendaftaran karena jumlahnya yang udah kelewat batas, meski sebenarnya tanggal pendaftaranya belum abis. Padahal kalo sobat tahu, acara itu hasil jiplakan American Idol yang juga ditayangin di teve yang sama. Latah nggak sih !?!?
Harta yang bejibun, fans yang selalu memujanya, kayaknya bikin remaja ngiler juga untuk mencicipi dunia selebritis. Ya, langkah apa aja akan mereka lakukan, senyampang itu bisa membikin dirinya nongol di layar teve. Satu, dua harta atau bahkan berharta-harta akan mereka abiskan, toh itu akan keganti dengan gajinya sebagai selebritis. Itu kali, sebagian khayalan paramuda kita. Bener atau nggak, entar kita lihat hasilnya aja ya ?
Sobat, sebenarnya festival macam AFI atau Indonesian Idol, bukan barang baru di negerinya Cecep ini. Taruh aja conto, misalnya dulu ketika ada casting pemeran sinetron Ada Apa Dengan Cinta. Remaja kita berduyun-duyun mendatangi production house, yang ngadain casting itu. Dan ada juga dulu, waktu ada casting bintang iklan sabun, remaja puteri kita gembira menyambutnya. Tapi malah buntutnya casting bintang iklan tersebut, bermasalah. Soalnya para calon bintang yang udah berjibaku melepaskan kain yang menutupi tubuhnya, eh ternyata disalahgunakan ama production house-nya, gambar-gambarnya nampang rame-rame di situs internet. Wacaw !!!
Ikut Festival ? Pikir Dulu Deh
AFI begitu membahana dan mengena di hati masyarakat kita. Bahkan buat menyemarakkan acara itu, digelar Diary AFI yang ditayangin tiap sore di Indosiar. Nggak cukup itu, para mantan finalis AFI yang tereliminasi atau tersingkirkan, bahkan namanya makin berkibar. Dan lebih hebohnya lagi, biar tambah kelihatan legal dan semarak, tiap para calon bintang itu menunjukkan kemampuannya yang ditayangin tiap malam minggudi Indosiar, disitu hadir para komentator yang diambil dari para senior mereka di bidang musik, sebut saja Trie Utami misalnya. Sampe akhirnya muncul satu jawara AFI.
Nggak ada yang baru sih, sebenarnya dari AFI. Festival gituan dari tahun ke tahun, pasti habisin duit yang nggak sedikit, tenaga yang nggak kecil. Tapi apa mau dikata, begitulah budaya masyarakat kita. Suka boros kalo untuk acara yang miskin manfaat bin maksiat, tapi seret banget kalo untuk acara yang sebenarnya banyak manfaatnya.
Tentu kalo dana para produser, sponsor dan dermawan dari acara festival itu, diarahkan untuk penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue itu lebih banyak manfaatnya. Atao kalo dana itu dialokasikan untuk bikin acara dakwah yang meriah dan menggugah, pasti ada manfaat yang bisa didapat dari situ. Ya nggak ?
Setuju atau nggak, yang jelas polling Imud membuktikan ketika dilayangkan pertanyaan kepada para responden "Kalo ada ajang/festival untuk jadi seleb ikut nggak?", 71 responden menjawab nggak ikut, dan sisanya 17 orang menjawab ikut. Polling yang mengambil metode SMS, email ini, juga menanyai responden tentang keinginannya jadi seleb. Jika dibandingkan antara yang ngebet pengin jadi seleb dengan yang tidak ada 67 : 21, yaitu 67 orang menjawab tidak pengin jadi seleb dan 21 menjawab kepingin. Ih..garing khan.
Sobat, kita nggak ngelarang kamu mau jadi seleb. Tapi cuman kita kasih pertimbangan. Pikir seratus atau bahkan seribu kali untuk mewujudkan keinginan kamu itu. Sebab udah banyak toh, pengalaman para selebritis senior kamu yang udah duluan kesohor. Ada yang rumah tangganya berantakan, setelah menikah sekian tahun bahkan udah dikarunia anak, sebut aja mbak Itje Trisnawati Alya Rohali, Desy Ratnasari, Novia Ardana, Elma Theana, dll. Ada juga seleb yang rela pindah agama alias murtad, kenal khan ama Nafa Urbach. Atau nikah dengan lelaki non muslim, dia adalah Ira Wibowo-Katon, Nia Zulkarnaen-Ari Sihasale.
Emang bener, masalah kayak gitu bisa aja menimpa para seleb ataupun yang bukan seleb. Tapi apa lantas kita menyalahkan seleb-nya ?. Jelas nggak dong. Manusiawi sekali kalo semua orang punya masalah, termasuk para seleb. Tapi sobat tahu nggak, salah satunya kenapa para seleb itu bercerai adalah karena profesinya sebagai seleb. Misal, gosip yang terhangat soal perceraian Itje-Edi Sud. Disulut karena Edi nggak setuju Itje selalu pulang malam dengan alasan manggung. Demikian pula dongeng perceraian Elma dengan suaminya, karena katanya ada kehadiran orang ketiga, yang dikabarkan dekat dengan Elma.
Well, kawin-cerai, WIL-PIL selalu jadi bumbu masalah bagi seleb. Eh, sobat pernah kepikir nggak kalo kawin-cerainya para seleb itu di festival-kan, wuih bakalan rame dong. Bukan aja para seleb itu malu menaruh muka, bahkan (maaf) menaruh pantat aja mereka malu. Tul nggak ?
Ya, kalo kita coba berpikir positif aja. Apa sih yang bisa kamu
tau kita dapatin dari festival atau kalo nanti kamu jadi seleb. Apa kamu berpikir, "aku akan jadi selebritis yang baik, beriman, bertakwa dan selalu menjalankan perintah-Nya" (Jiele...kayak mo khotbah aja). Masalahnya nggak segampang itu friend, sebab jaring-jaring selebritis akan menjerat kamu sedemikian rupa, sehingga kamu ingin lepas aja akan terasa sulit. Sulit, emang karena udah sistemnya diatur demikian. Dan sulit karena emang udah terlanjur enak jadi seleb. Nggak percaya ? Jangan dicoba !!!
Jadi Seleb = Bahagia
Tunggu dulu, buat kamu yang udah kejebak ama pemikiran bahwa jadi seleb, dijamin bahagia atau bangga. Kayaknya pemikiran itu harus delete dalam benakmu. Pasalnya, seperti udah dijlentrehkan diatas tadi, banyak kaum seleb yang ngerasa nggak sukses rumah tangganya meskipun karirnya sebagai selebritis jauh lebih sukses.
Salah besar, kalo harta udah menumpuk, banyak orang memuja, kebahagiaan tinggal nunggu waktunya saja. Kebahagiaan tidak identik dengan harta dan pujaan. Banyak seleb kaya, toh akhirnya nestapa di akhirnya. Michel Jackson, King of Pop ini, terakhir dikabarkan terpaksa harus menjual barang koleksianya, bahkan melelang album-albumnya.
Buat sobat yang demen nonton telenovela bakal hafal ama Bety La Fea yang diperankan ama Ana Maria Orosco. Gara-gara ketenarannya di telenovela yang sukses di Amerika Serikat dan Amerika Latin itu, Ana Maria terampas kebahagiannya. Sebab hampir tiap hari dia harus menghindari dari kejaran wartawan dan penggemarnya, bahkan sampe stres. Karena saking stresnya, teman-teman syutingnya mengeluhkan Ana Maria yang sering terlambat ngikutin jadwal syuting.
Sangat manusiawi sekali, kalo kepengin dipuja atau dipuji orang. Tapi berharap terus dipuja dan dipuji orang, justru bikin kita nggak ikhlas dalam beraktivitas. Jika kita selalu berharap dihormati, maka kita akan merasa terpenjara dengan rasa hormat itu. Atau ketika kehormatan itu tidak jua datang, kita akan kecewa dan sakit hati, akhirnya menyalahkan orang yang tidak menghormati kita.
Kebahagiaan tidak selalu datang ketika kita dipuja orang. Banyak orang memuja Inul Daratista, karena aksi goyang ngebornya yang hot banget. Jangan dikira Inul bahagia, di lubuk hatinya paling dalam ia merasa gelisah, karena banyak orang juga yang memprotes goyangannya bahkan notabene para ulama juga.
Argumentasi ini akan lebih kuat kalo kamu coba ikutin jawaban responden seputar pertanyaan "Menurutmu, bahagia/bangga nggak sih jadi seleb?" Ternyata, hampir separo lebih atau pasnya sekitar 71 orang menjawab "nggak janji deh", yang sisanya 17 responden menjawab sebaliknya.
Lalu dimana kebahagiaan itu ? Ok, untuk ngejawab pertanyaan itu, coba kita renungi hidup kita ini. Bukankah hidup kita di dunia ada akhirnya, dan kemana sih akhir kehidupan kita? Ibarat perjalanan yang musti ditempuh, jika ditengah perjalan kita tergoda dan terlena, hingga akhirnya kita lupa pada tujuan perjalanan kita sebenarnya. Sobat, tujuan akhir perjalanan hidup kita adalah akhirat. Maka kebahagiaan yang sejati adalah di akhirat kelak. Nah, gimana kita bisa mendapatkan kebahagiaan di akhirat jika didalam perjalanan menuju kesana, kita tidak mengusahakan jalan yang benar yang diambil dari syariat Islam.
Sobat, ingat firman Allah :
"Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hatimu semuanya, akan dimintai pertanggung jawaban" (TQS. Al-Isro 36)
Coba Bercermin, yuk !!!
Seberapa hebatnya sih jadi seleb, sampe harus ngeluarin berduit-duit ? Coba, sobat buka lagi majalah, koran atau buka situs internet yang disitu nampangin berita tentang selebritis. Harusnya berita itu jadi cerminan bagi kita yang ngebet banget pengen jadi seleb. "Emang kenapa ?" Ya, kebobrokan moral, perilaku nggak Islamy justru ditunjukkan oleh para seleb yang notabene mereka bergama Islam. Kalo para seleb menunjukkan jati dirinya sebagai seorang muslim saja kagak becus, apalagi ngasih contoh yang bener soal moral dan tingkah laku yang bener, lebih nggak becus lagi khan.
Ya, emang bener sih, kalo tingkah laku bejat itu nggak hanya milik selebritis atau nggak harus jadi selebritis kalo mau bertingkah laku bejat. Tapi kenapa harus seleb ? Jawabanya, bisa kita reka-reka sendiri, karena seleb sebagai public figure alias orang yang selalu jadi pusat perhatian. Mungkin persoalannya nggak akan serumit itu, kalo yang bertingkah laku bejat itu Si Bejo, tetangga sebelah kita, karena emang Bejo, hanya anak kampung. Kita tinggal datangin dia, trus dinasehatin, bisa jadi selesai masalahnya. Tapi kalo seleb yang bertingkah laku bejat, wah sebelum ada yang bilang itu bejat, udah pasti bejibun yang bakalan niru kebejatannya. Idih, jangan sampe deh !!!
Sekali lagi ini hanya sekedar conto. Sobat tahu khan Faisal, bintang sinetron Cinta SMU terakhir dikabarkan harus masuk bui menjalani masa percobaan tahanan 30 hari, karena kasus pemerkosannya terhadap seorang cewek (Insert, 18/03/04). Artis Sukma Ayu yang main di sinetron Kecil-Kecil Jadi Manten, dikabarkan berfoto mesum dengan mantan pacarnya, Bejah yang personil The Fly. (Cek & Ricek, …/02/04). Rasional sekali, kalo orang mengatakan tingkah laku kayak gitu adalah bejat. Tul nggak ?
Sobat, bukankah tiap hari kita bercermin. Apa sih yang bisa kita liat di cermin itu? Tentu muka kita yang mungkin aja udah ditumbuhi kumis, bagi yang masih pengin tampil baby face, maka buru-buru aja ambil cangkul, eh….maksudnya pisau cukur, untuk merapikan kumis kita. Demikian juga yang cewek, begitu ngeliat jilbab dan kerudungnya udah rapi jali, mukanya udah dipakain bedak, tapi koq pipinya kurang merah, asal aja biar merah, pipinya sendiri dicubitin…he..hee..heee
Nah, demikian pula kalo kita bercermin terhadap tingkah laku kita. Udah banyak yang benar sesuai syariat belum? Kalo emang udah sesuai, ditambahin atau paling nggak dipertahankan. Persoalannya kalo nyatanya tingkah laku kamu belum banyak yang bener, tapi udah berani-berani mau conto tingkah laku yang nggak bener juga dari para seleb. Khan berabe. (luky)
Wallahu'alam
Dari mana datang nya PACARAN?
Yang jelas datangnya bukan dari sawah turun ke kali. Ide pacaran bisa diemban siapa saja, mulai dari ABG sampai kepada orang tua pun bisa mengusungnya, meskipun bentuk dan implementasinya beda satu sama lain. Pacaran atau bahasa kerennya free sex, atau seks haram tidak dikehendaki oleh Islam. Namun kalau kita melihat ada sebagian yang masih menjujung tinggi nilai-nilai pacaran (baca : mengagumi), sebenarnya mereka salah dalam pengimplementasian cinta. Cinta, lima kata itu, memang kadang membuat dilema, betapa tidak karena cinta itulah akhirnya ABG atau siapa saja mulai siap memasuki dunia pacaran. Yang jelas datangnya bukan dari sawah turun ke kali. Ide pacaran bisa diemban siapa saja, mulai dari ABG sampai kepada orang tua pun bisa mengusungnya, meskipun bentuk dan implementasinya beda satu sama lain. Pacaran atau bahasa kerennya free sex, atau seks haram tidak dikehendaki oleh Islam. Namun kalau kita melihat ada sebagian yang masih menjujung tinggi nilai-nilai pacaran (baca : mengagumi), sebenarnya mereka salah dalam pengimplementasian cinta. Cinta, lima kata itu, memang kadang membuat dilema, betapa tidak karena cinta itulah akhirnya ABG atau siapa saja mulai siap memasuki dunia pacaran.
Cinta itu sendiri adanya pada diri manusia adalah natural/alamiah, merupakan pemberian dari Allah sebagai potensi kehidupan bagi manusia, yang merupakan perwujudan dari naluri manusia berupa naluri untuk meneruskan keturunan (gharizatul nau). Adanya cinta pada diri manusia tidak akan dihizab, sebab itu adalah qadha' (keputusan) Allah, orang ingin bercinta itu wajar/normal, sebab dalam dirinya memang ada naluri itu. Tapi yang akan dihizab oleh Allah adalah kemana si empunya naluri menggerakkan naluri dan kepada siapa diberikan cinta itu. Oleh sebab itu Islam sendiri sebagai dien yang fitrah bagi manusia, tidak melarang orang yang mempunyai cinta, tapi perwujudan dari cintanya itu yang akan diatur oleh Islam, dan aturan Islam oleh Allah, sendiri memang sudah pas untuk "porsi" manusia, sehingga syara' menetapkan aturan tertentu dalam mewujudkannya sehingga perbuatan seorang muslim diharapkan tidak menyimpang dari aturan syara. Jadi Islam tidak melarang cinta itu sendiri tapi perwujudan dari cinta itu yang diatur (dilarang dan dianjurkan).
Yang dialami oleh para pengusung ide pacaran itu adalah kesalahan dalam mewujudkan cinta itu. Dimana sebenarnya cinta yang merupakan alamiah pemberian dari Allah oleh pacarawan dan pacarawati diselewengkan, artinya pada orang yang pacaran itu ada unsur tidak wajar terjadi disitu, yaitu unsur paksaan, memaksakan cinta yang sebenarnya fitrah itu kepada seseorang yang dianggap dicintanya, meski sesungguhnya orang yang katanya dicintainya itu tidak dicintainya, akhirnya karena ada paksaan dari dirinya atau dari luar dirinya akhirnya cinta itu jadi ada tapi berupa paksaan, seperti pepatah jawa "tresno jalaran saka kulino" (cinta itu datang karena keseringan/paksaan)
Ketidakwajaran yang lain dari cintawan dan cintawati yang mewujudkan cintanya lewat pacaran adalah menjadikan orang yang dicintainya sebagai tujuan, sehingga apa saja yang terjadi dengan cinta adalah pacaran jawabannya. Orang yang sedang merasakan falling in love ditambah lagi first love cenderung mengindahkan sesuatu yang sebenarnya tidak indah, mengenakkan sesuatu yang kadang tidak enak, sehingga bisa saja taek kucing rasa coklat. Orang yang bercinta dan berwujud dalam pacaran akan cenderung buta "love is blind" ungkapan semacam itu sering muncul, apa yang terjadi selanjutnya adalah ATLANTA (aku terlanjut cinta), sehingga karena atlanta itulah, akhirnya rela diapa-apakan sama si pacarnya, buktinya ? banyak sekali buktinya. Yang terjadi sekarang adalah orang cenderung menyalahkan cinta itu sendiri, tapi pacaran itu sendiri masih mengalami kerancuan dalam definisi bahkan dilegemetasi seperti sinetron "PD" dan sinetron lainnya agar terasa pacaran itu diperoblehkan dalam Islam.
Ada yang mengambil pacaran sebagai jalan untuk mengenal lawan jenisnya yang entah nanti diteruskan dalam bentuk keluarga atau tidak, artinya bisa saja orang pacaran karena ingin menguji pacarnya apakah dia setia/ cinta atau tidak, lalu akhirnya terjadilah hamil diluar nikah. Kalau sudah begitu orang tua juga akhirnya kalang kabut, ada orang tua yang diam dengan pelecehan seksual tersebut, mungkin sebab malu, karena anak yang diharapkan bisa ikut membantu orang tua meringankan bebannya dengan tidak pacaran malah justru terjadi trouble maker semacam itu. Ada juga ortu yang karena takut akhirnya tidak melaporkan kejadian itu pada yang berwajib, takut diancam keluarga si pemerkosa atau takut justru nanti anaknya malah gila atau stres karena ada tekanan dari masyarakat. Ada juga ortu yang karena ketidaktahuan akhirnya membiarkan masalah itu terjadi begitu saja, kalaupun nantinya anaknya melahirkan dari hubungan seks haram itu ya tetap saja dibiarkan hidup tanpa ada resiko sama sekali tentang hukuman yang bakal diterima si pezina, nah yang seperti ini diidap oleh ibunya Dini yang diperankan Lydia Kandow.
Apa Alasan Remaja Berpacaran?
Sebut saja Rendy, anak laki juragan kambing yang tinggal di perumahan elit kota ini. Wajahnya cool,badannya tegap dan berotot. Dengan penampilannya seperti ini, Rendy jadi idola di sekolahan. Jangan heran kalo pesonanya itu bisa membuat puluhan anak cewek merasa kudu bersaing untuk mendapatkan cintanya.
Cinta dari seorang pria yang nyaris sempurna. Tentu,kalo kesempurnaan manusia hanya diukur dari bentuk luarnya; tubuh, wajah, dan pakaian yang membalut kulitnya. Tampang Rendy memang oke. Dengan kata lain, cowok putih manis ini punya semacam bargaining power(cieee..), untuk bisa pasang pesona. Artinya, nggak malu-maluin kalo berlomba untuk jual pesona dengan anak cowok lain. Boleh dibilang, Rendy memiliki segalanya; wajah kece, bodi keren, pakaian oke punya, dan duitnya kayak nggak pernah abis. Lihat aja dompet doi tebel terus. Maklum, bokapnya tajir banget sebagai jurkam alias juragan kambing.
Seperti kebanyakan remaja lainnya, Rendy juga udah berani deket-deketan ama anak cewek. Maksudnya tentu bukan deket-deketan kayak lagi naik angkot, tapi doi udah berani nge-date. Nah, gebetan Rendy ternyata keren juga, Non. Lolita, nama anak gadis itu. Ia emang kesengsem berat ama Rendy. Pun sebaliknya, Rendy juga ngebet banget pengen jadian sama Lolita yang emang teman satu sekolahnya. Klop. Jadilah, dua insan lain jenis ini mengukir kisah cinta. Dengan latar belakang kehidupan yang nyaris kayak dalam cerita novel atawa sinetron, Rendy-Lolita jadi favorit di sekolah.
Akhirnya, atas keputusan beberapa orang teman sekolahnya, mereka dinobatkan sebagai pasangan paling romantis tahun ini. Pokoknya, kalo ada anak sekolah yang mau seru ama pasangannya, buatlah seperti contoh; Rendy-Lolita.Sampai suatu ketika, pasangan "favorit" ini bubar.
Apa sebab? Lolita hamil dan Rendy nggak mau bertanggungjawab. Lolita bingung, sebab ia harus memilih di antara dua pilihan sulit baginya; membesarkan anaknya dengan risiko putus sekolah dan menanggung rasa malu atau, melakukan aborsi dengan risiko bagi keselamatan dirinya dan untuk melakukan itu ia sudah tahu hukumnya, dosa. Akhirnya, setelah mikir beribu kali, Lolita memutuskan untuk mengaborsi makhluk kecil yang tak berdaya itu. Mungkin karena pertimbangan bahwa ia musti meneruskan sekolah dan biar nggak malu. Sementara Rendy, ternyata doi bukanlah tipe lelaki jentel. Buktinya, doi berlepas tangan, bahkan konon doilah yang membujuk Lolita supaya melakukan aborsi. Alasannya, doi kudu lulus sekolah, kudu bisa kuliah, dan yang pasti memang belum siap jadi ortu. Nah, lho.
Inilah satu kisah tragis akibat pacaran. Masih banyak kisah serupa yang berawal dari hubungan haram ini. Seperti yang udah banyak disinggung di buletin ini.Kita nggak pernah bosen untuk ngingetin, bahwa pacaran itu adalah pintu menuju zina. Hampir di setiap kesempatan kita juga mengkampanyekan, bahwa pacaran adalah perbuatan haram dan wajib dihindari oleh setiap orang yang merasa dirinya Muslim. Pacaran adalah sarana menuju seks bebas. Iya kan? Sebab pacaran sendiri adalah gaul bebas, maka biasanya ada hubungan yang sangat erat, dan nggak heran kalo kemudian
melakukan seks bebas. ih?
Hubungan Rendy-Lolita yang kelewat hot dalam kisah fiktif di atas akhirnya berbuah malapateka. Yang rugi keduanya dan kedua ortunya. Udah gitu, dampak sekunder akibat gaul bebas ini makin tambah runyam; aborsi,kekacauan nasab (garis keturunan), dan penyakit menular seksual. Ih, serem amat ya?
Sekadar tahu saja, korban-korban akibat seks bebas yang kena PMS ini sudah ada sejak dulu. Bahkan orang-orang top di jamannya; seperti gerombolan Columbus, Julius Caesar dan Cleopatra VII, Raja Charles V, Charles VII, Raja Henry VIII, lalu Edward VI, Peter Agung, Katarina Agung, hingga Benito Mussolini, Napoleon Bonaparte, dan Adolf Hitler adalah tokoh-tokoh dunia yang terkenal sebagai penderita penyakit kotor sipilis dan gonorhoe. Juga bisa ditunjuk hidung rombongan selebritis Hollywood macam Brad Davis, Rock Hudson, Fredy Mercury, Tony Richardson, dan Ian Charleson. Mereka koit dihantam AIDS.
Itu sebabnya, tradisi jahiliyah ini mesti digugat keberadaannya. Sudah saatnya budaya yang lahir dari peradaban rusak ini diboikot, bahkan seharusnya dihilangkan dari daftar pergaulan muda-muda Islam. Jangan sampe kejadian serupa menimpa adik-adik kita yang mulai beranjak remaja. Pokoknya harus dihilangkan dari benak remaja Islam.
Ya, untuk selamanya. Pacaran di mata remaja Banyak teman remaja yang kalo ditanya tentang alasan mereka berpacaran acapkali memberikan alasan seperti ini: pacaran bisa meningkatkan semangat belajar; pacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan alias bikin hidup lebih hidup; pacaran juga untuk mengetahui pribadi pasangan dari yang dicintainya supaya kalo jadi nikah nggak perlu ragu-ragu lagi; pacaran pun diyakini bisa membawa rejeki nomplok (ih, matre amat?); bahkan ada yang mengaku sekadar iseng doang. Alasan lainnya, ada yang mengakui bahwa pacaran adalah jalan terbaik untuk menemukan cinta sejati alias bisa memilah dan memilih siapa pasangan yang memang oke punya (emangnya sepatu?). Dan seabrek alasan lainnya.
Mari kita bahas alasan-alasan mereka. Pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Walah, kayaknya semut juga ketawa tuh kalo denger. Padahal kenyataan di lapangan sangat berbeda. Teori ama praktik bertolak belakang banget. Kalo emang pacaran bisa menambah semangat belajar, tapi kenapa banyak yang amburadul sekolahnya gara-gara menjalani aktivitas ini? Ingatannya sangat tajam kalo disuruh mengingat nama gacoannya, atau tentang kehidupan pasangannya, dan tentang beragam hal yang berkaitan dengan pasangannya. Tapi kalo ditanya tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia langsung memantul sempurna alias kagak tahu. Tiap malam minggu selalu ada jadwal wakuncar alias waktu kunjung pacar. Lalu kapan mau belajarnya?
Apalagi di sampul bukunya ada foto yang ia sebut kekasihnya. Coba, maksud hati belajar, ternyata malah memandangi terus foto si dia. Di dinding kamarnya, bukannya dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus fisika, matematika, atawa kimia yang emang bikin puyeng, tapi malah banyak ditempeli foto-foto pacarnya. Wah, gimana mau bisa belajar? Padahal, setahu penulis, banyak juga yang semangat belajarnya tinggi tanpa kudu menjalani pacaran. Sebaliknya, waktu sekolah dulu, ada teman penulis yang main api asmara, malah belajarnya tambah berantakan bin terbengkalai. Kalo soal rajin dateng ke sekolah emang bener. Tapi yakinlah, tujuan utamanya bukan untuk belajar, tapi cuma pengen ketemu si dia. Bener kan? Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem aja kena sindir nih.
Alasan lain, pacaran katanya bisa bikin fresh pikiran kita. Aduh biyung, kayaknya perlu diedit lagi alasan ini. Yakinlah, itu cuma mengada-ada aja. Buktinya, malah banyak teman remaja yang dibikin puyeng tujuh keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh menurunkan rumus E=mc2. Salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin ngakak seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein mencret-mencret!
Coba aja, bagi teman remaja yang udah saling mengikat janji, rasa ingin memiliki selalu ada. Makanya, setiap pasangannya jauh, ia rindu. Belum lagi kalo pulang sekolah atawa les malam hari, ada perasaan kalo nggak dianterin, takut kenapa-kenapa. Pokoknya jadi beban deh. Padahal sebelum jadian, boro-boro punya pikiran begitu. Bener nggak? Jadi emang tambah bikin pusing seratus keliling.
Eh, temen remaja muslim, ada juga lho teman kamu yang pacaran dengan alasan untuk mengetahui kepribadiannya, supaya kalo jadian nikah nggak usah ragu en berabe lagi. Ya, siapa tahu, kali aja ada yang nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke juga ya tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, kenyataannya banyak juga yang justru setelah berpacaran sekian tahun, malah bubar dengan alasan nggak ada kecocokan. Itu sih, bilang aja mau coba-coba. Lagipula, itu adalah wujud kepengecutan mereka, sebab, kalo udah nikah mungkin nggak bisa sembarangan mutusin. Makanya bagi mereka yang pengecut, pacaran adalah alternatif untuk coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa bilang goodbye. Celakanya, kalo sampe dicobain luar-dalam, wah? Cowok or cewek yang begitu ketahun banget niat jeleknya. Ih, jangan sampe deh kamu juga begitu rupa.
Lagian, kalo alasannya adalah untuk mengetahui info tentang doi, tanya aja sama temannya yang yang emang udah akrab dan bisa dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya. Beres kan? Nggak sulit kok. Alasan teman kamu yang model begini bisa kita mentahkan. Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran, malah bahagia-bahagia aja tuh dalam rumah-tangganya.
Sobat, bagi kamu yang laki, pacaran juga bisa nguras dompet kamu, lho. Dan tentu bagi yang cewek ketiban rejeki nomplok; dijajanin, main ke tempat hiburan, dibeliin baju, dan seabrek "gula-gula" lainnya. Soalnya, malu dong kalo kebetulan ketemu sama teman lain, pas kamu lagi jalan sama pacar terus diledekin dengan plesetan syair lagu Iwan Fals: "jalan berdampingan tak pernah jajan-jajan"
Ya, ini namanya cinta terpadu alias terpaksa pakai duit. Fakta ini jadi klop dengan tulisan-tulisan yang suka nemplok di pantat truk, "Senyummu merobek kantongku!" (copeeet kali)
Sikap kita
Kawan, bagi kamu yang masih aktif pacaran, segera melakukan pembenahan; putusin aja pacar kamu. Pelajari Islam. Yakinlah, Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi "begituan" sama hansip).
Bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas ini, hindari segala peluang yang bakal menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam, sering hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal meredam keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya itu. Firman Allah Swt: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS an-Nûr [24]: 30).
Sobat, pacaran adalah salah satu pemenuhan yang salah dari naluri mempertahankan jenis. Sebab, pemenuhan dan penyaluran yang sah menurut Islam adalah dengan menikah. Sabda Rasulullah saw.: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan; tetapi barangsiapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung" (HR Bukhari)
Allah juga menegaskan dalam firman-Nya: "Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya." (QS an-Nûr [24]: 33) Jadi, alasan-alasan kamu yang menjalani aktivitas pacaran semuanya tertolak secara logika, apalagi hukum Islam. Alasan-alasan tersebut hanyalah justifikasi alias pembenaran terhadap maraknya perilaku seks bebas di kalangan remaja. Padahal semua itu dilarang dalam ajaran Islam. Sebab, kita hanya hidup dengan Islam, dan hidup hanya untuk Islam.
Sisi Gelap Pacaran
Hoyaaaa… lagi mojok berdua neh! He.he.. jangan mendelik dong kalo emang ngelakuin. Bo..abo.. banyak juga neh remaja yang punya prinsip mojok terus, gesek terus, en tempel terus ama gandengannya (idih, emangnya truk?). Hmm… aneh bin ajaib memang. Urusan cinta yang diwujudkan lewat pacaran kadang nggak kenal tempat dan waktu. Kalo udah demen, nyosor terus ampe lupa kanan-kiri. Dunia serasa milik berdua doang. Orang lain mah suruh tinggal di planet senen, eh, planet pluto sekalian. Sisi Gelap Pacaran
Hoyaaaa… lagi mojok berdua neh! He.he.. jangan mendelik dong kalo emang ngelakuin. Bo..abo.. banyak juga neh remaja yang punya prinsip mojok terus, gesek terus, en tempel terus ama gandengannya (idih, emangnya truk?). Hmm… aneh bin ajaib memang. Urusan cinta yang diwujudkan lewat pacaran kadang nggak kenal tempat dan waktu. Kalo udah demen, nyosor terus ampe lupa kanan-kiri. Dunia serasa milik berdua doang. Orang lain mah suruh tinggal di planet senen, eh, planet pluto sekalian.
Saking menjamurnya budaya pacaran, di angkot, di pasar, di kereta, di bus, termasuk di sekolah, mudah kamu jumpai remaja yang saling memadu kasih. Lihat juga di taman kota, di trotoar jalan, termasuk di perpus. Perpus? Nggak salah? Suasananya hening lho buat mojok. Kali aja makin hot! Astaghfirullah…
Udah gitu nggak kenal waktu, bisa siang hari, bisa malam hari. Pokoknya gebet terus sampe pagi. Malam hari banyak juga lho yang sok romantis, pake gantian ngitungin jumlah bintang di langit segala, ngobrol ngalor ngidul di bawah sinar rembulan yang jatuh ke bumi, duh kayak di sinetron jadinya (eh, pas meremas jari pacarnya, ternyata jempol semua! Bukan orang kaliii.. Huhuy kebanyakan nonton Kismis tuh!) J
Sobat muda muslim, ngomong-ngomong apa sih definisi pacaran? Kalo orang hukum bilang, pacaran adalah kontrak sosial antara laki dan wanita dalam satu ikatan dengan tujuan untuk menikah. Hmm.. bener nggak sih? Buktinya banyak yang cuma main-main doang. Lha iya, anak SD dan SMP udah pacaran, apa mereka mikir mo langsung nikah? Kayaknya, kata orang Betawi mah, “ kagak nyaket di otak dah!” Pendek kata, nggak masuk akal, sobat.
Sayangnya, pacaran udah jadi tren lho. Jangan kaget kalo ada remaja yang nggak ngelakuin pacaran, bakalan dicap sebagai kampungan, norak, dan super kuper. Sebaliknya, mereka yang jadian mengikat janji sama pasangannya, dianggap wajar karena tuntutan jaman. Wasyah! Apa nggak kuwalik neh?
Memangnya kalo jaman berubah, kita juga kudu selalu berubah? Nggak lha yauw. Kita lihat-lihat dulu. Kalo itu berubah kepada kebe¬naran, ya kita ikutin dong. Tapi kalo ngajak beru¬bah untuk berani maksiat, entar dulu. Tahan.
Ngomong-ngomong soal semen, eh, pacaran, kita jadi kepikiran, bener nggak sih pacaran itu halal? Bener nggak sih pacaran itu banyak ruginya? Emangnya kalo udah pacaran kita boleh ngelakuin apa aja dengan pacar kita?
Ta’ruf, Taqarrub, dan ta’ tubruk
Remaja sekarang pada pinter ngeles lho.. (yang pinter mah..), pake ngedalil segala. Seolah-olah bakal ditolerir agama dengan dalilnya yang asal-asalan itu. Nggak lha yauw. Saat kamu membanting kartu gaple dengan balak enam sambil menyebutkan, “ini rukun iman”, tentunya bukan berarti main gaple jadi kegiatan yang islami lho. Nggak. Begitu pun dengan pacaran. Jangan mentang-mentang aman aja lho kalo kamu berdalih bahwa deketan sama lawan jenis sebagai bagian dari ta’ruf yang diajarkan agama sambil menyitir ayat tentang diciptakannya manusia dalam kultur dan suku yang berbeda-beda, yang tiada lain adalah untuk saling mengenal. Gubrak!
Jelas salah alamat sobat. Kamu yang pacaran dengan mengaku-ngaku lagi ‘ta’ruf’ kayaknya cuma kedok doang deh. Memangnya kalo pengen kenalan dengan lawan jenis itu kudu nempel terus dan berduaan aja?
Ada teman kamu yang ngelakuin pacaran kok kayaknya seperti udah jadi suami-istri. Nyebutnya aja “mamah-papa”. Itu dilakukan demi mengenal lebih dalam karakter masing-masing. Kata mereka, dengan semakin dekat kita berhubungan, semakin mengetahui kebiasaan pasangannya; mudah marah apa nggak, suka rewel atau justru asyik-asyik aja, kalo makan gembul apa nggak (harus bisa mengontrol jatah beras neh! He..he..he..), kita jadi tahu makanan kesukaannya, ngeh minuman favoritnya, dan sebagainya.
Nah, kalo udah cukup ‘kenal’ luar-dalam, bisa jadi gampang juga untuk deketan. Pengen lebih deket, makin deket, dan deket banget. Nggak heran, awalnya cuma mau temenen, eh, malah demen? Kalo udah kecantol begitu, setiap pasangan jadi nggak ragu untuk membuka diri. Hmm… jangan kaget kalo akhirnya nggak cuma berani kirim SMS or e-mail dong, tapi mulai coba dengan yang lebih iteraktif; nelpon. Bagi mereka yang udah kebelet (emangnya mo buang hajat?), pengennya deketan terus. Dalam kondisi seperti itu, udah berani main ke rumah atau ngajak jalan bareng ke mana mereka suka. Sebab kata orang, cinta terasa makin kuat justru kalo berjauhan. Sebuah kenyataan yang bertolak belakang dengan efek doppler yang justru kekuatannya makin terasa lemah jika saling menjauh (moga kamu inget salah satu kajian dalam ilmu fisika ini).
Sobat muda muslim, hati-hati deh. Kalo udah ‘ta’ruf’ dan pengennya ‘taqarrub’, sangat boleh jadi akhirnya ‘ta’ tubruk’ alias main nyosor terus. Pikirnya, mana ada ku¬cing yang ta¬han jika mangsanya ngasih pelu¬ang. Mana ada yang ta¬han godaan kalo udah lengket-mas¬ket begitu. Bener, pake prinsip manajemen lagi; sedikit bicara banyak bekerja. Nggak ada jaminan deh kalo udah nempel begitu tanganmu nggak gerilya kemana-mana. Yee.. jadinya antara nafsu dan cinta jadi bias. Gubrak, itu namanya peluang untuk saling ‘menubruk’ makin terbuka. Jadi jangan bingung kalo kemudian kamu bisa baca di koran tentang seks bebas remaja ibu kota, juga tentang angka aborsi yang kian meroket, dan menularnya PMS (penyakit menular seksual). Hih, syerem abis!
Ruginya pacaran
Kamu kudu ngeh juga soal yang satu ini. Rugi di akhirat udah jelas. Rugi di dunia juga sebetulnya sejelas siang hari. Cuma, bisa dinetralisir dengan ‘kenikmatan’ yang langsung didapat. Dasar! Pengen tahu lebih detil? Mari kita tunjukkan.
Pertama, pacaran diduga kuat bikin kantong bolong (biasanya untuk anak cowok). Gimana nggak, kamu jadi kudu nyiapin anggaran lebih; selain buat diri kamu, tentunya biar disebut care ama yayang-nya, kalo jalan kudu punya pegangan. Malu dong kalo jalan nggak punya duit. Entar diledekin pake plesetan dari lagunya Bang Iwan Fals, “Jalan bergandengan tak pernah jajan-jajan…” (he..he..). Itu sebabnya, anak cowok kudu nyiapin segalanya buat nyenengin sang pacar. Iya dong, masak makan sendirian kalo lagi jalan bareng? Emangnya pacar kamu obat nyamuk dianggurin aja? So, pastinya kamu bakalan kena ‘roaming’ terus (backsound: rugi dah gua..).
Tapi jangan salah lho, bisa jadi anak cewek juga kudu nyiapin dana (kalo nggak minta ke ortu nodong sama pacarnya—he..he.. teman cowoknya kena juga deh). Buat apa? Huh, tanpa komunikasi, rasanya dunia ini sepi, bro! buat beli pulsa HP, terus sekarang kan jamannya inter¬net, ya untuk chatting atau kirim-kirim e-mail cinta. Huh! Pacaran berat diongkos namanya. Bener-benar terpadu, alias terpaksa pake duit!
Kedua, bisa kehilangan privasi lho. Iya lah, kamu baru bisa nyadar kalo kamu udah putus sama yayang kamu. Betapa kamu waktu itu udah memberikan informasi apapun sama kekasihmu. Rahasia luar-dalam dirimu bisa kebongkar tanpa sadar. Celakanya, banyak pasangan yang akhirnya putus. Nggak ada jaminan kan kalo akhirnya pacarmu cerita sama yang lain setelah putus sama kamu? Atau… bisa juga putus sama kamu karena udah tahu kebiasaan jelek kamu (koor: kasihan deh eluh!..)
Ketiga, menggangu aktivitas produktif. Iya lah. Sebab, pikiran kamu manteng terus ke si dia. Inget terus sama doi. Maklumlah, bagi kamu yang kena ‘sihir’ kasmaran, pastinya inget terus sama doi. Kayaknya nggak rela kalo sehari aja nggak ketemu or denger suaranya. Nggak afdol kalo tiap jam nggak dapetin update info soal doi (emangnya situs berita? He..he…). Persis kayak pelajar yang saban harinya makan sambel melulu, katanya sih bisa bodoh. Lho? Iya, kalo ‘kerjaan’ makan sambel itu membuat doi lupa belajar (he..he..he..). Nah, pacaran disinyalir bisa membunuh produktivitas kamu. Hari libur joss terus sama pacar kamu; ke tempat rekreasi, ke mall, dan sekadar jalan-jalan nggak jelas juntrungannya. Padahal, bisa dipake untuk istirahat or kegiatan bermanfaat seperti olahraga, ngelancarin belajar ngaji, menghadiri kajian keislaman, dsb. Tul nggak?
Padahal hari biasa juga dipake ngedate terus sama gebetan kamu. Kagak ada matinya. Jadi produktivitasnya berubah. Tadinya mantengin pelajaran dan kegiatan bermanfaat lain, pas pacaran jadi mantengin yayang-nya. Apa itu nggak bikin kamu jadi kismin, eh, miskin produktivitas? Aduh, celaka banget deh!
Keempat, rentan untuk sakit hati. Bener. Kegembiraan bisa berubah jadi kesedihan. Maklum, namanya juga baru pacar, belum ada ikatan kuat yang bisa melindungi kamu berdua. Jadinya, gampang banget untuk putus. Cuma soal perbedaan kecil bisa jadi api yang membara. Ujungnya, putus deh. Kalo udah putus cinta, aduh, sakit rasanya. Bener. Perlu kamu pahami, kebanyakan orang berpacaran adalah petualangan. Jadi, bukan untuk melanggengkan ikatan itu, tapi justru masih cari-cari kecocokan. Bahaya!
Kelima, jangan bangga dulu punya pacar yang tampilannya oke punya. Senyuman mautnya bisa menenangkan kamu, sekaligus bikin gelisah. Siapa sudi kalo punya cowok mata keranjang? Nggak bisa teteg di satu hati. Masih nyari penyegaran dengan akhwat, eh, cewek lain. Siapa tahu malah kamu yang jadi ‘sephia’-nya. Cewek lain justru kekasih sejatinya. Gubrag! (suara satu-suara dua: kasihaaan deh kamu…).
Keenam, beware alias waspadalah! Kejahatan terjadi bukan karena niat pelakunya saja, tapi juga karena ada kesempatan (hei! kok kayak Bang Napi sih? He..he..he.). Gaul bebas bisa bablas euy! Kalo kamu udah saling lengket, jangan harap akal sehat kamu dipake untuk mikir bener. Justru kamu malah bimbang dengan ‘suara-suara’ yang ngomporin supaya melakukan “begituan”. Pastinya kamu nggak mau dong kayak kasusnya Eno Lerian yang menikah karena udah hamil duluan; Married by Accident! Naudzubillahi min dzalik!
Tahan nafsu dong...!
Ingat-ingat pesan Allah dan Rasul-Nya. Jangan mengklaim kebenaran dengan ukuran kamu sendiri. Bahaya. Kamu bisa aja ngasih alasan bahwa pacaran adalah menyenangkan. Itu hak kamu. Tapi jangan salah, kalo kebenaran diserahkan kepada semua orang, bisa berabe. Itu sebabnya kudu ada patokan. Apalagi kalo bukan aturan Allah dan Rasul-Nya. Betul?
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan yang ter¬cela dan jalan yang buruk,” (QS al-Isra [17]: 32)
Dari Jabir ra, Rasulullah saw. berkata, “Ingatlah! Janganlah seorang laki-laki menginap di sisi seorang wanita dalam satu rumah, kecuali dia menikahinya atau dia mahramnya.” (HR Muslim)
Dalam sebagian riwayat hadits Samurah bin Jundab yang disebutkan di dalam Shahih Bukhari, bahwa Nabi Saw. bersabda:“Semalam aku bermimpi didatangi dua orang. Lalu keduanya membawaku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah bangunan yang menyerupai tungku api, bagian atas sempit dan bagian bawahnya luas. Di bawahnya dinyalakan api. Di dalam tungku itu ada orang-orang (yang terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang. Jika api dinyalakan, maka mereka naik ke atas hingga hampir mereka keluar. Jika api dipadamkan, mereka kembali masuk ke dalam tungku. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min dzalik.
Jadi udah deh, pacaran itu nggak ada untungnya. Banyak sisi gelapnya. Rugi dunia-akhirat lagi. Kalo pun menurut kamu ada untungnya, itu kan baru perasaan kamu aja. Betul? Oke deh, kalo pun itu menyenangkan menurutmu, apa ada jaminan kalo aktivitas kamu bebas dari dosa? Justru, pacaran itu menyenangkan atau tidak menye-nangkan buat kamu, tetep aja haram di mata syariat! Jadi, jangan nekatz berbuat dosa. Waspadalah! n
Bye Bye Maksiat
Join maksiat, OGAH! Tuh yang harus sobat katakan pada para maksiater apalagi kalo sobat sampai ngomong ama mereka sesuatu yang membuat diri berubah. Wouw keren jo. Hei…hei… Dan itu juga yang harus selalu kita ujarkan saat kita diberi menu yang gratis oleh para maksiater. Gimana enggak wong setiap hari aja kita selalu di suguhi yang gitu-gituan. “Jangan ngeres loh ya”. Biasanya kebanyakan dari kita semua jarang ada yang nggelengin kepala saat disuruh gabung, iya kan…. Join maksiat, OGAH! Tuh yang harus sobat katakan pada para maksiater apalagi kalo sobat sampai ngomong ama mereka sesuatu yang membuat diri berubah. Wouw keren jo. Hei…hei… Dan itu juga yang harus selalu kita ujarkan saat kita diberi menu yang gratis oleh para maksiater. Gimana enggak wong setiap hari aja kita selalu di suguhi yang gitu-gituan. “Jangan ngeres loh ya”. Biasanya kebanyakan dari kita semua jarang ada yang nggelengin kepala saat disuruh gabung, iya kan….
Itu di bisa karena sungkan lah, malu lah, nantidikatain ustadz lah dan banyak alasan yang lainnya. So buat temen-temen nih, kita kasih syaran, gimana? Kalo ga mau saya udahan dulu. Mau out (halah..kayak chating aja) he…he… becanda kok. Nih, kita kasi tau khususon buat sobat yang lagi asyik ngebaca sambil berkeringat, maksudnya sumuk karena gua sendiri sumuk abis, he…he…he…hus..kipasan dulu ah.
Nah gini fren, emang sih gaswat banget lingkungan kita sekarang because buanyak banget info-info yang negatif, vulgar abis, miring, nyesatkan dan gaul abis. Ga nyangka, kita nganggep hal itu biasa-biasa aja. Apalagi buat kita para remaja yang lagi muncak-muncaknya pengen tahu segala hal, terus ditawarin secara gratis lagi “wow boleh tuh”, Eit maap, kita lagi ditawarin makan gratisss… lanjut”. Kembali pada tawar-menawar, oleh mereka yang ga pantas kita tiru …. Yang ngemuat budaya-budaya dan kebiasan orang-orang non-Islam. Tul ga. Sangking seringnya temen-temen kita menjadi terbawa arus alias ngenerima dan jadi para maksiater. Contoh, gampang aja.. kamu pasti ga asing dengan istilah Valentine Day, Pesta Ulang Tahun, Open Air, Cheerliar, Joget bareng… macem-macem deh. Fiuh…..Naudzubillah.
Nah, biar kita semua ga ikut kebawa arus and juga bisa nolongin temen-temen kita yang keseret budaya barat, kita harus ngebuat ramuan yang jitu (Dodolan Jamu be’e) dan harus punya kiat-kiat yang mantap untuk membuat anti noda budaya kufur dan kebiasaan buruk, Ok?
Yang Pertama
Nih biasanya sering terjadi pada kita-kita, jarangnya menolak ajakan temen-temen kita yang terbawa arus untuk berbuat dosa. Maksudnya perbuatan yang negatif dengan alasan takut atau sungkanlah “Ello…llho…” …. Gini fren, saat kita di hadapkan ke persoalan yang seperti ini, kita harus berani bilang TIDAK. Karena jika kita ga njawab kita akan diajak terus-terusan. Agar kita semua ga bakal berbuat yang negatif kita peringatkan temen kita, kalo yang mereka lakuin itu salah. Sobat, teman sejati adalah orang yang mau mengingatkan temannya jika berbuat salah, oihs…puitis eba….nget….
Nah, kita semua kudu ngilangin perasaan sungkan atau alasan takut. Apa dan siapa sih yang patut dan harus di takuti serta disungkani kecuali Dia (Allah SWT)?
Allah sudah beri kita jawaban dalam wahyuNya “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran:175). Jawaban yang sangat mulia karena itu firman-Nya sobat.
Yang Kedua
Memang kebanyakan dari kita semua kurang mendalami Islam secara menyeluruh. Heit…kok aneh, padahal kita kan orang Muslim. Padahal Allah SWT udah ngasih kita semua dengan ummat yang terbaik. Coba deh buka QS. Ali Imran: 110, ca…tet. Nah kalo udah gini, kita ya harus belajar Islam secara kaffah, dasar-dasarnya, pemahaman dan aplikasinya. Jangan sampe deh kita kenal Islam cuman ibadah-ibadah ritual doang. Tapi kita semua juga harus tau n ngerti kalo Islam mampu ngatur kehidupan kita. Kan Allah SWT telah memfirmankan wahyu-Nya melalui Rosulullah Saw yang berbunyi “Masuklah kalian ke dalam Islam secara kaaffah (keseluruhan), dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan” (QS. Al Baqarah: 208). Allah sangat perhatian pada kita semua dalam ayat diatas tadi yaitu dalam kata-kata “jangan sampai kita mengikuti langkah-langkah syaithan”. Kita harus sambut dan laksanakan seruan tersebut sobat jangan sampai kesempatan emas ini kita tinggalkan.
Yang terakhir nih yang ketiga
Menggabungkan kesemuanya itu dalam aktifitas kita sehari-hari seperti berani, punya pemahaman yang menyeluruh tentang dasar and aturan tentang Ibadah ritual juga dasar dan aturan tentang kehidupan sehari-hari menurut Islam plus silaturrahim and juga gabung ama orang yang sholeh/sholeha. Agar kita termasuk golongan mereka. Karena hanya dengan seperti itu kita dapat menghadapi permasalahan-permasalahan maksiat yang sangat mengglobal. Kita juga harus berusaha mendalami aturan serta hukum-hukum yang berkaitan dengan permasalahan seperti ini.
Sobat. Mulai detik ini setelah kelar baca, kita harus bertekad berubah demiNya, jangan yang lain lho ya sobat “hay…yo…”.
Say No To "Majalah PlayBoy"
Udah pada denger berita hot minggu ini? Kira-kira apa hayo? Buat yang rajin baca tv plus liat koran, (ups… kebalik ya?) baca koran en liat tv mungkin udah tau soal rencana penerbitan majalah playboy di Indonesia. Kebayang ga sich, kalo rencana itu beneran terlaksana. Bisa-bisa iman remaja kita yang udah lapuk bin reyot jadi ambruk meski ga pake acara badai angin (idih… segitunya). Gimana ga? segala masalah narkoba, tawuran, gaul bebas belon selesai, eh pake acara mo nambah daftar pornografi. Udah pada denger berita hot minggu ini? Kira-kira apa hayo? Buat yang rajin baca tv plus liat koran, (ups… kebalik ya?) baca koran en liat tv mungkin udah tau soal rencana penerbitan majalah playboy di Indonesia. Kebayang ga sich, kalo rencana itu beneran terlaksana. Bisa-bisa iman remaja kita yang udah lapuk bin reyot jadi ambruk meski ga pake acara badai angin (idih… segitunya). Gimana ga? segala masalah narkoba, tawuran, gaul bebas belon selesai, eh pake acara mo nambah daftar pornografi. Padahal tanpa playboy pun, kita gampang banget ngedapetin bacaan yang ga kalah syuur semacam X!, Wow, Liberty, X-Files dan kawan-kawannya. Itu masih yang lokal aja, karena di beberapa toko buku terkemuka, ternyata majalah impor yang isinya masih "saudaraan" ama playboy juga ada. Sebut saja New Weekly, Rolling Stone, ato Maxim, yang kalo kita ngeliat covernya aja udah bikin kaum hawa malu abis, meski itu bukan gambar kita (amit-amit deh).
Ngomongin soal pornografi emang nggak bakal ada habisnya. Hampir saban hari kita disuguhi dengan segala hal yang urusannya nyerempet-nyerempet sama pornografi. Nggak cuman media cetak dan tayangan beragam acara di televisi, dunia maya di internet, vcd atau sekarang bisa juga lewat ponsel, membuat remaja semakin gampang aja menikmati pornografi. Mungkin kita masih inget kasus vcd Bandung Lautan Asmara, casting iklan sabun, tampilan Sophia Latjuba di majalah Popular yang bikin gerah, ato pose "polos" Anjasmara yang semakin meramaikan pornografi di bumi pertiwi ini. Mayoritas berdalih semua itu seni, trus apa bedanya mereka sama kucing tetangga atau ayam sebelah rumah yang tiap hari sliweran di jalan sambil telanjang. Nah, lho!!
Masalah pornografi kian marak seiring dengan dibukanya kran kebebasan pers selama era reformasi. Bagai jamur di musim hujan, berbagai media cetak bermunculan dan berlomba menggaet pembaca demi mendongkrak oplahnya. Emang di satu sisi iklim tersebut menumbuhkan suasana kondusif untuk gemar membaca dan mendidik masyarakat biar lebih pintar. Tapi, di sisi yang lainnya justru menikam akal sehat masyarakat pembacanya-termasuk remaja macam kamu-dengan sejumlah penerbitan yang mengumbar pornografi. Begitulah kebebasan, dia memang ibarat pisau bermata dua. Kalo dulu remaja sembunyi-sembunyi buat ngedapetin dan membaca yang begituan, sekarang justru dijual bebas n laris manis bak kacang goreng. Dan bukannya tanpa efek samping (obat kali!), Banyaknya media berbau pornografi telah dengan sukses meningkatkan angka pelecehan seksual dan perkosaan di negeri ini.
Nah, setelah tahu masalah pornografi yang segitu rupa, nggak mungkin dong kita cuman diem aja ato berpangku tangan. (back sound: ngapain sih mbak, pake repot-repot, yang penting kita kan ga ikutan ngeliat ato ngelakuin yang begituan, nyantai aja lagi) mungkin sekarang kita bisa berpikir kayak gitu. Tapi gimana kalo pada suatu saat kita-remaja putri-yang jadi korban perkosaan orang yang abis liat begituan ato malah kita jadi model hidden cam orang-orang yang ga bertanggungjawab (naudzubillah min dzalik, jangan sampe deh!). Makanya sebelum bener-bener terlambat yuk kita rame-rame membentengi diri dengan banyak-banyak mengkaji Islam. Kenapa? Karena hanya dengan Islam kita jadi tau hitam-putih kehidupan, baik-buruk dan halal-haram aktivitas manusia langsung dari Sang Pemilik Alam ini. Bukankah Allah swt berfirman, "…Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu…" (TQS. al-Maidah : 3).
Sebagai diin yang sempurna, Islam mampu menjawab semua masalah manusia sekaligus ngasih solusinya, tak terkecuali soal pornografi. Kalo banyak seleb bilang belon ada batasan yang jelas tentang porno, termasuk DPR kita sekarang juga masih "bingung" ngebahas RUU pornografi dan pornoaksi, kenapa ga sekalian kita kembali ke Islam. Karena udah gamblang banget, kalo yang namanya porno adalah menampakkan aurat kepada yang bukan muhrim, dan ini berlaku buat laki-laki juga perempuan. Jadi kalo laki-laki keluar rumah ga pake pakaian yang menutup pusar sampe lutut (auratnya), itu namanya porno. Sama halnya kalo perempuan jalan-jalan ke mall tanpa jilbab n kerudung-sebagaimana yang diperintahkan Alloh dalam QS. An-Nur: 31 dan QS. Al-Ahzab: 59-akan termasuk dalam kategori porno. Sepakat dong?!
Pertanyaannya sekarang, apakah masalah pornografi bisa selesai dengan benteng iman dari diri kita aja? Jawabannya adalah nggak. Sekuat-kuatnya iman kita, kalo tiap hari, tiap jam dan tiap detik kita "bergaul" dengan lingkungan yang bebas banget plus porno abis, bisa-bisa benteng kita ikutan runtuh. Artinya, kita juga butuh masyarakat yang kondusif, yang punya kontrol sosial n ngerti Islam. Sehingga ga bakalan lagi tuh beredar berbagai macam bentuk media "panas" yang bisa bikin iman kita koyak. Gimana caranya biar lingkungan kita kondusif ? "…sampaikanlah walau satu ayat…" kira-kira gitu deh bunyi jinglenya Kontes Dai di TPI.
Nah, setelah kamu-kamu pada belajar Islam, buruan tularin apa yang kamu punya ke temen-temen n orang-orang di sekitarmu. Ini aktivitas mulia lho, bahkan Allah memuji pelakunya dalam QS. Fushilat: 33, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim". Ga cuma mulia tapi ini penting banget. Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa, maka saling mengingatkan antara kita sangat diperlukan, sebagaimana firman Alloh: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." (TQS. al-Ashr: 1-3).
Last but not least, kita butuh peran dari pemerintah buat membabat habis yang namanya pornografi. Coz kalo rakyatnya sudah bertaqwa, masyarakat juga "ngeh" sama Islam tapi pemerintahnya mlempem waktu melihat kemaksiatan macam pornografi, ya rusaklah semua. Pemerintah mesti menerapkan Islam plus bertindak tegas kepada siapa dan apa aja bentuk kemaksiatan itu, kecuali pemerintah udah ga peduli ama masa depan bangsa ini (mudah-mudahan ga ya?). Yakin deh kawan, cuman dengan Islam saja kita bisa bener-bener merasa tenteram dan terbebas dari virus pornografi. So, say no to playboy!. (Syamila Hasna) www.islamuda.com
HIJAB - Tolak Ukur Menilai Kepribadian Muslimah Sejati
Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan.... karena inilah kebenaran... inget bro!!!
KEUTAMAAN HIJAB
• HIJAB ITU ADALAH KETAATAN KEPADA ALLAH DAN RASUL.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ يَكُونَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
• HIJAB ITU ‘IFFAH (KEMULIAAN)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ياَ أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أدْنَى أنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
• HIJAB ITU KESUCIAN
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)
• HIJAB ITU PELINDUNG
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalambersabda:
(إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ)
“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain:
(( أيَّمَا اِمْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا سِتْرَهُ))
“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
• HIJAB ITU TAQWA
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ياَ بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S. Al-A’raaf: 26)
• HIJAB ITU IMAN
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman: “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31). Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
• HIJAB ITU HAYA’ (RASA MALU)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
((إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاءُ))
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain:
“Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain:
((الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ))
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
• HIJAB ITU GHIRAH (PERASAAN CEMBURU)
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu 'anhu berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling rajih / terang
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
JANGAN BERHIAS TERLALU BERLEBIHAN
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.
KAMI DENGAR DAN KAMI TAAT
Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan. Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya:
وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرْيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالمُؤْمِنِينَ (47) وَإذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) “
Dan mereka berkata:
“Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Firman Allah yang lain:
إنَّمَا كاَنَ قَوْلَ المُؤْمِنِينَ إذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ (51) وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الفَائِزُونَ (52)
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Q.S. An-Nur: 51-52)
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalamdengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”
sumber: http://li4ni.multiply.com
TTM = Teman Tapi Mesum
Entah dapat insting darimana duo Ratu, Maia Ahmad & Mulan Kwok kemana-mana selalu meng’kampanye’kan TTM lewat tembangnya teman tapi mesra. Dan kayaknya remaja yang selama ini suka ber-TTM ria, seperti dapat angin segar. Wuss..wuss..wuss
Entah dapat insting darimana duo Ratu, Maia Ahmad & Mulan Kwok kemana-mana selalu meng’kampanye’kan TTM lewat tembangnya teman tapi mesra. Dan kayaknya remaja yang selama ini suka ber-TTM ria, seperti dapat angin segar. Wuss..wuss..wuss
Tapi yang jelas, emang kondisi TTM itu sering terjadi di pergaulan remaja. Udah bejibun contoh kayak gitu. Kalo misal lewat film, ada Kuch-Kuch Hota Hai, yang isi ceritanya pertemenan Anjali dan Rahul yang akhirnya jadi demenan. Cerita juga ada di film X-Files, dua rekan kerja sebagai agen rahasia yakni Scully dan Mulder, akhirnya saling jatuh cinta, walaupun mereka kadang mengingkari perasaan itu. Trus, kalo edisi Indonesia, beberapa waktu yang lalu pernah ada sinetron Dari Temen Jadi Demen. Atao kalo soal film lokal, cerita TTM kayaknya jadi pasaran, sebut aja ada Brownies, Lovely Luna, Janji Joni dan seambreg conto laen. Pepatah kuno, witing trisno jalaran teko kulino, (cinta itu tumbuh karena intens bertemu), kayaknya juga udah jadi rumus gaul remaja kita. Kalo mau punya teman yang istimewa, harus berteman dulu, baru demenan. Walah !
Berteman boleh, Asal…
Awas lho, jangan asal ngécap mulut kita, kalo Islam itu kuno bin kolot. Wah, kalo sampe kamu bilang begituan, siap-siap aja unjuk rasa anti Denmark bisa pindah ke rumah kamu. Karena emang, nggak bener kalo kamu nuduh bahwa Islam itu kuno, hanya gara-gara pemahaman kamu yang dangkal tentang islam. Termasuk pemahaman kamu soal pergaulan. Islam nggak ngelarang koq kita bergaul dengan lawan jenis. Bahkan pertemenan atau lebih tepatnya interaksi antar lawan jenis itu nggak bisa dihindari. Misal aja di sekolah, di dunia kesehatan, di pasar, de el el. Pada kondisi seperti itu wajar dong, kalo ada pertemuan cowok-cewek, malah justru kemaslahatan itu nggak akan tercapai, kalo nggak ada interaksi dengan lawan jenis. Tapi gini sobat, interaksi antara cowok n cewek itu berpotensi menimbulkan efek. Mungkin kamu, ngelés “ah, itu khan tergantung orangnya”.
Ok, bisa jadi pada sikondom alias situasi, kondisi dan domisili tertentu, emang tergantung orangnya. Tapi kebanyakan interaksi anak cewek-cowok, apalagi di dukung hembusan angin kebebasan yang makin kencang kayak saat ini, dimana televisi mempertontonkan cara gaul yang nggak islami. Maka wajar bin lumrah tho, kalo akhirnya jatuh pada pergaulan yang nggak Islami. Lagian, kadang ada yang suka cari-cari alasan biar bisa ketemu dengan lawan jenisnya. Bahkan anak cowok ada yang lebih suka ngobrol, curhat dengan anak cewek, demikian sebaliknya. Alasannya sih, curhat dengan lawan jenis itu lebih seru. Maklum aja, anak cewek nyari sosok yang perhatian dan tegar, dan itu nggak didapetin kalo curhat ke sesama cewek. Sementara si cowok, karena dia udah terbiasa di kehidupan ‘keras’, makanya pengin nyelesain masalahnya dengan lebih sedikit berperasaan. Nah menurut mereka jawabannya cuman ada kalo curhat dengan anak cewek. Klop khan? Dengan alasan macam gitu, akhirnya timbulah persahabatan yang kelewat batas. Meski diantara mereka ngaku nggak saling jatuh cinta, tapi karena seringnya berinteraksi, entah itu SMS-lah, telepon-lah, email-lah atau chating, maka itu jadi bukti kuat di pengadilan (jiele..) kalo sudah ber-TTM atao mengarah ke TTM.
Kenapa koq gitu? Alasannya simpel sobat, masing-masing kita, entah itu laki atau perempuan, punya pesona yang bisa menarik lawan jenis. Karena emang dalam diri kita ada namanya naluri untuk suka terhadap lawan jenis. Nah, kalo naluri itu nggak dibendung, eh malah dikomporin dengan ber-TTM ria. Wah, alamat, wes-ewes bablas imané, tinggal Imroné. Tul khan? Karena laki-perempuan ditakdirkan untuk saling tertarik. Boleh jadi yang muncul pertama empati, yang satu ngerasa butuh solusi buat masalahnya, sedang yang satunya ngerasa perlu untuk ngebantu nyelesain masalahnya. Dari empati, muncullah simpati, lalu perasaan suka, dan bukan nggak mungkin kalo akhirnya jatuh cinta dan pacaran. Grobyak ! Awalnya mungkin cuman kirim email, karena si cewek nun jauh disana, di Bogor misalnya. Setelah ngerasa obrolan mereka, frekuensinya koq terlalu jarang. Maka akhirnya janjian chating. Nah, setelah chating koq keluar biaya banyak, soalnya nggak punya internet pribadi. Dilanjutin tuh via SMS. Bahkan akhirnya mereka udah berani telepon-teleponan. Setelah itu akhirnya, hampir tiap detik apa yang dilakuin, selalu diobrolin, sampe-sampe kucing tetangga sebelah mati aja, dicurhatin. Weleh ! Kalo lagi ujian, pergi jauh, sakit atau yang laen, minta didoain. Saling nge-jeam klo pas lagi sholat tahajud, yang titik kulminasinya, terjadi hubungan yang meskipun nggak diakui itu pacaran, tapi kemesraan hubungan itu udah gamblang binti kentara, kalo mereka TTM.
Hubungan laki-perempuan yang kelewat dekat, sampe soal urusan pribadi segala di curhatin, maka itu berpotensi untuk menjurus ke gaul bebas alias pacaran. Karena emang mungkin gaya pacarannya model gitu. Makanya friend, seperti makan, meskipun kita butuh dan boleh makan, tapi tetep khan musti diatur makannya? Demikian juga, meski pun boleh kita berinteraksi dengan lawan jenis, tetep aja ada aturan mainnya. Sehingga disinilah, kita sebagai muslim perlu rambu-rambu dalam bergaul. Rambu-rambu itu bisa kita lihat dalam Al-Qur’an Surat al-Ahzab 59 dan an-Nur ayat 31 tentang perintah untuk berjilbab dan berkerudung bagi perempuan, biar nggak keliatan auratnya, yang meliputi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Karena kalo ngeliat aurat, itu berpotensi untuk memperkuat rangsangan naluri kita. Nggak cuman itu, Islam memerintahkan untuk menundukkan pandangan (QS. an-Nur 30-31), padahal kita tahu kalo pandangan mata itu bisa jadi muqadimahnya perzinaan. Islam ngelarang pria dan wanita berduaan, bersepi-sepian tanpa disertai mahramnya. Dan juga Islam ngelarang aktivitas yang mendekati zina (QS. Al-Isra 32). Di beberapa hadits nabi juga disebutkan, tentang adanya larangan wanita keluar rumah sehari semalam tanpa disertai mahramnya. Larangan bagi wanita, memakai perhiasan berlebihan. Larangan bagi wanita pake parfum berlebihan ketika di tempat umum. Dll. Oya sobat muslim, gaya gaul kayak diatas tadi, bukan berarti yang aktivis pengajian, nggak terjangkit gaya gaul seperti itu. Bahkan bisa jadi, model gaul seperti itu yang kayaknya diadopsi, oleh aktivis pengajian. Karena mungkin itu gaya pacaran yang lebih soft (idih….emang apaan). Tapi ini nggak nuduh lho, coz Imud sendiri udah sering terima email, yang isinya keluhan tentang gaya gaulnya anak-anak pengajian (baca, Awas Telepon Nyasar). Atau Imud sendiri juga ngeliat dengan mata dan kepala sendiri, ada sebagian teman-teman rohis, pengajian, di kampus yang dengan alasan dakwah, kadang hubungan mereka terlalu dekat. Gaswat khan? Terakhir, soal teman yang sekarang kamu ajak bermesraan atau pacaran, santai aja kalo emang dia jodoh kita, pasti nggak akan lari gunung dikejar. Dan kalo emang udah siap n mampu nikah, maka lebih baik nikah, daripada nekad berbuat zina. Nikah yo’ !
sumber: www.islamuda.com
GILA Mode
Dunia mode mendapat cipratan kegilaan zaman, terus menderu kencang dan meniupkan istilah Gimod, bukan gigi di-emut tapi Gila Mode, brur. Untuk bisa tampil berkelas "gaul" or "funky", kamu kudu nglakuin dulu yang namanya gila mode, nah, mau nggak lho !!! Dunia mode mendapat cipratan kegilaan zaman, terus menderu kencang dan meniupkan istilah Gimod, bukan gigi di-emut tapi Gila Mode, brur. Untuk bisa tampil berkelas "gaul" or "funky", kamu kudu nglakuin dulu yang namanya gila mode, nah, mau nggak lho !!!
Istilah "gaul" muncrat begitu saja, entah darimana datangnya, istilah itu menjadi istilah wajib bagi kaum muda. Ada kacamata gaul, sepatu gaul, bahasa gaul sampe muncul istilah ustad gaul. Kata gaul dipakai untuk ngelawan kata norak, kuper. Makanya, ada yang bela-belain beli kacamata gaul, biar kagak disebut norak tadi, itu tuh, kacamata yang tidak lagi berfungsi sebagai alat bantu baca tapi hanya sekedar pemanis muka, biar lebih caem. Kalo kamu, pernah melihat group Naif pada video klip-nya posesif, nah seperti itulah kacamata gaul, tahu khan??? Zaman edan seperti ini, semua yang imposible bisa jadi posible, termasuk masalah dandanan atau mode, mode pakaian tahun 70-an yang bulukan atau terkesan norak meski dikata nggak akan mungkin ngetrend, tapi dengan gencar dan deras dipromosikan lewat teve, majalah, artis, atau yang lain akhirnya jadi suatu hal yang wajar.
Busana yang mirip koteka-nya orang Irian, dan hanya pas dipakai adik balita yang masih sering ngompol itu, ternyata sekarang menjadi busana wajib artis-artis sinetron--lihat sinetron Warkop Millenium--Cobalah cermati, seseorang yang body-nya tambun kayak si Atun, khan nggak cocok tuh, kalau pake baju model tank top alias ketat, malah orang bisa nyangka, ini buah semangka kena beri-beri, kali, ya. Atau orang seusia Mely Guslow nggak cucok lagi, kalo pake baju seumuran anak ABG yang pake ngelihatin pusar segala, plus aksesoris tas mini,boneka teletubiies dsb, ngaca dong, ngaca non!.
Bukan apa-apa sih, tapi semua itu bisa menjadi "mungkin" koq, dandanan model Mely Guslow dan Si Atun atau artis lain bisa jadi trend gaul kalo banyak artis menirukan gaya mereka dan ditampilkan terus-terusan, dan jadilah kewajaran itu. Kewajaran yang gimana? Ya, artinya orang berpakaian yang nggak sesuai body atau usianya menjadi hal yang biasa dan lumrah dan yang pake tetap aja PeDe, asalkan masyarakat menganggap itu biasa dan harus diterima sebagai kemajuan jaman. Seperti polling Deteksi 13 September 2001, mengherankan dari 470 pelajar dan mahasiswa di Surabaya 31,8% respoden menjawab tetap Pede meski busana yang dipakainya tidak cocok buat dia, terlepas valid atau tidaknya polling tersebut yang jelas itulah yang namanya Gimod, neng!!!
Trus, apa hanya itu? Tidak cukup, masih banyak gambaran untuk melukiskan remaja kita sedang Gimod. Taruh saja contoh, misalnya produk fashion D & G (Dolce & Gabbana), siap melayani pesanan dari berbagai remaja dunia untuk menciptakan mode fashion yang bisa nggambarin model karakter tertentu. Kalo kamu, yang ingin berkarakter seperti mahasiswa ITS atau Unair, bisa pesen dan konsultasi busana apa yang cocok dengan karakter demikian. Jadi meski kamu cuman kuliah di ekstensen-nya doank, bisa tampil "intelek" nggak kalah dengan mereka yang kul asli di Unair atau ITS, koq. Tapi kacihan dech kamu, kalo hanya maksain tampil "intelek" padahal otakmu tembelek. Mendingan nggak usah aja dech, sebelum kamu diacuhin dan dikatakan tembelek beneran.
Sudah membanjir, dunia fashion Barat jadi kiblat remaja kita, untuk bisa tampil sangar, ditakutin ama orang, trus jalan, berpapasan, orang jadi minggir, minggir bukan karena takut ama wajahnya yang sangar tapi takut gilanya menular, hi .. hii. Maka biar tampak seperti Silvester "Rambo" Stallone, kayaknya kamu musti ngemut korek tiap hari. Tapi jangan salahkan, kalo kepalamu benjol, lantaran dipukul panci sama emakmu, gara-gara korek di dapur kamu habisin buat tampil kayak Rambo gadungan, hee .heee. Dengan cara begitulah atau cara yang lain, remaja pasang aksi biar nggak disebut norak, untuk memenuhi tuntutan pola hedonistik.
Bisa kebayang apa yang ada di benak kawula muda sekarang, tampil habis-habisan untuk bisa disebut modis atau macho, meski harus merogoh kocek yang dalem sekali, tapi buat mereka never mind, wajar itulah tuntutan lingkungan, bagi mereka, menentang lingkungan kita berarti amblas, tertinggal dan terseok dibelakang, tuh !!!
Wah sudah segitu parah, khan sobat. Bagaimana dengan kamu?, yang punya Islam, yang mampu menjadi tameng hidup dijaman segila apapun. Ironis memang, kalo remaja, dunianya harus dihabiskan berglamour ria dengan fashion, padahal ditangan merekalah terletak estafet kepemimpinan, kalau rusak remajanya maka bersiaplah ikut rusak generasinya. Dalam tatanan hedonistik, materi dianggap mampu menggambarkan apa saja termasuk karakter dan kepribadian, ada anggapan bahwa dari materi yang nemplok di tubuh, dengan baju yang dipakainya, dengan aksesoris yang dikenakannya bisa menunjukkan kepribadian seseorang, padahal bholsyet alias tahi kebo.
Laki atau perempuan sama saja?
Idiom yang pernah ngetrend pada program KB itu, menular kepada dunia fashion. Nyaris, sulit membedakan pria atau wanita dengan busana, dandanan, aksesoris yang dipakainya. Laki-laki ada yang pake anting, tidak cukup satu dikenakan di kuping, pasang di hidung, tancepin diatas mata. Wanita tidak cukup hanya dengan pake celana jins, tapi pakaiannya di diskon segala, yang lebih edan, gaya rambut cewek dipotong cepak ala tentara gadungan, pake dasi, trus pake nancepin rokok di mulut segala, Wah heboh dong, brur.
Remaja pria dandanan mereka biasanya berpola pada dua bentuk, Macho dan Modis, Apaan Macho?, banyak identifikasi dari Macho ada yang nyebut dengan Masalah Chowok, atau Makan Chorek (baca: korek) --biar kelihatan jantan-- tapi jangan diplesetkan jadi Macak Congok atau Makan Tahucho. Tapi yang jelas Macho identik dengan dunia cowok, yang nggak cengeng, lembek atau kalem, lebih menampilkan karakter sebagai cowok yang sebenarnya. Tampil berani, nyali besar yang koleksi bajunya macam Watchout, Jun Mission, atau sepatu Boot, idolanya macam David Chokachi pemeran Cody dalam serial Baywatch, habis gitu, bawaanya nggak mau ngeliat kacamata nganggur, yah, intinya yang bisa disebut Macho adalah cowok yang bisa bener-bener tampil seperti Cowok pemberani dan nggak takut ama tikus-tikus got, bukan seperti Tesy, hiii, sory ya neng Tesy.
Trus, apaan Modis? Sering diartikan Modal Display (tampang doang) atau Muke Gadis atau Modal Klimis asal jangan diplesetkan jadi Mohon di Kiss (=cium). Istilah Modis sering dipakai untuk menggambarkan remaja pria yang tampil perlente, mirip James Bond, harus bisa ndeketin cewek, bajunya harus rancangan Alfred Dunhill, Eistienne Aigner. Intinya harus punya semboyan "dipakai pria, disukai wanita", nah kalo udah mau tampil seperti itu, fulusmu musti tebel. Jadi kalo kamu anak tukang bakso, mendingan nggak usah modis-modisan, dech, udah bokapmu kebakaran jenggot, lagian nggak level dech, tampil modis. Tampil sewajarnya saja, kalo kamu dari golongan Elit alias ekonomi sulit nggak usah maksain tampil modis, bisa-bisa malah kegusur imanmu, ingat nggak sabda Nabi Saw. "Hampir-hampir kefakiran, membawa kepada kekufuran", makanya nyebut deh, nyebut. But … but … but. (heeee).
Mau Modis atau Macho? Entar, dulu dech!!!
Betapa terpuruknya pola pikir remaja kita, pandangan mereka picik, meneropong kepribadian diri hanya dari busana yang dipakai, dandanan atau penampilan saja. Padahal semua itu semu belaka, busana bisa rusak, robek atau kumal, dandanan bisa luntur, penampilan bisa menipu, semua itu hanya "kulit" saja, yang tidak menunjukkan kepribadian seseorang, itu hanya tipuan yang bisa hilang ditelan waktu dan zaman.
Dalam khazanah Islam, yang bisa menunjukkan kepribadian (syakhshiyah) seseorang adalah dua faktor, yakni faktor pola pikir (fikriyah) dan faktor pola sikap (nafsiyah), dan ukuran itu tidak berubah oleh perubahan waktu dan zaman, meski jaman sedang gonjang-ganjing, kalo seorang muslim menyandarkan pola pikir dan pola sikapnya pada aqidah Islam, nggak bakalan dech, dia maksain tampil ngetrend, funky, atau apa saja yang bertentangan dengan aqidah yang dia miliki. Aqidah Islam menunjuki Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai "kompas" sehari-hari bagi seorang muslim, dalam hal busana atau pakaian, Islam punya aturan yang khas, udah pada tahu, belum? Makanya ikut kajian biar tahu, nih salah satu haditsnya "Rasulullah Saw, melaknat laki-laki yang berlagak perempuan, dan perempuan yang berlagak laki-laki" (terj. HR. Bukhori dari Ibnu Abbas)
atau hadits lain : "Rasulullah Saw, telah melaknat laki-laki yang meniru pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki" (terj. HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah) atau ada yang lebih tegas : "Bukan termasuk golonganku wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita" (terj. HR. Ahmad)
Melihat tekstual hadits diatas, bahwa ada celaan atau larangan bersifat tegas seperti "bukan termasuk golonganku", maka itu qorinah (indikasi) bahwa seorang laki-laki yang meniru perempuan dalam hal busana, dandanan, karakteristik maka itu termasuk dalam hukum tasyabuh (menyerupai) dan hukumnya HARAM, demikian sebaliknya, bagi seorang perempuan, Non!!!. Apalagi, ketika kamu meniru-niru life style-nya artis Barat, macam The Cranberries, Blink-182, Michel Jackson, de el el. Itu baru artis penyanyi belum artis film, seperti Sandra Bullock di serial VIP, Lara Krov di film Tomb Rider, dan sederetan orang Barat yang bukan artis pun, kalo gaya hidup mereka yang sekuler, kamu jadikan contoh, kiblat dalam keseharian, maka dengarlah sabda Rasulullah Saw.
"Tidak termasuk golonganku, orang-orang yang menyerupai selain golonganku (umat Islam)" (Sunan Tirmidzi, hadits no. 2836). Atau sabda Beliau yang lain : "Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" (terj. HR. Abu Dawud dan Ahmad dari Ibnu Umar).
Jadi, kita udah ngebanyakin sholat malam, mbaca Al-Qur'an, puasa di bulan Ramadhan kalo masih meniru orang Barat dalam pandangan hidup, So maka kita termasuk golongan mereka, bukan termasuk golongan Rasulullah Saw, padahal diakhirat nanti yang bisa memberi syafaat hanya Nabi Muhammad, So, kalo mau selamat di akhirat, tinggalin aja tampil ngegilain mode, buat apa tampil gaul sesaat, tapi nantinya malah sesat di akhirat, tul nggak, brur???
Jadi, laki-laki yang dilarang menyerupai wanita bukan hanya dalam masalah pakaian dan perhiasannya saja, tapi juga nyangkut masalah perilaku, termasuk cara bicara, cara berjalan dan semua hal yang menjadi ciri wanita tidak boleh ditiru oleh laki-laki. Begitupun wanita, dilarang menyerupai laki-laki. Pakaian seorang wanita muslimah sudah ada aturan tersendiri yakni khimar (kerudung) dan jilbab (pakaian panjang mirip jubah) lihat Qur'an Surat An-Nuur 31 dan Al-Ahzab 59. Tidak cukup hanya pakaian tapi perilaku yang biasa tampak dari seorang laki-laki tidak boleh ditiru oleh wanita, kayak apa ya? termasuk jenggot kali, ya, emangnya ada perempuan berjenggot, ngaco kamu.
Standar kepribadian, sekali lagi adalah aqliyah dan nafsiyah, bukan karena macho atau modisnya seseorang, meski penampilanmu macho kayak Arnold dalam film terbarunya Collateral Damage--yang pemutaran perdananya tertunda karena kasus peledakan gedung WTC dan Pentagon-- itu bukan kepribadianmu, meski kamu tampil berkelas modis kayak siapa yaa, oh kayak si Boss Microsoft Bill Gate, itu tipuan alias kamoflase, kamu musti ngerubah itu semua. Demikian juga dengan remaja putri, mau tampil kayak Jasmine Bleet aktris serial Baywatch yang akhir-akhir ini dituduh nyimpan Narkoba itu?, kagak ada untungnya, eh malah buntung, udah auratmu dilihat orang lain, trus di akhirat nanti mendapat siksa, hih ngeri, dech. Bagi seorang muslim harus sadar, dunia memang harus diraih tapi bukan dunia yang jadi tujuan, hanya akhiratlah tempat kembali yang sebenarnya, persiapkanlah masa akhirat sebelum ajal datang menjemputmu menemani tengkorak-tengkorak di kuburan alias mati. Salah satu persiapan dan bekal yang baik adalah takwa, bagaimana takwa itu?, nah itu perlu kajian yang mendalam, makanya ngaji dong, ke Islamuda!!!
But, kamu tidak hidup sendiri di dunia ini friend, kamu juga hidup bersama masyarakat. Meski kamu sudah mempersiapkan takwa dengan mantap kalo masyarakat nggak mendukung ketakwaan itu, maka bisa berabe jadinya. Masyarakat yang nggak kompak menilai bahwa Gimod dalam pandangan Islam, adalah salah dan keliru, justru mengikis ketakwaan kamu. Maka kamu harus mempersiapkan masyarakat, artinya perasaan, pemikiran dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat harus Islami.
Apa cukup hanya itu? No, friend. Masyarakat bisa hidup tenteram, damai, tenang kalau ada aturan negara yang menjaminnya. So, harus ada negara yang menerapkan aturan Islam, yang mempunyai persepsi bahwa Gimod adalah serangan Barat yang ditujukan untuk kaum muslimin agar mereka jauh dari Islam. Selama negara, masih punya pandangan yang dari Barat adalah modern dan harus selalu ditiru, maka bersiaplah generasi kita akan terkena apa yang disebut Amien Rais Westtoxtion (racun Barat). Maka jawaban satu-satunya bahwa negara harus menerapkan aturan Islam, seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan khalifah-khalifah sesudah Beliau Saw.
Yes, mereka yang macho atau modis belum tentu punya kepribadian yang oke, biar badanmu gempal kayak Van Dame, tapi aslinya kamu lembek bin tembelek, buat apa?. Meski badanmu biasa-biasa saja, atau kurus kering kerontang, haaaa, tapi kalo berpikir dengan standar Islam dan bertingkah laku dengan standar Islam, ini baru namanya kepribadian yang otre punya. Meski kamu maksain mempercantik diri pake kerudung merk 'krisdayanti' tapi makainya diikatkan di leher, hingga lehermu kelihatan, dikombinasi bajunya pake baju ketat, itu mah, bukan menutup aurat neng, justru nongolin aurat (selain telapak tangan dan wajah), kalo udah gitu, jangan cuman takut tersengat panasnya matahari, sengatan matahari tidak ada apa-apanya dibanding panasnya api neraka, api neraka yang sebesar puntung rokok saja, kalo diinjak bisa bikin mendidih ubun-ubun kita, hih ngeri khan? Nah, mau tampil kayak gimana lagi kamu, mau tampil kayak "binatang-binatang" sinetron yang gila abis itu?. Terusin aja! terus kemana, non? terus ke neraka, ya, Hah neraka? Takut bo'!!!
Wallahu 'alam bishowab
Awas ! Cewek Hedonist
"Remaja adalah surga kapitalisme", begitu tulis sebuah koran nasional asal negerinya Bonek (Jawa Pos 25/01/02). Argument itu kayaknya sedikit ada benarnya, betapa tidak? Berdasarkan polling yang diadain oleh koran tersebut tentang budaya baca paramuda metropolis menunjukkan bahwa mereka lebih banyak ngabisin waktunya buat baca majalah macam Gadis, Aneka, Hai, Anita, Kawanku de el el. Padahal sebagai sobat muda muslim yang gaul and nggak kuper tentu udah pada tahu apa isi majalah-majalah itu. Tidak lain dan tidak bukan isinya ngajarin pada life style kapitalisme (baca : materialistik). Dan, lebih mengagetkan lagi, responden dari polling itu yang doyan baca-baca majalah 50 persen lebih kaum hawa alias wadhon yang tentunya kebanyakan juga muslimah. "Remaja adalah surga kapitalisme", begitu tulis sebuah koran nasional asal negerinya Bonek (Jawa Pos 25/01/02). Argument itu kayaknya sedikit ada benarnya, betapa tidak? Berdasarkan polling yang diadain oleh koran tersebut tentang budaya baca paramuda metropolis menunjukkan bahwa mereka lebih banyak ngabisin waktunya buat baca majalah macam Gadis, Aneka, Hai, Anita, Kawanku de el el. Padahal sebagai sobat muda muslim yang gaul and nggak kuper tentu udah pada tahu apa isi majalah-majalah itu. Tidak lain dan tidak bukan isinya ngajarin pada life style kapitalisme (baca : materialistik). Dan, lebih mengagetkan lagi, responden dari polling itu yang doyan baca-baca majalah 50 persen lebih kaum hawa alias wadhon yang tentunya kebanyakan juga muslimah.
Nah, kesempatan kali ini, media yang kecil dan mungil tapi nggak kalah tenarnya dengan majalah Gadis, Aneka dll (PD aja lagiii) mao ngebahas gaya hidup cewek metropolis yang karena saking amburadulnya nggak bisa digambarin, gimana dan mau kemana tujuan atau jalan hidup mereka. OK simak aja tuturan berikut ini (awas yang cewek jangan panas ati, dulu!!)
Pola hidup materialistik udah nampak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari. "Aroma" tersebut telah mewarnai kita (jadi bukan bocah TK aja yang mewarnai), mulai dari budaya baca, belanja, hiburan, makanan dan segala aksesorisnya. Buktinya, dari sumber yang sama, salah seorang ABG yang ditodong oleh wartawan koran tersebut berujar soal harga bacaan yang ia baca, "Isinya (majalah Gadis) benar-benar dedicated untuk cewek. Disana aku bisa melirik aneka tips kecantikan dan perawatan tubuh. Benar-benar paling top diantara yang pop! Apalagi Gadis kan murah, cuma delapan ribu perak" (Idem, 25/01/02). Tuh gimana, Non, delapan ribu perak hanya untuk sebuah majalah yang ndidik kamu jadi manusia super ngawur. Untuk infaq Islamuda yang murah dan isinya berbobot, sulitnya minta ampun pakai minta diskon lagi.
Kita semua udah pada tau siapa sich sasaran dari pola hidup kapitalistik. Siapa yang sukanya shopping di mall apalagi pas ada diskon? Siapa yang maunya selalu merawat kecantikannya? Siapa sich yang senengnya ama perhiasan dan atributnya? and siapa sich yang demen ama pria-pria ganteng macam West life, Back Street Boys atau Yanto (sopo Yanto iku?), Siapa lagi kalo' bukan girls alias remaja putri.
Ya, memang begitulah kondisi remaja putri kita pada umumnya sekarang ini. Going to mall everytime. Walaupun tidak semua, gaya hidup ini kerap menjadi ciri khas kaum hawa. Tapi nggak terlalu salah, kalo kemudian kita bisa liat fakta adanya kontes Gadis Tiara Sunsilk, Gadis Sampul, Miss Universe, Duta Besar Kecantikan, tuh semunya khan pakai idiom perempuan, masak ada kontes Ratu Kecantikan pesertanya laki, khan lucu?? kecuali Tesy yang kebetulan nylonong ngedaftar jadi Ratu Kecantikan (haaaaa). Hampir bisa dipastikan, kaum wanita baik dari yang borju maupun yang elit alias ekonomi sulit semuanya menggandrungi hedonisme. Buat yang borju, It's doesn't matter about the money. Tapi buat orang elit, bisa berabe tuh kalo kebiasaannya beginian, bukan hanya butuh satu duit, dua duit, atau tiga duit tapi berduit duit. Bisa-bisa… saking pengennya punya barang bermerk (mulai dari kwaci hingga helikopter punya merk), mereka rela menjual diri. Ihh…Naudzubillah,. Danger buanget khan!!!!.
Mengapa Harus Cewek???
Sebelum mencari tahu kenapa. Kayaknya lebih sreg kalo kamu tahu definisi hedonis. Nih, catet ya! Hedonist itu adalah orang yang menanamkan pola hidup hedonisme (menghambakan materi). Dalam hal ini, materi menjadi tolak ukur kesuksesan dan tujuan hidup, saudara kembarnya adalah materialis (komersil) dan kapitalisme. Nah, sebetulnya -isme-isme ini bisa "menclok" pada wanita maupun laki-laki. Namun dunia perempuan adalah ladang kapitalisme paling sukses. Betul memang wanita cenderung boros, gimana nggak setiap hari selalu ada baju-baju model terbaru. Nggak beli? Gengsi atuh!, ketinggalan zaman donk!. Tapi kalo lelaki, mana ada celana yang lubangnya tiga atau berenda, kecuali barusan jatuh atau badut (bukannya mbela'in laki-laki karena sejenis ama yang nulis).
Karena kompleksnya kebutuhan wanita, sudah suatu hil yang mustahal (heeh, kebalik ya?) bahwa wanita memang cenderung ingin membuat dirinya tampil indah, cantik dan menarik (Ehmm…).
Alangkah benarnya ketika Allah ber-Firman
"Tuhan menjadikan manusia itu berkeinginan/senang terhadap wanita, anak pinak, kekayaan yang melimpah ruah dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang" (TQS. ali Imron 14)
Tetapi yang menyebabkan cewek menjadi hedonist, matre' adalah karena naluri (gharizatul baqa) ini selalu dirangsang tiada henti, baik melalui tawaran iklan yang menggiurkan maupun sinetron yang selalu menampilkan gaya hidup mewah yang menjadi keharusan untuk ditiru. Ditambah keimanan yang mudah terkikis karena minimnya tsaqofah (pemahaman) Islam, ya, wajar saja kalo pemuasan naluri ini seakan tak ada habis-habisnya bahkan menjadi suatu kewajaran. Satu lagi sebabnya dapat ditebak. Jaga gengsi!!. (Ngaku aja deh!). bahkan kalo sempet beli mobil, mau ditaruh diatas kepalanya 'ama dikasih tanda panah, supaya bisa nunjukin, "Nih Gua bisa beli mobil"!!!
Islam, How To Do It?
Islam telah mengupas habis dan mengantisipasi masalah ini jauh-jauh hari sebelum ada mall-mall dan plaza-plaza di muka bumi ini. Tabdzir atawa boros telah disinggung Allah dalam firmanNya :
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara tabdzir (boros).Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syaitan" (TQS al-Isra 26-27).
Dan dilengkapi juga dengan firman Allah yang lain :
"Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas (musrifin); yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan" (TQS asy-Syu'ra 159-152)
Islam mengajarkan pada umatnya untuk hidup sederhana dan tidak bermegah-megahan. Baginda Rasulullah sendiri bukan orang yang kaya raya harta bendanya. Padahal beliau seorang pemimpin agung, yaitu pemimpin semesta alam (QS.al-Anbiya:107). Da'wahnya menyebarkan Islam meraih kesuksesan yang gemilang. Islam tetap eksis sampai saat ini walau sekarang sedang mengalami keterpurukan.
Dalam perjalanan hidup beliau, banyak yang patut diteladani. Sekalipun dalam keadaan serba kekurangan dan memprihatinkan, istri-istri beliau tak pernah mencaci dan mengumpat. Di antara bukti kemuliaan dan kehormatan mereka (istri-istri nabi), maka mereka memilih Allah dan Rasulnya. Tak seorangpun di antara mereka yang berpaling kepada keduniaan. Dan di antara kehormatan dan kemuliaan seorang muslimah adalah berusaha menjadi muslimah sejati. Yang mentaati seruan sang Illahi. Mampu memberikan figure wanita Islam yang dapat dibanggakan zaman seperti yang dicontohkan istri-istri nabi.
Dalam Islam, etika seorang wanita pun telah digariskan secara jelas (lihat QS. Annur 31, al Ahzab 59) Misalnya Firman-Nya ;
"Tinggallah di rumahmu dan janganlah kamu berdandan seperti wanita-wanita di zaman Jahiliyah" (TQS. al-Ahzab 33)
atau Hadits Rasulullah SAW yang artinya :
"Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu keluar di tengah kaum dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya, maka wanita itu adalah pelacur" (HR. Annasa'i).
Semua ayat dan hadits diatas secara pasti menujukkan betapa kehidupan atau pergaulan seorang wanita muslimah sangat dihati-hati. Maksudnya, seorang wanita yang menghabiskan waktunya di luar rumah dengan aktivitas yang tiada guna seperti jajan di mall, ajojing dan seambreg aktivitas yang menguras duit yang tidak sedikit itu adalah dilarang dalam Islam.
Nah, sekarang supaya kamu bisa kayak istri-istri nabi. Kamu kudu ilangin dulu dong! budaya sophaholicnya alias suka jajan. Caranya mudah kok. Pertama, sebagai langkah awal harus dipahami bahwa kesuksesan seseorang bukan dari materi, tapi dari iman dan taqwa; Kedua, tanamkan bahwa syurga itu bisa diperoleh dari ibadah yang benar dan ikhlas bukan setumpuk harta; Ketiga, bedakan antara kebutuhan dengan keinginan serta kendalikan nafsu jajan kamu dengan tidak membeli barang yang tidak benar-benar kamu butuhkan; Keempat, buatlah aulawiyat (skala prioritas) guna menentukan mana yang harus dibeli dan mana yang bisa ditangguhkan untuk dibeli; Kelima, hindari perangsang naluri dengan tidak sering nonton iklan atau sinetron yang berbau hedonist;. Keenam, buat daftar barang yang mau dibeli sebelon berbelanja untuk menghindari pemborosan atau salah beli; Ketujuh, tingkatkan lagi tsaqofah Islam kamu, supaya borosnya kamu hanya untuk di jalan Allah. Siip... Khan!!.
Warning To Muslimah
Saudariku, wanita muslimah. Kepribadian sejati sebenarnya muncul bukan karena kalian mampu memiliki mobil pribadi, rumah pribadi, dan barang-barang pribadi. Namun kepribadian akan nampak ketika kita memiliki pola pikir (Aqliyah) yaitu cara untuk menyelesaikan berbagai masalah dan pola sikap (Nafsiyah) yaitu tingkah laku yang sesuai dengan standar keimanan seorang muslimah.
Saudariku, para wanita muslimah, kalian kelak akan menjadi seorang ibu dari anak-anak kalian, bagaimana kalian akan mengharapkan atau melahirkan seorang anak yang shalih dan shalihah seperti doa dalam surat al-A'raf 189 :
"Jika sekiranya, Engkau menganugrahkan kepada kami anak yang sholeh, maka kami sangat bersyukur kepada-Mu"
Apabila tingkah laku kamu menjadi cewek hedonist tidak segera kamu perbaiki, yang lahir nantinya bukan anak-anak yang sholeh dan shalihah, tapi anak-anak yang haus dan memuja materi, bahkan hidupnya hanya dihabiskan untuk materi saja, mikirkan Islam kalo sempat aja alias MM (Males Mikir).
Saudariku, para wanita muslimah, apakah kalian tidak ingat? Sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa penghuni neraka adalah kebanyakan dari golongan wanita :
"Diperlihatkan kepadaku Neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita, Para Sahabat bertanya "Apakah mereka kufur terhadap Allah?" Nabi menjawab "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan" (HR. Bukhori)
Maka dari itu wahai Saudariku, gunakanlah waktumu dengan baik dan benar, jangan gunakan masa mudamu hanya untuk menikmati dunia yang memang menggiurkanmu, tapi prioritaskan pada amalan atau aktivitas yang bisa menghantarkan pada Ridhlo Allah.
Saudariku, para wanita muslimah, Rasulullah juga pernah bersabda dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Bukhori-Muslim
"Tiada aku menginggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan seorang wanita" (HR. Muttafaqun alaihi)
Wanita muslimah yang tidak menjadi bahan fitrnah bagi laki-laki adalah mereka yang bisa menjaga pergaulannya dalam kehidupan sehari-hari, mengenakan pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang muslimah dan tidak memamerkan perhiasannya kecuali kepada para suami dan mahram-nya.
Saudariku, para wanita muslimah. Naluriah seorang wanita memang tertarik kepada lawan jenis atau demikian sebaliknya, tapi wanita yang pandai dan cerdas bukanlah wanita yang pandai menggoda lawan jenisnya seperti yang dilakukan oleh Zulaikha kepada Nabi Yusuf AS (Nabi yang paling tampan), sampai akhirnya Nabi Yusuf bermunajat kepada Allah
"Ya Allah, Aku lebih suka dipenjara daripada aku harus melakukan ajakan (berzina) dengan mereka. Dan sekirannya tidak Engkau hindarkan diriku dari jeratan mereka, tentu aku akan terpikat oleh cumbu rayunya dan pastilah aku termasuk orang yang bodoh" (TQS. Yusuf 33).
Tapi wanita muslimah yang pandai adalah yang senantiasa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita dengan menjaga pandangannya terhadap lawan jenisnya (Ojo nangis yoo….Jeng).
Tidak ada kata terlambat untuk menjadi seorang wanita muslimah, selama kita (Upss… -anda-) punya kemauan untuk kesana (QS. ar-Ra'ad 11). Dan menjadi wanita muslimah bukan dominasi dari mereka-mereka yang udah berjilbab, aktifis SKI, aktif di pengajian saja, tapi bagi kamu semua cewek yang masih punya KTP muslim, bisa menjadi wanita muslimah kayak mereka yang sudah lebih duluan menjadi wanita muslimah. SO, menjadi wanita muslimah, Siapa Takut??? (DY/LBR)
Valentine's Day: TRADISI SAMPAH
Edisi 13/Th.1/Feb III/2002
'Di tahun ini aku ingin melaluinya (valentine) dengan seseorang yang aku kenal tiga tahun yang lalu. Berada di suatu tempat yang banyak ditumbuhi bunga mawar merah. Trus, banyak coklat bebentuk hati bergelantungan di sana-sini…, kemudian cowokku menyuruhku untuk tutup mata dan ia memakaikan kalung liontin pink berbentuk hati" (masyaAllah), itulah ungkapan yang menggambarkan angan seseorang di hari Valentine (Jawa Pos,8/2/02). That's Valentine's Day, yang diperingati oleh muda-mudi setiap tanggal 14 Februari. Semacam ritual muda-mudi yang sedang dimabuk cintrong or yang lagi cari pasangan, mulai dari tukar kado, hingga berdua-duaan yang so pasti berbau maksiatisasi, having fun dan hura-hura yang tiada bermakna
Cinta Atau Seks?
Kenapa ikut pesta Valentine's Day? Karena acara itu adalah perayaan kasih sayang? Bisa jadi begitu jawabannya. Sebenarnya bukan kasih sayang, tetapi lebih ke arah bagaimana mengumbar hawa nafsu or seks. Orang orang Barat, biasa mengucapkan kata-kata cinta dan kasih sayang dengan ucapan, make love. Nah, tentu saja itu artinya bermain cinta yang ujung-ujungnya intercourse alias bersetubuh. Wah, berabe itu!
Oke, sekarang kamu percaya nggak kalo dikatakan bahwa sebenarnya model gaul anak-anak muda seusia kamu itu sudah liar. Persis apa yang diajarkan oleh James Van Der Beek dan kawan-kawannya dalam serial Dawson's Creek. Atau gaya gaul model KNPI alias Kissing, Necking, Petting dan Intercourse, seperti pergaulan amburadul (seks dan kokain) yang sering digambarkan oleh Shannon Doherty, Tiffani "Valerie" Amber-Thiesen, Luke "Dylan McKay" Perry, Brian "David" Austin dan Jason "Brandon" Prestley dan kawan-kawannya dalam Beverly Hills 90210. Nah, begitulah gaya gaulnya remaja Barat. Rusak berat, Non!
Cinta = Doping
Ya, cinta memang doping. Bikin penasaran dan ampuh membangkitkan kekuatan. Dan Valentine's Day hanyalah hanyalah bungkus, kemasan yang menurutmu bisa bikin tambah lengket dengan kekasihmu. Yang sebetulnya kamu lagi nyari semacam legalisasi atau argumentasi dari nafsu liar kamu terhadap lawan jenismu. Kalo cinta bukan dopping, nggak bakal Hitler mati-matian ngejar Eva Braun. Atau kagak bakalan Julias Caesar memburu cinta Cleopatra. Juga Barbara Yung-pemeran A Yung dalam film Sia Tiauw Eng Hiong-bunuh diri hanya gara-gara nggak kesampaian asmaranya. Karena cinta pula yang mendorong Candraswami-politikus India-punya skandal dengan Pamela Bordes yang saat itu menyandang gelar Miss Universe.
Dalam kisah Midsummer Night's Dream karya William Shakespeare yang diangkat ke layar lebar dan dibintangi Michelle Pfeiffer ada sebuah dialog yang mengatakan bahwa, cinta sanggup menyibukkan hidup manusia. Benarkah? Yang pasti memang cinta mampu membuat orang bergairah sekaligus lupa diri! Nah, makanya di sini perlu kendali yang bisa menjinakkan efek samping dari dopping tersebut. Bila tidak? Ya, akan liar. dan bukan lagi sesuatu yang sakral dan suci, tetapi sampah!
Remaja Doyan Tahayul
Gedubrak! Remaja doyan Tahayul? Nggak usah heran dan kaget, tayangan dan bacaan jenis mistik sudah marak beredar. Dari yang syeremnya biasa sampe yang ribuan kali lebih syerem. Remaja digiring untuk menyelami dunia para dukun dan tukang ramal, lengkap dengan bumbu tahayul di dalamnya. Merusak akidah?Gedubrak! Remaja doyan Tahayul? Nggak usah heran dan kaget, tayangan dan bacaan jenis mistik sudah marak beredar. Dari yang syeremnya biasa sampe yang ribuan kali lebih syerem. Remaja digiring untuk menyelami dunia para dukun dan tukang ramal, lengkap dengan bumbu tahayul di dalamnya. Merusak akidah?
Jamie Fier bertemu seorang dukun Indian, ia dijanjikan akan mendapatkan gadis pujaan hatinya. Asal, ia mau meminum ramuan yang dibuat dukun tersebut. Hasilnya? Setelah minum ramuan itu, Jamie berubah menjadi Serigala. Setiap bulan purnama, pemuda itu akan berubah menjadi makhluk buas yang suka melolong di tengah malam. Jamie jadi Manusia Serigala! Pesan si dukun, jika Jamie bertemu dengan pujaan hatinya dalam keadaan sedang menjadi Serigala, maka ia akan terperangkap selamanya dalam tubuh hewan itu. Hih… mengerikan banget. Yup, itulah inti dari kisah Heart of The Hunter (Hati sang Pemburu) dalam novel 'syerem' remaja karya R.L. Stine.
Karya-karya syerem yang dikeluarkan R.L. Stine memang bikin bulu kuduk yang baca berdiri. Gimana nggak, dari judulnya aja pembaca udah tahu kalo itu syerem. Misalnya doi bikin serial "The Nightmare Room", dengan puluhan cerita di dalamnya. Cerita di awal tulisan ini, adalah satu dari kumpulan cerita dalam "Fear Street Sagas". Satu lagi yang fenomenal banget, serial "Goosebumps" yang memuat cerita-cerita yang konon kabarnya 2000 kali lebih syerem dan tentu berbau klenik. Hih!
Tayangan di televisi dan film layar lebar juga nggak kalah seru dalam mengaduk-ngaduk perasaan penontonnya. Film layar lebar buatan sutradara lokal juga mampu nangkring di bioskop kelas 21. Sebut saja ada Jelangkung, Titik Hitam, dan yang terakhir Kafir (Satanic) yang asli syerem banget. Pokoknya jauh lebih syerem ketimbang film-film Mbak Suzanna jaman dulu macam Sundel Bolong, Nyi Roro Kidul, Nyi Blorong dan lainnya yang selalu disisipi tingkah konyol Bang Bokir dan Dorman. Jadinya, bukannya serem, malah menggelikan.
Film mancanegara juga nggak mau ketinggalan bikin heboh di jalur mistik ini. Maka, muncullah film Harry Potter (and the sorcerer's Stones) dan yang terbaru Harry Potter (and the Chamber of Secrets) besutan sutradara kondang Chris Columbus yang memvisualisasikan dari novel terkenal karya Joanne Kathleen Rowling (JK Rowling) dengan judul sama. Seperti pada novel aslinya, cerita di layar lebar ini berkisah tentang petualangan bocah cilik yang pandai menyihir, Harry Potter (diperankan oleh Daniel Radcliffe). Di sekolah sihir Hogwart itu, Potter nggak sendirian, banyak anak-anak lain yang menjadi muridnya Mr. Aldus Dumbledore (diperankan Richard Harris yang merupakan penampilan terakhirnya-karena ia sudah menghembuskan nafas terakhirnya pada 25 Oktober lalu); di antaranya adalah Hermione Granger (Emma Watson), juga ada Ron Weasley (Rupert Grint).
Selain Harry Potter, dua film terbaru karya sutradara Steve Beck juga bikin bulu kuduk yang nonton bukan lagi berdiri tapi langsung berlari (he..he..he..). Yup, film itu adalah Thirteen Ghosts dan Ghost Ship. Hmm.. di film ini, nyata banget sang pembuat cerita ingin menyuguhkan bahwa hantu benar-benar ada dan mengganggu manusia. Bahkan kalo macem-macem bisa kena tuahnya. Wacks?
Selain nangkring di layar lebar, sinetron-sinetron di televisi juga sudah banyak menyajikan kisah-kisah seputar tuyul, jin, pocong, dan kawan-kawan seprofesinya yang konon kabarnya tukang nakut-nakutin manusia. Misalnya sinetron Misteri Nyi Walet, Dendam Nyi Pelet, Misteri Nini Pelet, Misteri Gunung Merapi (sampe sekarang sudah 'jilid' 3), juga yang lucu macam Jinny Oh Jinny, Jin dan Jun, dan Tuyul dan Mbak Yul, serta banyak lagi cerita yang tersebar di FTV Misteri-nya SCTV, TV Misteri-nya TPI, dan yang lainnya. Nah, seperti belum puas, selain muncul dalam alur kisah, juga tampil dalam tayangan infomisteri yang dikemas apik dan menarik macam Kismis, Percaya Nggak Percaya, O…Seraam, Saksi Misteri, Misteri Kisah Nyata, Dunia Lain, Ghaib, dan yang lainnya. Tayangan jenis ini, memuat pengalaman orang yang pernah merasakan bersentuhan dengan dunia gaib tersebut dan langsung mendatangi tempat yang dianggap berhantu. Benarkah? Wallahu'alam.
Seperti ingin melengkapi sukses di film layar lebar dan tayangan di televisi, kisah bernuansa klenik ini berserak di majalah dan tabloid. Di jalur ini, ada majalah Misteri dan tabloid Posmo yang getol mengangkat dunia para 'lelembut' lengkap dengan bumbu TBC (tahayul, berhala, dan churafat) di sana-sini. Celakanya, justru tayangan dan bacaan model begini diminati banyak orang (termasuk para remaja). Apakah ini membuktikan bahwa masyarakat kita percaya tahayul? Boleh jadi.
Masyarakat primitif
Jaman boleh berubah. Teknologi boleh serba digital, tapi soal kepercayaan tentang hidup, masyarakat kita masih banyak yang mengandalkan kepada ramalan para dukun (kecuali dukun beranak ya..?), masih percaya mitos, dan segala urusan klenik. Itu sebabnya, nggak salah-salah amat kalo dibilang bahwa masyarakat kita masih primitif. Ciri khas masyarakat primitif adalah percaya kepada para dukun dan tukang ramal. Di masa jahiliyah dulu, yang subur makmur adalah tukang sihir, tukang tenung, dan tentunya dukun ramal. Mereka banyak didatangi orang yang ingin mengetahui nasib mereka di masa depan. Untuk jasanya, sejumlah harta kekayaan mereka raih.
Sekarang, di jaman kuda gigit prosesor, masih banyak juga orang yang percaya dukun dan tukang ramal. Kalo kamu baca tabloid or majalah mistik, di situ banyak iklan tentang klenik. Dari mulai yang menawarkan jasa untuk keselamatan, sukses usaha, dagang, ruwatan rumah, kemasukan jin, sampe urusan jodoh. Dan, boleh jadi dukun sekarang lebih modern lho, nggak heran kalo syarat yang diminta bukan lagi ayam hitam cemani, tapi BMW sekelas 750iL atau mobil Aston Martin DB5 yang dipakai James Bond (he…he.. itu sih dukun matre kalie yeee…)
Suer, masyarakat kita emang bener-bener aneh bin ajaib. Selain percaya sama dukun, perkara mitos juga akrab banget dalam kehidupan masyarakat negerinya Mak Lampir ini. Misalnya, banyak yang masih percaya tentang keberuntungan disesuaikan dengan hari kelahiran, terus nggak boleh bepergian jauh pada hari-hari tertentu. Kalo mau menikahkan anak saja harus nyari hari baik. Kalo sopir di jalan kebetulan ngelindes kucing, sampe kudu bela-belain beli kain kafan dan dikubur karena takut kualat, sebaliknya kalo yang ketabrak orang malah ngibrit ninggalin korbannya nggak pake lihat lagi. Aneh memang. Maka, yang jadi patokan bukan lagi aturan Islam, tapi langsung kitab primbon Jawa, tafsir mimpi, termasuk kitab Dharmogandul dan Gatoloco (pedoman hidupnya para penganut kepercayaan Kejawen). Astaghfirullah…
Nah, maraknya tayangan dan bacaan seputar klenik ini makin mengukuhkan bahwa masyarakat kita masih percaya tahayul, dukun, perbintangan, dan ramalan. Sama seperti masyarakat Inggris dan suku-suku di Afrika yang masih banyak percaya sihir. Hmm… menyedihkan.
Merusak akidah
Sudah bisa dipastikan bahwa tayahul, klenik dan sejenisnya bukan tambah iman kita mantap, justru menodai, bahkan merusak akidah dan keimanan kita kepada Allah Swt. Sebab, Islam telah mengharamkan kita pergi ke tempat dukun untuk menanyakan perkara-perkara ghaib, juga Islam mengharamkan perbuatan sihir atau pergi ke tukang sihir untuk mengobati suatu penyakit yang diderita, atau untuk mengatasi problem yang sedang dihadapi. Cara-cara semacam ini tidak diakuinya oleh Nabi sebagai golongannya. Sebagaimana sabdanya: "Tidak termasuk golongan kami, barangsiapa yang menganggap sial karena alamat (tathayyur) atau minta ditebak kesialannya dan menenung atau minta ditenungkan, atau menyihir atau minta disihirkan" (HR Bazzar)
Sobat pembaca, kondisi masyarakat yang seperti ini memang bukan tanpa sebab. Saat ini, masyarakat kita bukan masyarakat Islam. Tapi masyarakat yang hidup dan dibina dalam sistem kehidupan kapitalisme yang memang mengajarkan segala kebebasan. Atas nama HAM, sistem demokrasi (alat politiknya Kapitalisme) justru mengajarkan kebebasan kepada setiap orang, di antaranya adalah kebebasan berakidah, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan pemilikan. Dalam masalah ini, berarti kebebasan berakidah. Wah, ini sangat berbahaya sobat. Gimana nggak, kita bisa saksikan sendiri, bahwa menjamurnya tayangan dan bacaan bernuansa klenik nggak dilarang sama sekali. Masyarakat dibiarkan bebas memilih. Bahkan sampe perkara apakah ia akan bergama atau tidak, bukan tanggung jawab negara. Sebab, dalam pandangan sistem Kapitalisme, yakni sistem yang berlandaskan pemisahan antara agama dengan politik (kehidupan), hak individu sangat dijunjung tinggi, bahkan oleh negara sekalipun. Seseorang dibiarkan untuk melakukan apa saja. Permisif alias serba boleh banget. Pokoknya terserah berbuat apa pun sesuka hatinya. Dan itu nggak ada sanksinya, kecuali bila tindakannya merugikan orang lain.
Kok bisa begitu ya? Kamu jangan heran bin aneh, sebab sistem ini-yang sekarang mengatur kehidupan kita-memang buatan manusia. Bayangin aja, masak agama dipisahkan dari politik (kehidupan). Ini jelas nggak wajar. Itu artinya, agama nggak boleh mengurusi problem kehidupan manusia. Dengan kata lain agama nggak boleh ikut campur dalam menata kehidupan. Itu sebabnya, agama cukup diterapkan oleh individu sebatas urusan ibadah ritual. Untuk masalah sosial, ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, peradilan, dan hukum diserahkan kepada penguasa dengan aturan buatan manusia. Inilah jalan kompromi yang kemudian melahirkan sistem rusak ini.
Maka, akibatnya kita bisa ngelihat dengan jelas, banyak bukti yang menunjukkan bahwa dalam sistem kapitalisme orang banyak yang sudah tak jelas agamanya. Sebab, gaya hidupnya aja udah bebas nilai. Tayangan dan bacaan merusak akidah sekalipun nggak bakalan dilarang. Alasannya, selama masih ada orang yang membutuhkan, tak jadi soal. Meski ada sebagian masyarakat yang teriak protes kenceng-kenceng menolak bacaan dan tayangan berlumur tahayul, negara cuek bebek aja, semboyan yang diusung adalah "Anjing menggonggong, kapilah berlalu". Glodaks!!
Oke deh, sudah saatnya kita sadar, bahwa cuma Islam solusi tunggal atas masalah ini. Islam yang diterapkan sebagai ideologi negara. Insya Allah, jangankan masalah tahayul bin klenik yang bakal diberangus, musuh yang mengancam kedaulatan negara pun akan dijajal kekuatannya. Mari, jadikan Islam sebagai way of life kita.
Jilbab Funky? No Way !!!
Bicara soal cewek, nggak akan lepas dengan apa yang namanya mode. Serius atawa nggak yang pasti antara cewek dan mode nggak bisa dipisahkan. Bukannya kita melupakan keturunan Adam yang satunya yaitu cowok, tapi lebih lumrahnya memang mau nggak mau tren dan mode selalu identik dengan cewek. Mode dan cewek bukan hanya sekedar teman dekat dan sahabat pena, bahkan lebih jauh dari itu. Satu dan lainnya saling melengkapi, ibarat dua sisi mata uang yang nggak akan jadi duit kalo sisi satu nggak melengkapi sisi lain (lo khan..ngomong soal duit melulu!!). Bicara soal cewek, nggak akan lepas dengan apa yang namanya mode. Serius atawa nggak yang pasti antara cewek dan mode nggak bisa dipisahkan. Bukannya kita melupakan keturunan Adam yang satunya yaitu cowok, tapi lebih lumrahnya memang mau nggak mau tren dan mode selalu identik dengan cewek. Mode dan cewek bukan hanya sekedar teman dekat dan sahabat pena, bahkan lebih jauh dari itu. Satu dan lainnya saling melengkapi, ibarat dua sisi mata uang yang nggak akan jadi duit kalo sisi satu nggak melengkapi sisi lain (lo khan..ngomong soal duit melulu!!).
Dunia cewek atau akhwat memang berbeda jauh dengan dunia spesiesnya Badrun alias pria. Dunia cewek sedikit atau banyak punya kriteria yang lebih rumit, ciri yang lebih kompleks dan syarat yang lebih bervariasi. Waduh kayak psikolog aja nih… Ngomongin soal dunia cewek memang nggak ada matinya, nggak akan pernah rampung, soalnya punya banyak variabel yang menghias. Apalagi bicara soal pakaian dan semua asesorisnya, hmm…ngomongin problem remeh itu doang, bisa-bisa kasur adik yang kena pipisnya semalam barusan dijemur aja eh…e… bisa kering, saking enaknya ngomong dan bercuap ria. Tapi sorry, di sini kita nggak akan berbasa-basi lagi, tahu nggak sebabnya, itu-tu…cewek dan para muslimah kita lagi punya masalah yang cukup pelik kalo dirasakan. Hal ini ada hubungannya dengan pakaian yang mereka kenakan. Tahu nggak apa masalahnya…kalo nggak ngerti juga ya super kabangetan, padahal judulnya aja udah nongol gede-gedean di atas bulletin ini. Apaan??…Lho..lo kok telmi sih…itu lho fren masalah jilbab funky. Biar nggak telmi lagi mending baca aja si bulletin yang kiut dan manis ini sampe kelar.otre, siap.. membaca..mulai..!!
The real meaning
Jilbab funky, istilah itu kelihatannya keren dan mentereng kalo dibaca. Padahal bila kita ngerti arti sebenarnya, kita nggak akan mau memakainya lagi. Alih-alih buat ngobrol sama temen, baca kata itu aja terus ditempel dengan nama kamu, misal Somad funky atau Bajuri funky, pasti dan yakin kamu nggak akan sudi, seperti nyanyiannya Rhoma Irama “Sekarang tak tak aku tak mau tak tak tak ku tak mau tak…!!”. Kata funky arti sebenarnya adalah busuk, kemudian mengalami pergeseran makna menjadi makna seolah “positif”. Mendengar istilah funky, terlintas kita akan salah satu penampilan atau gaya yang modern dan ngundang perhatian. Lebih lagi istilah ini sering dipake oleh sobat kita sesama muslim yang pengennya sih jadi sekelas bintang AFI atau American Idol. Meski gaya-gaya busana yang muncul di barat amat kental dengan sisi perjuangan nyleneh anak muda terhadap sejuta masalah yang penuh gejolak negatif semacam free sex, drugs, rasisme, hujatan terhadap orangtua, memuja setan dan wanita, sampe-sampe nolak keberadaan Tuhan. Tapi seperti orang yang buta en nggak kenal jalan, young generation negeri ini udah disulap menjadi GL-pro alias Generasi Latah profesional. Lebih heng lagi, mereka nganggep hal ini sebagai bukti ekspresi jiwa kebebasan yang terkadang bagi sekelompok orang sulit diterima akal sehat. Nggak heran banyak diantara perilaku nggak beres itu termasuk tren funky, dikritik, disisihkan, atau bahkan dikucilkan masyarakat.
Historisnya, di antara tahun 1950 sampai 1970-an gaya funk berhubungan dengan kelebihan dalam hal erotisme dan gairah seksual. Sementara itu kata funky lebih dekat pada suatu hal yang berkaitan dengan musik kulit hitam hingga soul, seperti suara yang dimiliki Rubben Studart. Sedangkan tentang gaya berpakaian dan cara bersolek ria pada istilah funky merujuk dalam gaya yang lahir di awal tahun 1970-an yang disebut Pimp Look yang muncul di sekitar perkampungan kumuh orang kulit hitam Amerika. Ngerti nggak maksud pimp look itu? Apa nggak ngerti? Lagi-lagi telmi nih!! Maksud pimp look itu adalah penampilan yang mirip dengan germo atau mucikari alias mama besar para pekerja seks komersial. Naudzubillah deh..!!
Nah sekarang, istilah yang rada miring tadi digabung dengan istilah jilbab yang berasal dari pustaka Islam. Padahal keduanya saling bertolak belakang dan saling berlawanan. Jadi penyatuan dua istilah itu ibarat nyatukan barat dan timur atau kutub utara magnet satu dengan kutub utara magnet lain. Nggak salah nih…!! Jilbab yang kita semua udah ngerti maksud dan pengertiannya adalah sebuah kata yang identik dengan perintah supaya muslimah nutupi aurat di tubuhnya (dari ujung rambut hingga ujung kaki, kecuali telapak tangan dan wajah) dengan pakaian yang longgar, tidak transparan, tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak berpotongan, sedang kata funky lebih condong ke sebuah makna negatif yang menjurus ke erotisme dan kebebasan seksual. Khan nggak nyambung men!!! Herannya kata itu mampu disatukan dalam benak kaum muda kita dan udah menjadi merah darah putih tulang, hingga akhirnya mereka tafsirkan sendiri maksud jilbab funky, tafsiran mereka nggak jauh-jauh amat dengan memperlihatkan lekuk tubuh wanita tapi tetep aja nutup aurat. Wadaow..kacau beliau Neng!!
Kata Mereka...
Dari hasil beberapa wawancara lewat email yang kita adakan untuk anggota Islamuda Fans Club, ternyata generasi muslimah kita cukup cekatan ngadapi masalah jilbab funky ini. Ingat lho fren, ini khusus wawancara dengan akhwat, nggak mungkin deh kalo sama ikhwan, amit-amit deh nggak pantes pol. PA misalnya, akhwat yang udah pake jilbab sejak semester 2 kelas 1 SMU ini punya pendapat tentang jilbab funky “Aku nggak terlalu tahu mengenai syariat Islam about jilbab ini, tapi yang jelas, setahu aku memakai jilbab itu seharusnya tidak memperlihatkan aurat. Jadi, kayaknya nggak boleh, deh.” Nggak jauh beda dengan argumen MaI yang alhamdulillah baru-baru aja make jilbab Juli lalu (selamat ya…!!), soal jilbab funky , “Kalo menurut saya nggak boleh, selain itu terkesan nggak seperti selayaknya seorang muslimah, itu juga bisa mengurangi kewibawaan seorang muslimah sejati, karena mungkin menurut orang lain, bisa terlihat seperti cewek gaul.” Wah oke juga, mudah-mudahan aja keinginan jadi muslimah sejati terkabul. Belum lagi dengan komentar KSM, “Menurutku sih kurang memenuhi tuntunan Islam, soalnya yang namanya jilbab itu harus benar-benar menutup aurat. nggak sekedar ditempelin aja.” Bener juga sih, jangan sampe atuh jilbab ditempelin aja, emang kliping…
Terus gimana soal rasanya make jilbab yang sebenarnya, ZI ngungkapin pengalamannya, “Waktu pertama kali pake jilbab tuh rasanya panas banget, tapi harus dibiasain akhirnya sekarang udah terbiasa deh.” Lain halnya dengan DA, “Rasanya biasa aja, tetapi sekarang rasanya jadi lain aja, hati menjadi tenang.”
Salah satu sobat kita, juga komentar soal jilbab funky, AF, “Menurutku “Jilbab Funky” itu nggak boleh, menurut syariat Islam, karena belum syar’i. Bukankah perintah Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 sudah jelas kita disuruh menutupkan kain kudung hingga ke dada. tapi kenyataannya sekarang banyak yang berkerudung cuma sebatas leher saja (jilbab lepet), tidak sampai dada..., ditambah lagi dengan pakaian yang ketat”. Rasanya gimana sih, waktu pertama pake jilbab ? “Rasanya Senang, Haru, Bangga, Aman and ngerasa nyaman aja..., dan tentu saja harus berusaha merubah sikap menjadi lebih Islami”. Gimana juga komentar orang-orang terdekat kamu, saat kamu pake jilbab pertama kali ? “sempat ada yang protes... karena alasan cari kerja susah, dan masalah jodoh nantinya...., tapi lama-lama mereka ngerti dan malah sekarang mendukung dan menjaga saya. Bahkan kata mereka saya lebih anggun ketika memakai jilbab. karena jilbab itu suatu Ibadah dan kebutuhan bagi saya...”.. Tuh,....ada yang kepengin dijaga nggak ? Pake jilbab dong .....(he..hee..heee)
Ada cerita lain lagi, dari beberapa sobat mudi yang sempat ditemui tim Islamuda lewat darat. Sebut aja namanya Mawar, mahasiswa Universitas Adi Buana Surabaya semester 8 ini bercerita soal pengalamannya pertama kali pake jilbab. Kata cewek yang ambil jurusan Matematika ini “waktu pertama kali pake jilbab SMA kelas 2, waktu itu muncul keinginan setelah ikut kajian Islam”. “Cuman waktu itu, aku bingung, soalnya aku kesulitan untuk beli jilbab. Tapi akhirnya, mbak-mbak yang ada di kajian itu ikut membantuk kesulitan saya” tambah Mawar.
Somat, eh....maksudnya Sobat, tentu ketika pake jilbab pertama kali pasti ada hambatan atau keraguan-keraguan atau semacam itulah....Tapi gimana dengan Mawar. “Pertama kali sih, ortu nggak ngedukung ama niat saya untuk pake jilbab. Tapi aku-nya tetap nekat, sampe akhirnya ortu ngerti, tentang kewajiban berjilbab itu, Alhamdulillah”.
Satu sobat cewek yang juga kena todong diinterview oleh Tim Islamuda. Ririn (bukan nama sebenarnya), cewek usia 24 tahun, bisa terbilang baru aja mengenakan pakaian yang namanya jilbab dan kerudung, sekitar tahun 2000. Ketika ditanyain kenapa pake jilbab, jawabnya “Dulunya aku anak gaul mbak, sering ikut fashion show, ngeband, bahkan ngegank juga pernah. Tapi kakakku sering bilangin aku dari cara yang halus sampe yang kasar, tentang pakaian yang Islami itu gimana, tapi sayang waktu itu tidak saya gubris”. Trus, akhirnya “Sampe musibah menimpa bertubi-tubi, akhirnya saya sadar bahwa hidup ini sangat berarti, kenapa disia-siakan dengan melakukan aktifitas yang maksiyat”. Dan Alhamdulillah, sobat kita Ririn akhirnya sampe sekarang masih mengenakan pakain islami alias jilbab syar’i bukan jilbab funky. Horeee (Imud ikut seneng lho...)
Nah, gitu seharusnya muslimah bersikap, nggak plin-plan dan nggak sekedar ngikut. Iya kalo yang kita ikuti itu sebuah kebenaran, meski pahit dan susah, kita kudu melakukan, toh kebaikannya kita akan rasakan sendiri akhirnya. Beda lagi kalo kita cuma sekedar ikutan, kalo hal itu baik, kita nggak akan bisa ngerasakan dimana letak keuntungan dan kebaikannya, sedang kalo hal itu sebuah keburukan, jelas bau busuknya kita juga bakalan kena. Khan serba salah jreng!!
What is the solution?
Demam jilbab funky ini sekarang udah merajalela, bahkan udah jadi santapan media masa dan rumah-rumah modeling. Banyak diantara model yang jadikan jilbab funky sebagai bahan peragaan busana dengan nuansa yang Islami, bahkan para seleb dengan enjoynya pas bulan ramadhan memakai jilbab funky ini dengan alasan bulan yang suci dan harus memakai pakaian yang sesuai dengan hukum Islam. Padahal salah.. hiiih gemes nggak sih. Tapi yang pasti kita sebagai muslim nggak usah banyak alasan, Tanya aja kepada hukum Islam, maka semuanya beres, dijamin tokcer.
Buat gaya funky ini, Islam punya pandangan, kalo gaya, pakaian, budaya atau apapun yang punya hubungan dengannya sangat bertentangan dengan aturan dan hukum-hukum Islam. Tentu itu bila dilihat dari lahirnya budaya ndeso tersebut, darimana lagi kalo bukan dari barat. Islam sudah mengatur, bahwa pakaian yang dikenakan tersebut wajib menutup aurat. Firman Allah SWT yang artinya : “Hai anak Adam, Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian untuk menutup aurat kamu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (Al-A’raaf: 26). Nah, buat pakaian wajib muslimah, Islam udah nurunkan perintah yang ada di QS. Al Ahzab 59 dan QS. An Nuur 31 tentang jilbab dan kerudung. Dalam kamus Ash Shihhah, al Jauhari menyatakan, kalo yang namanya jilbab itu adalah kain yang longgar (milhafah) yang sering disebut mula’ah (baju kurung).
Nah soal adanya jilbab funky yang lagi ngetren di sekeliling kita seharusnya mampu kita berikan sebuah solusi konkrit dengan jelaskan apa makna jilbab dan funky yang sebenarnya. Kalo nggak bisa ya…kasihkan aja buletin ini biar dia baca. Sekaligus promosi buat kita..ehem.
Grow up!!
Pernah sih kita baca selebaran dan reklame yang berbunyi, “Tua itu Pasti, Dewasa itu Pilihan”, cuman yang dimaksud di iklan itu tadi, nggak lain dan nggak bukan, orang yang milih produk dia adalah orang yang dewasa. Sayang seribu sayang, kalo kita nongolin lagi iklan itu di atas, yang jadi kesalahan fatal itu nggak ada penjelasan dewasa kayak apa yang dia maksud. Apa cuman gara-gara someone milih dan beli merk yang dia punya di swalayan, person itu tadi identik dengan sebutan dewasa, lha kalo yang milih bocah selevel Dea Imut disebut dewasa khan nggak lucu men!!
Tapi santer atau tidaknya iklan itu bergema, memang kata tersebut nggak ada salahnya kalo kita jadikan sebuah renungan yang kudu dipikirkan. Memang umur kita akan selalu bertambah, kita akan jadi semakin tua dan semakin rapuh. Dulu yang wajahnya mirip Sinichi Kudo berubah menjadi mirip Shincan, kepala yang dulu punya rambut Leonardo di Caprio sekarang jadi bermodel Hagemaru. Sedangkan kita masih aja nggak sadar tentang segala hal yang terjadi di sekitar mata kita. Nggak dewasa-dewasa. Kita terus aja ngikut budaya barat meski nggak jelas tujuannya, nggak nyambung aturannya dan rada edan kalo dilakukan, tapi tetep aja kita mau. Ngikut kontes supaya jadi terkenal dan mampu jual tampang seperti AFI, kontes pamer tubuh lewat top model bahkan buat yang cowok raih jeritan cewek dan doku cepet dengan ikutan L-men kontes, cuma modal buka otot perut. Jadilah kita seorang anak kecil yang tua. Tua umurnya tapi kekanak-kanakan pikirannya.
Sampe kapan lagi kita akan begini, kalo nggak cepet-cepet cari pemahaman Islam yang bener, sampe matipun kita akan tetep jadi anak-anak yang tua. Saatnya kita bener-bener dewasa, bukan cuma fisiknya, tetapi juga pandangan dan cara berpikirnya. Bangun yuukk!!(dony)
Ditulis oleh : Budi Aridian
13.01
(12) Komentar
(12) Komentar
wulan., 27 Agustus 2006 12.24
iy gw setuju bgt
karna dengan berjilbab kita akan merasa jauh lebih aman dari tindak kejahatan, n nambah pahala
gw salut ama lo
indah, 18 September 2006 15.33
Jilbab fungky harusnya emank ga boleh dipake....percuma aja berjilbab tapi nampak tuch leher...makanya ayo donk sobatku buruan pasang jilbabmu yang bener ok.
nadya, 11 Oktober 2006 16.13
eemmm...yap gue setuju se...setujunya.dan gue pernah baca al quran katanya kalau pakai jilbab itu harus sampai dibawah dada besarnya.
tatyana, 17 Oktober 2006 09.46
Alah .. biarin kek\r\nAmbl segi posistifnya dong.\r\nMasih mending dah ada yang mau pake jilbab ( tapi emang sih .. ngga sreg kalo ada yg pake jilbab tapi bajunya belahan dadanya rendah banget )\r\nYang diributin tuh yang ga mau pake jilbab, bukan yang udah pake jilbab.\r\nSemua orang berproses ... begitu juga dengan pemakai jilbab.\r\nKalo yang pake jilbab juga diributin, payah deh ..\r\nYang dah pake diributin .. yang ngga pake diributin, trus maunya apa ?\r\nemang buat orang Indonesia, pake jilbab mungkin belum dijadikan sebagai pilihan utama, jadi kita mesti menghargai banget dong kalo sudah ada yang melakukannya.\r\n\r\nDah sgini aja .. mudah-2an ngga ngeributin lagi tentang yang udah berjilbab .. yang diributin tuh yang blom mau pake jilbab, oom ...\r\n
darkfairy, 14 November 2006 09.30
it's ok, but sebagian besar orang yg pake jilbab funky or gaul itu karna terpaksa, misalnya karna aturan universitas atau pekerjaannya, beda dg orang yg bener2 \\\'sadar\\\' akan wajib berjilbab dlm islam. seharusnya cewe2 berjilbab gaul itu diberi pengarahan terlebih dahulu (catet..ya para \\\'pemaksa\\\' utk memakai jilbab!), diberi contoh bagaimana jilbab islami yg sebenarnya, kemudian diberi motivasi agar bisa berjilbab dg baik, baru mereka bisa mengikuti ajaran islam yg sebenarna tanpa paksaan. intinya jgn pernah memaksa jika mereka sendiri tidak memiliki kesadaran untuk berjilbab! toh islam bukan agama yg keras dan memaksa.. seperti yg banyak dilakukan kaum2 anarkhis yg berembel-embel \\\'islam\\\' itu.. mungkin kata orang \\\"yg penting hatinya berjilbab dari pada kepalanya berjlbab tapi hatinya tidak\\\" bisa dibilang bener juga c... but, smuana kembali kpd kmu masing-masing...
Najwa, 30 Maret 2007 09.42
wah..gmana ya??
pendapat org bahwa..yang penting hatinya berjilbab, dripada rambut ditutupi jilbab tapi hatinya ga..menurut gw salah seratus persen..kan hukum jilbab wajib tuh..kalo agama uda nyuruh gitu..y lakuin aja..g pake logika- logikaan. kalo prinsip kita hati harus dijilbab-in dulu..baru fisiknya..bisa gawat..napa gawat? karena bisa2 kita ga mau solat karena hatinya belum bersih..yang penting hatinya dulu di sholati..ato..ga usah puasa ramadhan dulu..yang penting hatinya dulu di-puasai..jadinya kan berabe..
dan juga..
pendapat bahwa Islam itu tidak memaksa umatnya juga salah lo..
Adakalanya Islam itu memaksa..napa gw blg gitu..Coba lihat apa yang Allah janjikan untuk mereka yang meninggalkan sholat..neraka kan? Atau apa janji Allah untuk mereka yang durhaka pada ortu..neraka juga kan..Nah..dengan demikian pada dasarnya Islam juga memaksa umatnya..terus kita mau protes??ya ga bisa..bukankah tujuan hidup di dunia bagi seorang hamba adalah untuk beribadah kepada Allah. Bukan untuk mengumpulkan kesenangan duniawi..
yah..kalopun para wanita blum mau bjilbab..itukan urusan mereka sama Yang diatas..bukan sama manusia..Sebagai sesama manusia, kita hanya bisa saling nasihat- menasihati dalam kebenaran, dan saling mencegah dalam kemungkaran.
paling ga..kalo ga / belum mau berjilbab, setidaknya jangan menolak hukumnya..
dalam Islam definisi jilbab uda jelas..
>> ga menampakkan perhiasan, kecuali yg biasa tampak
>> tidak tampak lekuk- lekuk tubuh
>> tidak transparan
>> tidak menyerupai laki2/ pakaian wanita kafir
nah apakah jilbab gaul itu uda islami..back to ourselves..gw g mau nyimpulin sendiri..kembali pada temen2 aja d..
Yang ngomong gitu bukan gw ya..tapi lewat firman Allah pd Rasulullah..yang dijaga oleh para sahabat dan ulama dari masa rasul hingga ulama saat ini seperti Syaikh Nashiruddin Al Abani, Syaikh bin Baz, Syaik Utsaimin dari Saudi..dan ulama2 lain yang berpegang teguh pada Alquran dan Assunnah sesuai dengan pemahaman para salafushshaleh..
kalo mau protes..berarti protes ke beliau- beliau..
Uda ah..
thank for reading this..
Gw ga meributkan yg uda jilbab-an yach..tp,
Music Is Our Life
Pengen ngetop? Sekarang bukan lagi impian katanya, di mana-mana pihak entertainment program lagi jadi pemburu bakat semisal AFI, Indonesian Idol, KDI dan macem-macem lainnya, khususon buat muda-mudi negeri ini yang lagi haus ketenaran. Ajang menaiki tangga kemasyuran ada di mana-mana, yang makin lama bikin remaja di negeri ini bermimpi habis-habisan. Padahal dibandingin sama lomba tujuh belasan di kampung, kontes ini nggak ada bedanya, sama ramenya, sama cari perhatiannya dan sama nggak beresnya. Cuman mungkin yang beda adalah pihak yang ngasih sponsor dan ngedukung acara, kalo di acara tujuh belasan paling banter adalah pabrik sinom, sablon atau warteg Mak Ijah yang mau nggak mau, harus ngasih duit, soalnya kalo nggak bakal digeruduk orang sekampung. Sedangkan di ajang perburuan bakat yang ngasih support adalah perusahaan-perusahaan besar seperti soft drink, kosmetik remaja dan resto fast food ala barat. Bila di kampung berita lomba tujuh belasan yang mem-blow up adalah Kartar kampung, sedang di ajang perburuan bakat adalah pihak entertainment dan rumah produksi yang tentunya lebih professional dan tertata, nggak asal nempel pengumuman dan ngasih woro-woro, tapi juga memberi sedikit sentuhan dorongan psikologis buat remaja, antara lain yang nggak ikut acara ini bakal nyesel seumur hidup, jadi idola yang bakal dipuja, jaga gengsi, chance of a life time dan puluhan juta hadiah yang membuat mulut kita membuka terus ngiler (iiih..jijay men!!!). Pengen ngetop? Sekarang bukan lagi impian katanya, di mana-mana pihak entertainment program lagi jadi pemburu bakat semisal AFI, Indonesian Idol, KDI dan macem-macem lainnya, khususon buat muda-mudi negeri ini yang lagi haus ketenaran. Ajang menaiki tangga kemasyuran ada di mana-mana, yang makin lama bikin remaja di negeri ini bermimpi habis-habisan. Padahal dibandingin sama lomba tujuh belasan di kampung, kontes ini nggak ada bedanya, sama ramenya, sama cari perhatiannya dan sama nggak beresnya. Cuman mungkin yang beda adalah pihak yang ngasih sponsor dan ngedukung acara, kalo di acara tujuh belasan paling banter adalah pabrik sinom, sablon atau warteg Mak Ijah yang mau nggak mau, harus ngasih duit, soalnya kalo nggak bakal digeruduk orang sekampung. Sedangkan di ajang perburuan bakat yang ngasih support adalah perusahaan-perusahaan besar seperti soft drink, kosmetik remaja dan resto fast food ala barat. Bila di kampung berita lomba tujuh belasan yang mem-blow up adalah Kartar kampung, sedang di ajang perburuan bakat adalah pihak entertainment dan rumah produksi yang tentunya lebih professional dan tertata, nggak asal nempel pengumuman dan ngasih woro-woro, tapi juga memberi sedikit sentuhan dorongan psikologis buat remaja, antara lain yang nggak ikut acara ini bakal nyesel seumur hidup, jadi idola yang bakal dipuja, jaga gengsi, chance of a life time dan puluhan juta hadiah yang membuat mulut kita membuka terus ngiler (iiih..jijay men!!!).
Mayoritas kontes yang katanya memburu dan mencari bakat terpendam remaja negeri ini nggak ada hubungannya dengan asah otak, kepandaian dan ketrampilan sang generasi muda dalam menghadapi masalah. Nggak kedengaran tuh misalnya yang di pamerin di tivi adalah jago-jago SMU dan Perguruan Tinggi yang ikut kontes jadi ilmuwan atau peneliti muda, tapi yang digadang-gadangin adalah dunia tarik suara alias nyanyi bro... Padahal negeri ini butuh sistem negara yang beres dan orang-orang yang pinter serta ahli di bidangnya, bukannya orang yang cuma pinter goyang dan nyanyi. Krisis dan kemiskinan negeri ini nggak akan selesai kalo kita bisanya cuman nyanyi, minta ditabok apa!! Tapi anehnya pikiran kita yang udah terjerembab masuk ke liang kebodohan, ngerasa kalo itulah yang namanya ketenaran hakiki…Nggak ngefek men!!
Lagi pula nggak cuman sampe disitu, semua peserta ajang pencarian bakat itu udah mabuk dengan impian dari nyanyian yang mereka bawakan. Jadilah mereka budak-budak dunia yang membikin nyanyian sebagai logo sarang pencarian nafkah alias pekerjaan. Konser disana, kontrak disini dan semua aktivitas semu yang nggak perlu pikiran dan kerja keras ekstra. Cukup jaga suara supaya gak serak dan jembret, juga ngerawat tampang supaya penonton yang lihat nggak lari terbirit-birit saat nyanyi kelihatan jerawat yang nongol segede jam dinding. Hanya saja yang kita bakal bahas disini bukannya kontes-kontes itu, soalnya kita semua udah ngerti dan mafhum keharamannya. Nggak usah ditanyakan lagi. Tapi yang kita jadikan perhatian khusus itu adalah soal nyanyian dan efeknya yang boleh dan tidak dalam Islam tentunya, juga soal kenapa sih remaja kita jadi seperti ini.. Sorry ya sobat, ini masalah analisa bro, jadi kamu-kamu yang nggak ingin mikir dikit, ya…minggir aja dulu.
Musik, gimana sih?
Ada yang bilang hidup tanpa irama adalah sepi (eh, siapa lagi yang bilang begitu?), dan emang faktanya bisa dibilang nggak jauh dari hal ini. Kalo hidup ini nggak punya irama, kita nggak akan bisa nikmati hidup selayaknya seperti manusia, stres dan depresi dimana-mana seperti halnya saat ini, di negeri kita yang lagi jadikan sekulerisme alias misahin agama dari kehidupan menjadi pilihan utama. Memang setiap manusia butuh irama, hiburan dan refreshing dalam hidup, sehingga manusia bisa kembali fresh, semangat dan cerah saat ngadepi sebuah masalah. Bayangin aja kalo di sekitar rumah kita ada tetangga yang sukanya ngomel aja tiap malem, suami pulang malem ngomel, anak dapet nilai jelek ngomel, rebounding rambut nggak beres ngomel, salahnya sendiri kenapa model rambut rebounding milih model Bob Marley, ya…nggak matching toh Jeng!! Hasilnya bisa ditebak! Kita nggak akan tenang dan nggak betah kalo di rumah. Nggak bisa belajar, merenung, sholat jadi nggak khusuk, macem-macem deh…. Toh itu udah jadi sedikit bukti kalo tiap orang butuh hiburan dalam hidup.
Cuman hal ini yang kudu kita garis bawahi fren, hiburan itu bisa segala macem, bisa lagu atau nyanyian, bisa pergi ke daerah yang punya view eksotik dan indah, bisa juga berbincang dengan teman dekat tentang masalah keislaman, tergantung kenyamanan dan tingkat intelektualitas kita. Kadang-kadang ada temen kita yang nganggap kalo ngadakan panggung open air di skul adalah sebuah hiburan atau berdugem bareng konco-konco satu geng waktu malam minggu adalah hiburan. Kalo memang ini yang mereka pahami, berarti tingkat intelektualnya ya..hanya segitu kalo orang jawa bilang sa’juput, meski berada di SMU atau Perguruan Tinggi yang penuh gemerlap bintang (sorry kalo kesindir), kita nggak nuduh kok, cuman memvonis. He..he..
Musik, bisa jadi adalah salah satu yang kita pilih dari berbagai hiburan yang ada. Lagipula, siapa yang nggak suka musik, kalo semua orang di dunia ini ditanya, dijamin nggak akan ada yang nolak, meski pilihan mereka mungkin sedikit berbeda. Nah.. menurut Ibnu Khaldun apa yang disebut nyanyian adalah suara yang berukuran satu nada, setengah nada, seperempat nada dan seterusnya. Ketika diperdengarkan ukuran-ukuran ini berbeda-beda dari kombinasi yang berbeda hingga yang rumit, sehingga mencapai harmoni yang diinginkan. Begitu senandung ini diaplikasikan pada syair, jadilah ia nyanyian. Di era Rasulullah Saw, beliau nggak ngelarang umat Islam untuk bersyair, bahkan beliau mengangkat seorang sahabat Hasan bin Tsabit yang ahli bersyair, sebagai penyemangat ketika jihad dikobarkan. Terus apa ini jadi pedoman kita untuk berdalih kalo nyanyiannya Tata Young dengan syair naughty, itchy, bitchy, boleh-boleh wae…wah tunggu dulu bung!!
Musik, antara hiburan dan peradaban
Dari banyak nash Al Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw yang pernah kita baca dan kita dengarkan, sebenarnya Rasulullah Saw nggak ngelarang ummatnya untuk sekali-sekali menghibur dirinya. Asalkan jangan jadi pria penghibur..Eiit. Dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Aisyah, ketika Aisyah mengantar perempuan ke tempat laki-laki Anshar Rasulullah Saw bertanya, Hai Aisyah! Apakah mereka ini disertai dengan suatu hiburan (lahwan)? Sesungguhnya orang-orang Anshar itu suka terhadap hiburan itu (HR. Bukhari).
Tapi nggak berarti semua hiburan dikasih lampu hijau. Tentunya kita yang udah gede ini kudu ngerti dan bisa mbedakan mana hiburan yang baik dan tidak, dalam Islam tentunya. Islam nggak akan ngasih toleransi buat hiburan yang dicampuradukkan dengan kemaksiatan. Syair-syair yang jorok dan cengeng seperti cinta-cintaan, forum hiburan yang penuh dengan munuman keras, dan campur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, tentunya Islam nolak secara tegas. Rasulullah Saw bersabda “Sungguh akan ada beberapa orang dari umatku yang minum arak, mereka menamakannya (arak itu) dengan nama lain. Kepala mereka itu biasa dilalaikan dengan bunyi-bunyian dan nyanyian. Maka Allah akan tenggelamkan mereka itu ke dalam bumi dan akan menjadikan mereka kera dan babi.” (HR. ibnu Majah).
Islam ngasih aturan bukan untuk manis-manisan, juga bukan untuk pajangan, apalagi ada yang ngomong aturan itu punya fungsi untuk dilanggar. Islam ngasih aturan ini supaya manusia tetap pada kemanusiaannya dan nggak kejerumus pada derajat yang lebih rendah. Bahkan kalo aturan ini tetep aja dilanggar manusia bakal nyesel berat, nggak tanggung-tanggung. Percaya deh sama kita….
Dari sini kita udah pada mengiyakan kalo namanya nyanyian sebagai hiburan itu boleh-boleh aja alias mubah, tapi inget nyanyian yang baik lho ya. Boleh-boleh aja, asal kita nggak melalaikan tugas yang lebih baik daripada itu. Meskipun lagu yang kita dengerin itu nasyidnya Raihan, Izatul Islam, In-Team atau IMUD Nasyider ciee…, yang namanya mubah ya tetep aja nggak lebih tinggi dari wajib dan sunah. Misal kita sibuk ndengerin musik sampe lupa sholat, atau sibuk nyanyi hingga nggak inget lagi akan dakwah, ini yang jadi masalah buat kita-kita. Kalo kita jelas-jelas lalai dan lupa, nggak ngerti mana yang harus didahulukan bahkan cenderung milih yang mubah daripada yang wajib atau sunah, maka sama aja kayak kita lari-lari pagi lapangan tapi nggak pake baju dan celana, yang mubah didahulukan tapi yang wajib dilupakan, malu bin isin atuh.
Yang nampaknya sekarang bergeser jauh adalah jadinya musik yang asalnya mubah menjadi sebuah komoditi yang wajib dinikmati. Musik juga sekarang menjadi barang bisnis dan lahan uang, lagipula lagu yang laku keras dan jadi obrolan di mana-mana adalah lagu yang sebenarnya nggak pantes untuk diomongin, paling-paling punya kisaran antara cinta, duit dan gaul bebas. Tapi nggak dikit generasi muda yang ngimpi di siang bolong agar bisa jadi penyanyi atau artis sehingga mudah dapat duit, tinggal maju ke panggung, cuap-cuap alias bonbab (bondo abab), jutaan rupiah udah masuk ke saku. Inilah yang seharusnya bikin kita mikir dikit aja, kok bisa musik yang asalnya mubah-mubah aja bisa di jadikan blooming di antara kita kaum muda. Kok bisa sebuah hal yang asalnya mubah jadi sebuah hal yang wajib dinomorsatukan. Kok bisa musik yang asalnya mubah bila syairnya nggak ada unsur aneh-aneh, menjadi sebuah hal yang fardhu buat remaja padahal syair yang ada di dalamnya penuh kemunafikan dan kesyirikan, sampe-sampe sibuk ngurusi daftar AFI, Indonesian Idol dan yang sesaudara dengan itu. Hal itu tadi yang seharusnya ada di benak kita sebagai remaja muslim, kalo ngaku…! Hayoo….
Sobat,musik yang beredar di sebuah negeri nggak akan lepas dari peradaban yang lagi laku di negeri itu. Pas Islam dan umat Islam berkembang menguasai wilayah berbagai bangsa, kehidupan dan peradaban Islam yang mulia tetep aja dipertahankan. Orang-orang Islam nolak tegas dengan semua hal yang berhubungan dengan musik-musik jahiliyah merek Romawi dan Persia, karena di kedua negeri itu, musik dipake untuk bersenang-senang belaka dan hal-hal yang nggak ada manfaatnya, seperti pesta-pesta raja-raja Romawi. Apalagi di dalamnya penuh dengan kemaksiatan yang meluber kemana-mana, dengan Al Qur’an dan Hadits yang tetep kukuh dipegang, tinggal ngomong aja No Way!! Menurut umat Islam saat itu, yang paling menyenangkan adalah ngucapin syair-syair yang mbangkitkan semangat, menyadarkan jiwa dan mengulang bacaan Qur’an dengan indah. Uhh… sejuk bro.
Sedang yang terjadi sekarang sangat bertolak belakang. Musik barat yang penuh kemaksiatan didewakan, bahkan dijadikan ajang nyari uang. Nggak salah tuh. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa profesi menyanyi adalah profesi paling akhir yang dicapai dalam sebuah peradaban. Jadi pas sebuah peradaban mundur, profesi menyanyi justru berkembang pesat. Laris bak kacang rebus. Mengapa Ibnu Khaldun mengatakan hal tersebut, bisa dibilang profesi menyanyi juga merupakan profesi pengangguran, karena menurut beliau profesi ini muncul saat nggak ada tugas lain yang dikerjakan, yang ada hanyalah membuang waktu senggang dan bersenang-senang. Tuh kan… Hal ini klop dengan peradaban dan ideologi kapitalis plus sekuler yang diemban di negeri ini, semua hal bisa diperdagangkan dan jadi komoditi. Suatu hal bisa disebut berharga kalo bisa dinilai dengan uang. Makin gede nilai nominalnya, makin gede nilai barang, itu dalam pandangan orang kapitalis.
Islam nggak ngutamakan nilai nominal suatu hal supaya bisa dibilang berharga. Why? Karena nilai nominal sesuatu mudah berubah, nggak pasti dan sementara, apalagi yang menilai adalah manusia yang serba lemah dan nggak punya daya. Dalam Islam yang paling utama adalah ridho Allah Swt, karena hal inilah yang disebut dengan nilai sejati. Barang mudah musnah, cinta manusia akan luntur oleh usia, tapi ridho Illahi nggak akan bisa terganti oleh apapun.
Dakwah is our life!!
Meski kita masih muda, nggak berarti kita kudu gunakan aji mumpung, mumpung masih muda terus seneng-seneng seenaknya. Kita seharusnya ngerti, kalo yang namanya masa muda itu cuman sekali, nggak mungkin saat kita tua terus tiba-tiba jadi muda lagi, ya nggak lucu fren! Masa muda yang kita nikmati justru menjadi penentu akan masa depan kita. Kalo masa muda kita udah diguyur kemaksiatan dimana-mana tentunya akan susah untuk kita buat kembali pada Al Qur’an dan Al Hadits. Tapi bila pas muda kita gunakan untuk berjuang di jalan Allah seperti halnya para sahabat yang berjuang bersama Rasulullah, tentunya kita nggak akan nyesel pas tua besok. Itupun kalo maut nggak nyenggol kita waktu muda.
Nah saatnya kita sadar, dan kembali untuk mengkaji Islam secara menyeluruh. Nggak usah ditunda, kita masih muda, masih kuat jalan nggak perlu dipapah, jadikan hidup kita penuh makna. Ayo sobat bangkit dan bawa panji Islam di pundak kita. Dakwah is our life!!(dony).
Indonesian Idol, From Hero to Zero
Idol kabarnya udah jadi femomena acara reality show di 20 negara lebih, dimana seseorang dapat menjadi bintang (from zero to hero) dan dapat bikin album sendiri yang pastinya didengarkan oleh jutaan fans di seluruh dunia. Indonesian Idol seperti slogannya akan melahirkan bintang baru yang akan bersinar nantinya, apa sobat mau ikutan dan menjadi pemenang Indonesian Idol? Ogah atuh… Setelah bising hari audisi di dua kota (Medan dan Jogja) dari lima kota yang direncanakan (Medan, Jogja, Bandung, Surabaya dan Jakarta), "Indonesian Idol" akan siap ditayangkan mulai 9 April 2004 pukul 19.00 wib. Tayangan perdana yang berdurasi 60 menit ini konon berisi pengenalan tentang kompetisi "Indonesian Idol" yang sampai saat ini telah mengumpulkan peminat sebesar 32.325 orang. selengkapnya. Wow…gile bo'. Empat dewan juri Indra Lesmana, Meuthia Kasim, Titi DJ, dan Dimas Djay yang mantengin ribuan kontestan untuk blusukan nyari satu sosok pemenang kompetisi "Indonesian Idol" mengatakan kalo tugas mereka tidaklah mudah, padahal cuma duduk di kursi empuk dan ndegerin nyanyian. Masing-masing mereka berkoar pemenangnya nanti haruslah memiliki faktor X. Apaan X…oo xuara xumbang kali… (09/Mar/04 - 16:00)
Idol kabarnya udah jadi femomena acara reality show di 20 negara lebih, dimana seseorang dapat menjadi bintang (from zero to hero) dan dapat bikin album sendiri yang pastinya didengarkan oleh jutaan fans di seluruh dunia. Indonesian Idol seperti slogannya akan melahirkan bintang baru yang akan bersinar nantinya, apa sobat mau ikutan dan menjadi pemenang Indonesian Idol? Ogah atuh…
Indonesian Idol udah menjadi fenomena petualangan remaja gaya baru. Acara yang ditrademark 19 Television Limited dan Fremantle Media Operations BV. Serta disutradarai oleh PT. Dunia Visitama Produksi, mampu bikin jiwa ABG di Indonesia dag dig dug duer..Paiya sekali bro..Why…soallnya mudah, ABG mania yang rela berdusel ria dengan ribuan peminat Indonesian Idol punya angan dan cita-cita jadi bintang beken, namanya mentereng, gayanya jadi pujaan, hidupnya jadi penuh kemewahan dan akhirnya dia pun jadi jutawan. Emang gampang..?? Nggak ngerti..yang pasti hampir semua ABG mania yang berjibun ngerumuni tempat audisi nggak bakalan punya angan-angan bikin tempat tembel ban. Euih jijay kata mereka…Emang yang jijay siapa kalo bukan pikiran ABG mania sendiri. Pengennya didewakan sama sesama manusia padahal lupa ama kewajiban pada Allah Swt. Naudzubillah…
Angan dan Impian
Kurt Nielsen juara World Idol yang berusia 24 tahun, udah jadi bintang di negerinya Ole Gunnar Solskjaer Norwegia. Single perdananya "I" laku keras. Meski katanya berpenampilan sederhana dan berprofesi sebagai tukang reparasi pipa, Kurt Nilsen nggak kecil hati. Bahkan pas banyak yang ngeliat remeh, kepercayaan diri Kurt untuk ngikuti kompetisi Idol makin besar. Ia tak menghiraukan segala cemoohan yang ditujukan sama dia. Hasilnya, ia nggondol hadiah utama di ajang Norway Idol 2002 dan World Idol 2003. Walau Kurt telah dikaruniai dua orang anak dan seorang kekasih nggak bikin popularitasnya anjlok (waduh kekasih tuh…bukan istri lo…). Malah, hal itu membuat namanya makin berkibar di mata pemirsa televisi Norwegia. Hal ini udah kebukti lewat daftar panjang wawancara dengan beragam media usai ia dinobatkan sebagai juara.
Usai kompetisi Idol di Norwegia berakhir, Kurt langsung ditemploki kontrak rekaman sebagai hadiah utama. Sebuah single berjudul She's So High ciptaan Tal Bahman dirilis dua minggu setelah kompetisi Idol berakhir. Single ini punya posisi tertinggi di tangga lagu musik Norwegia selama sembilan minggu. Keajaiban berikutnya, Kurt dianugerahi 11 platinum atas keberhasilan albumnya yang mencetak rekor penjualan terbesar di Norwegia. Jadilah ABG nganggap kalo dia bisa masuk dalam nominan Indonesian Idol, dia bakal punya nama besar. Kok bisa, jelas yang jadi contoh orang-orang barat yang berpikiran kapitaslis alias uang jadi tujuan, hedonis alias kemewahan jadi pujaan dan sekuleris alias agama di jadikan embel-embel KTP doing menjadi slogan dan pedoman.
INDONESIAN IDOL, from Hero to Zero
Kok kebalik, ya jelas to, pengen ngerti baca terus ok!! Hhh... idola emang segalanya buat anak muda. Penggemar pun rasanya rela buat ngelakuin apa aja asal demi sang idola. "Sewu kutho kowe tak enteni", kata Didi Kempot. Kalo perlu, pontang-panting lari ngalor ngidul pun dijalanin asal bisa ketemu sang idola. Padahal, kalo urusan sekolah... Boro-boro ngalor ngidul, sekolah aja kepaksa! lya nggak?!
Bahkan, saking hebohnya tingkah polah penggemar ketika ketemu sang idola ini, dibuatlah acara TV yang bertema pertemuan antara fans dan idola macem Mimpi Kali Yee... dan sebagainya. Udah pada tau dong gimana acara itu? Waduh... heboh banget! Nggak bisa diungkapin dengan kata-kata deh pokoknya. Pelukan, cup-cup kanan-kiri atas bawah dan sebagainya. Bahkan konon katanya bisa tuh idola dibungkus rapi aja, trus dibawa pulang. Idola kayaknya hampir jadi berhala-berhala Quraisy modern. Mereka dipuja-puji, diikutin apapun langkahnya. Bahkan pemikiran dan polah tingkah idola juga ditiru abis sama si fans. Iya kalau bener, kalau nggak?! Pastinya penggemar jadi linglung kena pentung.
Padahal seorang muslim yang beriman wajib hukumnya pas mau ngapa-ngapain kudu jadikan Islam sebagai standarnya.
Seperti firman Allah:
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS An Nisa 65)
Jangan gara-gara Indonesian Idol kita dan kawan main kita demen ama bermimpi, trus kita ikutan ngelamun siang malam sambil nyetel kaset Clay Aiken keras-keras di rumah (padahal asli nggak ngeh ama isi lagunya). Ato, gara-gara lagi musim AFI, trus kita ikutan dikit-dikit berkoar "menuju puncak" bikin lomba joget AFI dengan lagu Hymne Guru,
Nggak nyambung men!!
But sekali lagi Sobat, back to Syariat dong. Karena syariat Islam adalah syariat yang lengkap, yang mampu memecahkan persoalan manusia secara keseluruhan, berdasarkan sifat kemanusiaan manusia itu sendiri. Makanya, yuk kita lihat gimana Islam ngatur soal idola mengidolakan apalagi soal ngimpi-bermimpi, tiru meniru alias mencontoh ato meneladani sosok yang diidolakan. Allah berfirman,
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh." (QS. Al Ahzab: 21).
Udah wajib buat kita kembali ke jalan Allah. Masih banyak saudara kita yang butuh bantuan. Palestina, Bosnia, Uzbekistan dan puluhan negeri Islam lain lagi merana, sedang kita malah asyik ngamun Indonesian idol, bisa-bisa nanti kita jadi Indonesian idiot. So...up to you!!
Jatuh Cinta....
Jika kita bertanya pada orang-orang dewasa ataupun
yang telah uzur, sebuah pertanyaan yang menggelikan
tetapi sangat menarik, "Kalau Anda ingin kembali ke
masa muda, masa manakah yang akan Anda pilih?",
kira-kira bagaimana jawaban mereka?
Pastilah kebanyakan dari mereka akan langsung menjawab
ingin kembali ke masa SMU dengan alasan yang beraneka
raga m. Tetapi salah satu jawaban yang pasti adalah
ketertarikan mereka pada lawan jenis dengan
berjuta-juta jalan cerita yang tak kunjung usai untuk
diceritakan. Mereka mengakui bahwa ketika bertatapan
dengan kecengan atau pada saat berada di dekat dia
atau waktu ngobrol sama dia, akan timbul perasaan yang
tidak dimengerti (tidak biasanya terjadi), seperti
perasaan canggung/kikuk, malu, salah tingkah, atau
perasaan dag-dig-dug nggak karuan.
Harus diakui kebanyakan dari mereka tidak berusaha
sungguh-sungguh mencari jawabannya dan menganggap hal
tersebut sesuatu yang biasa saja sebagaimana
terpersonalisasinya pikiran bahwa jika berbicara
masalah ilmiah maka akan terbersit bayangan bahwa
ilmiah, sudah dari sononya memang sulit untuk
dipahami.
Terlepas dari hal tersebut merupakan kodrat manusia,
artikel ini akan menjelaskan secara definitif dan
sederhana tentang aliran kimiawi cinta. Sebelum turun
ke hati, aliran cinta akan transit dulu di otak untuk
melewati proses-proses kimiawi. Dan proses transit ini
memerlukan beberapa tahapan sehingga aliran kimiawi
cinta tidak sesederhana dan secepat peribahasa 'dari
mata turun ke hati'.
Tahap 1: Terkesan
Pada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang
melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan,
berdekatan, berbicara atau yang lainnya.
Tahap 2: Ketertarikan
Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan
tiga senyawa cinta, yaitu: Phenyletilamine (PEA),
Dopamine dan Nenopinephrine.
Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina
Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar
197-200oC ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit =
195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 =
1,5335
Dopamine
Struktur Dopamine ada dua, yaitu:
Dopamine (3-hidroksitiramini hidrogenbromida atau
3,4-dihidroksiphene ntilamin)
Memp unyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC
Dopamine (3-hidroksitiraminh idrogenklorida atau
3,4-dihidroksiphene tilamin)
Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC
Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang
paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa
ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu,
malu ketika berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan
ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam
coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es
Krim, Choki-Choki, dan lain-lain. Mungkin inilah
sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka
memberi coklat pada seseorang yang dicintainya.
Tahap 3: Pengikatan
Pada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa
Endropin. Senyawa inilah yang akan menimbulkan
perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan
memproduksi senyawa ini apabila orang yang kita kasihi
berada di dekat kita.
Tahap 4: Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir)
Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh
otak kecil mempunyai peranan dalam hal membuat rasa
cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara
keduanya.
- Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka
ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara lain:
- Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya.
- Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan
mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.
- Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan
mendengarkannya.
- Segera menghampiri yang dicintai.
- Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.
- Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang
saat mengunjungi orang yang dicintai.
- Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang
yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
- Cemburu kepada orang yang dicintai.
- Rela berkorban untuk orang yang dicintai.
- Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang
dicintai.
- Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.
- Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan
dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah.
- Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan
yang dicintai.
Demikian tahapan-tahapan aliran kimiawi cinta, tetapi
janganlah kita terpersepsikan bahwa jika kata ‘cinta’
akan selalu berhubungan dengan pacaran. Sebab jika
kita berbicara masalah cinta, sebenarnya bukan hanya
untuk lawan jenis, tetapi perasaan cinta seseorang
kepada suami/istrinya, anak, teman, adik, serta
saudara yang lain.
Dan terlepas dari pembagian porsinya yang
berbeda-beda, haruslah diingat bahwa segala sesuatu
tersebut adalah karunia dari Sang Pencipta yakni Allah
SWT sehingga wajar porsi paling besar haruslah kita
berikan kepada Allah SWT. Dan semoga kita adalah
orang-orang yang bukan termasuk orang-orang yang
menyalahkan arti/makna cinta tersebut.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,15920.0.html
Ada Apa Dengan Cinta?
Love is blind, begitu kira-kira crita film Ada Apa Dengan Cinta?(A2DC). Nggak bermaksud menggurui, tapi nggak ngefek and nggak matching kalo sobat muslim pada bernafsu pengin nonton itu film, selain critanya pasaran, lagian nggak ada nilai positifnya buat Islam kamu, bisa-bisa malah luntur tuh iman, khan berabe? Love is blind, begitu kira-kira crita film Ada Apa Dengan Cinta?(A2DC). Nggak bermaksud menggurui, tapi nggak ngefek and nggak matching kalo sobat muslim pada bernafsu pengin nonton itu film, selain critanya pasaran, lagian nggak ada nilai positifnya buat Islam kamu, bisa-bisa malah luntur tuh iman, khan berabe?
Film yang dipercayakan pada Rudi Soedjarwo untuk menyutradarai ini, isinya drama percintaan anak SMA. Jujur, sang penulis skenario yang juga sering nulis cerpen, sebuah skenarionya diangkat ke layar lebar dengan judul Rini Tomboy yang mendapat lima nominasi Citra, dengan Jujur sebagai Penulis Skenario Terbaik. Karyanya Buku Catatanku. di film televisi, mendapat piala Vidya dalam Festival Sinetron Indonesia.
Anto, yang lulusan IKJ, Fakultas Seni Rupa dan Desain, beberapa karyanya dapat dilihat dalam iklan Telkomsel dan Coca Cola. Juga dalam video klip Andien (My Funny Valentine), Indra Lesmana (Reborn dan Aku Ingin) dan Gil (Live Your Dreams). Dan di A2DC Anto kembali ingin mengulang suksesnya di bidang designer.
Pengalaman Roy lolang sebagai Director of Photography terbukti di sejumlah film dokumenter, di antaranya dua episode Anak Seribu Pulau. Selain itu, juga mengerjakan film televisi Buku Catatanku, bersama Miles Productions. Dalam hal video klip, mulai dari klip Melly Goeslaw, Reza-Masaki Ueda, sampai Andien (My Funny Valentine) yang menjadi nominasi Video Klip Terbaik VMI 2000. Roy juga telah menggarap lebih dari 250 buah iklan TV. (adaapadengancinta.com)
Film A2DC, Nggak Usah Heran
Itulah A2DC, kolaborasi orang seni, orang media dan orang komunikasi sehingga film ini cukup apik. Tapi sayangnya, orang-orang potensial yang ada di dalamnya memanfaatkan kepiwaian mereka hanya untuk merusak generasi muda kita, lho koq? Ya okeylah kalau memang mereka hanya sekedar membuat film dan nanti terserah penontonnya sendiri mau diaplikasikan apa dari nonton filmnya, tapi yang jelas sebagai orang komunikasi dan media, tentu mereka tidak lupa teori efek media. Dalam teori efek media, single message dari media akan mengenai individual receiver, oleh individu tersebut akan di receiver. Dalam jangka pendek efek media tadi akan menimbulkan stimulus atau respon yang ambigu (penolakan) disebabkan oleh frame of reference seseorang. Tapi pada jangka panjang tayangan tadi akan diadopsi, didifusi dan di inovasi sehingga disesuaikan dengan karakteristik dia atau lingkungan dimana dia berada. Kira-kira seperti itulah apa yang diinginkan film A2DC kepada penontonnya. So, it's about trouble maker. Padahal kita tahu film kayak gituan jelas mengusung budaya gaul bebas, dan kita tahu juga budaya itu telah melahirkan penyakit sosial seperti AIDS, prostitusi, aborsi dlll. Tuh, masih mungkir juga?
Kalo soal crita filmnya sih, diakui film ini tidak akan jauh critanya dengan Gita Cinta dari SMA-nya Rano Karno dan Yesi Gusman. Yah, mau dibuat sedasyat Titanic, Kuch Kuch Hota Hai atau yang laen, film tentang cinta toh hasilnya tetap cinta itu sendiri, ya nggak? Lagian, yang namanya cinta dari nenek moyang ampe' cucu moyang kita nanti ya sama aja, nggak akan berubah. Beda dengan buah pisang, kalo dulu pisang bisa dibuat kolek atau pisang goreng tapi karena perkembangan zaman ada pisang yang bisa dibuat masker wajah, atau buat ngobatin penyakit, atau kalo kamu pas kaget ngeliat hantu di malam hari, pasti kamu akan pisang, ehhh, itu pingsan, Neng!!
Cinta adalah Pacaran!, Bener nggak?
Banyak cara untuk ngungkapin cinta. Bisa dengan cara verbal maupun non verbal. Kalau orang Indonesia ngungkapin cinta dengan "Aku cinta kamu", orang Inggris bilang "I love you", orang Afrika bilang "Ek het jou lief", orang India bilang "Hum tumhe pyar karte hae", orang Jepang bilang "Aikotoraneru", orang Mandarin bilang "Wo ai ni" orang Turki bilang " Seni Seviyorum" dan sebagainya.
Apapun ungkapan dan cara mereka dalam mengungkapkannya tetapi tujuan yang ingin diraih adalah sama yaitu cinta itu sendiri. Salah satu lembaga formal untuk menyatakan cinta itu adalah pacaran dan menikah. Kalau menikah mereka menganggapnya itu imposible lah, karena cintanya cinta monyet. Akhirnya jalan terakhir adalah pacaran.
Aktifitas pacaran bukan aktifitas PDKT aja, tetapi sudah mengarah pada prilaku sex bebas.Ingat, kasus Itenas-Bandung yang meledak VCD-nya, atau kasus diperkosa dan dibunuhnya dua anak bau kencur oleh dua pemuda Sholehudin dan Abdul Rohim di Pasuruan. Dan sederet kasus pelecahan seksual lainnya di negrinya "Didi Kempot" ini..
Lantas apa yang menyebabkan semuanya itu terjadi?. Psikiater kondang Dadang Hawari menunjuk maraknya media masa dan tempat hiburan yang mengundang nafsu syahwat ini sebagai penyebab utamanya. Lihat saja acara media elektronik yang biasa tersaji didepan keluarga kita. Hampir semuanya menayangkan prilaku zina, misalnya adegan ciuman sampai persetubuhan, sinetron perselingkuhan, iklan di "tempat tidur", telenovela yang isinya berkisar masalah sex bebas, hingga komik dan film kartun seperti Crayon Shincan yang membimbing anak-anak untuk bertingkah laku cabul. (satunet.com)
Pakar ilmu komunikasi Paul B. Horton dan Chaster menyatakan, kelompok pertama yang jadi reference of group remaja adalah peer group alias teman sebaya. Dari pergaulan dengan temannya itulah seorang remaja mengadopsi way of life. Makanya kalo temannya pada ngeliat film A2DC, dia nggak juga liat, dia akan merasa nggak pede, atau bahkan teman sebayanya akan mengatainya sebagai kuper atau nggak gaul. Tuh khan!
Tapi kalo ini teorinya penulis, bahwa banyak sudah tontonan yang menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan. Liat aja, sinetron, telenovela telah menjadi tuntunan masyarakat kita dalam bertingkah laku, sementara acara waktu bulan puasa, seperti ronda di RCTI, ditunggu orang karena hanya pengin nonton lawakannya Topan dan Leysus, wah itu namanya tuntunan Islam hanya dijadikan barang tontonan doang. Begitu pula film A2DC, hanya salah satu dari sekian cara orang sekular untuk menjadikan tontonan A2DC menjadi tuntunan bagi ABG or remaja dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Siapapun nggak akan mungkiri itu !
Pacaran, bikin Hidup lebih Hidup?
Pacaran bisa memacu semangat belajar? Walah, kayaknya semut aja ketawa-ketawi kalo denger. Padahal teori ama praktik beda banget. Kalo emang pacaran bisa nambah semangat belajar, tapi kenapa amburadul sekolahnya gara-gara pacaran? Ingatannya tajam kalo disuruh ngingat nama gacoannya, atau tentang beragam hal yang berkaitan dengan doskinya. Tapi kalo ditanya tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia, pasti jawabannya tu-la-lit. Trus, tiap malam minggu musti ada jadwal wakuncar. Lha kapan mau belajarnya, Mas? Wis...rucak-rucak.
Trus kalo pas di sampul bukunya ada foto si blondo Britney Spears, ia selalu memiripkan pacarnya dengan Britney, padahal mirip Digimon (hee..hee..). Di dinding kamarnya, bukannya dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus fisika, matematika, atawa kimia, tapi malah ditempeli foto pacarnya. Trus di kamarnya nongkrong radio-tape yang kalo dengerin satu lagu, bisa-bisanya dicocokkan dengan isi hatinya saat pertama kali ketemu doinya. Wah, gimana bisa belajar? Padahal, setahu penulis, banyak juga lho, yang semangat belajar tanpa kudu ngenjalanin pacaran. Justru, waktu sekolah dulu, ada teman penulis yang main api asmara, malah belajarnya awut-awutan. Kalo soal rajin dateng ke sekolah, ya iya sih. Tapi yakinlah, tujuan utamanya bukan untuk belajar di sekolah, tapi cuma pengen ketemu si dia. Bener kan? Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem kena sindir nih.
Pacaran katanya bisa bikin fresh pikiran kita.
Aduh biyung, kayaknya perlu diedit lagi itu otak buat yang bilang beginian. Sebab itu cuma mengada-ada aja. Buktinya, banyak sobat remaja yang dibikin puyeng tujuh keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh menurunkan rumusnya Enstein E=mc2, salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin ngakak seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein mencret-mencret! Huahahaa!!!.
Eh, teman pembaca, ada juga lho teman kamu yang pacaran dengan alasan untuk seleksi kepribadian, supaya kalo jadian nikah nggak usah ragu en berabe lagi. Ya, kali aja ada yang nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke juga tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, nyatanya banyak yang justru setelah berpacaran sekian tahun, eeh bubar dengan alasan nggak cocok (emangnya sepatu? huu), bilang aja mau coba-coba, itulah wujud kepengecutan mereka. Makanya bagi yang pengecut, sekali lagi...pengecut, pacaran adalah alternatif untuk coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa say goodbye. Celakanya, kalo sampe dicobain luar-dalam, wuih ngeri deh! Cowok or cewek yang beginian nih, ketahun banget niat joroknya.
Kalo alasannya adalah untuk mengetahui info tentang si doi, tanya aja sama temannya yang yang emang udah akrab dan bisa dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya. Beres kan? Nggak sulit kok. Alasan teman kamu yang model begini bisa kita mentahkan. Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran, malah adem ayem aja tuh, dalam rumah-tangganya.
Sobat, bagi kamu yang laki, pacaran juga bisa nguras dompet kamu lho, bagi yang cewek ketiban rejeki nomplok; dijajanin, main ke tempat hiburan, dibeliin baju, dan seabrek "gula-gula" lainnya. Soalnya, malu dong kalo kebetulan ketemu sama teman lain, pas kamu lagi jalan sama pacar trus diledekin dengan plesetan syair lagu Iwan Fals: "jalan berdampingan tak pernah jajan-jajan" (heeee). Ya, itu namanya cinta TERPADU alias terpaksa pakai duit. Fakta ini jadi klop dengan tulisan yang suka nemplok di pantat truk, "Senyummu merobek kantongku!" (copeeet kali)
Trus, gimana dong? Nah, ini saat yang tepat untuk berubah, mengubah persepsi kamu tentang cinta. Cinta yang diaplikasikan melalui pacaran atau sex bebas adalah salah besar dalam pandangan Islam, cinta seperti itu adalah sampah, bikin bau busuk, kalo' nggak dibuang ya dibakar. Sedangkan cinta dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang fitri keberadaanya pada diri manusia, bahkan dalam sebuah hadits cinta itu disetarakan atau diidentikan dengan keimanan kita, misalnya : "Tidak dianggap beriman diantara kalian hingga Aku (Rasulullah) lebih di cintai daripada cintanya kepada sanak keluarganya dan keseluruhan manusia" (HR. Bukhori)
Cinta itu tidak harus kepada lawan jenis, bisa cinta sama kakak, adik, ortu, saudara seiman tapi tetap saja cinta kepada mereka tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana dalam sebuah ayat : "Katakanlah "Jika kamu mengutamakan bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta hasil usahamu, perdagangan yang kamu khawatirkan kebangkrutannya dan tempat tinggal yang kamu senangi, melebihi daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berjihad fi sabilillah, maka nantikanlah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya" (TQS. at-Taubah 24).
Siapapun bisa mengidap cinta, anak muda, orang tua ataupun "nak-kanak" bisa memiliki rasa cinta, namun kalo mereka muslim yang ngaku dengan syahadatain ingat firman Allah : "Katakanlah (Muhammad): Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, turutilah aku Muhammad, pasti Allah mencintaimu pula dan sekaligus mengampuni dosa-dosamu" (TQS. ali-Imron 31)
Itulah cinta dan konsekuensinya, jika kita cinta (baca: taat) kepada Allah, janji Allah akan mencintai kita. Bagaimana rasanya dicintai Allah? Pasti enak dan tentu enak karena Allah yang punya kenikmatan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Sedangkan cinta fatamorgana kayak pacaran itu, ora ono untunge Mas!! Seharusnya kita berpikir, siapa yang memberi doimu wajah sing "sumringah"? Siapa yang memberi nikmat padamu tanpa batas? Cinta siapa yang abadi? Tentu kita semua udah tau jawabnya, hanya Allah SWT. Gimana, brur? Kalo' dibandingin khan juauuuh banget bedanya.
Nah sobat, bagi kamu yang masih aktif pacaran, segera lakukan pembenahan.
Pertama, amputasi aja pacar kamu. Sakit dong? Artinya putusin, yah, emang sakit sih, tapi salahmu sendiri ngapain pake maen api cinta segala, terbakar baru tahu rasa kamu. Kalo baru terbakar api cinta paling bisa disembuhin dua ampe tiga hari, tapi kalo udah terbakar api neraka, jangankan diobatin, minta tolong aja nggak ono' sing ngreken.
Kedua, Pelajari Islam. Karena hanya dengan mempelajari Islam kamu akan yakin, bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi "begituan" sama hansip).
Ketiga, kurangi deh, porsi tontonan yang bisa merangsang naluri cinta kamu terhadap lawan jenis, soalnya yang punya media udah nggak peduli kalo tontonan mereka merusak jiwa generasi muda, sing penting melestarikan UUD (Ujung-ujungnya Duit), so pasti yang mereka berikan kepada kita adalah mengandung nilai yang bertentangan dengan Islam.
Keempat, hindari atau jauhi sohib yang bisa menjerumuskan dirimu ke dalam kesesatan yang nyata, sohib seperti itu nggak layak kamu jadikan brothers. Kalo' dalam film Brama Kumbara orang-orang seperti itu disebut bedebah!!
Sedangkan, bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas pacaran, hindari segala peluang yang bakal menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam, sering hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal meredam keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya itu. Firman Allah Swt: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (TQS an-Nûr 30).
Yang penting sekarang alasan-alasan kamu yang menjalani aktivitas pacaran semuanya tertolak secara logika, apalagi hukum Islam. Alasan-alasan tersebut hanya justifikasi alias pembenaran terhadap penghambaan seseorang mengumbar hawa nafsu, awal mula seks bebas, kelanjutan dari gaya hidup semau gue, dan akhirnya derajat kita lebih rendah dari hewan ternak (hiii...gilo Rek!!).
OK, sedahsyat apapun A2DC, nggak perlu heran, kagum, terpesona, ya emang tujuan mereka membuat kita seperti itu, sehingga dalam jangka panjang menurut teori efek media diatas, kita akan mengadopsi atau mengambil apa yang kita heran, kagum, terpesonakan. Seorang muslim yang tangguh bukanlah seorang muslim yang ngikuti trend zaman yang dikagumi, tapi seorang muslim yang tangguh adalah mereka yang masih teguh memegang Islam meski zaman telah berubah-ubah, hal seperti ini telah disinyalir oleh Rasulullah SAW, haditsnya : "Sesungguhnya akan datang masa yang memerlukan kesabaran. Bagi orang yang memegang teguh agamanya ibarat memegang bara api. Orang yang melaksanakan perintah, pahalanya 50 orang biasa. Para sahabat bertanya 'orang biasa itu dari kami atau dari mereka'. Rasulullah menjawab 'dari golongan kalian' (HR. Al Bazaar dan Thabrani dalam Majma'uz Zawaaid) (lbr/dy)
Gita Cinta SMA
Ini bukan kisah cinta Rano Karno dan Yesi Gusman dalam film, bukan pula cerita roman picisan. Tapi kita lagi ngomongin ABG atau sobat remaja yang ketika jadi anak baru di sekolah. Anak-anak SMA mereka mulai mengenal cinta, meski nggak sedikit yang udah kenal sebelumnya, tapi masa SMA-lah untuk mewujudkan impian tentang cinta (taileee..) Ini bukan kisah cinta Rano Karno dan Yesi Gusman dalam film, bukan pula cerita roman picisan. Tapi kita lagi ngomongin ABG atau sobat remaja yang ketika jadi anak baru di sekolah. Anak-anak SMA mereka mulai mengenal cinta, meski nggak sedikit yang udah kenal sebelumnya, tapi masa SMA-lah untuk mewujudkan impian tentang cinta (taileee..)
Ngomongin soal cinta, kayak ngomongin pelangi. Iya, kelihatannya hanya terdiri dari 3 warna, tapi sebetulnya berjuta warna tertebar disana, sehingga begitu indahnya pelangi itu. Ngerumpi masalah cinta nggak ada ujungnya, apalagi kalo yang ngomongin adalah anak sekolah seusia kamu. Dijamin jadi obrolan yang spesial bin seru. Ketambah bagi yang baru kenal makhluk bernama cinta. Serasa menemukan alam baru. Alam yang belum pernah dijamah sebelumnya, nggak salah kalo bisa terbawa dalam mimpi.
Macamnya cinta yang diidap teman kita itu beragam juga, ada cimot (cinta monyet), cinlok (cinta lokasi), cileduk (cinta lewat dukun) dan cimplung alias cinta kecemplung, soalnya pas ketemu doi pujaannya, kecemplung di got depan sekolahan (heheee…rasain loe)
Cinta : Sesuatu Yang Terindah
Konon, cinta itu rasanya kayak permen, asem, manis, asin, kecut, sampe pedes. Seru banget ya? Apalagi kalo yang jatuh cinta itu remaja yang masih pada sekolah. Semakin heboh sekaligus menggelikan. Lho, kok bisa? Ya iyalah, biasanya tuh teman remaja suka malu-malu kucing. Sebab, bagi yang jatuh cinta pertama kali adalah pengalaman yang mendebarkan, bisa-bisa bakalan dicatat dalam lembaran sejarah kehidupan kamu. Soalnya, emang seru sih. Tul nggak?
Sobat remaja, anak remaja mana sih yang awalnya nggak malu ama kucing ehh maksudnya malu-malu kucing kalo ketemu kecengannya? Bagi yang emang malu-malu kucing, beraninya cuma ngincer doang. Pas ketemu orangnya, nunduk aja, dikiranya lagi nyari kancing baju yang jatuh. Trus, kalo jauh pengennya deket terus. Eh, begitu doi dekat kita, malah dak-dik-duk, Walah! Sebagian lagi malah jual mahal. Pura-puranya sih, nggak suka. Padahal, maunya, pengen disapa. Uh …Dasar!
Bagi teman kamu yang lagi dilanda kasmaran, kadang cuma denger suaranya atawa papasan di perpus aja suasana hatinya udah semriwing. Saking senangnya tentu. Apalagi kalo kemudian doi ngajak jalan-jalan ke kantin or sekadar duduk-duduk di taman sekolah. Ditanggung anti manyun deh. Dan biasanya langsung sregep menyambut rayuan tersebut.
"Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta". Kamu pasti inget ama penggalan lirik tembang Doel Soembang itu. Dan, so pasti setuju juga kalo rasa cinta itu adalah anugerah terindah yang kita miliki. Nggak kebayang deh, kalo kita nggak punya rasa cinta. Mungkin nggak jauh bedanya ama patung pak polisi di perempatan jalan itu. Nggak salah, kalo mbak Melly Guslaw wanti-wanti agar kita jangan pernah menyanjung cinta bila tak mengerti maknanya cinta, yang dilantunkan lewat gita "Hanya" dalam album OST A2DC. Tapi, tahukah kita maknanya cinta?
Tatkala Allah Swt. menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbaik. Allah pun mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia bisa hidup dan nggak punah sebelum hari kiamat. Ada kebutuhan jasmani (hajjatul 'udlawiyah) seperti rasa lapar, haus, tidur atau pengen buang air. Kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi. Kalau nggak, badan kita bakal protes dan bisa sampai pada kondisi yang "mengundang" malaikat Ijrail.
Ada juga yang disebut kebutuhan naluri (hajjatul gharaa'iz). Terdiri dari naluri beragama (gharizatun tadayyun), naluri mempertahankan diri (gharizatu al-baqa) yang berbentuk rasa takut, atau pengen popular. Ada juga naluri melestarikan keturunan (gharizatun nau') yang berwujud rasa cinta. Kalo kebutuhan ini nggak dipenuhi, perasaan kita jadi resah dan gelisah. Tapi badan kamu nggak akan protes. Persis perasaan kamu waktu lagi nungguin jawaban dari doi. Kalo ternyata cinta kamu sebatas mimpi alias bertepuk sebelah tangan, biasanya kamu cuma uring-uringan terus kamu berdalih "cinta kan tak harus memiliki". Padahal dalam hatinya gondok buanget, serasa kompor meledug. Kasiaan deh
Kalo Cinta Jangan Maksiat !!!
Bagi yang udah punya 'jam terbang' tinggi di dunia cinta, rasanya nggak cukup and nggak puas, kalo cinta cuma dirasain di hati. Lho Kenapa? Sebab, bagi sebagian sobat remaja, biar cinta tambah oke kudu diwujudkan dalam bentuk aktivitas yang lebih kreatif. Apa jawabannya? PACARAN. Betul 100!!! Banyak teman kita yang menempuh jalur itu. Katanya sih, pacaran adalah wujud ekspresi cinta dalam diri kita. Tanpa pacaran, cinta itu ibarat sayur tanpa garam. Hambar. Begitu komentar para aktivis pacaran.
Ritual orang pacaran biasanya, diawali masa perjuangan PDKT. Benci dan rindu jadi satu. Trus, ada aksi "nembak pujaan hati". Mengikat janji setia menjalin cinta kasih hingga ujung waktu nanti (cieeee…). Yang berarti lampu hijau buat jalan bareng alias pacaran sebagai episode terakhir upaya mencari cinta bak arjuna udah kesampean.
Tapi, kayaknya nggak semua setuju ama gaya pacaran remaja sekarang. Banyak pro dan kontra yang cukup bikin kepala kita pusing tujuh belas koma tiga puluh empat keliling lapangan bola (makin pusing khan?). Bukannya dapet jalan terang, malah bikin remaja ngambil kesimpulan sendiri. Pokoke, pacaran itu boleh dan itu keputusan yang nggak bisa diganggu gugat. Titik! Wah Gaswat dong Men!?!
Tren orang pacaran, kayaknya udah mendarah daging dan berurat akar di negerinya si Unyil ini. Seakan nggak bisa di-delete dari kehidupan remaja kita. So, istilah pacaran dan segala kembarannya udah populer. Sepopuler album '07 Des'-nya Sheila on Tujuh. Lucunya lagi friend, ada gaya pacaran Islami. No kiss no touch. Aneh-aneh aja, emangnya jalan bareng atawa nonton bareng, bisa dibilang islami juga? Asal!
Lebih celakanya, banyak yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulan modern. Kamu baru dianggap dewasa en gaul kalo udah punya doi. Kalo belum punya, siap-siap aja dinobatkan jadi pejabat, alias pemuda jaman batu. Dan itu bisa bikin kamu manyun en berjuang dengan semangat '45 ngegaet sang dambaan hati, belahan jiwa (upss..) Sampe harus ngorbanin uang SPP biar bisa mentraktir doi di kantin sekolah.
Sobat muslim, ada juga teman remaja yang pacaran beralasan bahwa doi butuh seseorang yang bisa ngertiin dan merhatiin dia. Pokoknya, yang lebih dari sekadar temen, yang bisa mompa semangat bak cheerleader waktu kamu lagi putus asa, bisa jadi tempat berbagi rasa dan masalah, atau paling pasnya, buat ajang seleksi cari pasangan hidup.
Tiap remaja membutuhkan orang dekat yang bisa mengingatkan dan membimbing tanpa harus menggurui. Dan biasanya teman sebaya atau lawan jenis berada di urutan pertama (emangnya klasemen) sebelum orang tua atawa guru. Tapi kayaknya alasan-alasan temen kamu itu terlalu dicari-cari aja, biar dilegalisasi sekolah, keluarga dan lingkungan. Buktinya pacaran cuma jadi ajang baku syahwat. Nggak hanya jalan bareng, tapi malahan remaja sampe rela 'tidur bareng'. Naudzubillah min dzalik!
Pacaran : Manis, Meringis, Iblis
Sobat, setan paling doyan nongkrongin orang yang lagi pacaran alias mojok. Temen kamu boleh bilang pacaran itu manis, tapi sebenarnya itu jalan iblis! "Ih, itukan tergantung orangnya?". Ya okelah. Tapi nggak semua orang bisa begitu, Neng. Sekuat-kuatnya iman, tetep akan ambrol juga. Karena rasa cinta plus kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian akan selalu menghinggapi manusia selagi masih hidup. Seperti halnya hawa nafsu. Ketika berpacaran, batas antara cinta dan nafsu itu jadi bias, alias nggak jelas.
Nggak ada yang ngejamin kamu atau pacar kamu bisa jaga diri alias tahan godaan ketika lagi asyik berduaan. Apalagi di tengah-tengah kita telah hadir model gaul bebas yang ditransfer melalui media massa dan tayangan televisi. Awalnya mungkin mintanya cuma nonton bareng, makan bareng, tapi kok pegangan tangan, trus berpelukan kayak teletubies, sampe teler abis. And, kalo kamu udah lengket kayak prangko ama doi, kamu akan ngerasa berat banget untuk menolak 'aksi gerilya' tangan pacar kamu yang bisa berujung kamu nggak gadis lagi. Ih, syerem..! Jangan sampe deh
Allah SWT berfirman : “Dan, janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk" (TQS. Al-Isra 32)
Rasulullah Saw, bersabda "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah syetan"
Berduaan alias khalwat biasa dilakukan oleh mereka yang pacaran, meski juga ada tambahan ritual lain, mulai dari pegangan, cubit-cubitan sampai kiss to kiss. Yang jelas aktivitas macam itulah mendekati zina atau zina itu sendiri. Ketika seorang cowok dan cewek berduaan, maka yang ketiga adalah syetan. Maka apa yang dibisikkan oleh syetan kepada keduanya, si cowok akan memandang si cewek dengan pandangan bukan lagi sebagai manusia layaknya, tapi udah pandangan yang berlawanan jenis, sebagai 'binatang' laki atau 'binatang' perempuan, apa yang terjadi selanjutnya ? bayangin sendiri aja lah akibatnya.
Bagaimanapun zina atau aktivitas mendekati perzinaan oleh Allah sudah dicap sebagai perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Ini sebuah indikasi atau tanda betapa aktivitas pacaran itu adalah haram. Tidak akan berubah menjadi halal bahkan wajib, pacaran itu, walaupun dengan alasan banyaknya pasangan suami isteri yang bercerai karena dulunya tidak pernah saling mengenal lewat pacaran. Sebuah logika ngawur yang dibangun atas dasar nafi'yah alias kemanfaatan belaka, jelas itu tertolak oleh hukum Islam.
Manis memang cinta itu, tapi tidak harus dan tidak boleh diwujudkan dalam bentuk pacaran. Kita sudah dan terus meringis, melihat tragisnya fakta kerusakan akibat gaul bebas alias pacaran. Pacaran adalah jala iblis untuk memenjarakan manusia menjadi budak nafsu. Renungkan Allah SWT berfirman : "Dan, diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah, mereka mencintainya (tandingan tadi) sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah" (TQS. Al-Baqarah 165).
Ngaji Yuk ?!?!
Sobat Imud, Allah mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan itu satu paket ama aturan maennya. Nggak bisa cara pemenuhan kebutuhan itu semau gue. Karena manusia itu lemah, nggak tahu mana dan apa yang terbaik buat dirinya. Allah Swt. berfirman:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [TQS al-Baqarah 216]
Termasuk dalam masalah cinta kepada lawan jenis. Allah Swt. udah ngasih aturan pemenuhannya melalui pernikahan seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan begitu, manusia akan lebih mulia kedudukannya dan jelas asal-usulnya. Nggak kayak ayam yang maen sosor aja kalo lagi 'pengen'. Ditambah dengan janji Allah yang akan memberi pertolongan dan kemudahan buat para bujangan yang udah nggak kuku pengen nikah biar bisa jaga diri dari perbuatan maksiat. Apa nggak pengen?
Sekarang kita udah ngerti kalo pacaran itu nggak boleh (baca: haram). Di sisi lain cinta itu nggak bisa ditolak karena anugerah yang terindah dari Sang Kuasa. Terus kamu pasti berpikir gimana caranya bisa mengendalikan cinta itu. Biar nggak bikin hati kita tergoda untuk pacaran. Mau tahu? Imud punya tips-nya :
1. Perkecil frekuensi rangsangan cinta.
Rasa cinta itu muncul tatkala ada rangsangan dari luar, bisa berupa film yang berkisah tentang cinta, lagu-lagu melankolis, atawa majalah remaja yang ngomongin cinta. Semuanya kudu dikurangin, atau bahkan dihilangkan dengan melakukan aktivitas yang lebih banyak manfaatnya buat kemajuan intelektual dan kepribadian kamu.
2. Waspadai gaya gaulmu dengan lawan jenis
Seperti kata pepatah jawa, witing trisno jalaran soko kulino. Terjemah bebasnya, rasa cinta itu tumbuh karena keseringan meeting alias ketemu. Kebayang kan kalo kita bergaul bebas, persahabatan dengan lawan jenis akan menjadi lahan subur tumbuhnya benih-benih cinta. Persis dalam film "Kuch Kuch Hota Hai".
3. Bangun dan perketat benteng aqidahmu
Dengan ikut pengajian, ikut rohis atau remas, ngajar mengaji dll. Karena dengan ikut aktivitas seperti itu, kecintaan terhadap Allah, keyakinan terhadap janji Allah, dan kebenaran aturan Allah bisa terpupuk. Dengan begitu, kita bisa istiqomah meski banyak penghalang. Jika Allah sayang kepada kita karena kita ngikutin aturan-Nya, kelak jodoh yang baik alias sholeh or sholehah akan datang menghampiri. Allah Swt. berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." [TQS an-Nûr 26]
4. Katakan "AKU BISA" untuk Islam
Bisa jadi kamu ngerasa berat bin bete kalo harus berbuat kayak diatas. Tapi berat, bukan berarti nggak bisa. Pasti bisa. Masalahnya cuma waktu, kemauan dan kebiasaan kamu untuk dapetin ridho Allah. Iya nggak?
Nah, Buat kamu atau temen kamu yang masih aktif pacaran, pintu taubat insya Allah masih terbuka. Jangan sampe kita habiskan masa muda kita dengan menabung dosa tiap harinya. Nggak ada yang tahu kapan Allah bakal 'memecat' kita jadi manusia ketika ajal menjemput. Mari, kita kuatkan tekad untuk nggak pacaran and jangan lupa, ikut pengajian yuk!!! (luky)
Wallahu’alam bishowab
CINTA... Limited Edition
Siapa sih yang ga ngerasain cinta? Dari referensi zaman ke zaman, ga ada tuh yang ngabaikan cinta. Adam a.s, the first person on the earth aja udah jatuh hati ama Hawa. Julius Cesar yang tegar dan kukuh di hadapan pasukannya, ternyata tunduk ama kemolekan Cleopatra. Belum lagi kisah cinta seakidah antara Nabi Yusuf dan Zulaikha. Sekuel roman legendaris Romeo dan Juliet. Fiksi, Beauty and the Beast. Nobita dan Shizuka. Plus ribuan cerita yang mendunia, udah menjadi bukti, yang namanya cinta musti laik jadi top headline. Ehem..ehem.Siapa sih yang ga ngerasain cinta? Dari referensi zaman ke zaman, ga ada tuh yang ngabaikan cinta. Adam a.s, the first person on the earth aja udah jatuh hati ama Hawa. Julius Cesar yang tegar dan kukuh di hadapan pasukannya, ternyata tunduk ama kemolekan Cleopatra. Belum lagi kisah cinta seakidah antara Nabi Yusuf dan Zulaikha. Sekuel roman legendaris Romeo dan Juliet. Fiksi, Beauty and the Beast. Nobita dan Shizuka. Plus ribuan cerita yang mendunia, udah menjadi bukti, yang namanya cinta musti laik jadi top headline. Ehem..ehem.
Memang bener, manusia ga akan bisa hidup tanpa cinta. Sejak kita ditimang Umi (Ibu) hingga dibopong ke liang lahat nanti, cinta akan selalu menyelimuti. Cinta Umi-lah dengan perhatian dan tulus kasihnya, yang bisa ngebuat kita jadi gede hingga sekarang. Cinta Ayah-lah dengan kerja keras dan keuletannya, yang bisa bikin kita sekolah dari SD ampe kuliah. Kita ga bisa mengelak sampe kapanpun, kalo cinta emang udah jadi fitrah manusia. Ga akan bisa hilang dari dalam diri dan jiwa. Buktinya, kita bisa ngerasa iba jika ngelihat seorang anak yang meminta sekeping logam di jalanan. Kasihan ama kucing yang jadi korban tabrak lari (soalnya yang nabrak sambil lari pagi?he..he). Merenung pas denger tangisan bayi korban tsunami di Aceh, yang kehilangan kedua ortunya. Hingga jeritan rekan-rekan di Irak yang belum ngerasain kedamaian hingga sekarang. Yup itulah cinta?, sulit untuk digambarin gimana bentuknya, tapi kita bisa ngerti gimana hasilnya. Ya gitu deh?
Sobat, cinta bisa membuat seseorang jadi berubah dan berani berkorban untuk sesuatu yang dia cintai (Puitis banget?). Orang tua kita berani kerja ampe larut malam untuk cari nafkah, buat kita?.anak yang mereka cintai. Anak yang ngerti ama ortunya juga bakal sekolah dan nerusin cita-citanya setinggi yang dia bisa..juga gara-gara cinta. Tapi, by the way, cinta paling gres muncul dan paling besar tegangannya, saat kita remaja. Perubahan fisik, hormon, dan pergaulan, bikin kita berubah pandangan soal cintrong dan sekilasnya. Yang semula cuman kenal ayah, ibu, kakak, dan mbah, ganti deh ngelirik cewek tetangga sebelah, atau cowok idola kampung anaknya Pak RT. Eleh-eleh. Kan kita udah gede?jadi udah waktunya dong?Walah gombal banget.
You know, gantinya tampilan diri dan fisik juga pengaruh feromon sedikit banyak nggeser akal sehat. Awas loh?it?s dangerous kalo kebablasan. Ngerti kan feromon tuh apa. Yup biasanya dijelasin tuh kalo kita pas liat ?Wild Life? di tivi, feromon tuh hormon yang biasa dikeluarin ama hewan tuk narik lawan jenisnya. Lho..lho kok malah Pelajaran Biologi nih. Ga kok..kita hanya ngegombal aja (he..he..he), kalo ?berubah? ini juga sama dialami ama kita. Meski ga semua loh?Bisa aja karena ga punya doku, atau ga suka gaya gaul, apalagi norak. Emoh gitu. Tapi tetep aja perubahan dan ganti suasana itu ada. Camera?rolling?Action. Film banget?
ABG yang dulunya berwajah imut dan tampil apa adanya, mulai kenal apa tuh namanya parfum. Dari minyak nyong-nyong ampe Axe Pulse. Jess di kanan, jess di kiri. Biar wangi? Yang sebelumnya ga mau tuh pake asesoris macem-macem, mulai ngerti apa tuh eyeshadow, tank top, meni-pedi, dan hair ionic. Dempul kanan, permak kiri, fixing atas dan finishing touch di bawah, bikin dia jadi perhatian. Ga heran, penampilan yang Pe-De abis, kadang-kadang mau ga mau bikin orang sekitarnya berkoar, ?Mas-mas?godain kita dong? or ?Mbak, sendirian aja?mau kemana nih??.Gaya banget?
Ok Back to the topic. About love?Ehem-ehem. Meski cinta udah merupakan fitrah buat kita, tapi manajemennya sangat penting dan perlu. Biar bisa dikendaliin gitu. Tentunya kita juga kudu ngerti kepada siapa sih cinta yang hakiki tuh. Nampaknya bahasan ini asyik banget loh, soalnya nih bahasannya gue banget?
Mencari Cinta
Sobat, ini bukan potongan lagunya Dewa. Tapi udah selayaknya kita mencari cinta. Cinta siapa? Cinta hakiki toh. Biar kita ga salah jalan. Apalagi sekarang ini tegangan kita lagi tinggi-tingginya untuk menoleh ke arah cinta yang semu.Yang pasti pencarian cinta yang sejati memang penting dan perlu. Kenapa? Kamu tahu kan kalo seseorang udah jatuh cinta, dia bakal mau ngelakuin apa aja untuk yang ia cintai. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung. Gitu peribahasanya. Gawatnya kalo cinta yang kita temui nanti salah alias hanya fatamorgana doang, kita pasti nyesel nantinya. Udah berani korban harta, tahta dan nyawa?eitss, ternyata hanya cinta bo?ongan. Kacian deh. So, looking for true love?sangat puerlu banget.
Sobat, seseorang mencintai sesuatu pasti karena beberapa hal. Bisa aja dia cinta karena jasa seseorang padanya. Bisa juga gara-gara kekayaannya. Bahkan mungkin juga karena wajah dan cakepnya. Yang pasti seseorang cinta akan sesuatu gara-gara sesuatu tadi punya nilai plus dalam pandangannya. Nilai tambah ini di tiap pikiran manusia berbeda-beda. Ada yang standarnya tinggi banget, ada yang sedang dan ada pula yang ala kadarnya. Tergantung manusianya. Nah, sekarang kita bandingin deh satu-satu.
Sobat, yang pertama itu cinta pada lawan jenis kita. Ya..siapa sih yang ga tertarik sama lawan jenis. Normal-normal aja gitu. Yang cewek suka ama cowok, gitu juga reaksi beruntun dari sang cowok buat cewek. Bener loh. Itu gejala wajar manusia. Justru kalo kamu ga suka ama lawan jenis, dan senang ama sesama jenis, kayaknya kamu perlu periksa ke dokter deh. Hanya saja kita kudu ingat, cinta pada lawan jenis tuh kadarnya serba terbatas. Seseorang yang suka gara-gara wajahnya, pas udah ga ganteng atau ga cantik lagi, maka dia bakal menoleh ke yang lain yang lebih oke punya. Kalo sebab harta, bila harta habis dan ludes, dia akan berpaling ke lawan jenis yang masih berdoku tebal. Ga bagus deh kalo kita curahin semua umur kita buat cinta yang satu ini. Selain serba terbatas oleh pandangan semu manusia, juga terbatas oleh tempat dan waktu. Alias kematian dan jarak. Belum lagi efek negatif dan dosa yang amat besar kalo kita mengumbar cinta kepada lawan jenis. Kegiatan berpacaran ria, bersepi-sepi, dan hingga KNPI, udah jadi kronologi kehancuran remaja kalo ga ada rem cakram buat pergaulannya. Nah disini Allah SWT udah mewanti-wanti kita dengan firman-Nya:
Katakanlah kepada laki-laki Mukmin, hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Sikap demikian itu lebih suci bagi mereka. Allah Maha Tahu atas apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita mukmin, hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluannya.?
(TQS. An Nur: 30-31).
Nah, untuk yang semacam ini, Islam udah ngasih solusi buat yang udah siap, untuk menikah, bukan berpacaran. Rasulullah SAW bersabda: ?Wahai pemuda, siapa saja diantara kalian mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah.? (Al Hadits).
Kedua, cinta pada orang tua kita. Cinta yang kedua ini kudu kita miliki. Kita harus cinta pada ortu dan saudara kita. Kedua ortulah yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Keduanya pula yang melindungi kita saat kecil, dan peduli pada kita saat dewasa. Kata Now See Heart, ?Arungilah seribu lautan, kembaralah ke seluruh alam, takkan kau temui, semurni cinta keluarga.? Tuh udah merupakan bukti tangguh buat kita, agungnya cinta keluarga. Allah SWT berfirman,
Janganlah kamu mengatakan kepada keduanya (orang tua), ?Ah!? (TQS. Al Isra?: 23).
Tapi ingat sobat, cinta pada ortupun sifatnya terbatas. Bisa terhenti karena kematian. Ketaatannyapun bisa kita stop pas ortu menyuruh kita melakukan kemaksiatan. Misal ngelarang anaknya yang muslimah untuk berjilbab. Nah, ini ga boleh dipatuhi. Meski gitu, kita juga kudu nolak dengan bahasa yang akhsan (baik). Ga asal ngomel aja. Kalo ngedumel, kita tetep dosa. Meski kita seharusnya bisa ga salah sih. Allah SWT berfirman:
Kamu takut kepada manusia, padahal Allah-lah yang berhak kamu takuti.? (TQS. Al Ahzab: 37).
Ketiga, cinta pada Allah dan Rasul-Nya. Inilah cinta yang paling tinggi nilainya Ga ada yang bisa lebih mulia dari ini. Kenapa? Karena cinta pada Allah dan Rasul-Nya ga akan bisa lekang oleh waktu dan tempat. Kata Al Zujaj, cinta kita pada Allah dan rasul-Nya berarti mentati semua perintah dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Sebaliknya cinta yang tertinggi dari Allah kepada manusia adalah ampunan, ridha dan pahala. Sobat, cuma Allah aja yang bisa ngasih kita ampunan, ridha dan pahala. Yang bisa nggiring kita masuk ke surga. Yang lain..he..he..lewat! Pacar ga akan bisa ngasih ampunan buat kita apalagi pahala. Boro-boro ngasih uang jajan, berangkat sekolah aja bonceng. Demikian juga orang tua, saudara, teman, jabatan, dan harta. Semua ga bisa membuat kita memasuki surga dengan ridha Allah. Allah SWT berfirman,
Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjuang (jihad) di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik.? (TQS. At Taubah: 24).
Nah dari sini udah ngerti kan gimana nentuin cinta yang hakiki.
Jangan Nyesel Nanti
Sobat, sekali lagi kita ulang ya?cinta emang fitrah manusia. Tapi ingat cinta kepada selain Allah dan Rasul-Nya itu limited edition, alias edisi yang terbatas banget. Utamain deh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain. Cinta pada Allah dan Rasul-Nya berarti menjalani semua perintah dan jauhi semua larangan-Nya. Nah, kalo ini kita lakuin, pasti semua diferensial alias turunan cinta di bawahnya, pasti ngikut jadi cinta yang mulia. Percaya deh..
Kalo semua kegiatan kita disandarkan pada cinta pada Allah dan Rasul-Nya, pasti seneng banget. Cinta pada ortu akan jadi agung. Cinta pada sesama manusia akan jadi indah, dan cinta pada lawan jenis akan jadi berpahala. Gitchuu.
So, jangan sampe deh kita kejebak dengan cinta semu. Kita bakal susyeh dunia akhirat. Inget ye? [dy]
Jomblo itu Asyik, Men!
Dalam pergaulan remaja, perdebatan tentang status jomblo nggak kalah serunya dengan debat capres kemaren-kemaren. Banyak yang pro, tapi nggak sedikit juga yang kontra.
Bagi yang pro, mereka enjoy bilang " its oke to be jomblo ". Predikat itu bukan masalah bagi mereka. Justru mereka menikmati hidup tanpa pasangan. Sebagai wujud rasa syukur mereka, ada di antaranya yang bikin perkumpulan dengan nama Jojoba alias Jomblo-jomblo Bahagia . Malah ada juga yang tergabung dalam komunitas Kelompok Jomblo Ceria yang disingkat Kejora. Ehm, Ijo Lumut ( Ikatan Jomblo Lucu dan Imut ) boleh juga tuh. Ada yang mau gabung? Pilih yang oke visi, misi, dan programnya (duileee). Wis, sundut terus! Kamu pasti udah hapal ama lirik lagu yang dilantunkan Armand Maulana vokalis GIGI. Apalagi kalo ditanya judul lagunya? Hmm…pasti deh pada ngacung. Tapi please deh, yang belon pake Rexona jangan ikutan ngacung ya (eh, ini iklan ya?). Bukan apa-apa. Takut disangka sumber polusi udara. Hehehe…
Selain easy listening , tuh lagu turut mempopulerkan istilah jomblo di kalangan anak muda. Liriknya seolah mengungkap kegelisahan hati seseorang yang belon punya gandengan. Soalnya, truk aja bisa punya gandengan masa' doi nggak. Betul? Betuul…! Tapi ngomong-ngomong, jomblo itu apa sih? Ih… tulalit deh!
Secara etimologi seperti tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , jomblo itu artinya perempuan tua yang nggak laku-laku alias perawan tua. Tapi seiring berjalannya waktu, terjadi perluasan makna pada kata jomblo. Kini, jomblo dimaknai sebagai julukan 'trendi' buat mereka (baik cowok maupun cewek) yang masih sendiri, belum punya pacar, dan belum punya gandengan (emangnya truk?). Pokoknya masih suka sendiri aja (atau memang belum ada yang ngajak barengan).
Pro-kontra seputar jomblo
Dalam pergaulan remaja, perdebatan tentang status jomblo nggak kalah serunya dengan debat capres kemaren-kemaren. Banyak yang pro, tapi nggak sedikit juga yang kontra.
Bagi yang pro, mereka enjoy bilang " its oke to be jomblo ". Predikat itu bukan masalah bagi mereka. Justru mereka menikmati hidup tanpa pasangan. Sebagai wujud rasa syukur mereka, ada di antaranya yang bikin perkumpulan dengan nama Jojoba alias Jomblo-jomblo Bahagia . Malah ada juga yang tergabung dalam komunitas Kelompok Jomblo Ceria yang disingkat Kejora. Ehm, Ijo Lumut ( Ikatan Jomblo Lucu dan Imut ) boleh juga tuh. Ada yang mau gabung? Pilih yang oke visi, misi, dan programnya (duileee). Wis, sundut terus!
Mereka ngerasa keberadaan pasangan malah bikin ribet. Kayak memasung kebebasan bin kreativitasnya gitu lho. Deket dikit aja ama temen lawan jenis, dicemburuin. Nggak mau ngikutin kemauan 'yayang', dibilang nggak cinta. Nggak balas SMS atau missed call aja disangka selingkuh. Punya pendapat berbeda malah dicemberutin. Kalo udah gini, tentu being jomblo lebih asyik. Nggak terikat atau mengikat orang lain. Punya otoritas penuh nentuin langkah kakinya sendiri mau belok kiri, kanan, atau lurus tanpa intervensi dan pengawasan dari pihak lain. Mereka juga ngerasa nggak membebani orang lain untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Nggak heran kalo para jomblo itu begitu bahagia dan ceria menikmati kesendiriannya. Huhuy!
Sementara yang kontra, mereka juga punya alasan yang nggak kalah dahsyatnya. Bagi mereka, menyandang status jomblo seperti kutukan (wuiih syerem bener..). Soalnya hidup tanpa curahan kasih sayang dari lawan jenis ibarat sayur tanpa garam. Garing bin kering kerontang. Apalagi di kalangan remaja yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulannya. Alamat bakal tersisih dari pergaulan dan memanen kata-kata sindiran yang pelan tapi dalem dan bikin kuping panas. Seperti yang dialami tiga cewek jomblo Gwen, Keke, dan Olin dalam film 30 Hari Mencari Cinta yang dituding lesbian cuma karena nggak punya gacoan. Gimana nggak gondok? Nggak ku..ku.. deh!
Makanya bagi kaum antijomblo, nggak punya pasangan bisa bikin depresi. Gejala yang ringan sih mungkin cuma uring-uringan, mimik mupeng ngeliat temennya yang pacaran, atau krisis percaya diri karena tak kunjung laku (emangnya jualan?). Tapi bagi yang sudah akut, gejalanya bisa parah. Karena nggak kuat lagi menahan rasa malu, gunjingan atawa sindiran, orang bisa menarik diri dari pergaulan sosial atawa malah terdampar di Rumah Sakit Jiwa. Bukannya kita nakut-nakutin ya, cuma bikin kamu parno (paranoid) aja. Yee...sama aja atuh!
Kaum yang kontra ini, ada yang sampe mendeklarasikan berdirinya PJI alias Partai Jomblo Indonesia. Mereka memperjuangkan persamaan hak dalam mendapatkan jodoh. Mengingat ada di antara mereka yang terkena dampak buruk dari rolek alias risiko orang jelek. Loyalitas mereka dalam perjuangannya terukir dalam semboyannya yang menggugah semangat. "Jomblo itu pedih, Jendral...!" Walah!
Mending jomblo daripada maksiat
Sobat muda muslim, kian hari opini media yang memojokkan para jomblo kian tak terkendali. Remaja makin diarahkan untuk berani mengekspresikan rasa suka kepada lawan jenis dengan berpacaran. Tayangan-tayangan ghibahtaintment yang berseliweran tiap hari di layar kaca, bikin permasalahan cinta menjadi masalah utama dalam hidup manusia. Kedekatan seorang selebritis dengan lawan jenis dikupas habis dengan bumbu sana-sini biar layak jual. Aksi "penembakan" yang dilakukan remaja diabadikan dalam "Katakan Cinta". Perselingkuhan di antara mereka pun sampe melibatkan detektif H2C atau dengan pembuktian Playboy Kabel .
Parahnya, remaja mengkonsumsi semua tayangan di atas setiap minggu. Cinta... cinta....dan cinta..... Tiada hari tanpa obrolan cinta. Otomatis secara psikologi ada beban tersendiri dalam perkembangan jiwa mereka. Malu bin nggak pede dalam kesendiriannya. Merasa terasingkan ketika kebanyakan temen-temennya udah punya gebetan meski usia baru belasan. Pengaruh media membuat murid-murid SMP pun udah Saatnya Mencari Pacar . Berabe euy!
Maaf, bukannya kita mau melestarikan status jomblo. Bukannya mau ngelarang temen-temen jomblo untuk nyari pasangan. Bukan juga mengajak para jomblo untuk tabbatul (membujang). Tapi kalo upaya pelepasan predikat jomblo selalu berujung pada aktivitas pacaran, mendingan tetep istiqomah menyandang status jomblo. Seperti pepatah bilang, biar jomblo asal selamat dari aktivitas maksiat. Setuju?
High Quality Jomblo= JI
Sobat muda muslim, istiqomah dengan predikat jomblo bukanlah sebuah aib yang kudu disesali. Karena derajat manusia di hadapan Allah tidak dinilai berdasarkan predikat ini. Itu berarti kaum jomblo punya peluang yang sama besar dengan para alumninya yang udah merit untuk dapetin pahala Allah yang berlimpah. Jadilah High Quality Jomblo (HQJ) di hadapan Allah. Caranya?
Pertama , HQJ nggak semata dinilai dari penampilan fisik seperti yang disyaratkan dalam "Katakan Cinta". Tapi dinilai dari keterikatannya dengan aturan Allah. Ini berlaku untuk setiap perbuatan dia. Dari bangun tidur sampe tidur lagi. Sehingga melahirkan sikap akhlakul kariimah . Dengan tetangga sebelah rumah akur. Nggak sungkan ngasih pertolongan sesuai kemampuannya. Anti sikap individualis bin egois. Santun dalam bertutur kata dan menyampaikan pendapat. Bersikap tegas tanpa harus bertindak keras. Atau terbuka untuk menerima perbedaan pendapat.
Kedua , seorang HQJ nggak dosa punya tampang menawan hati. Itu kan anugerah dari Allah, ya kudu disyukuri. Tapi bakal dosa kalo anugerah itu dipake tebar pesona sana-sini. Apalagi sampai diobral. Emangnya produk sisa ekspor? Nggak lha yauw!
Ketiga , seorang HQJ juga pandai memanfaatkan masa kesendiriannya. Waktu, pikiran, tenaga, dan isi dompetnya nggak dihabisin buat ngurusin cinta yang nggak sehat. Tapi dioptimalisasi untuk mengekspresikan cinta kepada Allah dan RasulNya. Kegigihannya dalam menuntut ilmu semata-mata demi kemaslahatan umat. Ngasih porsi yang lebih besar dari waktu yang dimilikinya untuk terjun ke dunia dakwah.
Itu sebabnya, doi aktif ngaji, getol dakwah, sopan, dan taat syariat. Malah ada juga lho di antara mereka yang prestasi akademisnya berbanding lurus dengan kecintaannya terhadap perjuangan menegakkan Islam. Karena doi yakin Allah akan memberikan yang terbaik untuknya (ajal. jodoh, rejeki, kebaikan dsb). Rasul saw. bersabda: "Tidak layak seseorang, ketika menyaksikan suatu tempat di dalamnya ada kebenaran, kecuali dia akan mengatakannya. Sesungguhnya sekali-kali hal itu tidak akan pernah memajukan ajalnya dan tidak akan mencegah apa yang telah menjadi rezeki baginya" ( HR al-Baihaqi )
Nah sobat, tiap orang pantas dan pasti menjadi HQJ seperti di atas (kecuali yang udah merit kali ya). Jangan minder meski tampang kita pas-pasan. Kuncinya cuma satu, ridho ngikutin aturan Allah yang original dalam keseharian kita. Bukan aturan bajakan yang doyan kompromi ama sekulerisme dan anak cucunya. Sebab cuma buat yang original Allah bakal ngasih garansi. Nggak cuma seumur hidup, tapi dunia akhirat. Di akhirat kita selamat, di dunia kita bisa jadi anggota JI.
Hah?! JI?! Sst…jangan bilang-bilang polisi ya. Entar didatengin pasukan antiteror 88 lagi. JI di sini artinya Jomblo Idaman yang bisa menjelma jadi CIA (Cowok Incaran Akhwat) atau FBI (Female Bidikan Ikhwan). Masa' nggak kepengen sih?
Story of Love
Eleh-eleh?kalo kita bahas nih, yang namanya cinta-cintaan itu?bagai pungguk merindu matahari (bosan ah, kalo bulan terus). Artinya ga ada habisnya. Bila hati udah kesengsem, pikiran udah terpaut, diri ga bisa konsen. Duduk mikirin dia, berdiri?ingat lagi,?tidur?kebawa mimpi, sama penghulu lagi?Waduh-waduh ini yang namanya pucuk dicinta penghulupun tiba. Mabuk cinta euuii?Eleh-eleh?kalo kita bahas nih, yang namanya cinta-cintaan itu?bagai pungguk merindu matahari (bosan ah, kalo bulan terus). Artinya ga ada habisnya. Bila hati udah kesengsem, pikiran udah terpaut, diri ga bisa konsen. Duduk mikirin dia, berdiri?ingat lagi,?tidur?kebawa mimpi, sama penghulu lagi?Waduh-waduh ini yang namanya pucuk dicinta penghulupun tiba. Mabuk cinta euuii?
Resah, gundah, gulana, akhirnya jadi gulma. Eitt.. Nah, bila diri udah ga tenang lagi, dimanapun ingat si doi, dari sekolah sampe ponten umum (ngapain lagi di ponten umum??). Rasa hatipun ingin memiliki. Tapi apalah daya, si doi sama situ ga ada hubungan apa-apa. Padahal tekad bulat udah membaja. Pengennya sih main buldoser aja?Tapi..makin dipikir, makin pusing. Sepertinya ga ada jalan keluarnya. Pengennya sih langsung nyamperin, dan bilang "habibi..habibi?". Namun masih takut ketolak. Meski akhirnya si MC (Makelar Cinta), berujar, kalo si doi juga ada feeling sama situ. Yes?ternyata dua hati satu tujuan. Sonar cinta yang dipasang..eh ternyata kerespon juga..ini-nih seperti judul lagunya OTT "Story of Love".
Dada dengan bunga-bunga yang bermekaran telah merekah. Hati juga tambah ga menentu arah. Semangat perjuangan cinta dan nafsu meledak sudah. Blum!! Finally, Si Akang jadian sama Si Dedek. Mereka berdua lagi dating alias pacaran. Plong sudah. Menurut hati sih udah saling memiliki. Buktinya, sama-sama saling blokir kalo ada cowok atau cewek lain yang numpang lewat.
Pasti kamu-kamu yang masih muda, sering ngalami yang namanya deru debu cinta. Meski gak jarang ada yang kecewa karena sang doi nolak mentah-mentah. Bener ga sih pacaran bisa jadi jalan keluar untuk yang lagi mikul beban cinta? Trus bener ga sih, anak-anak yang lagi dating tadi itu memang tengah menempa ujian cinta sejati? Halo?buat yang ngerasa lagi ehem-ehem ama sang target, ngebet pengen jalan bareng?kayaknya kamu kudu baca terusan artikel ini deh?Yuuukkk..!!
Love?bukan berpacaran
Mas-mas?kok pake tanda tanya sih? Kan memang bener kalo pacar itu bisa jadi jodoh kita. Ciaatt?.tunggu dulu bro..Kita ngerti kok maksud kamu. Yang diidamin sih, pacaran yang kamu alami atau bakal kamu lakuin, akan dirangkai menjadi sebuah sistem. What for? Tujuannya, buat lebih kenal sama si dia. Kan kalo udah kenal, nanti lebih gampang menuju ke jenjang berikutnya. Iya-iya?kita paham sepaham-pahamnya. Cuman sistem apa yang akan kamu pake untuk lebih kenal sama doi? Sistem pacaran? Waccks..kalo macam ini, sama juga boong. Why? Sebab pacaran identik dengan kegiatan-kegiatan miring. Dan ga ada hubungannya sama kenal-mengenal. Orang yang pacaran biasanya jalan duaan, suka yang sepi-sepi, mojok, boncengan, pegang tangan, sampe urusan KNPI (kissing, necking, petting dan intercourse). Yang namanya gini sih bukan lagi urusan sebatas kenal luarnya aja..tapi dalamnya juga?ih amit-amit.
Sobat, ini yang jadi buku pedoman kita soal arti pacaran. Kita ga pernah denger loh, kalo ada pacaran yang ga pernah ketemuan, ga pernah berduaan, ga boncengan dan ga ngelakuin yang lain-lain (apalagi yang 37 tahun ke atas). Soalnya kalo ga ngelakuin
hal-hal tersebut di atas, ga mungkin dibilang pacaran. Aneh gitu loh?
Perbuatan yang serba open source di atas udah jadi ciri khas pacaran. Seperti becak yang juga punya ciri tertentu. Kalo ga dikayuh dan ga beroda tiga, ga mungkin disebut becak. Sama seperti pacaran tadi?Ya kan mas?
Nah, kalo udah ngerti ujug-ujugnya pacaran + ciri khasnya seperti itu, nonsense deh kalo kita biilang mau kenal lebih dekat. Boong atuh. Yang main di sana cuma nafsu yang menggebu-gebu. Ga ada yang lain. Lebih baik kamu-kamu yang mau berdating ria mikir ulang deh. Dan yang terlanjur basah njebur ke lautan pacaran, cepet-cepet keluar, mumpung belum kena tsunami nafsu. Awas bahaya bro?
Pacaran? Ga deh?
Sobat, tadi udah kita bahas soal pacaran dan seluk-beluknya. Tentunya kita ngomong ini ga asal keluar, tapi fakta dan bukti udah jadi dasar kuat kita untuk bilang kayak gini. Apalagi sekitar 18 sampe 20% remaja di Indonesia pernah ngelakuin seks bebas. Itu tadi ujar dr. Boyke Dian Nugraha SpOG MARS (Suara Merdeka, 2 Juni 03). Tentunya kegiatan itu ga akan muncul gitu aja tanpa ada katalisnya. Nah salah satu pemicunya adalah kegiatan pacaran tadi. Otre?
Rasulullah SAW, bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya." (HR. Imam Abi Dunya). Maka sebelum kita divonis seperti itu, kita koreksi diri deh. Ingat pacarmu bukan suami atau istrimu. Mereka tetap orang lain. Ingat, orang lain?Kita nggak halal buat mereka demikian juga sebaliknya. So?biar bisa halal, nikah aja?atau kalo masih studi atau sekolah, jauhi gaul bebas, kurangi obrolan dan interaksi dengan lawan jenis supaya lebih kejaga. Selain itu sering-sering deh kamu ikut kajian yang bahas soal pergaulan remaja, biar ga nyesel nantinya fi dunia wal akhiroh. Bener loh kita gak boong. Suueer (dy).
Cintai Hatimu
Cintai Hatimu
CINTAI HATIMU
Hati yang ikhlas, suci, tulus dan murni
Adalah hati yang tak ada prasangka menempati
Prasangka adalah musuh sejati sejak dini
Yang selalu menempati hati setiap insani
Jangan biarkan hatimu pergi
Dibawa oleh prasangka dengki
Jangan biarkan hatimu jatuh
Dibawa oleh prasangka angkuh
Bawalah hatimu pergi
Genggam erat dengan jemari
Biar hatimu suci
Tak ada lagi yang tersakiti
Dan senyummu pun akan berseri
Sungguh sulit memang menjaga hati
Karena selalu dihinggapi prasangka tadi
Tapi Allah telah berjanji
Bagi yang menyanggupi
Dirimu akan dibawa ke syurga-Nya nanti
Wallahualam Bishawab….
BILA SUATU SAAT AKU JATUH HATI
BILA SUATU SAAT AKU JATUH HATI
baca disini.........
BILA SUATU SAAT AKU JATUH HATI
Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya engkau
Allahu Rabbi....
Aku punya pinta....
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi....
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkanlah untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
Dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi....
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi....
Pintaku yang terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahilah aku dengan cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Ketika Aku Pergi
KETIKA AKU PERGI
KETIKA AKU PERGI
Ketika aku pergi
Aku hanya ingin meninggalkan kebaikan di Bumi
Meninggalkan nama yang wangi
Yang kan selalu terkenang dihati
Ketika aku pergi
Tak ingin ada hati yang tersakiti
Yang kuingin hanya ada senyum berseri
Disetiap wajah yang kusayangi
Ketika aku pergi
Jangan biarkan hatimu berlari
Sambutlah esok pagi
Yang masih setia menanti
Ketika aku pergi
Yang kuharap hanya doa mengiringi
Agar aku damai disini
Menunggu tiba saatnya nanti
Dan ketika aku pergi
Bawalah senyumku ke alam mimpi
Namun jangan kau sesali
Karena aku akan selalu menyayangi
Hidup tak mungkin kembali
Setiap insan pasti mengalami…
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang kata kata iklan tango
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang PERIKLANAN
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka contoh marketing : https://kimiaindah.files.wordpress.com/2011/04/gaul
No comments:
Post a Comment